Duke Armand sama sekali tak menyangka jika istri yang selama ini dia sakiti dan abaikan adalah penyelamat hidupnya.
Begitu Duke Armand sadar, semuanya sudah terlambat.
Sang istri sudah pergi meninggalkan dirinya bersama anak semata wayangnya dalam penyesalan yang dalam.
Akankah Duke Armand berhasil mendapatkan cinta dan kepercayaan sang istri kembali....
Ataukan dia harus kembali jatuh terperangkap dalam kebohongan wanita yang menjadi cinta pertamanya....
Penasaran....
Ikuti kisahnya dalam cerita baruku ini....
HAPPY READING...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCI - 9
Setelah kepergian Jesi, sekarang hanya ada nenek Ji'en yang menatap Dunchess Roselyn dengan pandangan rumit.
Nenek Ji’en merasa jika setelah Dunchess Roselyn siuman setelah satu minggu tak sadarkan diri, sikap nyonyanya tersebut sedikit berubah.
Namun untuk sekedar bertanya pun nenek Ji'en tak berani, begitu juga dengan hari ini dimana dia harus kembali menelan pertanyaannya karena takut apa yang dia ingin tanyakan menyinggung Dunchess Roselyn
“Jika nenek ingin bertanya apakah ingatanku sudah pulih maka jawabannya iya, aku sudah ingat semua hal mengenai diriku dan masa laluku”, ucap Dunchess Roselyn seolah menjawab apa yang ingin nenek Ji’en tanyakan kepadanya.
“Mohon ampun nyonya jika pelayan tua ini lancang”, ucap nenek Ji’en sambil bersimpuh ketakutan.
“Tidak apa nek, cepat atau lambat semua orang akan mengetahuinya termasuk suamiku meski tak tahu kapan pastinya”, Dunchess Roselyn dengan lembut mengangkat tubuh pelayan tua itu dari lantai dan membantunya duduk.
Melihat jika Dunchess memperlakukannya dengan baik, hati nenek Ji’en menjadi tenang, apalagi ketika majikannya itu mengatakan jika dia akan membawanya serta pergi bersama dengan Jesi membuat pelayan tua itu merasa sangat bahagia.
Nenek Ji’en sangat menyayangi Nathan seperti cucunya sendiri maka dari itu selama ini dia akan menjadi garda terdepan setiap kali ada pelayan yang hendak mencelakai tuan mudanya dan berbalik melawannya sehingga tak ada lagi pelayan yang terang-terangan membully Nathan jika ada nenek Ji’en didekat bocah lelaki itu.
Pada saat malam penyerangan, nenek Ji’en dan Jesi habis dihukum cambuk oleh Duke Armand akibat aduan Marry sehingga keduanya bisa selamat dalam penyerangan yang terjadi pada malam itu.
Sementara diruang kerjanya, Duke Armand mulai melampiaskan kekesalan hatinya dengan meninju tembok yang ada disamping almari berkasnya dengan kuat.
“Kenapa kamu sangat marah mendengarnya ingin pergi darimu, padahal ini kan yang kamu harapkan sejak dulu”, ucap dokter Arnold sambil duduk santai disofa ruang kerja sahabatnya tersebut seolah kemarahan Duke Armand bukanlah sesuatu hal yang besar untuknya.
Duke Armand membenarkan ucapan sahabatnya itu karena selama ini dia sering berkata jika sangat ingin lepas dari istri yang tak dicintainya itu.
Tapi entah kenapa hatinya merasa sakit ketika Dunchess Roselyn mengatakan jika dia ingin membawa Nathan, anak semata wayangnya pergi ke kediaman Lunox.
Mengingat jika sang istri ingin kembali kerumahnya, tiba-tiba rasa cemas melanda hati Duke Armand saat ini.
“Apa menurutmu ingatannya telah kembali ?”, tanya Duke Armand curiga.
“Kurasa iya, melihat bagaimana caranya berbicara dan bertindak kurasa dia kembali kepada pribadi Roselyn Lunox, wanita muda yang tegas dan sedikit bar-bar”, ucap dokter Arnold tersenyum lebar.
Dokter Arnold tampak bersemangat membahas mengenai istri sahabatnya itu karena dia pada akhirnya bisa bertemu dengan sosok putri bungsu Duke Antonio Lunox yang cukup terkenal di kekaisaran Andromeda dan tentu saja hal itu membuat Duke Armand merasa tak senang.
“Apa kamu tertarik dengan istriku ?”, ujar Duke Armand geram.
“Bukankah kamu sudah tahu jika aku cukup tertarik dengan Roselyn Lunox sejak dulu dan begitu penasaran dengannya. Ketika aku tahu wanita muda itu menikah dengan sahabatku akupun bersemangat. Namun begitu bertemu dimansionmu aku sempat kecewa. Tapi kini, melihat dia tampak seperti rumor yang selama ini aku dengar tentu saja aku kembali bersemangat. Jika kamu memang sudah tak menginginkannya lagi dan ingin menceraikannya aku siap untuk menikahinya ”, ujar dokter Arnold jujur.
