NovelToon NovelToon
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Kisah cinta anak SMA terhadap seorang dokter tampan yang baru saja dikenalnya di sebuah pesta ulang tahun temannya. Sonia demikian mabuk kepayang dan jatuh cinta pada dokter Monark, tanpa dia menyadari bahwa dia menjadi target sang dokter. Segala nasehat kakaknya tentang pribadi sang dokter, sama sekali tidak didengarkan. Tapi situasi bisa saja berubah. Bagaimana kelanjutan cinta Sonia dengan dokter Monark?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 : SUMBER MASALAH

Kirana menelungkup mencoba tidur. Namun yang muncul di kepalanya adalah sepotong sampul putih pembawa bencana. Seorang kurir yang tidak bersalah telah mengantarkannya pada suatu siang tiga tahun yang lalu. Isinya sehelai foto. Biadab! Monark dan......

    Mula mula dia ingin tertawa. Lelucon dari mana ini? Tapi lama lama dia penasaran. Siapa sih yang jahil mengirimnya kemari? Kemudian dia meradang, merasa terhina. Jadi begini ulah Monark di belakangnya? Bajingan sekali dia! Tidak sedikitpun dia merasa perlu setia pada pacar. Terang terangan ber.........

    Kirana menangis. Kaget. Kecewa. Marah. Pilu. Dan sedih tentu saja. Dia menjauh dari Monark. tiap kali dicari, selalu tidak di tempat. Salah satu teman kuliah yang telah lama mengincarnya, tidak membiarkan kesempatan bagus ini berlalu. Bara Lazuardi mendekati. Kirana tidak merasa terikat lagi oleh kesetiaan pada Monark. Dia merasa bebas bergaul dengan siapapun, termasuk Bara.

    Monark akhirnya tahu. Pada suatu hari, anak anak menunggu kedatangan Kirana di depan gedung sekretariat. Mereka bersorak sorai melihatnya. Maklum, rupanya belum pada makan, dan Kirana sudah berjanji akan mentraktirnya di kantin. Hari ini hari ulang tahunnya.

    Bara dengan gembira berlari menyongsongnya, mirip anjng yang kegirangan melihat sang majikan. Lengannya yang kekar berbulu dilingkarkannya tanpa permisi di sekeliling bahu Kirana. Mereka berjalan berdampingan menuju tempat teman temannya menunggu.

    Satu satu memberi selamat. Ketika tiba giliran Bara, lagi lagi lengannya jahil. Kemudian anak anak menagih janji. Kirana mengajak mereka semua ke kantin. Saking gembiranya, Bara serta merta memeluk erat dan mengecup pipinya lama lama sampai dia blingsatan kehabisan napas.

    Ketika dia berhasil melepaskan diri, Kirana dengan tidak sengaja menoleh ke kiri. Di sana, di bawah pohon akasia yang rindang, Monark berdiri dengan wajah membeku. Tangannya ada di pinggang. Stetoskop tergantung di leher. Rahangnya yang kuat berotot kelihatan jelas sekali saling menekan seolah olah menahan marah. Jaraknya dari tempat Kirana kira kira lima puluh meter, namun gadis itu bisa melihat api kemarahan berkobar di dalam matanya.

    Seakan belum tahu bencana yang telah ditimbulkannya, Bara kembali merangkulnya dari belakang. Ke dua tangannya melingkari pinggang Kirana. Sikapnya memang memberi kesan intim. Kirana yang melongo seperti orang hilang ingatan, tidak segera terpikir untuk membebaskan diri. Monark dilihatnya makin menyala. Akhirnya tampak seperti kobaran api yang menjilat jilat dengan ganas.

    Kirana sudah membuka mulut untuk mengucap sesuatu, namun tiba tiba rasa muak mencegahnya. Dia teringat foto kaleng yang diterimanya tempo hari. Hm, pikirnya gusar. Berlagak tak bersalah?! Mau marah padaku?! Aku sudah bukan pacarmu lagi!

    Anak anak akhirnya menyadari situasi. Semua mata menoleh ke pohon akasia. Seseorang menjawil Bara dan berbisik. Bara kaget dan segera melepas rangkulannya. Dokter Monark adalah asisten yang berwibawa dan ditakuti ujian ujiannya. Berani mati bila mencoba membuatnya naik pitam!

