Antara Cinta Dan Cita-cita

"eh bang, lama nggak kelihatan, kami dah rindu dengar Abang nyanyi' ucap salah seorang pelanggan tetap di lapak ini.

"iya bang, sudah 3 malam kemari terus, gara-gara mau dengar abang nyanyi, ayo nyanyi dong bang" celetuk yang lain.

Agung tersenyum pada mereka dan berjalan ke arah ridho yang baru saja selesai menyanyi.

"dho, pinjam gitarnya"

"ini bang"

Agung mulai memetik gitarnya kemudian dia berkata,

"baiklah teman-teman pelanggan setia kami, kali ini saya ingin menyanyikan sebuah lagu yang baru saya ciptakan, lagu ini sebenarnya saya ciptakan untuk bertanya pada seseorang namun hasilnya sekarang sudah terjawab sehingga dia tidak perlu lagi mendengar lagu ini...

adapun judul lagunya adalah rasa terhalang perbedaan

Agung mulai memetik gitar dan mulai bernyanyi

setiap detik aku bermimpi

tuk bisa memilikimu

setiap saat aku berkhayal

tuk bisa mendapatkan cintamu

wajahmu yang menawan hatiku

menggoda hati sanubariku

menggelitik rasaku ini

tuk bisa memilikimu

ku ingin selalu bersamamu

bersama kita menjalin kasih

ku ingin mengajakmu ke awan

bercerita tentang indahnya Laut biru

oh ye ...

tapi kini ku hanya bisa menanti

berharap mimpi ini kan nyata

walau ku tahu itu sulit

Karena rasa ini terhalang perbedaan

Karena rasa ini terhalang perbedaan

seperti biasa setiap Agung selesai bernyanyi maka akan terdengar tepuk tangan yang meriah, namun di antara orang yang mendengarnya ada yang meneteskan air mata

mungkin mereka sama dengan Agung yang sangat mendambakan seseorang namun harus kandas karena adanya perbedaan.

"baiklah selanjutnya ridho akan terus menghibur kita semua, terima kasih"

sebenarnya orang-orang yang ada di lapak ingin minta Agung nyanyi lagi, tapi mereka yang melihat Agung agak sedikit sedih seperti lagu yang dinyanyikannya akhirnya mereka membatalkan keinginan mereka.

Setengah jam kemudian Agung pamit, karena dia harus melihat lapak lainnya.

keesokan harinya Indah datang untuk belajar pembuatan skripsi.

"Abang nggak patah hati kan?"tanya indah

"kenapa harus patah hati?"

"Fika dah cerita ama aku, Fika bilang dia merasa nggak enak sama Abang, tapi mau gimana lagi, sebenarnya Fika juga suka sama Abang, tapi karena abang terlalu lama minta waktu, ya jadi gitu deh"

"sudah nggak usah dibahas lagi anggap aja nggak jodoh, ya mungkin dia udah ketemu sama yang lain "

"iya juga sih, denger-denger dokter Wawan tempat dia kerja sudah ketemu sama orang tuanya Fika dan Fika kelihatannya nggak bisa nolak, tapi abang nggak frustasi kan denger berita ini "

Agung menarik nafas jujur tentunya dia ada rasa cemburu, mendengar Fika sudah jadian sama dokter Wawan.

bagaimanapun hati yang sudah pernah mekar pasti akan tergores ketika layu sebelum berkembang, tapi seperti pepatah hati tidak bisa dipaksakan dan Agung juga tahu ini tidak semuanya salah Fika.

"sudah nggak apa-apa lupain aja, ayo kita mulai belajarnya"

"Oke pak guru yang penting pak guru tidak patah hati dan stres"

Agung hanya tersenyum kecut dan mulai menjelaskan kepada Indah bagaimana cara membuat skripsi.

setelah 1 jam lebih akhirnya Indah pulang

malamnya sehabis isya Andre siap-siap untuk pergi melihat lapak jualannya, namun tiba-tiba hp-nya bergetar dan dia melihat yang menelpon adalah Dila

"halo Dila ada apa?"

"Gung tolong aku Gung..."

"Ada apa kamu di mana?"tanya Agung khawatir

"aku di cafe Marindal yang biasa kita nongkrong, tolong cepat kemari Gung'

tolong aku"

"Oke aku akan ke sana sekarang"

Agung langsung menutup pintu rumahnya dan menghidupkan motor bututnya, segera dengan kecepatan tinggi pergi ke cafe Marindal"

karena jarak rumahnya dengan cafe tidak terlalu jauh, 5 menit kemudian Agung telah sampai di sana.

dia melihat beberapa preman yang mabuk berjalan ke arah Dila yang kelihatan sangat ketakutan dan yang paling membuat Agung marah ketika dia melihat salah seorang diantara mereka mencoba untuk memeluk.

Dila

" hei berhenti,...!!!"

Agung berlari sekencang-kencangnya ke arah mereka, dia langsung melayangkan pukulan ke arah orang yang ingin memeluk gila.

"baaaammm..."

karena Agung memukul preman itu dengan sekuat tenaga, maka si preman langsung terlempar 3 meter menghantam lantai cafe.

wajahnya yang terkena pukulan Agung penuh darah dan hampir tidak bisa dikenali.

"kurang ajar kalian berani mengganggunya... hiiiaaattt.."

seperti orang gila, Agung yang telah lepas kontrol memukul lima orang preman yang mengepung gila.

