Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Kaca jendela yang berembun membuat pemandangan pepohonan lebat di luar tampak kabur. Cuacanya dingin pagi itu, sebuah bangunan bertingkat yang ada di puncak bukit seakan diselubungi awan di setiap sudutnya.
Liam duduk di kursi yang berdekatan dengan jendela, dia sedang membaca beberapa helai kertas yang di hekter satu di sudut atasnya. Dia membalikkannya perlahan sambil membacanya cepat. Liam mengangguk beberapa kali sebelum akhirnya mengamati seorang wanita yang terbaring di ranjangnya sejak dia membawanya semalam, ke rumahnya.
Sudah jam delapan pagi, dan wanita itu masih belum juga bangun.
"Apa kau yakin dia bukan mata-mata atau sengaja di kirim padamu?" tanya seorang pria yang sudah berdiri di samping kursinya dari tadi, Reiga.
"Ya, dia hanya wanita malang yang sedang patah hati. Aku yakin itu, sangat yakin." Liam melempar kertas yang dia pegang ke meja dan fokus menatap wanita yang tidur dengannya semalam. "Tertulis seperti itu juga dalam kertas yang kau beri padaku."
"Ya, benar sih. Tapi tentang semalam, kau sungguh akan membubarkan Geng Zion?" tanya lagi.
"Aku sudah menegaskannya, aku tak suka mengulangi perkataan ku."
"Hah, baiklah. Aku akan mengurus sisanya." Reiga berbalik dan hendak berjalan keluar dari kamar yang bernuansa kecoklatan itu, namun langkahnya berhenti sebelum membuka pintu. "Katakan padaku jika kau juga ingin aku mengurus wanita ini," ucapnya melirik ke ranjang Liam.
"Tak perlu, dia milikku. Urus saja urusanmu." ketus Liam saat bangkit dari kursinya.
Milikku? gumam Reiga. Dia mengernyit bingung mendengar ucapan pria yang sudah menjadi bos nya selama 8 tahun terakhir. Dan selama itu tak ada satu pun wanita dalam hidup Liam, Reiga sangat yakin akan hal itu. Karena dia lah yang selalu bersama dengannya. Kalaupun ada itu hanyalah wanita sekali pakai yang mereka sewa.
Hidup mereka keras, penuh dengan bahaya yang ancamannya adalah nyawa. Tak ada sehari pun yang mereka lewatkan tanpa aksi, mereka sudah melakukan banyak hal kotor, mulai dari narkoba, penyelundupan barang mewah, pembunuhan, perampokan, penjualan organ dan bahkan menjadi muncikari untuk para pria kaya raya. Dosa yang mereka perbuat membuat hal itu menjadi keseharian yang biasa.
Namun bulan lalu, Liam yang dikenal bengis dan kejam tiba-tiba memerintahkan untuk memusnahkan semua narkoba yang ada di gudangnya, melepas semua barang ilegal dan bahkan tak lagi menyakiti siapapun. Seakan hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat.
Dan kemaren, 8 Agustus 2024. Liam menyatakan Geng Zion yang dia pimpin resmi dibubarkan. Sontak membuat semua orang nya terkejut. Tapi tak ada satupun yang bisa menolak keputusannya.
Klek.
Pintu tertutup, Reiga sudah pergi dan meninggalkan Liam yang sudah terduduk di tepi tempat tidur. Memandangi Florin yang masih menutup mata.
"Sampai kapan kau akan pura-pura tidur?" bisik Liam sebelum mengecup lembut bibir wanita itu hingga membuatnya langsung membuka mata. Dia sudah menyadarinya sejak dia melempar berkas informasi pribadi yang diberikan Reiga beberapa saat lalu ke meja. Dia melihat Flo membuka matanya.
Dia melirik pada Liam yang wajahnya menjauh. Dia menarik selimutnya hingga menutup hingga bawah matanya mengingat bagaimana dia menggoda pria itu dan melecehkannya lebih dulu.
"Semalam, apa kita sungguh melakukannya?" tanya Flo penuh kehati-hatian.
Liam tertawa kecil mendengar pertanyaan yang Flo ajukan, dia menghentakkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri. Hingga Flo seakan berada dalam radar yang tak bisa melarikan diri.
"Kau ingin melakukannya lagi?"
"Tidak. Tidak," Flo menggeleng cepat. Dia mengalihkan pandangannya ke samping, "Mana bisa aku melakukannya lagi dengan pria yang tak kukenal." gumam nya pelan terdengar hampir berbisik. Tapi Liam masih bisa mendengar nya.
"Kau protes melakukannya denganku tapi dengan berani menyentuh punyaku ingin ku masuki?" Liam ikut protes. "Dengan pria yang tak kau kenal ini?"
