NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:61.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 5

Anyway, kita sama-sama anak tunggal, loh."

"Oh, really? Wow aku baru tahu, sih. Mami benar-benar nggak cerita apa-apa tentang kamu."

Altan tersenyum lagi, dan kali ini Rea sampai meremas dressnya sendiri karna merasa gemas. Rasanya dia ingin melucuti kemeja Altan dan melemparkan tubuhnya ke dada bidang milik lelaki menggoda di hadapannya itu.

Beberapa saat setelah makan malam, Altan berencana mengajak Rea pindah ke tempat lain. Kebetulan Altan mengenal seseorang yang menjual puff pastry enak, yang lokasinya tak jauh dari restoran tersebut. Padahal itu hanya akal-akalan Altan saja, agar bisa berlama-lama dengan Rea.

Baru saja mereka pindah dan memesan sesuatu, tiba-tiba ponsel Altan berdering. Lelaki itu beranjak dari duduknya dan pergi menjauh.

Rea sempat merasa heran kenapa Altan harus menjauh hanya untuk menerima telepon? Tapi, itu tidak menjadi masalah bagi Rea. Lelaki setampan Altan tidak mungkin benar-benar single kan? pasti ada seorang perempuan atau mungkin beberapa perempuan yang ia kencani diam-diam.

Just like Jayden!

Jayden juga seperti itu. Dengan mudahnya dia berganti teman kencan, tanpa melibatkan perasaan sama sekali. Di saat pasangannya mulai menuntut kepastian, di saat itulah Jayden memutuskan untuk menjauh.

Jayden sudah mengatakan bahwa dia tidak akan menikah untuk saat ini.

Menurutnya pernikahan itu merepotkan, tidak ada dua orang yang bisa saling mencintai selama bertahun-tahun lamanya. It's bulshit! Begitulah kata Jayden suatu hari.

Rea tahu, ucapan Jayden hanyalah ungkapan kekecewaan atas perceraian orang tuanya, sewaktu Jayden masih remaja.

Sebagai seorang sahabat, Rea jelas paham, bagaimana hancurnya Jayden saat orang tuanya berpisah. Karna itulah Jayden tidak pernah menjalani hubungan serius dengan satu orang, padahal Tante Amaya sudah berharap putranya itu segera menikah dan membangun keluarga sendiri.

"Rea," panggil Altan yang tiba-tiba sudah muncul di hadapannya.

"Ya." Gadis cantik itu mendongak.

"I'm sorry, I have to go."

"Sekarang?" Dahi Rea mengernyit.

Altan mengangguk.

"Sorry banget, ya. Aku buru-buru, jadi nggak bisa nganterin kamu pulang."

"Oh, shit!" Batin Rea.

Kalau tahu dia akan di tinggalkan di kafe seperti ini, Rea tidak akan menyuruh Jayden dan supirnya pulang duluan tadi.

" Arrggh, sial!"

"Nggak apa-apa kan?"

Rea mengulas senyum palsu.

"It's okay," katanya sambil mengibaskan tangan, berlagak sok anggun. Walau bagaimanapun, Rea harus memberikan kesan tanpa cela di depan Altan.

Namun, saat lelaki menggairahkan itu pergi, buru-buru Rea mengambil ponsel dan menghubungi Jayden. Rea tidak mungkin pulang naik taksi, Rea tidak pernah naik taksi. Mami melarang Rea naik angkutan umum. Katanya takut di culik.

"Halo, Rea."

Rea sedikit terkejut saat Jayden mengangkat telponnya di dering pertama. Rea hanya tidak tahu, bahwa Jayden sejak tadi memang sedang menunggu telpon darinya.

"Jayden, jemput aku sekarang."

÷÷÷÷÷

"Eum ... Mam, aku permisi pulang dulu, ya. Ada urusan penting." Jayden kembali ke ruang makan, setelah selesai menerima telpon dari Rea.

"Lho, kok buru-buru? Kamu belum cobain dessert buatan Brigita, loh." Amaya berusaha menahan putranya. Wanita itu merasa tak enak hati pada Brigita yang sudah menyempatkan waktu, untuk berkenalan dengan Jayden, tapi laki-laki itu sepertinya tidak merespon sama sekali.

"Next time, ya," sahut Jayden sambil mengecup sebelah pipi Amaya, kemudian berpamitan pada Kaluna dan Brigita.

Jujur saja, Brigita sedikit kecewa. Padahal gadis itu sudah berharap lebih. Ya, minimal dia bisa ngobrol berdua dengan Jayden usai makan malam, sambil menikmati dessert yang tadi ia bawa dari rumah. Tapi sepertinya Jayden tidak tertarik sama sekali dengannya.

Lelaki itu justru mengayun langkah tergesa menuju mobil, dan melaju kencang untuk menjemput Clareance.

Dalam perjalanan, Jayden tak hentinya menebak kejadian apa yang menimpa Rea, hingga gadis itu menelponnya dan minta di jemput.

Bukankah tadi Rea terlihat sangat tertarik dengan Altan? Apa Altan bersikap kurang ajar pada Rea? Atau justru Altan yang tidak tahan dengan sikap manja Rea?

