Jamora ditinggalkan orang tuanya disebuah desa kecil ketika dia masih berusia tujuh tahun. sialnya dua tahun kemudian kakek Bincar yang mengasuhnya meninggal dunia karena usia tua, dan akhirnya dia harus hidup sendiri dalam penderitaan.
suatu hari dia ingin dihabisi oleh para pemuda putera bangsawan di desanya dan terpaksa masuk ke dalam hutan aek milas yang terkenal angker.
didalam hutan dia bertemu harimau yang ingin memangsanya dan akhirnya Jamora melompat ke jurang.
tapi untungnya dia selamat dan dia menemukan warisan dari seorang legenda dunia persilatan dimasa lalu yaitu pendekar tanpa tanding.
beberapa tahun kemudian dia meninggalkan goa dan bertualang di dunia persilatan. dalam petualangannya dia harus bertarung dengan banyak pendekar sakti untuk mewujudkan mimpinya menjadi legenda seperti gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tungku pil
Beberapa saat kemudian, Rangga dan ketiga pendekar muda lainnya juga telah pulih, mereka bangkit berdiri, mereka berjalan ke arah Jamora
" Terima kasih atas pertolongan tuan Jamora, mungkin kalau tidak ada tuan Jamora, kami sudah tidak ada lagi di dunia ini"
ucap Fendy, seorang murid inti dari perguruan silat gunung Halimbe.
" Benar tuan Jamora, saya berjanji kelak jika Tuan Jamora membutuhkan bantuan saya saya pasti akan melakukannya walaupun harus mempertaruhkan nyawa saya" sahabat pendekar lainnya yaitu Jurangga yang berasal dari perguruan silat pukulan baja.
" Saya Japorkas dari perguruan silat rajawali sakti juga berjanji jika kelak tuan Jamora membutuhkan bantuan saya, saya akan melakukannya walaupun harus menerjang lautan api"
" Ha...ha.., jangan berterima kasih kepada saya sebaiknya kalian bertemu kasih kepada saudara Rangga, karena dialah yang membawa Saya kemari, dan sebaiknya kalian jangan memanggil saya tuan, rasanya tidak enak didengar, bahkan 2 tahun setengah yang lalu, saya sangat terkenal di desa Lakkimat dengan julukan Jamora si gelandangan hina " ucap Jamora dengan santainya.
" Kalau kalian tak percaya tanya saja sama Jadarat, kalau nggak salah dia juga murid di perguruan silat rajawali sakti" sambung Jamora.
" Apa Tuan Jamora kenal dengan si Jadarat? " dahi Japorkas berkerut, ketika dia mendengar Jamora kenal dengan Jadarat dan mereka berasal dari desa yang sama.
" Tentu saja saya mengenalnya, dan tentunya saya tidak akan pernah melupakannya, karena masih ada hutang yang belum lunas antara saya dengan dia" sahut Jamora
" Kalau boleh tahu apakah tuan Jamora memiliki masalah dengan Jadarat"
" Ya, dia memiliki hutang nyawa padaku, dan saya sarankan sebaiknya perguruan kalian tidak ikut campur, karena tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan saya untuk menagih hutang padanya"
Japorkas menarik nafas, karena dia tahu Jadarat memiliki seorang paman, seorang penatua di perguruan rajawali sakti
" Baiklah saya akan menyampaikan pesan Tuan Jamora kepada pemimpin kami."
Ucap Japorkas, walaupun sebenarnya dia tidak terlalu yakin, paman Jadarat adalah yang terkenal arogan di perguruan silat rajawali sakti, sehingga dia tidak akan lepas tangan jika Jamora ingin membalaskan dendamnya kepada Jadarat.
Rangga dan kedua pendekar muda lainnya terlihat tegang mendengarkan percakapan Jamora dengan Japorakas, tapi akhirnya mereka merasa lega ketika melihat wajah Jamora yang kelihatan santai, seakan masalah ini bukanlah masalah besar baginya.
" Karena masalah di sini sudah selesai, sebaiknya kita masuk ke dalam, mana tahu di dalam ada barang-barang berharga yang disimpan oleh para perampok , setelah itu kita kuburkan mayat mereka, sebelum kita bakar habis markas mereka, bagaimana menurut saudara Jamora?".
" Baiklah saya setuju saja, tapi sebaiknya markas ini tidak perlu dibakar, biarkan saja mana tahu suatu saat ada yang membutuhkannya, dan kalau kalian tidak keberatan berikan saja markas ini untuk saya"
Tiba-tiba Jamora memiliki sebuah ide untuk menjadikan tempat ini menjadi tempat tinggal sementaranya, karena dia tidak memiliki tempat tinggal lagi di desa Lakkimat.
" Ha..ha... Tentu saja tidak masalah, kalau saudara Jamora memang berminat dengan tempat ini, kami akan melaporkan pada pimpinan kami bahwa para perampok telah dibersihkan dan sekarang yang tinggal di tempat ini adalah saudara Jamora."
Mereka mengangguk setuju dengan ucapan Rangga, karena menurut mereka tidak masalah jika Jamora tinggal di tempat ini.
" Kalau begitu sebaiknya kita tidak perlu masuk ke dalam untuk mencari barang-barang berharga di tempat ini, karena sekarang pemilik tempat ini adalah tuan Jamora"
" Sebaiknya kita masuk saja ke dalam dan kalau saudara-saudara menemukan suatu barang yang menarik hati kalian, aku tidak akan keberatan jika kalian mengambilnya"
Menurut Jamora sangat wajar mereka mengambil beberapa barang berharga untuk mereka, karena mereka juga ikut bertarung melawan para perampok.
