Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bibir manisnya
Bersanding di pelaminan bersama dengan pria yang dicintai adalah mimpi bagi semua wanita. Tak terkecuali bagi Veroya Eiko Vogt. Cinta yang dirasa hanya sebatas cinta monyet, nyatanya kini justru menjadi pelabuhan terakhirnya. Meski perjuangan yang dilalui oleh Veroya untuk sampai ke posisi ini butuh banyak sekali pengorbanan tapi hasil akhirnya tidak pernah mengecewakan.
Senyum lebar sampai ke mata, terus Veroya perlihatkan pada ribuan tamu yang hadir di pesta pernikahannya ini. Gigi Veroya pasti sudah kering, karena tak berhenti tersenyum. Veroya ingin memperlihatkan pada semua orang yang selama ini mengatakannya gila, karena mengejar cinta dari pria yang tidak mencintainya. Bahwa perjuangannya tidak lah sia-sia.
" Gigi mu sudah kering, Ve... " celetuk Griffin yang geli sendiri melihat Veroya terus tersenyum sejak pesta di mulai.
" Ish... Kau ini. Aku ini sedang bahagia ya karena itu aku tersenyum. Beda dengan kau, minim ekspresi. Tiap hari hanya berwajah datar saja. " Veroya mencebik.
" Senyum terus juga bisa dikira orang gila.. " Griffin menimpali.
" Heh.. " ditepuk nya lengan Griffin sedikit agak keras. Bukannya Griffin yang kesakitan, tapi justru tangan Veroya yang sakit.
' Ini Lengan atau besi. Kenapa keras sekali? ' batin Veroya.
" Memangnya sebahagia itu bisa menikah dengan ku? " tanya Griffin. Entahlah, jika sudah bersama dengan Veroya, dirinya akan cenderung suka bicara. Magnet apa yang Veroya miliki sehingga mampu membuat Griffin memperlakukannya berbeda.
" Masih tanya.. " Veroya memutar bola matanya, " Kau tahu seperti apa selama ini aku mengejar mu. Harga diri ku rasanya sudah aku jual demi bisa mendapatkan mu. " jawaban Veroya berhasil menerbitkan senyum Griffin, meski sangat tipis sampai-sampai tidak ada satu pun termasuk Veroya yang melihat senyum itu.
*
*
Seorang wanita berdiri di antara ramainya tamu undangan pesta pernikahan Veroya dan Griffin dengan mata menatap tajam dan penuh iri. Dalam pikirannya, sudah membayangkan andai dirinya yang bersanding dengan seorang Griffin di pelaminan itu. Diratukan dan dielu-elukan oleh semua orang. Sama seperti apa yang Veroya dapatkan saat ini.
Dunia rasanya sungguh tidak adil. Mereka berasal dari keluarga yang sama. Darah yang mengalir di tubuh mereka berasal dari nenek moyang yang sama tapi kenapa Veroya bisa seberuntung itu dalam hidupnya. Tidak seperti dirinya yang hidup penuh dengan tekanan.
" Lihatlah putri pengkhianat itu. Dia bisa mendapatkan nasib yang baik, sedangkan diri mu? " seorang wanita diusia pertengahan empat puluhan mendekati wanita ini.
" Rukia... Seharusnya kau yang berdiri di sana, menikahi pria terhormat itu. Tapi karena kebodohan mu, tergoda pria miskin tak berguna, semuanya jadi berantakan. " wanita bernama Rukia, menatap ke arah bibinya dengan tatapan yang entah bisa diartikan seperti apa.
" Kau sama saja dengan dousan mu. Sama-sama tergila-gila dengan orang miskin. " Rukia meradang, bibinya tak henti-hentinya terus menyalahkannya.
" Cukup, oba.. Mau sampai kapan, anda akan terus mengungkit masa lalu? Bukankah kita memiliki tujuan sendiri dengan datang kemari. " tegur Rukia kepalang kesal.
" Itupun jika kau bisa menarik perhatian dari tuan muda Cassano itu. " bibi Rukia melengos, tak suka ditegur oleh putra dari kakaknya.
" Ya.. Setidaknya satu hal yang patut disyukuri dari Dousan mu.. Dia, memiliki apa yang diinginkan oleh tuan muda Cassano. Manfaatkan itu dengan baik, untuk bisa naik ke posisi puncak. " bibi Rukia langsung pergi begitu saja meninggalkan Rukia.
