Dimas prayoga- cowok berkulit putih, tinggi, hidung mancung,alis tebal,dan berwajah bak seperti panggeran dubai. Memiliki senyum yang manis membuat siapa pun yg melihat nya bakal jatuh hati sekali pandang.
Anak penggusaha terkaya di indonesia, siapa yang tidak kenal dengan dimas prayoga cowok keren yang selalu menjadi incaran para ciwi-ciwi di sekolah nya.
"Lihat tuh kak dimas baru masuk gerbang SMA Megantara." Ucap seorang siswi sma megantara pada teman temannya.
"Ih iya ganteng banget woy."
"Kapan ya bisa dapatin hati kak dimas?"
"Mau banget gue jadi istri nya kak dimas."
"Halu aja terus lagian nih ya kak dimas mana mau sama kita kita."ucap siswi berambut pendek mengigatkan para teman teman nya, agar tidak terlalu berharap.
"Iya tuh si tiwi emng kalau menghayal terlalu tinggi nanti jatuh baru tau rasa."
Semua mata siswa siswi SMA Megantara tertuju pada dimas prayoga yang baru turun dari dalam mobil nya yang mahal. Pria itu berjalan dengan santai dan acuh terhadap pandangan se
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TauFik Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09. Vino dan Naya
Haii, Bestii
Sebelum baca follow dulu ya!!
Mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh, tempat, dengan cerita lain ya
Gimana kali ini kelanjutannya girls??
Seru atau biasa aja ya??
Terus comment ya buat cerita ku girls
Hargai karya orang lain ya pren!
Mohon jangan menghujat tokoh
Thankyouuuuuu!!!
Selamat datang dalam cerita ku pren
~••~
Selepas pulang mengantarkan gadis cantik itu. Hati vino merasa berbunga-bunga, ini baru pertama kali nya dalam hidup ia merasa seperti ini. Serasa ada kupu-kupu yang menggelitik hatinya.
Sejak itu vino memutuskan untuk mendekati naya lebih sering lagi. Gadis itu sangat pendiam dan pelit ngomong. Jadi vino sebagai seorang pria yang memiliki hati kali ini, harus lebih banyak sabar menghadapi gadis dingin itu.
Pria itu tau, bagaimana kehidupan naya disekolah. Tapi ia tak ambil pusing di apa yang dikata kan oleh gosip di sekolahnya, hatinya memilih gadis itu, mulai detik ini pria itu akan melindungi gadis mungil itu dari orang-orang yang berhati jahat pada nya.
"Eh gue lupa minta kontak naya semalem. Aduhh vino lo kok goblok banget sih nggak keinget hal penting itu." Pria itu mengatai dirinya sendiri yang suka lupa dengan hal penting dan berujung menyesal diakhir nya.
"Kalau semalem gue nggak inget, hari ini gue minta aja sama naya di sekolah nanti." Akhirnya pria tersebut bergegas terburu-buru dari kamar nya. Ia menuruti tangga melewati sang mamah yang memandang putra semata wayangnya itu berperilaku aneh.
"Sayang, kok buru-buru banget sih. Sini sarapan bareng dulu sama papah." Teriak soraya ibu nya vino yang selalu membuat putra nya itu kaget.
"Vino udah mau telat mah, pah. Nanti aja sarapan di sekolah." Pria itu juga tak lupa menyalimi kedua tangan orang tua terhebat nya.
"Mah, pah. Vino berangkat Assalamualaikum." Teriaknya dengan kencang dari depan pintu, memang vino mewarisi tingkah ibu nya yang suka teriak-teriak ga bisa ngomong pelan aja yah.
Soraya dan sumai-nya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah putra mereka yang selalu saja sperti itu.
"Anak kamu tuh pah." Ejek soraya pada suaminya adam yang hanya bisa mendengus kasar melihat kedua manusia yang ia sayang selalu membuat kerusuhan terhadap dirinya.
"Anak kita berdua itu sayang, bukan akan aku aja." Adam berbicara halus pada istri cantiknya, meskipun semakin tua istrinya tetap saja cantik. Tiap detik adam terus jatuh cinta pada istri terhebat nya ini.
Soraya tersenyum halus pada sang suami yang tampak kesal dari wajah nya.
Adam bangkit dari duduknya." Papah berangkat kerja dulu mah." Ucap adam tak lupa mencium kedua pipi istrinya.
Perempuan itu selalu nyaman melihat suaminya tidak pernah pudar cintanya. Merasa beruntung di cintai dengan sebesar ini oleh seorang pria bertanggung jawab seperti sekarang.
"Papah hati-hati ya bawa mobilnya. Jangan terlalu ngebut yah pah." Soraya tak lupa menyalimi tangan suami nya yang akan berangkat kekantor itu.
