Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Jangan berlaku kasar pada seorang perempuan! apalagi dia adalah istrimu!" Reza hanya bisa mengulangi peringatannya dengan menahan marah. Hatinya berdenyut perih kala harus menekankan kata istri yang ditujukan untuk Aura.
"Dia milikku bukan milikmu! kamu tidak perlu mengatur dan melarangku!" ucap Arga.
Aura pun tidak berani menatap Reza lagi walaupun merasa terharu dengan perhatian lelaki itu. Dia tidak mau membangkitkan kemarahan Arga yang akan berujung pada kemurkaan dan tindakan semena-mena suaminya. Bayangan apa yang terjadi semalam masih membuatnya merinding ketakutan.
"Aura ikut aku!"
Perempuan itu hanya bisa menganggukkan kepalanya lalu berpamitan dengan sungkan pada Dimas dan Nandini . Sengaja Aura tidak bicara apa-apa pada Reza demi ketenangan emosi suaminya . Belum juga mertuanya menjawab, tangannya sudah kembali ditarik Arga dan dibawa keluar dari restoran disebut.
Mereka menuju ke lobi di mana kendaraan pribadi Arga sudah disiapkan di sana . Entah kapan dia menghubungi asistennya, sehingga mobil itu sudah ada di depan . Sapaan Arga tidak dibalas dan diwakili oleh Aura yang terbiasa bersikap ramah kepada semua orang .
"Mas, tasku masih ada di kamar." saat turun ke restoran, Aura hanya membawa hp-nya karena mengira mereka tidak akan pergi ke mana-mana.
"Tidak akan hilang!" jawab Arga dengan wajah yang masih merah.
"Masuk!"
Tanpa menunggu apalagi membukakan pintu untuk istrinya , Arga pun langsung berputar dan masuk melalui pintu kemudi. Aura pun mengikuti dan duduk dengan jantung yang sudah berdegup sangat kencang. Entah akan dibawa kemana dia hanya bisa pasrah dan terus berdoa untuk menenangkan diri.
Sepanjang perjalanan, Aura terus menunduk. Melihat ke arah luar pun dia tidak berani , sebisa mungkin dia menghindari hal-hal yang mudah memancing emosi suaminya. Dia hanya memandangi layar hp-nya yang terus dipegang walau hanya gelap karena dia memang masih mematikan hp-nya. Ingin menyalakan , dia takut salah .
" Nyalakan hp-mu! " tiba-tiba Arga berucap tanpa mengalihkan pandangan nya.
"Aku ingin tahu apakah wanita penghianat itu menghubungi mu atau mengirim kan pesan."
Tanpa menunda di saat sudah ada kesempatan, Aura pun langsung menyalakan hp-nya, setelah membuka kunci pengaman yang diaktifkan dengan sidik jari. Sejenak dan menunggu sampai layar utama terlihat dan siap untuk di guna kan . Begitu sinyal terhubung, getaran dan dering dari ponsel nya tersebut terus terdengar meskipun lirih.
"Berikan pada ku!" pinta Arga dengan tangan yang sudah terulur ke arah istri nya. Aura pun segera menyerah kan ponsel nya dengan perasaan yang semakin was-was.
Arga menghentikan mobil nya begitu saja tepi Jalan . Fokusnya beralih pada HP milik Aura yang masih dicurigai menyimpan rahasia tentang Sheila dan kepergian nya. Walau pun Arga sudah membenci wanita itu, rasa curiga dan penasaran masih menguasai hati dan pikiran Arga sehingga ingin membuktikan nya sendiri, dan memastikan jika wanita di samping nya tidak terlibat dalam rencana kepergian Sheila.
Walau pun benda yang menurut nya menjadi privasi itu di rampas, Aura tidak berani menolak permintaan suami nya. dia membiarkan lelaki itu mengutak-atik ponsel dan seluruh isi nya, karena merasa tidak menyembunyikan apa pun yang berhubungan dengan Arga dan Sheila.
