NovelToon NovelToon
JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Poligami / Mafia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

kumpulan fic Jaewoo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Confess [One shoot] Fluffy

...***...

Musim dingin dimana temperatur udara menuju titik yang lebih rendah, dan hujan kian sering mengguyur deras.

Dedaunan nyaris rontok sepenuhnya, hanya menyisakan batang dan ranting yang berdiri kesepian melawan dinginnya musim.

Angin malam berhembus membawa aroma tanah basah juga kelembaban udara jejak hujan sebelumnya yang mengguyur selama hampir tiga jam.

Jaehyun menghembuskan napas, melihat uap putih samar keluar dari mulutnya, kemudian ia kembali melirik, menyipitkan mata dengan curiga ke arah remaja di sebelahnya.

"Apa lihat-lihat?!" Jungwoo balas melirik, tampak risih dam terganggu. Sorot matanya berubah sengit seperti kucing liar.

Menjauhkan bibir kaleng dari mulutnya, Jaehyun kemudian menghela napas.

"Kau aneh sekali hari ini." Ujarnya, menggoyang kaleng kopinya dan merasakan bahwa liquid di dalamnya sisa seperempat.

"Aku tidak aneh!"ucap Jungwoo dengan nada memprotes, namun wajahnya segera ia buang ke arah lain. Jelas-jelas kentara menghindari bertatap langsung dengan Jaehyun.

Jaehyun berdecak, meraih rahang Jungwoo dengan tegas hingga memaksa laki-laki yang lebih muda untuk kembali menatapnya.

Menyeringai kecil sebagai respon alamiah begitu mendapati raut wajah Jungwoo terlipat lucu.

"Tatap aku saat bicara, Kim Jungwoo."

Jungwoo mencebik, berusaha menyingkirkan tangan Jaehyun yang membelenggunya. "Lepaskan, Jaehyun!"

"Sunbae." Tegas Jaehyun, menolak untuk melepaskan.

"Mana sunbae-nya?" Jemari Jaehyun kini menekan kuat pada kedua pipi Jungwoo hingga membuat wajahnya terlihat konyol dengan bibir mengerucut kedepan terhimpit oleh kedua pipi.

"Lepaskan!"

"Sunbae." Ulang Jaehyun.

"Coba bilang Jaehyun-sunbae." Jaehyun makin menekan pipinya, hingga wajah Jungwoo mulai berubah merah, Jaehyun sama sekali tidak berniat untuk kalah dari sang junior.

"Kau begitu hormat pada seniormu yang lain. Tapi kenapa kurang ajar padaku, hm?"

"Tidak sudi! Kau ini—sakiiit!"

"Sunbae."

"Tidak mau!"

"Sunbae."

"Tidak—Aaakh! Oke, oke! Jaehyun-sunbae. Puas?!"

Jaehyun terkekeh, menyempatkan diri untuk menjawil pucuk hidung juniornya sebelum melepaskan.

"Begitu kan tidak susah."

Tersenyum miring, Jaehyun menikmati ketika memandangi wajah Jungwoo yang tampak jengkel, mulutnya berkomat-kamit sibuk dan menggerutu tentang betapa menyebalkannya seorang Jung Jaehyun sementara sebelah tangannya tampak menggosok-gosok wajahnya tempat sebelumnya Jaehyun tekan dengan kuat.

"Dan omong-omong soal aneh" Kata Jaehyun lagi, dan Jungwoo hanya merespon dengan balik menatapnya, masih terlihat kesal.

"Kau memang aneh hari ini, serius." Kata Jaehyun lugas. Ia mencoba mengingat-ingat apa saja yang terjadi sepanjang hari ini.

"Pertama, untuk apa kau memberiku minuman lewat teman sekelasku saat jam istirahat di sekolah?"

"Itu bukan aku!" Jawab Jungwoo datang nyaris terlalu cepat.

"Aku tidak pernah mengirimimu minuman isotonik!"