Flo terdiam dan menggigit bibir bawahnya merasa malu. Pria itu benar, dia yang memulainya.
Liam menarik tangannya dan berpaling. "Tapi bagaimana mungkin kau masih perawan. Aku tak pernah meniduri wanita yang masih perawan sebelum ini."
"Kau tidur dengan banyak wanita?" Ketus Flo langsung terduduk, menampakkan belahan dadanya di balik kemeja yang kancingnya lepas.
"Ya, bermacam-macam wanita." Liam mendekatkan wajahnya, "Dan sekarang ini, kau sedang menggoda ku?" Liam melirik ke bawah, ke dadanya. Membuat Florin langsung menarik kemeja itu menutup di tengah.
"Tidak, aku tidak menggoda mu. Dan semalam itu juga, itu diluar kendaliku."
"Apapun yang kau katakan, kau milikku mulai sekarang."
"Ha? Aku? Kau? Jangan asal bicara, aku bahkan tidak tahu kau siapa. Kita tidak saling mengenal."
Senyum bangga terlukis di wajah pria itu. "Aku Liam, dan kau Florin. Tinggi 170 cm, berat 60 kg, Cup C. Tidak punya orang tua, seorang model dan kau baru putus dengan kekasihmu karena dia selingkuh dengan sahabat mu. Kau ingin aku mengetahui apa lagi?"
"Kau?! Bagaimana bisa kau tau semua tentangku? Kau menyelidiki ku?"
"Perkara mudah bagiku, aku juga tau kau sudah tak perawan lagi. Semalam."
"Kau!? Pria mesum." Flo menarik selimut dan menutup dirinya, bergerak mundur hingga punggungnya tersandar ke headbed.
"Haha, entah siapa yang mesum disini." Liam bangkit berdiri dan berjalan ke lemari. Dia menggeser pintu lemarinya dan terbuka, terpampang banyak setelan kemeja tergantung di dalamnya. Liam membuka kaos yang dia kenakan.
"Kau mau apa?" tanya Florin tampak cemas, dia mengenggamnya selimutnya erat.
"Menurutmu?" Liam mengambil kemeja biru dan menutup kembali lemarinya. Dadanya yang telanjang dan perutnya yang berotot membuat mata Florin terpaku disana.
"Indah sekali," gumamnya pelan. "Bahkan model pria di perusahaan tak punya badan sebagus ini." Flo melamun, tanpa dia sadari Liam sudah berada di hadapannya. Di samping tempat tidur, Liam berdiri dengan kemeja yang sudah terpakai namun kancingnya belum terpasang. Flo meraihnya, dia meraih perut pria itu dengan tangannya.
Alis Liam langsung naik satu melihat tingkah wanita yang seenaknya menyentuhnya. Tidak semalam ataupun pagi itu, "Apa lagi sekarang? kau sungguh ingin melakukannya lagi?"
Muka Flo langsung memerah, bisa-bisanya tangannya bergerak dengan sendirinya. Dia langsung menariknya. Dia mengalihkan pandangannya ke tempat lain, hingga matanya menangkap sesuatu di atas meja. Tapi belum sempat dia membacanya, Liam menarik dagunya dan mereka bertatapan.
"Sayang sekali, aku harus pergi." Liam menatap Flo penuh rasa kecewa, tapi di mata Flo penuh dengan kekaguman. "Tapi tenang saja, aku akan segera kembali."
Muach.
Satu kecupan kilat mendarat di keningnya, membuatnya terdiam sejenak hingga pria itu pergi dan begitu terdengar bunyi pintu tertutup membuatnya tersadar.
"Ada apa denganku? Biasanya aku tak tergoda dengan pria tampan manapun. Apa aku masih mabuk, aish. Flo sadarlah." Florin bicara sendiri sambil mengatur nafas dan detak jantungnya agar stabil. "Apa itu tadi? Kiss bye?"
Matanya kembali tertuju pada kertas yang ada di atas meja, bukan kertas biasa. Itu sebuah kartu nama. Flo mengambilnya.
Liam Rowan. Ketua Geng Zion.
"Geng Zion.. Apa dia seorang gangster? Wah, sejak kapan seorang gangster punya kartu nama..," Flo tertawa kecil antara tak percaya dan takut. "Tapi kudengar dia bicara dengan pria tadi, dia bilang dia sudah membubarkannya, jadi berarti dia hanya pria biasakan sekarang.."
Flo memikirkan pria itu, dia merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Entah itu karena malam panas yang mereka lewati bersama, atau karena jantungnya yang berdebar-debar saat pria itu mendekatinya. Sepertinya patah hati yang di rasakan beberapa hari lalu sudah terobati sementara waktu akan kehadiran seorang pria yang baru dikenalnya dan sudah tidur dengannya.
...----------------...