Kalau pun ada , hanya riwayat percakapan lama dalam laman pesan teman nya, yang tidak pernah menyinggung tentang urusan pribadi masing-masing. selama menjalin hubungan dengan Arga hampir 4 tahun terakhir, Aura tidak pernah mengusik kebahagiaan temannya bersama lelaki yang kini justru menjadi suaminya.
Arga tampak tidak puas karena tidak menemukan bukti apa pun tentang keterlibatan Aura dalam penghianatan yang di lakukan . Namun dia tetap berburuk sangka pada istri nya Karena wanita itu juga berteman dengan Dikky cinta pertama Sheila di masa lalu.
" Apakah kamu menyimpan nomor lelaki berengsek itu? " tanpa menyebut kan nama Aura sudah paham siapa yang di maksud Arga.
"Dulu aku menyimpan nomor Dikky saat masih sekolah, Mas. Tapi setelah dia putus dari Sheila dan melanjutkan pendidikan nya kami tidak komunikasi lagi karena nomornya sudah tidak aktif.
"Aku juga tidak tahu kalau Sheila sudah berhubungan lagi dengannya. Aku tidak tahu apa-apa dan baru kemarin mengetahui keberadaan Dicky yang sudah kembali dan membawa pergi Sheila."
Aura pun masih berusaha untuk membela dirinya dengan penjelasan yang diketahuinya, bukan berharap akan terbebas dari pernikahan yang baru berlangsung semalam itu. Melainkan dia berharap Arga akan mengubah sikap dan pandangannya terhadap dirinya. Setidaknya laki-laki itu bisa memperlakukan dia lebih baik dari sebelumnya.
Namun Arga belum sepenuhnya percaya kepada Aura . Menurut Arga bisa saja mereka berbincang dan membuat rencana secara tatap muka tanpa menggunakan bantuan alat komunikasi . Pikiran Arga masih negatif membelenggu otaknya sehingga tidak bisa melihat sisi positif yang lebih banyak dari Aura.
Wanita itu memilih kembali diam , karena kejujuran nya tidak mempan untuk membuat suaminya berbaik sangka terhadap dirinya. entah sampai kapan Arga akan menaruh curiga kepadanya, namun Aura tidak mau memikirkannya.
Baru saja menenangkan diri sendiri, Aura sudah dikejutkan lagi dengan pertanyaan Arga yang diucapkan dengan tatapan penuh amarah ، sama seperti saat lelaki itu bertengkar dan nyaris berkelahi dengan Adiknya sendiri , pertanyaan kali ini bukan lagi tentang Sheila melainkan tentang diri nya.
"Apakah kamu tahu jika Reza menyukai mu?"
Seketika itu Aura pun teringat dengan pertengkaran dua saudara tersebut Arga sempat menyebut bahwa Reza menyimpan perasaan lain terhadap diri nya, saat itu dia juga merasa bila kemarahan Reza terlalu berlebihan hanya karena kakak nya menikahi diri nya.
Akan tetapi, wanita itu tidak sampai berpikiran sejauh apa yang di sampai kan Arga. Dia menganggap bahwa Reza hanya membela nya secara kemanusiaan saja, karena memang fakta nya dia di nikahi secara paksa dan tanpa kompromi. Maka wajar jika ada orang lain yang merasa kasihan dengan nasib nya dan menunjuk kan simpati kepada diri nya.
"Aku sama sekali tidak tahu, Mas. " Aura berkata jujur apa adanya.
"Sekarang kamu sudah tahu kan." Aura menggangguk kan kepalanya. Di dalam hati masih tidak percaya jika lelaki sebaik Reza menaruh hati kepada nya.
"Jangan pernah berhubungan dengan nya lagi atau aku akan menghukum mu!" ancaman itu sontak membuat Aura terkejut tetapi tetap harus mengiyakan nya.
Bersamaan dengan ucapan yang di sampaikan Arga dia pun mengembalikan hp-nya Aura tanpa mengatakan apa-apa lagi . Dia kembali melajukan mobil nya menuju ke suatu tempat . Aura menggenggam HP miliknya, tapi tidak berani membuka dan melakukan apapun dengan hp nya tersebut .
****************