Mendengar jika sahabatnya tertarik dan ingin menikahi wanita yang masih menjadi istrinya, darah dalam tubuh Duke Armand mulai mendidih.
BRAKKK !!!
Duke Armand tampa sadar mengebrak meja kerjanya dengan keras untuk melupakan emosinya mendengar ucapan sahabatnya itu.
“Sebaiknya kamu pergi dari sini karena aku ingin sendiri”, ucap Duke Armand dengan nada dingin dan datar.
Dokter Arnold pun melangkah keluar dari dalam ruang kerja sahabatnya tersebut dengan santai, sama sekali tak terpengaruh akan amarah yang Duke Armand luapkan kepadanya.
“Semoga setelah mendengar ucapanku kamu akan sadar jika wanita yang ada disampingmu sangatlah berharga”
“ Dan kuharap kamu bisa merubah sikapnya sebelum semuanya terlambat”, batin dokter Arnold kecewa atas sikap sahabatnya tersebut.
Karena sudah tak ada lagi hal yang dilakukan dimansion Bernard maka dokter Arnold pun bergegas pulang karena sebentar lagi dia harus pergi kerumah sakit untuk mengunjungi pasiennya disana.
Grand Duke Sebastian yang baru saja mendapatkan kabar jika adiknya ingin kembali ke kediaman Lunox pun merasa sangat senang sehingga dia menyuruh anak buahnya untuk mempersiapkan semuanya.
Sementara dirinya kini sedang bersiap untuk menghadiri pelelangan malam yang sangat dinantikan oleh Dunchess Liona dan Grand Duke Sebastian bertekad akan merebut barang apapun yang wanita itu incar dalam pelelangan malam ini.
Kembali lagi ke mansion Bernard, Duke Armand yang masih ingin memastikan semua kegelisahan hatinya pun memberanikan diri untuk masuk kedalam kamar sang anak ketika dia melihat nenek Ji’en pergi untuk mengambil makanan buat Dunchess Roselyn sementara Jesi masih belum kembali dari menebus obat di apotik.
Dengan mengendap-endap, Duke Armand masuk kedalam kamar sang anak dan segera mencari keberadaan sang istri disana.
Dunchess Roselyn membelalakkan kedua matanya ketika keluar dari dalam kamar mandi dan mendapati sang suami berdiri tepat didepan pintu kamar mandi.
“Apa yang anda lakukan Duke ?”
“Anda tak berniat mengintip saya mandi kan ?”, tanya Dunchess Roselyn sambil memicingkan mata penuh kecurigaan.
Duke Armand tak mengindahkan pertanyaan Dunchess Roselyn dan malah berjalan maju mendekat, membuat tubuh Dunchess Roselyn terhuyung ke belakang dengan ekpresi horror.
“Apa yang ingin anda lakukan ?”, tanyanya sekali lagi dengan sikap waspada.
Melihat istrinya tampak waspada terhadapnya, Duke Arman mendengus dan menatap mata istrinya lebih dalam, berharap apa yang dia khawatirkan tak terjadi.
“Apa ingatanmu sudah kembali ?”, tanyanya menyelidik.
Bukannya menjawab Dunchess Roselyn malah terkekeh sinis mendengar pertanyaan sang suami yang jelas kentara jika lelaki itu tak menginginkan ingatannya kembali secepat ini.
“Menurutmu ?”, Dunchess Roselyn balik bertanya dengan tatapan penasaran akan reaksi yang diberikan oleh suaminya.
Duke Armand terdiam sejenak sambil berusaha mencerna semua keanehan yang ditunjukkan istrinya dalam beberapa hari terakhir.
Melihat Duke Armand terdiam, Dunchess Roselyn yang ingin segera berganti pakaian pun melenggang pergi dengan santai melewatinya.
Namun langkah kakinya terhenti ketika suara berat dan serak Duke Armand terdengar ditelinganya.
“Sejak kapan ?”, tanya Duke Armand dingin.
“Sejak kamu berniat membunuhku malam itu”, jawab Dunchess Roselyn tak kalah dinginnya.
Kedua mata Duke Armand terbelalak mendengar ucapan sang istri dan ingatannya kembali pada kejadian satu minggu sebelumnya membuat hatinya merasa bersalah karena telah melukai dan mengabaikan sang istri dengan kejam.
akhirnya... masa jaya mu tak selamanya abadi Liona 😜
jadi g berlarut kyak sinetron 🙏🙏🙏😚
updatenya semoga selalu sehat thor biar up selaluu
/Smile//Smile//Smile/
Dan harus menghukum nya sprti apa yg dilakukan nya🥺
dan segera bisa menyingkirkan selir baru .. /Smile/