    Monark marah besar. Dia tak mau mendengarkan sepotongpun penjelasan. Sedang Kirana tak berniat untuk memberi penjelasan. Monark menyangka bahwa gadis itu merasa bersalah dan tak bisa membela diri lagi. Marahnya makin menjadi. Harga dirinya terasa diinjak injak. Dia tak mau berbaikan lagi dengan Kirana. Malah bersumpah akan membalas sakit hatinya bila ada kesempatan.

    Dan kesempatan itu kini tiba! Kirana mengeluh, membenamkan wajah di bantal. Monark telah menemukan jalan untuk membalas sakit hati. Dia telah menemukan Sonia yang lugu dan belum kenal bahaya.

    Kirana ingin sekali menghapus kenangan buruknya. Namun dari tahun ke tahun harapannya makin menipis. Bukannya terhapus, malah makin sering terbayang. Sesekali dia berpikir, apa jadinya seandainya dulu dia bersumpah bahwa Bara cuma main main. Bahwa anak itu memang kelewat spontan dan bebas. Bahwa baru kali itu Bara merangkul serta mengecupnya.

    Apa kiranya yang akan terjadi? Tak ada, keluhnya. Monark tak akan percaya. Semua akan sia sia. Tapi dia tidak menyesal. Dia senang, sudah tidak memberikan penjelasan ini itu pada Monark. Kenapa harus dijelaskan? Mestinya kan dia yang marah, dia yang sakit hati gara gara foto laknat itu. Kenapa jadi Monark yang berbalik dendam padanya? Seandainya tidak ada foto itu, tentunya dia tidak akan bergaul sebebas itu dengan pemuda lain. Salah siapakah?

    Sejak insiden di dekat pohon akasia, teman teman cowoknya, termasuk Bara, jadi ngeri mendekat. Mereka tahu, Monark pemegang sabuk hitam Kyokushinkai dan punya bodyguard yang biasa menemaninya ke kelab malam untuk bernyanyi. Rupanya dokter Monark amat sensitif dan posesif, bisik seorang teman. Huh, keluh Kirana. Bila dia betul berperasaan halus, kenapa sampai terjadi adegan seperti di dalam foto?! Disangkanya aman, Kirana tak akan tahu?! Enak amat! Untung nasibnya masih mujur, ada tangan jahil mengiriminya foto itu. Kini matanya terbuka.

    Namun celakanya, masa lalu itu seolah merupakan kutukan baginya. Tak ada laki laki di kampus yang berani dekat. Sedang Monark sikapnya sudah lebih asing dari orang yang ketemu di tengah jalan. Selain itu, Kirana tak sudi lagi menjadi pacarnya. Jijik. Muak. Melihat orang dirangkul di siang bolong, di depan orang ramai, sudah marah marah. Padahal diri sendiri.....?! Munafik!

    Dan kini kutukan itu akan bertambah lagi dengan ancaman bencana bagi Sonia. Si Munafik telah bertekad untuk membalas sakit hatinya! Aduh, seharusnya dulu itu aku lemparkan foto tersebut ke depan hidungnya, biar dia tak bisa lagi berkutik, tak bisa lagi merasa tak berdosa. Tapi entah kenapa, Kirana tak sanggup melakukannya.

    Apa yang harus dilakukannya sekarang? Menasehati Sonia akan percuma saja. Anak puber yang sedang di mabuk cinta tak akan percaya secuilpun apa yang akan dikatakannya. Dan Kirana tak sampai hati mengoyak keceriaan hati adiknya dengan menunjukkan foto itu.

    Lebih terkutuk lagi, Monark kini berani menghinanya dengan mengajukan syarat yang begitu kurang ajar. Kirana menggertak gigi. Walau dalam kamarnya sendiri sekalipun, dia tak mau menangis untuk Monark. Oh, kalau dia bisa mencekik laki laki itu! Atau meracuninya..... atau.....oh, betapa bencinya dia. Kenapa tak ada orang yang berpikir untuk menyingkirkannya? Sebagai penyanyi kelab malam yang begitu dipuja, pasti dia pernah juga didekati atau mendekati wanita wanita kesepian. Foto itu buktinya. Tak adakah suami yang mau menembaknya?

    "Kirana, kau sudah tidur? Tolong buka dong pintunya. Aku minta parfum. Parfumku habis......."

