Arga, seorang pemuda kampung yang hidup dengan peraturannya sendiri. karakternya yang tak kenal takut, dingin, tanpa ampun membuat dirinya sering terlibat dalam pertarungan. mampukah seorang gadis desa bernama Anya menumbuhkan cinta di hati arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aimar Khalila Albani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Hari Menjelang Pertempuran
Arga dan Rudi berada di sebuah gudang kosong rahasia yang tersembunyi dari keramaian kota, Disana mereka berdua berkumpul dengan para sekutu dari aliansi yang telah mereka bentuk, Gudang itu dipenuhi persenjataan untuk melakukan perlawanan pada kelompok guntur. Hal itu menandakan bahwa perang besar akan benar benar terjadi.
Mereka berdua kini membagi tugas, Rudi saat itu bertugas untuk melakukan pengecekan dan memastikan bahwa nanti anggota yang bertempur mendapatkan senjata masing masing. Sementara arga melakukan diskusi dengan para petinggi yang tergabung di dalam aliansi mereka, arga yang menyadari bahwa ini adalah cara terakhir yang menurutnya efektif untuk melumpuhkan guntur sepenuhnya. "kita harus menyelesaikan ini dengan cepat, guntur adalah pria yang berbahaya, kita semua tidak boleh meremehkannya, kita juga tak boleh ada kesalahan sedikitpun.
Pemimpin para geng mengangguk setuju setelah mendengar kata kata arga, mereka semua tahu sepak terjang guntur di dunia kriminal, namun kali ini dengan aliansi yang sebesar ini mereka yakin dapat melumpuhkan guntur sepenuhnya.
Ditengah diskusi para petinggi, Rudi menyela."kami semua sudah siap, kami sudah tahu apa yang harus kami lakukan dan jika guntur berani menampakkan dirinya di hadapan kami, kami akan menghancurkan dia."
"bagus, kita harus segera mengakhirinya kali ini." ujar arga dengan ekspresi percaya diri.
Kata kata itu di sambut sorakan oleh para bawahan mereka, para bawahan merasakan suntikan moral yang begitu tinggi dosisnya pada saat itu. Rudi juga kemudian menepuk bahu arga, ia juga berusaha untuk meningkatkan moral sahabatnya itu.
Dini hari, Anya masih menunggu arga untuk pulang di rumahnya, pikiranya selalu dipenuhi dengan kekhawatiran. meskipun sebenarnya ia tahu bahwa arga adalah pria yang kuat, namun sebagai seorang istri dia tidak bisa menghilangkan kecemasan yang muncul di dalam hatinya. ia kemudian bangkit dari tempat tidur sambil matanya menatapi jendela hatinya berdebar kencang sembari berharap semuanya akan baik baik saja. Di dalam hatinya ia berkata. "suamiku, kembalilah dengan selamat, aku tak bisa membayangkan hidup tanpa dirimu."
Anya kemudian memejamkan mata, dia berdoa dalam keheningan malam, berharap agar semua bahaya dijauhkan darinya, ketika ia kembali ke tempat tidurnya ia membayangkan masa depan yang indah dan penuh kedamaian, namun ia tahu untuk mencapai masalah itu ia harus menyelesaikan pertempuran ini terlebih dahulu.
_______
Beralih pada markas guntur, suasana masih begitu tegang, di depan anak buahnya guntur berdiri memberikan instruksi sebelum mereka melancarkan serangan. "Hari ini kita semua akan menunjukkan pada arga, siapa penguasa yang sebenarnya di kota ini, semua orang yang menghalangi jalan kita akan kita hancurkan, tidak boleh ada belas kasihan."
Kini guntur tidak lagi menganggap sepele arga, baginya perang ini merupakan bukti siapa yang mendominasi di kota ini, dan guntur ingin lebih dikenal di seluruh penjuru kota ini, ia ingin menaburkan ketakutan di seluruh kota sebab ia adalah pria yang penuh ambisi, bahkan dia tak peduli jika pertempuran ini memakan korban yang cukup besar. Dia pun kali ini memastikan bahwa setelah arga kalah, tak akan pernah ada lagi yang berani mengganggu dirinya.
Di sisi lain kini arga dan sekutunya tengah bersiap menghadapi segala ancaman, mereka tahu bahwa pertempuran akan semakin dekat suasana disana semakin mencekam, mereka segera menghadapi bahaya yang akan datang. Arga berdiri ditengah tengah gerombolan sekutunya. "ingat, kita harus bisa memenangkan pertempuran ini, ingatlah bahwa kalian bertempur untuk diri kalian sendiri, melainkan kalian bertempur untuk kepentingan kita bersama."
Rudi yang sedari tadi sibuk mempersiapkan segalanya kini ia berdiri di dekat arga. ia bersiap menghadapi apapun yang akan terjadi, mereka sudah melewati banyak hal, bagi dirinya ini merupakan keputusan yang tepat untuk menghentikan langkah guntur yang berbahaya.
Saat fajar menyingsing, rombongan suara mesin mobil mulai terdengar, arga dan Rudi saling bertatapan, hal itu menandakan bahwa mereka sudah siap.