Jaehyun menyeringai lebar. "Nah." Katanya dengan bangga, detik kemudian Jungwoo tersadar bahwa ia baru saja membuka kedoknya sendiri.

"Itu jelas kau. Aku hanya mengatakan minuman, dan kau mempertegasnya dengan minuman isotonik."

Jungwoo melipat bibirnya lucu. "Oke, itu aku."

Jaehyun terkekeh licik, kemudian kembali mengingat.

"Kedua, kau sama sekali tidak marah ketika Taeyong memintaku berlatih basket dengannya menyerobot jadwalmu denganku, kenapa? Hm....?

"....Padahal biasanya kau akan berteriak dan marah-marah. Tapi tadi kau hanya mengangguk, menerima dengan lapang dada, dan memilih untuk berlatih dengan Lucas."

Bola mata Jungwoo tampak melebar singkat, wajahnya berubah tegang. Seperti tertangkap basah, ekspresinya begitu mudah dibaca.

Apa yang dia rasakan bisa langsung terlihat di muka, inilah salah satu alasan mengapa Jaehyun begitu suka menggodanya.

"Bu-bukan masalah! Itu kan hakmu untuk memilih" Kata Jungwoo akhirnya, tampak gugup dan salah tingkah. Bahkan suaranya terdengar tak yakin meski ia mencoba untuk bicara dengan keras. Positif sedang berbohong.

"Maksudku, kau kan memang sudah sering memprioritaskan Taeyong dibanding aku." Katanya, berusaha terdengar sinis, namun gagal karena Jaehyun dengan mudah menangkap kepingan dusta dalam wajahnya.

"Jadi kupikir, tidak ada gunanya marah-marah, toh pada akhirnya kau akan memilih Taeyong dan membatalkan jadwalmu denganku" Timpalnya, kemudian meneguk rakus kopi susunya semata-mata demi menghindar dari tatapan menyelidik Jaehyun.

"Kau berbohong." Jaehyun memutuskan. Berpikir sejenak, lantas menghela napas.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu mengatakan yang sebenarnya. Langsung saja, keanehanmu yang ketiga di hari ini, kau membiarkanku memakan snackmu."

Wajah Jungwoo berubah merah padam, tapi Jaehyun sama sekali tidak berniat menghentikan permainannya.

"Aku hanya bercanda saat memintanya. Aku tahu kau suka sekali cemilan itu, kerena itulah aku menggodamu. Kupikir, kau bakal melakukan hal konyol semacam membentuk perisai pertahanan untuk menjaga makananmu atau apa, tapi kau justru mengangguk patuh, dan memberikan snack kesukaanmu itu padaku." Jaehyun mendesah berat, sungguh tidak mengerti apa kiranya yang membuat Jungwoo berperilaku demikian.

"Kau bahkan membuat semua orang terdiam takjub."

Jungwoo mengocok kaleng minumannya dengan gelisah, kentara sekali merasa terpojokkan.

Ah juniornya yang satu itu benar-benar tidak jago menyembunyikan perasaan.

"Lalu yang ke empat..." Jaehyun melanjutkan sebelum Jungwoo sempat menjawab.

"Kenapa kau mengajakku bertemu malam-malam begini?" Jaehyun melirik sekitar.

Ini sudah lebih dari pukul sepuluh malam.

Awalnya Jaehyun mengira Jungwoo akan memintanya bermain basket seperti biasanya, tapi pemuda itu justru mengajaknya bertemu di vending machine, memaksa Jaehyun untuk memilih minuman apapun yang dia inginkan dengan judul trakiran.

Lantas, mereka berakhir di sini, duduk di undakan anak tangga menuju lapangan outdoor yang sepi. Ditemani bunyi hewan malam serta samar suara kendaraan yang melaju di jalan raya.

"Tidak ada apa-apa!" Jungwoo akhirnya buka suara, tampak risih dan menggeser duduknya menjauh dari Jaehyun.

"Memangnya salah kalau aku baik padamu?" Jungwoo mencengkram kaleng minumannya terlalu kuat hingga menimbulkan penyok, wajahnya kian menegang.

