MENGEJAR CINTA ISTRIKU

MENGEJAR CINTA ISTRIKU

MCI -1

"Jangan lemah Roselyn !!!"

"Papa tak pernah mengajarkanmu untuk menjadi lemah seperti ini, ayo lawan ketakutanmu itu dan jadilah gadis yang kuat !!!"

Teriakan sang papa membuat semangat Roselyn yang tadinya menguap kembali menyala dan diapun segera mengayunkan pedangnya kearah lelaki gagah yang ada dihadapannya itu dan menyerangnya dengan membabi buta.

Cukup lama keduanya saling serang hingga tak terasa matahari dilangit perlahan mulai tenggelam.

"Bagus sayang, papa senang dengan kemajuan yang kamu tunjukkan hari ini", ucapnya tersenyum puas

Mendengar pujian dari sang papa, rasa lelah yang saat ini Roselyn rasakan seolah menguap begitu saja dan berganti dengan senyum penuh kebahagiaan.

"Ingat pesan papa Roselyn, jadilah gadis yang kuat agar kamu bisa melindungi semua orang yang kamu sayangi dimasa depan".

"Selain bisa melindungi diri sendiri, pelatihan keras yang papa berikan kepadamu berguna untuk melatih mentalmu agar menjadi kuat sehingga tak mudah untuk ditindas orang lain", ujar sang papa sambil mengusap kepala Roselyn dengan penuh kasih sayang.

Selanjutnya slice didalam alam bawah sadarnya mulai berpindah, kali ini memperlihatkan interaksinya bersama mama dan kakaknya.

Semu yang Roselyn lihat didalam mimpi membuatnya bahagia sehingga wajahnya yang semula pucat pasi saat ini sedikit merona penuh kebahagiaan.

Karena hatinya dipenuhi oleh kebahagiaan, Roselyn yang sudah tak sadarkan diri selama satu minggu akibat benturan keras di kepalanya setelah bertengkar dengan sang suami pada akhirnya terbangun.

Nathan yang menyadari pergerakan tangan sang ibu yang ada dalam genggamannya berusaha untuk membangunkan sng ibu dengan menguncang tubuh Roselyn beberapa kali.

"Ibu...ibu.... bangunlah bu"

"Sudah cukup lama ibu memejamkan mata"

"Apa ibu sudah tak mau melihat Nathan lagi", ucap bocah kecil berusia tiga tahun tersebut dengan sendu.

Mendengar suara sedih sang anak, Roselyn pun berusaha untuk membuka kedua matanya yang terasa sangat berat.

Meski kedua matanya seakan berat untuk dibuka, Roselyn tetap berusaha untuk bangun karena tak ingin anaknya bersedih hati.

Apalagi sekarang dia mendengar suara isak tangis Nathan yang mengiris hati.

Perlahan kedua netranya terbuka dan melihat wajah bocah lelaki kecil yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran.

"Arghhh ! kepalaku", ucap Roselyn sambil memegang kepalanya yang berdenyut keras.

Karena dipaksa untuk bangun, kepala Roselyn berdenyut sangat kencang hingga membuatnya kembali memejamkan mata untuk menahan rasa sakit yang mendera.

"Ibu, apa kepala ibu sangat sakit ?"

"Apa perlu aku panggil nenek Ji'en? , tanya Nathan cemas.

Roselyn yang tak ingin membuat anak semata wayangnya itu cemas pun berusaha untuk menahan rasa sakit yang kembali mendera.

"Ibu tak apa-apa, Nathan jangan cemas ya", ucapnya lemah sambil berusaha untuk tersenyum.

"Oya, kemana kak Jesi dan nenek Ji'en?", tanya Roselyn sambil mengedarkan matanya ke semua sudut kamar mencari keberadaan pelayan pribadi dan pengasuh anaknya yang sedari tadi tak dia lihat.

Melihat anaknya bungkam dengan wajah ketakutanpun Roselyn mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Berapa lama ibu tak sadarkan diri ?", tanya Roselyn sambil berusaha mengatur posisi duduknya agar nyaman.

"Ibu tak sadarkan diri selama satu minggu dan selama itu Nathan yang selalu menjaga dan merawat ibu disini", ucap Nathan dengan raut wajah sedih.

Melihat anaknya bersedih, Roselyn pun segera memeluk Nathan untuk menghiburnya sambil sesekali mengecup pucuk kepala bocah lelaki itu dengan penuh kasih sayang.

"Selama ibu tak sadarkan diri, para pelayan tak mengganggumu kan ?", tanya Roselyn sambil menatap Nathan dengan wajah penuh kekhawatiran.

Mendengar pertanyaan sang ibu, tubuh Nathan bergetar ketakutan.

"Tidak apa Nathan, ada ibu disini jadi jangan takut",ucapnya sambil mengusap punggung Nathan dengan lembut.

"Selama ibu tak sadarkan diri kak Jesi dan nenek Ji'en menyuruhku menjaga ibu didalan kamar agar tak ada pelayan yang mengangguku selama ibu dirawat. Entah apa yang terjadi, tadi sore tiba-tiba ayah datang dan masuk dengan kasar kedalam kamar dan menyuruh kepala pelayan untuk menghukum cambuk kak Jesi dan nenek Ji'en. Nathan tak tahu mereka salah apa dan mengunci Nathan bersama ibu dikamar", ceritanya dengan wajah sedih.