"duukk.... duukk...duukk.."

mereka harus menanggung luka yang parah akibat pukulan yang dilancarkan oleh Agung, mungkin kalau saja Dila tidak menghalangi Agung, mereka berlima akan pindah ke alam baka.

"sudah Gung, berhenti Gung, jangan teruskan nanti mereka bisa mati"

dengan tarikan nafas yang berat menahan emosi Agung berhenti, karena Dila memeluknya dari belakang

Dila menarik Agung pergi dari kafe, karena dia tidak ingin Agung mengamuk lagi, sementara orang-orang yang sejak tadi menonton terbengong melihat kekuatan pukulan yang dilancarkan oleh Agung.

karena Agung dan Dila telah pergi akhirnya pemilik cafe memanggil ambulans untuk membawa kelima preman ke klinik terdekat.

saat ini Agung dan Dila sedang duduk di dalam sebuah cafe di daerah bypass

mereka berdua hanya diam, Agung yang masih kelihatan marah, sedangkan Dila terlihat masih trauma.

setelah Agung menenangkan diri, dia mendekati Dila dan memeluk pundak Dila.

"kenapa mereka bisa mengganggumu?"

Dila menangis dan memeluk Agung, sementara Agung terus mencoba untuk menenangkan Dila dengan menepuk bahu Dila.

"menangislah sampai kau merasa lega"ucap Agung.

"maaf Gung, bajumu jadi basah "

"gak apa-apa, apa lu sudah tenang gak apa-apa dilanjutin saja'

"sudah Gung , terimakasih sudah datang nyelamatin aku"

"ngomong apa sih lu, kita itu sahabat, aku hanya punya lu dan Andre "

Mendengar ucapan Agung ada rasa sedih dan senang di hati Dila, dia senang Agung sangat menyangi dia, namun terasa sedih karena Agung hanya menyayanginya sebagai sahabat.

"Ok, sekarang tolong lu ceritakan kenapa bisa mereka mengganggumu?"tanya Agung penasaran.

"aku juga gak tau, tadi saat aku sedang nongkrong, tiba-tiba mereka datang, dan salah seorang nanya sama aku 'apa aku yang namanya Dila' setelah aku jawab iya, mereka langsung ingin mengajakku pergi aku menolak dan nelpon lu,

dan aku terus ngulur waktu nunggu lu datang, karena aku yakin lu pasti datang untuk menolong aku, nah, gitu lah akhirnya lu datang "

" lu gak salah lu benar, kalau ada masalahmu lu cepat kabari aku , dari cerita lu mereka disuruh seseorang untuk mencelakaimu"

Agung dan Dila termenung diam dan berpikir kira-kira siapa orang yang ingin mencelakai Dila.

"ya udah tenang aja nanti aku suruh kawan untuk menyelidikinya"ucap Agung

"sebenarnya aku curiga sama ayah tiriku karena semalam aku lihat dia jalan sama cewek ABG jadi aku tegur, aku bilang dia udah punya istri, tapi dia marah-marah sama aku dan ngancam aaku"

Dila memang sedikit curiga dengan ayah tirinya, karena kejadian semalam ayah tiri Dila benar-benar marah Ketika Dila menegurnya.

"kalau gitu lebih gampang, secepatnya kita akan dapat kabar benar nggak ayah tirimu yang nyuruh ."

"so, rencanamu setelah ini mau ke mana? atau mau kuantar pulang"

"nggak tahu, aku nggak mau pulang ke rumah aku malam, aku masih trauma"

"jadi lu mau nginep di mana?"

"aku nanti nginep tempat Rika aja, tadi aku udah chat dia"

"boleh juga, lu mau ke sana sekarang atau nanti?"

Dila terdiam sejenak kemudian dia menjawab

"nanti aja aku ke rumah si Rika, kalau boleh aku mau ikut lo ke lapak gerobak jam kalian"

Agung berpikir Dila mungkin masih trauma dengan kejadian tadi, sehingga dia butuh teman untuk menenangkan hatinya

"oke no problem ayo kita gerak"

Dila mengangguk dan mereka membayar ke kasir, setelah itu mereka meninggalkan kafe, Agung membawa Dila dengan motor bututnya ke Iskandar muda, dari bypass mereka lewat jamin Ginting menuju Iskandar muda.

20 menit kemudian mereka telah sampai di Iskandar muda, sebenarnya lapak gerobak jamu ada juga di daerah asrama haji tidak terlalu jauh dari cafe tempat mereka nongkrong.

tapi karena kosnya Tika di daerah kh.Wahid Hasyim lebih dekat dengan Iskandar muda, maka Agung membawa Dila ke lapak grobak jamu yang ada di Iskandar muda.

ketika mereka sampai di sana teman-teman pengamen agung langsung nyeletuk.

"pacarnya bos ?cantik bener memang sih bos paling oke"ucap salah seorang pengamen

"nyari di mana bos cewek secantk ini?"ucap yang lainnya.

"kenalin ini Dila temen gua"

"teman apa teman bos, ntar diambil orang sedih, susah lo cari cewek secantik ini"

Dila tersenyum senang mendengar para pengamen yang memujinya, namun dia kesal karena Agung tetap membantah, ketika para pengamen mengatakan Dila pacarnya Agung.

"serius ini temen aku kalau nggak percaya nanti kalau datang bos Andre tanya aja sama dia"