"Ah, sudah malam!" Jungwoo cepat-cepat berdiri.

"Sebaiknya kita kembali ke asrama sekarang!"

Satu langkah, dan pergerakan cepat Jaehyun menahan kepergiannya.

Jungwoo nyaris tertarik jatuh andai tidak sigap menjaga keseimbangan. Kelima jemari Jaehyun kini melingkar di pergelangan tangannya.

Mencengkram begitu kuat, tegas tanpa kompromi. Mereka berdiri berhadapan dengan tatapan Jaehyun yang mengeras.

"Katakan..." Desak Jaehyun tidak sabar

"Ada apa sebenarnya?"

Jungwoo meringis, merasakan ngilu di sekitar pergelangan tangannya.

"Tidak ada apa-apa."

"Katakan."

"Tidak ada yang perlu dikatakan, Jung Jaehyun."

"Katakan."

"Aish, kau ini! Tidak ada apa-apa!"

"Katakan."

"Sudah ku bilang tidak ada—"

"Jungwoo."

"Selamat ulang tahun, oke? Puas kau hah?!"

Jaehyun tertegun. Berekedip-kedip sambil berusaha memutar kembali perkataan Jungwoo sebelumnya.

Selamat ulang tahun? Bola matanya melebar seketika, menatap Jungwoo dengan binar keterkejutan mutlak.

"Yeah, ini tanggal empat belas Februari. Kau lupa?" Jungwoo meringis kecil, menggaruk belakang kepalanya dengan gestur canggung.

"Aku tidak punya hadiah apapun. Tidak sempat beli karena jadwal latihan kita begitu padat. Jadi kupikir..." Jungwoo mengambil jeda untuk menarik napas kemudian menghembuskannya cepat, beralih menatap Jaehyun tepat di kedua matanya. Lantas tersenyum begitu lugu, polos seperti anak-anak.

"Aku cukup berbuat baik padamu saja sebagai hadiah."

Tiga detik, kemudian Jaehyun mendengus dan terkekeh geli. Memegangi perutnya seraya menunduk untuk mengatasi gelak tawanya sendiri.

"Kau selalu berada di luar ekspetasiku, Kim Jungwoo." Jaehyun berujar, mengedipkan sebelah matanya main-main. Menikmati tiap detik kala memandangi wajah pemuda itu yang makin memerah di bawah cahaya bulan dan temaram lampu.

"Sudahlah, jangan meledek terus." Deru Jungwoo memprotes, mengibaskan tangannya di hadapan wajah Jaehyun dengan tak sabar.

"Selamat ulang tahun. Nah, sudah ku katakan, sekarang kita kembali ke asrama!"

Dengan begitu dia kembali bergegas, melangkah cepat-cepat menuju asrama, tapi Jaehyun lagi-lagi tidak mengizinkannya lolos begitu saja.

"Sebentar... " Jaehyun menahan tangannya, lagi. Masih ada sorot geli di sepasang matanya, namun kini ia berdiri tenang. Berpijak pada anak tangga yang sama dengan Jungwoo yang tampak bingung sekaligus menunggu.

"Satu lagi," Jaehyun berbisik halus, tersenyum penuh arti.

"Beri aku satu hadiah lagi."

Jungwoo berkedip, lantas buru-buru mundur defensif begitu menyadari tatapan jail yang diberikan Jaehyun padanya.

Jelas Jungwoo bisa membaca apa yang ada di dalam kepala Jaehyun saat ini. Sorot nakal itu, senyum licik itu... Seluruh syaraf responsif Jungwoo kompak menyuarakan sirine bahaya.

"Tidak." Tandas Jungwoo tegas, melapaskan kembali tangannya dari kukungan Jaehyun.

"Kau gila, Jae—"

"Jaehyunnie." Sela Jaehyun cepat. Memiringkan kepala dan menyeringai.

"Cuma ada kita berdua di sini, panggil aku Jaehyunnie."

Jungwoo mundur selangkah lagi. Rona merah bahkan sudah mencapai kedua telinganya.