*
*
*
Hari ini vino menjadi murid yang disiplin ia datang pagi-pagi sekali, padahal kedua temannya saja belum ada yang sampai di sekolah. Dimas yang selaku ketua osis aja belum nonggol.
Emang ya kalau orang sudah mulai jatuh cinta. Tak mengenal apa pun lagi selain pujaan hati nya saja yang ada di pikiran.
Seorang gadis cantik memasuki gerbang sekolah, memarkirkan sepeda pink miliknya di salah satu jejeran sepeda motor para siswa lainnya. Naya berjalan di lorong yang sekolah yang masih terlihat sepi, belum terlalu masuk siswa yang hadir, karena ini juga masih jam 06.15 wib.
Gadis itu tidak langsung masuk ke kelasnya. Ia memilih untuk duduk di taman sekolah terlebih dahulu,tempat yang selalu bikin hati gadis itu tenang.
"Haii." Sapa seorang pria dari belakang tubuh naya, gadis itu mendongak guna melihat siapa yang menyapa dirinya sepagi ini.
Gadis itu tersenyum melihat siapa yang ada di belakang nya." Kak vino, tumben datang sepagi ini?" Tanya naya dengan ramah pada vino.
"Iya sengaja aja gue datang sepagi ini. Cuman untuk melihat bidadari cantik yang selalu duduk dibawah pohon taman." Goda pria itu yang kini duduk di sebelah naya.
Naya tersenyum." Masih pagi udah ngegombal aja ya kak." Kekeh naya dengan suara kecil, yang ia lihat tingkah kakak kelas satu ini beda banget sama yang lain. Padahal berasal dari orang kaya tapi pria itu terus saja mendekati naya. Gadis itu hanya bisa menghembuskan napas dengan pasrah yang akan terjadi kedepan nya dalam hidup.
"Gue ga bercanda, lo emang beda dari cewek-cewek di sekolahan ini. Mereka selalu berpenampilan dengan menor. Ga sealami lo." Pria itu dengan suara lembut memberitahu pada gadis itu untuk jangan takut percaya pada nya.
"Tapi, kak vino ga boleh juga ngerendahin orang lain begitu tau." Gadis itu memperingati vino dengan sambil melihat bukunya.
Vino penasaran apa yang sedang gadis itu baca." Lo lagi baca buku apa?"
Naya menatap vino lalu berkata dengan lembut." Yang ini ya! Aku lagi mempelajari buku Biologi kak." Ujar gadis itu
Vino menganguk-angguk mengerti.
Kini, pria itu baru keinget akan meminta kontak telpon naya. Mumpung gadis itu masih disini di dekatnya.
"Gue minta kontak telpon lo, boleh ga?" Tanya pria itu meminta dengan secara baik-baik pada gadis tersebut.
"Untuk apa kak?" Si gadis malah balik bertanya, membuat vino gemas melihat wajah lugu itu bertanya padanya.
"Iyah buat gue simpan lah, kan nggak mungkin untuk kang acep." Ujar pria itu dengan candaan yang tak pernah abis
Naya menganguk,ia menggeluarkan ponsel nya dan memberikan vino kontak telponnya. Gadis itu merasa nyaman didekat vino, pria itu baik meski ia berada di kalangan orang kaya tapi pria itu tidak merendah-kan orang miskin seperti naya. Pria itu juga tidak pernah membully dirinya atau mencaci naya dan keluarga.
"Thank youu, awalnya ngira lo bakalan gak akan ngasih tadi." Kata pria itu dengan raut wajah sendu.
Naya berbicara dengan pelan." Karna kakak baik sama aku. Kakak beda sama teman-teman yang lain." Ujar gadis itu tersenyum sayu.
"Maksudnya?" Pria itu tak paham apa yang dikata kan oleh gadis tersebut.
"Kakak ga pernah membeda-beda kan orang lain, meskipun kakak berasal dari orang kaya. Kakak juga nggak pernah mencaci aku, seperti apa yang di lakukan oleh orang-orang di sekolah ini." Ujar gadis itu panjang lepar, membuat pria tersebut bengong menatap nya, dan akhirnya tersenyum dengan lebar.
"Kalau gitu gue pergi dulu, ada urusan dikit di kantor osis." Ujar vino memberitahu.
Naya mengangguk mengiyakan perkataan pria tersebut, membuat tangan vino tak tahan untuk mengelus rambutnya. Tapi vino berusaha sekuat tenaga untuk tidak bersikap kurang sopan seprti itu.
Akhirnya, pria itu melangkah menjauh meninggalkan gadis tersebut sendirian . Naya tersenyum bahagia ada orang baik ysng ingin berteman dengan dirinya.
