NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Mafia Depresi

Belenggu Cinta Mafia Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: AdlanAdam

Arsen pria tampan berusia 33 tahun, akibat kekejaman ayahnya, membuat dia memiliki kepribadian kejam.


Dan ya jika dia mendengar nama sang ayah disebut, maka dia akan mengeluarkan sisi gelapnya, dengan menghukum diri sendiri dan juga orang sekitarnya.


Adelia putri, wanita sederhana, harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan akibat perbuatan ayahnya.

Dimana sang ayah lebih memilih pergi bersama dengan wanita lain, hanya karena wanita itu memiliki segalanya.

Bagaimana kehidupan Arsen dan juga Adelia, mari kita ikuti kisah selengkapnya di bab-bab berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCMD: Bab 9

Tidak terasa hari pun sudah kembali siang,, Adel masih di sibukan dengan pekerjaannnya, tapi itu tidk pernah saya membuat dia mengeluh, asal dia masih di beri kesehatan, bisa bekerja dengan baik, mencari uang dengan cara yang halal, itu sudah Adel syukuri.

Masih terus asik bekerja, tiba-tiba saja Adel mendapatkan telepon dari buk Yati. Melihat itu, Adel pun langsung mengangkatnya, karena dia langsung teringat akan ibunya.

"Ya buk, ada apa?" tanya Adel, sejenak dia pun berhenti mengerjakan pekerjaan, agar bisa fokus mendengarkan apa yang di katakan buk Yati.

"Del, ibumu, Nak. Ibumu kumat lagi, saat ini dia sedang mengamuk, mengobrak abrik rumah kalian. Yang lebih parahnya lagi, dia membuat Rumah kalian sampai kebakaran ... tapi kamu nggak usah khawatir ya, karena sudah di padam kan oleh para warga," beri tahu buk Yati.

Adel yang mendengar nya pun terkejut, tanpa berpamitan pada manager, atau mengatakan apa-apa, dia pun langsung pergi keluar dari rumah makan, meninggalkan semua pekerjaannya.

"Tapi ibuk nggak apa-apa 'kan, Buk? Adel akan pulang sekarang, jadi tolong jagain ibuk saya," ucap Adel lagi, sambil ia berlari ke arah luar, dan langsung menuju parkiran.

Setelah mengatakan itu, dia pun mematikan sambungan teleponnya. Mengambil tas nya lalu pergi. Sampai di luar, dia pun langsung naik ke atas motornya, dia pun langsung menuju jalan pulang.

***

"Buk, bagaimana ini bisa terjadi? Lalu dimana ibu saya?" tanya Adel, sambil dia berlari ke arah di mana buk Yati.

"Ibuk juga nggak tau, Del. Tiba-tiba sudah terlihat banyak asap di dalam rumah kalian. Jadi kami semua membawa ibumu keluar dari dalam rumah." Buk Yati pun hanya bisa menjelaskan semua itu.

Karena mereka memang tidak tahu apa yang terjadi, saat sadar, rumah sudah penuh dengan asap, dan api juga sudah menyebar. Yang ada di pikirin mereka hanya menyelamatkan Hanum, baru setelah itu memadamkan api yang menyala di rumah itu.

"Tapi ibu saya nggak papan kan, Buk?" tanya Adel lagi. Yang sangat mengkhawatirkan keadaan ibunya.

"Ibuk kamu nggak papa, Nak?" jawab buk Yati. Lalu dia pun menunjukan keberadaan Hanum, dimana wanita itu sudah terlihat ketakutan, dan juga merasa bersalah.

Melihat ibunya, Adel pun langsung mendekati ibunya, yang kebetulan sedikit menjauh dari kerumunan warga. Karena dia merasa bersalah telah membuat semua yang mereka miliki kini hangus terbakar.

"Buk, ibuk nggak apa-apa kan?" tanya Adel, dia pun langsung memeluk ibunya dengan erat. Mencoba menenangkan ibunya, agar tidak lagi ketakutan.