"Jangan melantur! Kita kembali saja ke asrama sekarang!"

Jaehyun maju mendekat.

"Ini hari ulang tahunku." Jaehyun mengingatkan.

"Sebagai seseorang yang berulang tahun, seorang sunbae, sunbae favoritmu, juga orang yang selalu menemanimu bermain basket, dan terutama sebagai kekasi—hngh"

"Jangan dilanjutkan!" Jungwoo membungkam mulut Jaehyun dengan telapak tangan, gestur otomatisnya sebagai perisai pertahanan saat dirasa hatinya akan meledak karena terlampau malu.

"Aku tahu persis apa yang kau pikirkan..." Mengigit bibir bawahnya dengan eskpresi menggemaskan.

"...Jaehyun."

Satu alis Jaehyun terangkat tinggi, bibirnya membentuk simpul senyum miring.

"Benarkah?" Tantangnya

Jaehyun menyingkirkan tangan Jungwoo yang semula membekap mulutnya.

Jaehyun mempertahankan tangan mereka tetap bersentuhan, tertaut dalam genggaman longgar yang terasa menggelitik perutnya.

"Kalau begitu berikan hadiahnya, dan kita bisa cepat kembali ke asrama."

Helaan napas pasrah datang sebagai jawaban awal. Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya bibir Jungwoo kembali bergerak.

"Baiklah, akan ku lakukan." Gumamnya, mengangguk kecil dan membuang pandangan ke arah lain.

"Pejamkan matamu."

Senyum Jaehyun melebar. Menarik napas dan menghembuskannya cepat, Jaehyun menuruti perintah Jungwoo, memejamkan matanya dan mencoba untuk rileks.

Beberapa menit kemudian, sesuatu yang lembut mendarat di bibirnya. Ringan dan hangat, juga rasa manis dan aroma kopi susu yang khas.

Chuu~

Kecupan itu terasa polos namun tulus adanya, Jaehyun menahan diri untuk tidak tertawa ketika merasakan Jungwoo bergerak ragu-ragu menekan kecupannya agar bertahan selama beberapa detik sebelum akhirnya terlepas.

"Sudah!"

Jaehyun membuka mata, tak dapat menyembunyikan rasa senang ketika mendapati wajah Jungwoo yang merah total, gugup dan malu. Kontras sekali dengan langit malam.

Dengan hati-hati, Jaehyun mengangkat tangannya, menyentuh dagu Jungwoo dan membawa wajah pemuda itu agar menghadapnya.

Jaehyun memberi usapan ringan dengan ibu jarinya di permukaan dagu Jungwoo.

Mata mereka saling bertatapan, terhubung dalam jalinan perasaan yang merobek kewarasan.

"Berapa usiamu, hm?" Bisik Jaehyun, wajahnya mendekat.

"Berhentilah menciumku seperti anak SD." Dengusnya geli, gemas mendapati wajah Jungwoo merona hebat.

Jaehyun semakin menghapus jarak di antara mereka, ibu jarinya bergerak dari dagu mengusap halus bibir bawah Jungwoo yang terasa lembut dan hangat.

"Sekarang buka mulutmu, julurkan lidahmu, dan gunakan lidahmu itu ketika berciuman. Kau harus mulai belajar caranya berciuman dengan benar."

1
🌸 Airyein 🌸
Buset bang 😭
🌸 Airyein 🌸
Heleh nanti juga kau suka. Banyak pula cerita kau woo
🌸 Airyein 🌸
Bisa bisanya aku ketinggalan notif ini
Novita Handriyani
masak iya tiap kali selesai baca harus ninggalin jejak, Thor. saya hadir ✋️
Novita Handriyani
ngga suka cerita sedih
Novita Handriyani
kayaknya pernah baca nih cerita
kebikusi
astaga cerita ini mau dibaca berapa kali kok tetep bikin berkaca-kaca ya, untung banget punya otak pikunan jadi setiap baca selalu ngerasa kaya buat yang pertama kalinya.. NANGIS
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!