Mendengar hal tersebut tanpa sadar kedua tangan Roselyn yang tersembunyi didalam selimut terkepal dengan erat.

"Kurang ajar! berani sekali bajingan itu menyakiti mereka",batinnya emosi.

Setelah sadar dari koma dan ingatannya kembali Roselyn bisa melihat semuanya dengan lebih jelas.

Terutama sikap sang suami yang selalu abai, seakan buta dan tuli akan penderitaan yang Roselyn alami selama tinggal dimansion Bernard ini.

Hal itulah yang membuat para pelayan disini berani bersikap kurang ajar terhadap dirinya dan Nathan karena menganggap Duke Armand tak mempermasalahkan semua perbuatan mereka hingga berani kurang ajar terhadap majikannya.

Melihat ibunya melamun sambil mengkerutkan kening cukup dalam, Nathan yang mengira jika sang ibu kembali kesakitan pun segera menyuruhnya beristirahat.

"Ibu sebaiknya kembali tidur lagi karena ini masih malam agar kondisi ibu bisa cepat puli", ucap Nathan sambil membenarkan selimut sang ibu yang merosot kebawah.

Melihat Nathan menguap, Roselyn pun segera memeluk Nathan dan membawanya masuk kedalam selimutnya.

Sambil mengusap kepala sang anak dengan penuh kasih sayang, Roselyn pun menyenandungkan sebuah lagu pengantar tidur seperti yang selama ini dia lakukan agar Nathan bisa segera terlelap.

Melihat Nathan tertidur didalam dekapannya, hati Roselyn merasa hangat dan dia sangat bersyukur ada sang anak yang menjadi penguatnya selama ini ketika sang suami sama sekali tak menganggap keberadaannya.

"Mimpi itu?”

“Apakah ini berarti ingatan ku telah kembali sepenuhnya ? ”, batinnya senang.

Perlahan semua peristiwa yang terjadi selama ini berputar didalam kepalanya, terutama semua peristiwa yang tak pernah dia ingat setelah dia terjatuh kedalam sungai dan kepalanya terbentur batu pada saat hendak pergi menuju mansion Bernard diawal pernikahan mereka.

Karena Roselyn hilang ingatan maka Duke Armand pun memolesnya menjadi pribadi pengecut dimana dia akan tunduk dan patuh terhadap semua perintah sang suami tanpa bisa melawan sedikitpun akibat manipulasi yang terus menerus sang suami berikan kepadanya.

Kejadian demi kejadian yang pernah dia alami selama terus berputar dalam kepala Roselyn, membuatnya sangat muak dan ingin segera melampiaskan amarahnya terhadap sang suami yang dianggap sebagai penyebab kemalangan yang dideritanya selama ini.

"Kamu benar-benar kejam Duke Armand. Jika tak mencintaiku, seharusnya kamu melepaskanku dan tak menyiksaku seperti ini serta menjadikanku boneka hidup untuk kamu siksa setiap hari", batin Roselyn penuh amarah.

Selama empat tahun ini Roselyn memutuskan komunikasi secara sepihak dengan keluarganya karena hasutan yang diberikan oleh Duke Armand yang mengatakan jika keluarga Roselyn sangat malu akan aib yang ditimbulkannya sehingga membuangnya.

Beruntung Duke Armand mau menikahinya dan memboyongnya ke mansion Bernard sehingga nama baiknya bisa sedikit terselamatkan meski di luaran masih saja ada rumor buruk mengenai dirinya.

Roselyn yang dulu pikirannya terus dimanipulasi oleh Duke Armand merasa beruntung diberi tempat tinggal yang layak di mansion Bernard mesti kadang dia diperlakukan secara tak adil oleh sang suami namun setidaknya dia dan anaknya tak kelaparan dan memiliki tempat tinggal.

Namun sekarang, begitu ingatannya telah kembali Roselyn bersumpah akan membalas perbuatan semua orang yang selama ini telah menyakiti dirinya dan Nathan, terutama sang suami yang dianggap paling bertanggung jawab atas kemalangan yang dialaminya selama empat tahun pernikahan mereka ini.

"Baiklah, sudah cukup pengorbanan yang kuberikan selama ini yang nyatanya tak mendapatkan apresiasi apapun".

"Bukan hanya tak mendapatkan ucapan terimakasih, pengorbanan yang kulakukan malah diklaim oleh orang lain karena terlalu naifnya aku dimasa lalu"

"Mulai sekarang hal itu tak akan terjadi lagi dan aku akan menunjukkan kepada semua orang. yang telah menyakitiku siapa sebenarnya Roselyn Lunox", guman Roselyn penuh kemarahan.

Karena kondisinya masih lemah, Roselyn yang hatinya dipenuhi oleh amarah merasa sangat lelah sehingga diapun perlahan kembali memejamkan matanya dan menyusul sang anak masuk kedalam alam mimpi.

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

👣

2024-08-12

0

Uthie

Uthie

/Good/

2024-07-23

0

Uti Enzo

Uti Enzo

aku jg mampir

2024-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!