"Maafin ibuk, Nak. Gara-gara ibuk kita jadi kehilangan semuanya. Harusnya tadi ibuk juga ikut terbakar, agar tidak terus membebani kamu," ucap Hanum.

Begitulah jika dia sudah kembali sadar, maka rasa bersalah lah yang selalu ada di pikirannya. Tapi jika pikiran nya sedang kacau, dia tidak akan ingat apa-apa dan semua yang dia lakukan, pasti di luar kesadarannya.

"Nggak papa kok, Buk. Lagian nggak semua kok terbakar, kita masih bisa mengunakan rumahnya, setelah di bersihkan nanti," balas Adel, yang tidak mau membuat ibunya semakin kepikiran.

"Tapi, Nak, tetap aja ibuk salah, karena sudah membuat ini semua hancur," lanjut Hanum, yang masih merasa bersalah, dengan apa yang terjadi pada mereka.

"Jangan khawatir, Buk. Adel sama buk Hanum bisa kok tinggal di rumah saya, nanti kita semua bantu bersihin rumahnya, baru setelah itu bisa di tempati lagi," sahut Buk Yati, menawarkan agar Adel dan Hanum tinggal di rumahnya.

Mendengar itu, Adel pun melihat ke arah buk Yati, "Makasih ya, Buk. Maaf juga karena sudah selalu membuat ibuk repot." Adel benar-benar merasa bersukur, punya tetangga yang baik seperti Buk .

"Nggak usah berterima kasih gitu, Del. Karena ibuk udah anggap kamu sebagai putri ibuk juga, dan ibumu sudah seperti saudara bagi ibuk," ujar Adel.

Adel pun tersenyum, dan memeluk Yati, dia sangat bersukur bisa bertetangga dengan wanita itu, "Udah ayo bawa ibumu, kita masuk kedalam rumah, biar besok kita bersihin rumah kalian. Karena ini sudah terlalu sore," ajak buk Yati.

Meskipun hari masih jam 3 sore, tapi rumah itu masih terlalu panas dan masih sulit untuk di bersihkan, jadilah Yati menyarankan untuk di bersihkan besok saja, Adel pun setuju saja, mengikuti apa yang Yati katakan.

"Iya buk." Adel pun setuju, dia membantu ibunya berjalan, dan membawanya kerumah buk Yati.

"Maaf sebelumnya, apa ini dengan Nona Adel?" tanya seorang supir, membuat langkah Adel Buk Yati dan juga ibunya, jadi terhenti, dan melihat ke arah se orang pria.

"Iya, Pak. Ada apa ya?" tanya Adel, heran melihat pria itu. Karena diiaa tidak merasa mengenal pria itu.

"Saya supirnya tuan, Arsen. Saya diminta untuk menjemput Nona dan ibuk Nona," jawab Pak supir itu, sekaligus menjelaskan maksud kedatangnya.

"Tuan Arsen? Tapi saya tidak mengenal nama itu, Pak. Dan apa tujuan tuan bapak? Kenapa kami harus di jemput? Dan kami mau di bawa kemana?" tanya Adel, beruntun. Dia pun kembali merasa heran, merasa asing dan tidak mengenal nama Arsen.

Itu karena tadi dia benar-benar tidak mengingat siapa Arsen, yang di maksud oleh supir itu. Menolak dengan keras ajakan pria itu, Adel pun memilih untuk kelanjutan langkahnya.

Jelas dia tidak mau mengikuti kemauan pria itu, karena dia sama sekali tidak menganalnya, juga tuan Arsen yang di maksud oleh pria itu.

"Nona, tidak bisa pergi begitu saja, karena saya hanya menjalankan perintah tuan saya. Jadi saya mohon kepada, Nona. Tolong kerja samanya agar saya tidak terkena masalah," ucap supir itu lagi.

Dia menahan tangan Adel, menghentikan langkah gadis itu. Gadis yang terlihat jelas merasa kebingung, tapi sang supir pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia takut jika tidak jadi membawa Adel, maka dia akan terkena amukan dari tuanya.

*

*

*

*

*Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!