Ah, apapun itu, entah kenapa Jayden merasa lega setiap kali Rea hampir dekat dengan lelaki, Jayden selalu dilanda kecemasan. Padahal Jayden hanyalah sahabatnya. Dia tidak berhak melarang Rea berhubungan dengan siapapun.

"Lama banget, sih!" Gerutu Rea yang langsung masuk ke dalam mobil Jayden, setelah lelaki itu membukakan pintu.

"Bahkan, Rea tidak pernah membukakan pintu mobil. Selalu asisten atau supir yang melakukannya. Jayden juga akan melakukan hal yang sama setiap kali ia berkendara dengan gadis itu. Terkadang, Jayden lebih terlihat bodyguard tampan bagi Rea.

"Nggak dianterin mas-mas tampan tadi?" Sindir Jayden, sedikit menoleh dan sudah mendapati bibir Rea sudah maju tiga senti.

"Bisa diam, nggak?"

"Baik, nona," jawab Jayden menirukan gaya bicara supir pribadi Rea, membuat gadis itu semakin kesal.

Hingga sesaat kemudian, Rea menggeser duduk dan mulai menghujani lengan Jayden dengan tinjunya untuk melampiaskan kekesalan.

Jayden yang tak sanggup lagi menahan serangan Rea, akhirnya menepikan mobil agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Rea, stop it." Jayden menangkap tangan Rea hingga pukulan itu seketika berhenti, menyisakan helaan napas Rea yang memburu.

Namun, saat Rea hendak menarik tangannya lepas dari cengkeraman Jayden, tiba-tiba saja lelaki itu mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung Jayden yang mancung hampir menyentuh wajah Rea.

Gadis itu terkesiap. Wajahnya yang putih pucat seketika merona kemerahan. Kedua matanya mengerjap tak mengerti dengan apa yang baru saja dilakukan Jayden padanya.

"Kamu ... mabuk, ya?" Tuduh Rea, suaranya terdengar sedikit bergetar, seiring dengan detak jantungnya yang bertalu.

"Jayden, kenapa sih? Jangan-jangan dia mau nyium aku." Batin Rea, dia mulai terlihat panik.

Sementara Jayden masih diam dengan wajah tenang, menikmati ekspresi wajah Rea yang terkejut.

Lama mereka saling tatap dalam keheningan, hingga Rea perlahan menutup kedua matanya. seolah pasrah dengan apa yang hendak Jayden lakukan padanya.

Beberapa saat berlalu, Rea tak merasakan apapun. Membuat gadis itu lambat-lambat membuka mata, dan seketika ...

"Aarrggh! sakit, Jayden!" Pekik Rea dengan mata membulat sempurna, saat Jayden menyentil keningnya.

Ternyata, apa yang tadi dia bayangkan, tak seperti apa yang menjadi kenyataan.

"Ngapain merem-merem begitu? mikir jorok, ya?" Jayden mengerling, dengan derai tawa yang terdengar mengejek.

"Dasar Jayden, sialan," batin Rea dalam hati.

÷÷÷÷÷

"Hai, sayang." Altan mengumbar senyum saat pintu apartemen di hadapannya terbuka yang memperlihatkan wajah Zika yang menyambutnya tanpa ekspresi.

Gadis cantik yang sedang memakai crop top tanpa lengan, dan bawahan super pendek itu hanya diam, menatap jengah ke arah Altan.

"Secantik apa sih perempuan yang mau di jodohin sama kamu? sampai-sampai chatku nggak di balas sama sekali," gerutu Zika.

"Memang cantik," Batin Altan.

Tak bisa di pungkiri Clareance memang mempesona. Tubuhnya sempurna, wajahnya cantik, gerak tubuhnya yang sedikit manja, membuat Altan merasa gemas dengan gadis itu.

"Cantik banget, kan?" Zika menoleh, menghentikan langkah dan mengulang pertanyaannya dengan tatapan sinis.

Sementara Altan berjalan mendekat, menarik pelan lengan Zika dan memeluk gadis itu erat. Altan tahu Zika sedang kesal padanya. Siapa yang tidak kesal saat mengetahui kekasihnya pergi menemui perempuan lain. Terlebih, perempuan lain itu adalah orang yang akan di jodohkan dengan Altan.

Susah payah Zika menyembunyikan perasaannya selama ini. Berusaha bersikap baik-baik saja saat di kantor. Padahal dia ingin mengatakan pada semua orang, bahwa Altan adalah kekasihnya. Lelaki tampan dan kaya raya itu adalah seseorang yang setiap hari datang ke apartemen dan menghabiskan malam bersamanya.

Tapi apa daya, Zika hanya bisa diperlakukan romantis jika tidak di depan umum. Karna sebelumnya, Altan telah membuat kesepakatan dengan Zika, bahwa tak ada yang boleh tahu tentang hubungan mereka.

Altan belum siap menghadapi kemarahan orang tuanya, andai mereka tahu Altan berhubungan dengan seorang gadis dengan latar belakang tidak sederajat dengan mereka.

Jadi, tidak heran kalau Zika marah saat tidak sengaja mendengar Pedro Bagaskara membicarakan perjodohkan putranya, ketika mereka bertemu di kantor.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!