" Ha..ha.. kalau begitu sudah beres, tapi jangan takut saudara Jamora,kami hanya mengambil beberapa barang untuk dibawa ke perguruan silat kami , sebagai bukti bahwa kami telah selesai melaksanakan tugas"
Semua pendekar muda yang mewakili 4 perguruan silat besar di kerajaan Sayur Matinggi setuju dengan ucapan Rangga, karena mereka sadar misi mereka kali ini sukses karena bantuan dari Jamora, dan bahkan mereka tidak akan lolos dari kematian jika Jamora tidak turun tangan untuk membantu mereka.
Tanpa menunda lagi, mereka berjalan kedalam markas untuk mencari gudang tempat penyimpanan harta karun yang ditinggalkan oleh para perampok.
Akhirnya mereka menemukan gudang penyimpanan barang-barang berharga peninggalan dari para perampok di sebuah ruangan yang tidak jauh dari markas induk para perampok.
" Silakan saudara Jamora memilih terlebih dahulu barang berharga yang saudara inginkan, sisanya nanti akan kami berbagi rata" ucap Rangga.
Jamora juga penasaran barang-barang berharga apa saja yang tersimpan di dalam gudang penyimpanan milik para perampok, karena tentunya selama mereka melakukan kejahatan termasuk pencurian dan perampokan, mereka pasti mendapatkan banyak barang hasil rampasan dan dia berharap ada sesuatu yang menarik baginya.
Di dalam gudang Jamora melihat banyak barang berharga seperti emas, perak, berlian, dan berbagai jenis senjata dan obat-obatan, tapi tentunya ini tidak cukup menarik bagi Jamora.
Ketika dia merasa bahwa tidak ada yang cukup menarik baginya, tiba-tiba dia melihat di sudut ruangan ada sebuah tungku kecil.
Karena merasa penasaran dia mengambilnya.
Tungkunya tidak terlalu besar hanya seukuran ember kecil, namun Jamora mengangguk puas karena dia tahu tungku ini adalah tungku untuk memasak obat dan pembuatan pil.
" Ini saja untukku, sisanya silakan kalian bagi rata"
Ucap Jamora setelah memastikan bahwa tungku ini memang tungku asli untuk pembuatan pil dan memasak obat.
Para pendekar muda terlihat kebingungan karena Jamora hanya mengambil sebuah tungku usang.
Saya kira itu tidak benar, sebaiknya kami akan memilih beberapa barang untuk kami, dan sisanya akan kami tinggalkan di sini untuk saudara Jamora "
Tentunya semua setuju dengan ucapan Rangga, karena rasanya tidak sopan bagi mereka jika mereka mengambil semua barang yang ada didalam gudang, sementara Jamora hanya mengambil sebuah tungku usang.
" Terserah kalian saja, dan jangan sungkan ambil saja apapun yang kalian inginkan"
Tentu saja Jamora tidak keberatan jika mereka mengambil apapun dari dalam gudang, karena didalam cincin penyimpanannya sangat banyak harta berharga yang bahkan melebihi isi gudang.
Para pendekar muda memilih beberapa jenis senjata dan beberapa obat-obatan karena memang ini yang mereka butuhkan sebagai seorang pendekar dan mereka tentunya tidak terlalu tertarik dengan emas permata.
Beberapa saat kemudian mereka telah selesai memilih barang-barang yang mereka butuhkan, tentunya masih sangat banyak harta berharga yang mereka tinggalkan untuk Jamora.
Setelah selesai memilih barang yang mereka inginkan, mereka keluar dan menggali sebuah lubang besar untuk penguburan mayat para perampok yang tewas.
Karena misi mereka telah selesai, tentunya mereka ingin kembali ke perguruan silat mereka, untuk melaporkan hasil misi mereka.
" Baiklah saudaraku Jamora, kami akan kembali ke perguruan, karena kami harus melaporkan hasil misi kami, dan kami menunggu kedatangan saudara Jamora di perguruan macan terbang, ingat ya jangan sampai tidak datang, karena lihatlah wajah adikku ini dia pasti akan merindukanmu... hahaha.."
Ratih menunduk dengan wajah merah padam pendengar ucapan Rangga, karena dia tahu siapa yang dimaksud oleh Rangga.
Semua pendekar muda tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Rangga, karena tentunya mereka mengerti maksud dari ucapan Rangga dan hal ini membuat Ratih semakin salah tingkah.
Semua pendekar muda akhirnya pamit pada Jamora dan mereka semua berharap kelak Jamora akan singgah di perguruan silat mereka.
Beberapa saat kemudian, akhirnya satu persatu para pendekar muda pamit pergi kepada Jamora, dan yang tersisa hanya Rangga dan Ratih.
" Kami juga akan pergi, jangan lupa saudara Jamora harus datang ke perguruan kami, eh Ratih kamu tidak ingin mengatakan salam perpisahan"
Ratih terlihat salah tingkah, namun dia mencoba untuk tetap tenang.
" Terima kasih, karena saudara Jamora sudah beberapa kali menolong kami, dan tentunya jika saudara Jamora punya waktu jangan lupa datang mengunjungi kami"
Jamora menarik nafas dan menganggukkan kepalanya
" Kalau ada waktu aku pasti akan datang ke perguruan kalian, sampai jumpa "
Jamora terharu melihat sikap tulus mereka, karena sejak orang tuanya meninggalkannya, dia tidak memiliki saudara atau sahabat yang memperlakukannya dengan tulus, mungkin hanya kakek Bincar yang menyayanginya .
Setelah Rangga dan Ratih pergi, kini hanya tinggal Jamora sendiri di bekas markas perampok yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya.