Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Mobil sport Aston Martin berwarna putih itu keluar melewati pintu gerbang Mansion, melintas di jalan raya menuju Perkantoran PT. Galaxi Corperation.
Denada hanya diam terpaku, duduk di jok belakang, di dalam mobil hanya bergeming tanpa bersuara, pikiran nya melayang entah kemana, Asisten Carlos sedari tadi menatap Denada dari kaca spion.
Nona Denada, sungguh berbeda jauh dengan Nona Deswita yang memiliki paras cantik, serta tak lupa Nona Deswita selalu memoles wajahnya dengan make up yang tebal, dan pakaian yang begitu glamour. Tapi yang ku lihat sekarang 100% jauh berbeda, penampilan Nona Denada begitu polos, pantas Tuan Alex tidak tertarik sama sekali terhadap Nona Denada... Carlos.
Mobil memasuki sebuah Gedung Perkantoran, Gedung pencakar langit yang terlihat Megah dan Mewah, mobil berhenti tepat di depan Lobby.
"Nona Denada, tolong anda tunggu dulu di dalam mobil, saya akan jemput Tuan Alex," terang Carlos.
"Baiklah," sahut Denada.
Denada mengedarkan pandangannya, menatap ke sebuah Gedung bertingkat yang menjulang tinggi di depannya.
Asisten Carlos turun dari mobil memasuki kantor, semua karyawan yang berpapasan dengan Carlos tampak selalu memberi hormat, karena posisi Carlos adalah sebagai Asisten Pribadi dari pemilik tempat mereka bekerja. Carlos terus berjalan menaiki lift khusus, kini Carlos sudah sampai di Kantor Presdir Alex, dia memasuki ruangan.
Terlihat jelas Alex yang sedang sibuk, duduk di kursi kebesaran nya yaitu kursi Presdir, kedua netranya masih fokus menatap pada layar laptop.
"Selamat siang Tuan," Carlos membungkuk memberi hormat.
"Maaf Tuan, Nona Denada sudah berada di lobby."
"Bagaimana menurutmu dengan penampilan nya sekarang? Apa perlu aku bawa ke butik terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Opa?" tanya Alex penasaran dengan penampilan wanita yang saat ini sudah menjadi istrinya.
"Menurut saya Nona Denada tipe orang yang tidak suka berdandan seperti Nona Deswita," balas Carlos pelan takut menyinggung perasaan Tuan nya.
"Jelas wanita itu sangat berbeda jauh dengan Deswitaku yang begitu modis dan anggun, ibarat kata wanita itu seperti langit dan bumi, yang sampai kapan pun tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Deswita di hatiku!" pungkasnya.
Alex segera menutup laptopnya, lalu berjalan keluar menuju lift bersama Carlos.
🌷🌷🌷
Tiba di lobby, seorang bodyguard membukakan pintu mobil untuk Alex, dan duduk tepat di samping Denada, sontak Denada merasa kaget dengan kedatangan pria yang begitu dia benci.
Mobil mewah milik Alex berjalan meninggalkan Gedung Perkantoran, Alex yang teringat dengan ucapan Carlos tadi, tiba-tiba membuat Alex sedikit melirik ke arah Denada yang berada di sampingnya, menatap sinis dari atas dan bawah.
"Apa kau tidak punya pakaian yang lebih layak lagi, Hah ?" Kau bisa saja memakai pakaian seperti itu di hadapanku, tapi tidak di depan Opa! Jangan permalukan aku dengan pakaianmu seperti ini! Ciiih, memalukan!!" umpat Alex kesal.
Denada meremas ujung bajunya, menahan rasa sakit di hina, bagi Alex itu sudah terbiasa mencaci dan memaki Denada.
"Memangnya kenapa kak, apa ada yang salah dengan pakaianku ini? Jika Kak Alex tidak berkenan dengan pakaianku seperti ini, dan merasa malu dengan penampilanku, maka jangan bawa aku ke hadapan Opa! Aku juga tidak meminta Kak Alex untuk mengajakku bertemu dengan Opa!!" sarkas Denada dengan sorot mata yang tajam menatap ke arah Alex.
Denada masih belum bisa meredam amarahnya, meskipun Alex sudah mengancam untuk menarik semua saham yang ada di perusahan milik Daddy nya, Namun terkadang Denada yang sudah kesal dengan segala macam perintah Alex, dia akan diam dan memilih untuk melakukan apa yang di perintahkan Alex.
"Kurang ajar kau, berani sekali kau berkata seperti itu kepada ku, Hah? Apa kau tidak di ajarkan oleh kedua orang tuamu untuk bersikap sopan, terlebih dengan suamimu sendiri!!" sungut Alex yang tidak terima Denada membangkang dirinya.
"Kalau memang Kak Alex tidak ingin aku menjadi istri pembangkang, tolong filter dulu sebelum bicara!" terang Denada ketus yang kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah lain.
"Ha... Ha... Ha..." Alex terbahak, Alex menarik pipi mulus Denada dengan jemari tangannya yang besar, dia menekan kedua pipinya keras.
"Kau.. Kau berani sekali berkata seperti itu kepadaku!!" tunjuk Alex geram, rahangnya mengeras, terdengar suara gigi yang bergemeletuk menahan sebuah amarah.
