⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️
Pernikahan yang tidak didasari oleh rasa cinta memang sangat sulit untuk dijalani. Apalagi dengan seorang yang sudah dianggap sebagai musuh sendiri. Seperti itulah kisah Cassie dan Gavino. Dua orang yang harus terjebak dalam status suami-istri karena perjanjian keluarga mereka. Mampukah mereka mewujudkan pernikahan yang bahagia?
Cassie hanya ingin mengukir kebahagiaan nya.Namun apakah ia bisa di tengah kehidupan yang begitu kejam? Bisakan ia bertahan dengan Gavino Zachary Bramasta?
Start: 8 Juli 2024
End:
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 - I See You and Your Bitch!
Terkadang menikmati waktu sendiri memang perlu dilakukan. Bagi orang yang banyak memendam masalah sendiri seperti Cassie, menghabiskan waktu sendiri dapat membuatnya lebih tenang dan berpikir jangka panjang tentang masalah-masalah yang tengah ia hadapi.
Setelah pamit kepada teman-teman nya, Cassie pun tak langsung pulang ke apartemen. Ia terlebih dahulu mengelilingi kota dan menikmati angin malam untuk menghilangkan semua beban pikirannya tanpa bantuan orang lain.
Ketika Cassie merasa cukup, ia pun segera menyuruh sopir taksi untuk menghentikan taksinya di depan gedung apartemen nya. Namun ia tak langsung pulang, melainkan pergi ke minimarket yang terletak di seberang jalan apartemen. Sungguh ia lapar karena itu ia pikir ia harus makan dulu di minimarket.
Setelah memilih mie instan, Cassie segera memasaknya dan memakannya di minimarket itu. Ia menikmati mie instannya seraya memperhatikan jalanan di luar jendela yang mulai sepi.
Namun netranya terhenti pada seorang pria yang sedang berjalan dengan seorang wanita. Pria itu terlihat begitu senang dan menikmati waktunya dengan bercerita banyak hal bersama wanita itu. Pemandangan itu pun membuat Cassie tersenyum remeh.
Tukang selingkuh ternyata, batin Cassie. Ia sudah menyangka hal ini sebelumnya. Ia baru tak percaya jika suaminya merupakan laki-laki yang setia.
Seperti yang sudah Cassie bayangkan, ia pasti akan memergoki Gavino bermain api di belakangnya. Sejujurnya ia tak mempermasalahkan hal itu karena ia tau pria seperti Gavino tak akan cukup dengan satu wanita, hanya saja ia tak menyangka akan memergokinya secepat ini.
Beberapa saat kemudian ponsel Cassie tiba-tiba berdering. Sebuah panggilan masuk dari Gavino yang membuatnya kembali tersenyum remeh, "Ada apa?" tanyanya setelah mengangkat panggilan telepon itu.
"Dimana lo? Nggak tau ini udah malem. Udah jam sebelas tapi lo belum juga balik ke apart? Mau ngelonte lo?"
Cibiran Gavino benar-benar mengganggu malam indah Cassie. Tak sadarkah jika pria itu sedang menyindir selingkuhannya sendiri? Huft, wanita itu hanya dapat menarik napasnya panjang untuk mengontrol emosinya.
"Lho lo udah di apart? Gue kira lo bakalan di unit jalang lo," ucap Cassie penuh dengan penekanan.
"Lo udah tau?"
Cassie berdeham, "Taulah orang gue liat sendiri. Seharusnya gue rekam ya tadi biar bisa gue post dengan judul 'Suamiku selingkuh dengan tetangga apartemenku'. Tapi sayangnya makan mie lebih nikmat daripada ngerekam kalian."
"Oh lo lagi di minimarket depan?"
Cassie hanya berdeham,
"Tunggu di sana, gue susul."
Setelah menutup panggilan telepon itu Cassie kembali melanjutkan aktivitasnya. Masa bodo dengan suami yang banyak berulah itu. Namun beberapa menit kemudian pria itu sudah datang dan langsung duduk di samping Cassie. Dengan tak tau dirinya Gavino merampas mie instan Cassie yang masih tersisa setengah dan memakannya dengan cepat.
"Lo ya dateng-dateng main makan punya orang aja. Bikin sendiri napa," protes Cassie. Ia bukannya pelit, hanya saja dirinya masih lapar sehingga wajar jika ia marah.
Namun Gavino malah berdecak, "Lo lah yang bikin lagi sana. Nggak tau apa suami lo ini lagi kelaperan. Bukannya masak di rumah malah keluar-keluar lo."
Sudahlah, Cassie sudah tak berminat melanjutkan makannya. Ia hanya meneguk susu pisang yang ia beli tadi dan menatap suaminya yang sedang memakan mienya dengan sangat lahap,
"Nggak dikasih makan lo sama jalang kesayangan lo?"