    Kirana berbalik menelentang lagi, menoleh ke pintu. Entah sudah berapa bulan parfum Sonia habis. Tentunya dia tak punya cukup uang untuk membeli yang baru. Jatah uang saku bulanannya sekarang selalu habis untuk baju baru terus. Setiap kali kencan - dengan Monark tentunya - selalu harus pakai baju baru.

    Ah, anak bego ini tak tahu bahaya yang mengancamnya. Disangkanya Monark setengah mati mencintainya.

Padahal laki laki itu sama sekali tidak serius. Dia cuma merencanakan sebuah pembalasan dendam. Dendam yang sebenarnya cuma tercipta di dalam pikirannya sendiri.

    "Kirana, kau tidur?" Suara merengek itu membuatnya jadi kasihan. Sonia sebenarnya bisa memakai parfum mama, tapi dia tidak mau. Tidak cocok dengan baunya, katanya. Atau Monark tidak menyukainya? Hatinya tergoncang sebentar ketika teringat bahwa Monark amat menyukai parfum yang dipakainya. Apakah karena itu selama tiga tahun ini dia belum pernah berganti merek? Bah! Sungutnya dalam hati. Mana mungkin? Aku tak perduli sedikitpun apa yang disukainya dan apa yang tidak.

    "Na......." Suara adiknya begitu memelas.

    "Ya, sabaaar. Aku bangun." Huh, rupanya Monark betul betul serius dengan ancamannya. Dia tak mau melepaskan Sonia, kecuali.......

    Seakan tak bertenaga, dibukanya pintu kamar. Sonia menyerbu masuk. Gaunnya baru. Sutera sintetik bewarna biru tua. Cantik. Cuma itu predikat yang mampir di kepala Kirana sementara dia menggeleng dan menghela napas.

    "Kapan sih kau mau mendengarkan aku, Nia? Laki laki itu tidak cocok untukmu! Kau belum pantas pacaran!"

    Sonia mengambil beberapa tetes parfum yang diolesnya ke belakang telinga, leher dan pergelangan tangan. Dengan senyum lembut, dia menoleh pada kakaknya.

    "Trims ya? Yuk, aku duluan. Kami telat nih!" Lalu dia menghambur ke luar tanpa sedikitpun memberi kesan bahwa dia mendengar ocehan kakaknya. Kirana berkacak pinggang dengan kesal. Mama yang kebetulan lewat menegurnya. Kirana tersentak kaget.

    "Ma, kenapa Sonia dibiarkan terus sama pria gadungan itu?"

    "Gadungan gimana, Na?" tanya mama tersenyum. "Dia kan dokter. Spesialis Penyakit Dalam. Apanya yang gadungan?"

    Tanpa menjawab ditutupnya kembali pintu kamar. Ah, mamapun sudah mulai ikut ikutan ke pihak Monark. Ya! Ibu mana sih yang tidak mau punya menantu dokter segagah dan sesimpatik Monark?

    Oh, dewa, lindungilah Sonia.

1
Siti Khalimah
beneran tamat ni???
julius: Baca karyaku yg terbaru ya kak? Ketika Secuil Cinta itu Tumbuh. Terima kasih 🙏🙏🙏
julius: iya kak hehehe. Tunggu cerita berikutnya ya? Tidak kalah menarik kok. Jangan berhenti dukung author ya? 🙏🙏🙏
total 2 replies
Siti Khalimah
eh tambahdeh penggemar sonia
julius: dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
moga kirana balikan sama ? monark
julius: sabar ya kak? up date nya sedang dikerjakan 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
uhh sakit
Siti Khalimah
ok semangatttt
julius: terima kasih kak
total 1 replies
Siti Khalimah
waduh gawat!!!!dendam den#am
Siti Khalimah
lanjuuutttt
Siti Khalimah
kenapa langsung kecantolya sonia?
julius: Hehehe, mungkin karena cinta monyet ketemu karisma dokter ganteng kak. Mohon terus dukung author ya kak...
total 1 replies
Morna Simanungkalit
tetap semangat ya thor
julius: Terima kasih. Terus dukung ya kak....
total 1 replies
Sunshine🤎
Semangat trs untuk authornya. 1🌹 for you sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain dan promosiin karyamu Thor /Ok/
julius: Terima kasih. Dukung kami terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
°·`.Elliot.'·°
Gila seru!
julius: terima kasih. dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Haruhi Fujioka
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
julius: Sabar ya kak, tiap saat pasti di update koq. Terima kasih dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!