"Kau pikir... Kau siapa, Hah? Kau cuma wanita murahan yang mau mengantikan posisi Deswita di hatiku, heh' tapi jangan harap kau bisa mendapatkan itu dariku!" melepaskan dengan kasar, terlihat kedua pipi Denada yang memerah.
Denada memalingkan wajahnya, menghapus kasar air mata yang sudah terjatuh.
"Carlos... Mampir dulu ke butik milik Mommy, belikan dia pakaian yang layak dia pakai, dan tagihan nya masukkan ke dalam rekeningku," titah Alex.
"Baik Tuan," sahut Carlos yang masih tetap fokus dengan kemudinya.
🌷🌷🌷
Mobil berhenti di sebuah Mall XX, sampai depan lobby, Alex menarik kasar tangan Denada dengan erat, dia sudah tidak peduli dengan tatapan orang-orang padanya, Wajah dingin CEO tampan itu memancarkan aura sadis, banyak lawan bisnisnya yang takut dan segan dengan CEO tampan itu, yang terkenal arogan, sombong juga kejam.
Mereka menaiki lift hingga berhenti di sebuah lantai empat, Alex masih terus menarik paksa tangan Denada di ikuti oleh asisten Carlos di belakangnya.
"Kak Alex, aku mohon lepaskan tanganku, ini sakit! Aku bisa jalan sendiri tanpa harus kau tarik!!" pinta Denada seraya meronta melepaskan tangannya dari jemari tangan besar itu, tapi tetap saja dia kalah kuat dengan tangan kekar itu.
Alex tidak mengindahkan rengekan Denada yang semakin sakit, karena genggaman tangan besarnya yang kuat, hingga berhenti disitu sebuah butik besar di dalam mall, karyawan melihat yang datang anak dari pemilik butik, dengan ramah SPG itu menghampiri dan memberi hormat pada Alex.
"Selamat siang Tuan Muda, ada yang bisa kami bantu?" kata karyawan butik sopan.
"Berikan wanita ini pakaian yang keluaran terbaru, aku ingin kau sedikit merubah gaya pakaiannya," titah Alex seraya mendorong tubuh Denada pada karyawan butik.
"Baik lah Tuan Muda," karyawan butik itu membawa Denada masuk, untuk memilih pakaian yang ada di butik, berbagai pakaian sudah dia coba, sampai akhirnya cocok dengan pakaian sederhana tapi elegan.
Denada keluar dari kamar ganti, memakai dress panjang selutut dengan warna pink Brokat.
"Kau bungkus semua pakaian yang tadi dia coba," titah Alex pada karyawan butik.
"Baik Tuan, akan saya siapkan," sahut karyawan butik.
Seketika Denada yang mendengarkan perintah Alex, terbelalak dan diam terpaku..
Alex berjalan lebih dulu meninggalkan butik, di ikuti oleh Denada dan Carlos yang membawa belanjaan Nona nya.
Di dalam mobil, Denada hanya bergeming tertunduk memainkan jemari tangannya.
🌷🌷🌷
Satu jam kemudian mereka sampai di Mansion Opa Harison, sebuah mobil mewah memasuki garasi yang besar dan luas.
Sebelum mereka memasuki Mansion, Alex memberikan Denada peringatan.
"Ingat! Pesanku, mainkan lah sandiwaramu dengan baik di depan Opa. Jika tidak, maka kau tahu sendiri apa akibatnya!! ucap Alex dengan mata membara.
Denada hanya mengangguk pelan, dengan tatapan sinis penuh dengan kebencian.
Alex menarik kembali tangan Denada tapi tidak sekasar tadi, mengeratkan jemari tangannya dengan mesra, memasuki ke sebuah Ruangan yang besar.
Para pelayan berjejer membungkuk, memberi hormat.
"Selamat datang Tuan Muda, Nyonya Alex," sapa para pelayan dengan sopan.
"Dimana Opa?" tanya Alex singkat.
"Tuan Muda dan Nyonya Muda sudah di tunggu di Taman.. Silahkan Tuan.." Alex dan Denada mengikuti pelayan wanita itu ke sebuah taman yang luas, di penuhi dengan berbagai jenis bunga, disana ada sebuah kolam renang, dan ruang makan yang terbuka, sangat asri dan nyaman.
"Opa..." panggil Alex dengan senyum hangat.
"Eeeh.. Cucuku sudah datang, kemarilah.."
Denada tersenyum menghampiri Opa Harison. "Opa.. apa kabar?" sapa Denada lembut sambil mencium punggung tangan Opa Harison.
"Opa baik, Maaf.. Opa tidak bisa hadir di pernikahan kalian, karena kakek lagi tidak sehat waktu itu."
"Tidak apa-apa Opa, semua berjalan dengan lancar semua berkat doa Opa."
Pelayan membawa tiga cangkir teh manis dan beberapa camilan, di hidangkan di atas meja tamu. Denada mengangkat cangkir teh manis yang sudah di persilahkan Opa Harison.
"Bagaimana cuu.. Kapan kalian memberikan Opa cicit ?"
"Uhuk... Uhuk... Uhuk...
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