Dibandingkan dengan sepupu jauh yang belum pernah dia temui, kadang Rukia merasa semua itu konyol. Dia dan Veroya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kenapa semua orang membandingkan keduanya hanya karena Veroya lebih memiliki hidup sebagai seseorang yang disorot oleh banyak orang.
Berbeda dengannya yang memilih untuk bekerja di perusahaan milik keluarga. Posisi Rukia juga tinggi karena menjabat sebagai manager produksi di perusahaan milik keluarga.
Semenjak setahun ini, setelah tuan besar Keichiro, kakek kandung Veroya dari pihak mamanya mengubah surat wasiatnya. Menjadikan semua orang mulai memperhatikan keluarga dari sepupu jauh Veroya ini. Padahal selama puluhan tahun, tidak ada yang pernah membahas tentang satu-satunya pewaris tuan besar Keichiro karena lari saat dijodohkan.
Siapa sangka, pria yang dicintai oleh Hanabi Keichiro yang awalnya seorang pekerja biasa di salah satu cabang perusahaan Keichiro, nyatanya adalah seorang keturunan bangsawan. Sungguh tak terduga, tapi itulah kenyataannya. Tuan besar Keichiro pun mulai memaafkan perbuatan putrinya yang sempat mempermalukan dirinya kala itu.
" Kau sudah membuat hidup keluarga ku menderita, Veroya Vogt.. Maka kini saatnya aku membalas apa yang kau dan mama mu itu perbuat pada kami. " gumam Rukia, menatap penuh dendam ke arah Veroya yang justru tersenyum bahagia di atas luka di hati Rukia.
" Apa yang kau miliki, maka aku akan mengambil semua itu dari mu. Bukankah, suami mu tidak pernah mencintai mu.. " Rukia merasa di atas angin lantaran dia tahu kisah cinta Veroya dan Griffin yang hanya cinta bertepuk sebelah tangan.
Rencana jahat untuk balas dendam sudah tersusun rapi di kepalanya. Apapun akan Rukia korbankan asalkan bisa merebut apa yang dimiliki oleh Veroya. Tanpa pernah Rukia sadari, jika jalan yang dia pilih saat ini akan dia sesali suatu saat nanti. Rukia belum tahu siapa Veroya yang sebenarnya.
*
*
Pesta dansa yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba. Semua pasangan tamu membentuk sebuah lingkaran yang melingkari tempat mereka akan berdansa. Semuanya diam di pinggiran karena menanti raja dan ratu pesta ini untuk turun terlebih dahulu ke lantai dansa.
Make You Feel My Love dari Adele, menjadi pilihan Veroya sebagai lagu untuk mengiring pesta dansa di pesta pernikahannya ini. Veroya ingin semua orang tahu termasuk Griffin, bahwa dia begitu mencintai seorang Griffin from earth to the moon.
" Bisakah kau merasakan cinta ku, King? " tanya Veroya saat melakukan step awal dansa bersama Griffin.
" Entah.. " Griffin cuek saja. Wajahnya juga tetap datar, membuat Veroya ingin sekali melempar heelsnya ke wajah Griffin.
" Merusak suasana saja, sih. " Griffin terkekeh pelan.
Keduanya terus berdansa sampai ke tengah lagu, barulah pasangan lain masuk ke lantai dansa dan berdansa bersama. Veroya bisa melihat sahabat baiknya Fayre, menarik crush nya untuk berdansa bersama. Veroya terkikik geli karena beberapa kali melihat Fayre mengumpat kesal karena kakinya diinjak oleh pasangan dansa nya.
" Kau tidak akan membantu Queen untuk mendapatkan cintanya? " tanya Veroya penasaran.
" Bukankah selama ini kau sudah membantunya dengan berbagai ide gila itu. " alis Griffin terangkat sebelah, menanti ekspresi Veroya.
" Eh... Kau tahu?? " Veroya memekik.
" Hanya orang gila yang bisa menghasilkan ide gila. Siapa lagi kalau bukan kau? " Griffin tersenyum miring, puas melihat ekspresi kesal sang istri.
" Sembarangan... Yang kau katai orang gila itu sekarang berstatus istri mu.. " Veroya mendelik. Mulut suaminya ini ringan sekali mengatai dirinya gila.
Griffin begitu menikmati ekspresi kesal Veroya. Belum lagi bibirnya yang komat kamit maju mundur seperti tukang parkir itu. Melihat Bibir Veroya, dia pun jadi teringat ciuman di altar saat pemberkatan tadi. Rasanya manis bibir Veroya, masih membekas di bibirnya.
' Tidak buruk juga, perasaan ini.. ' batik Griffin.