"Mulut lo ya, jahat banget!"
Cih. Bisa-bisanya Gavino memarahi Cassie yang mengatai selingkuhannya dengan kata jalang. Apa kabar mulut Gavino yang mengatainya dengan kata yang lebih kasar tadi? Sungguh tidak sadar diri manusia satu ini.
Kurang sabar apa coba Cassie menghadapi Gavino. Ia hanya menghembuskan napasnya dan beranjak dari tempat duduknya.
Hal itu tak luput dari kedua netra Gavino. Pria itu mengamati setiap gerak gerik Cassie yang kembali menuju rak makanan seraya menyuap mienya.
Tak lama kemudian wanita itu datang kembali dengan satu kresek makanan ringan dan minuman dingin, "Nih makan lagi," ucapnya seraya memberikan makanan itu.
Sesombong-sombongnya Cassie, wanita itu tak akan membiarkan suaminya kelaparan. Ia tau jika setengah porsi mie instan tak akan membuat Gavino kenyang. Karena itu ia membelikan dua sosis, dua porsi kimbab dan minuman dingin untuk Gavino.
Setelah itu Cassie berjalan keluar minimarket dan memberikan sisa jajan yang ia beli kepada anak kecil yang duduk lesu di pinggir jalan. Cukup lama ia memperhatikan anak itu sejak kedatangan Gavino jadi sekalian ia membelikan anak itu.
Kembalinya Cassie disambut oleh picingan mata Gavino. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya tetapi mengingat yang dilihatnya adalah Cassie dan membuatnya tersenyum merendahkan,
"Bagus juga akting lo. Mau caper ke gue lo? Nggak mempan sih tapi."
"Sepenting itu lo sampai gue caper ke lo?" ucap Cassie menghembuskan napasnya, "Makanya hidup jangan mandang ke atas mulu. Mandang juga yang ada di bawah lo. Kebiasaan mulut lo yang nggak pernah difilter itu!"
Gavino langsung bungkam mendengar pembelaan Cassie. Sejujurnya ia memang jarang mengamati sekitarnya. Ia juga jarang berbagi rezeki pada orang yang membutuhkan. Sejenak ia kagum pada wanita itu, tetapi dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. Ia tak ingin terjebak pada tipu muslihat Cassie.
"Hampir gue ketipu sama lo, Cas. Lo emang paling pinter soal main drama kayak gini. Tapi sorry, gue tetep nggak akan bisa suka ke lo meskipun lo berbuat baik di depan gue."
"Serah lo Gav."
Tak ada gunanya juga melanjutkan perbincangan tak penting ini. Meskipun mulut Cassie berbusa pun pria itu tak akan pernah merubah pendiriannya karena ia tau jika Gavino yang membencinya tak akan pernah bisa melihat sisi baiknya sampai kapanpun.
Wanita itupun menghela napasnya, "Cepet habisin makanan lo. Udah ngantuk gue," perintah Cassie yang hanya ditanggapi oleh deheman Gavino.
Pria itu menghabiskan makanannya dengan cepat. Hanya dalam hitungan menit makanan itu telah tandas. Mereka pun segera pergi dari minimarket itu dan pulang ke apartemen. Namun betapa terkejutnya mereka ketika melihat apartemen yang begitu berantakan.
Hampir saja Gavino memanggil polisi karena mengira ada pencuri tetapi ngeongan Siega menginterupsi keduanya. Kucing itu terlihat begitu lusuh,
"Gav, lo belum kasih makan Siega?" tanya Cassie.
"Belomlah. Kan tugas lo yang ngurusin dia."
"Astaga Gavin...."
Cassie langsung mengambil alih Siega dan menggendong kucing itu menuju kamar mandi dan memandikan kucing nakal itu. Hal tersebut tak luput dari pandangan Gavino yang hanya diam tak membantu.
"Lo urus lah kucing itu. Sama bersihin apart gue. Gue nggak mau apart gue kotor gara-gara kucing lo."
Dekripsi suasana hati, tempat baik nya lebih di perjelas. Jangan hanya menekankan emosi perkarakternya saja.
Ceritanya sebetulnya Menarik, bisa dinikmati. Cuma sayang aja penggambarannya kurang jelas, Dari bab sekian yg udah kubaca, tiap muncul problem selalunya udah segitu aja, gak di perpanjang. Jadi kesannya kaya kurang pas gitu, lebih di olah lagi biar Kita yg baca beneran geregetan. /Pray//Smile/
dekripsi, alur, gaya menulis, sama peran perkarakternya itu bagus lohh.
Kulihat, ini tipikal novel yg alurnya cepat yaa.
Lanjutin Terus semangat /Good//Smile/