Tawanan Sang Mafia Kejam

FLASHBACK ON....

Malam itu, setelah Marco mengakhiri panggilannya dengan Bastian, kemudian Marco pergi ke bar wine dan membuka sebotol wiski, tak ambil pusing dengan gelasnya, ia langsung meminumnya dari botolnya langsung.

‘Sialan bajingan itu, apa dia mencoba menggangguku? Yah, aku kesal sekarang, Bastian sialan!’ Pikir sambil minum lagi dan lagi.

‘Padahal aku sedang mengendalikan diriku di sini, dan kenapa Aruna itu memenuhi pikiranku? Berengsek... Ah... dia tidak mau keluar dari otakku’ pikirnya lagi, bahkan kali ini Marco menepuk-nepuk kepalanya itu seolah sedang mengeluarkan sesuatu.

Bahkan dengan sialnya, Marco kembali mengingat wajah polos Aruna sambil berlutut di antara kedua pahanya dan itu membuatnya kembali terangsang. Pikiran kotor dan ia tidak bisa tenang, apalagi sesuatu yang di bawah sana, sangat tidak nyaman.

“Sial!! Tenang.... Tenang...” Ucap Marco sembari mengusap anggota tubuhnya itu, berharap akan melunak, tapi efeknya malah sebaliknya, semakin keras.

Belum pernah dalam hidupnya Marco merasakan hal seperti ini terhadap wanita lain, hanya Aruna yang bisa membuat nya gila seperti ini. Meskipun terkadang Marco-lah menyewa wanita untuk memberikan nya kesenangan, tapi tidak satu pun dari mereka yang meninggalkan kenangan abadi dihatinya Marco. Walau bagaimanapun mereka hanya wanita penghibur.

Mereka selalu gampang dilupakan, karena mereka ada hanya untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak lebih. Tapi dengan Aruna, meskipun mereka hanya berada di ruangan yang sama, tapi itu sudah membuat anggota tubuhnya memberi hormat pada kehadiran wanita itu.

‘Aku harus menyibukkan diri. Aku harus pergi ke tempat persembunyian, semoga saja aku bisa melupakan Aruna’ pikirnya Marco.

Kemudian Marco berdiri dan membawa minuman keras itu bersamanya. Dari lorong ia melihat dua pelayan Anna dan Marry keluar dari kamar Aruna.

“Hei, kalian berdua” Marco menarik perhatian mereka. Anna dan Marry menundukkan kepala mereka saat mereka bertemu dengan Marco.

“Selamat malam, tuan” sapa mereka.

“Anna, aku ingin kau ikut bersamaku. Aku akan tinggal di tempat persembunyian selama dua hari. Aku ingin kau membersihkan tempat itu” Anna menyeringai lebar dan mengangguk terus menerus.

“Ya tuan, saya bersedia melayani Anda, tuan” Marco mengerutkan kening saat menyadari suara Anna.

‘Apakah dia mencoba merayuku?’ pikirnya Marco.

‘Tapi walau bagaimanapun... Dia bukan Aruna’ Marco mengabaikan pikiran itu dan menatap Marry.

“Marry, aku ingin kau mengawasi Aruna. Ajak dia berkeliling Mansion ini, tapi jangan mendekati gerbang. Aku tahu dia mulai bosan di kamarnya dan bantu dia dengan apapun yang dia butuhkan” ucap Marco dan Marry tersenyum.

“Dan panggil Anggara, suruh dia datang kesini” perintahnya pada Anna yang membuat Anna mengangguk.

“Ya, Tuan” Anna dan Marry membungkuk ketika Marco langsung menuju kamarnya.

TEMPAT PERSEMBUNYIAN.....

Marco terus meminum wiskinya ketika mereka sampai di tempat persembunyian. Bahkan pria itu menghabiskan tiga botol wiski di dalam kamarnya untuk meredam perasaannya.

Kemudian Marco berjalan ke tempat tidurnya ketika ia merasa pusing dan bahkan hampir jatuh ke lantai. Untunglah, Anna menangkapnya dengan.

“Tuan” Marco menyipitkan matanya. Dan menatap wanita di depannya. Ia pikir itu adalah Aruna.

“Mengapa kau di sini?” Marco bertanya.

“Anda meminta saya untuk ikut bersama Anda, Tuan” Anna menjelaskan.

‘Sepertinya tuan sedang mabuk. Apakah dia lupa apa yang dia perintahkan untuk aku lakukan sebelumnya?’ Anna bertanya-tanya. Anna berada dikamarnya Marco sedang membersihkan kamar pria itu, sesuai perintah Marco.

“Aku berusaha menjauh darimu, tapi kenapa kau terus mendatangiku?” Marco memegangi wajahnya Anna.

“Aku terus memikirkan apa yang kamu lakukan tadi, dan aku sangat menikmatinya. Sekarang kamu menyiksaku. Apakah kamu tahu itu?” Anna memandangnya dengan bingung.

‘Apa yang dia bicarakan?’ Anna pikir.

“Hah?” Anna bertanya ketika ia mendengar Marco bergumam tetapi tidak bisa menjelaskan apa yang ia katakan.

Kemudian Anna mencoba membaringkan Marco di tempat tidur, tapi tiba-tiba Marco menariknya dengan kasar ke tubuhnya.

“Tuan” Anna tergagap karena terkejut, tapi dalam pikirannya, ia bersukacita.

‘Baiklah, aku bersedia menjadi siapa pun yang kau inginkan.. Asalkan aku bisa bersamamu’

Anna tersenyum dan bersemangat dengan kemungkinan untuk hidup bersama Marco. Namun senyumnya berubah masam saat ia mendengar Marco memanggil nama orang lain.

“Aruna... aku menginginkanmu” Marco membelai wajah Anna dengan hati-hati seperti bunga yang lembut.

‘Dari semua wanita di dunia, kenapa harus wanita yang jelek dan kucel itu sih? Padahal lebih cantik aku daripada wanita gembel itu’ Anna sedang memikirkan hal-hal buruk tentang Aruna, dan saat itu juga Marco meraih wajahnya Anna dan menatapnya dengan lembut.

Tiba-tiba senyum terbit di wajahnya Anna, ia memikirkan sebuah ide yang bagus, ia akan memanfaatkan Marco yang sedang mabuk, benar ia harus memanfaatkan keadaan ini sebaik mungkin agar ia bisa naik tahta.

Kemudian Anna mendekatkan wajahnya dan menatap Marco dengan penuh damba. Namun saat Anna hendak mencium pria dihadapan nya itu, tiba-tiba penglihatan Marco menjadi jelas untuk sesaat, matanya itu menunjukkan kepadanya ada sosok wanita lain dihadapan nya itu, seseorang yang lebih kecil dan kurus.

‘Bukan Aruna’! Sesuatu di dalam hatinya Marco menjerit, bahkan alisnya berkerut.

‘Ada yang aneh, iya ini aneh’ pikir Marco.

Pria itu semakin memicingkan matanya lagi, dan ia melihat, seseorang yang bukan Aruna, tapi Marco tidak bisa melihat dengan jelas siapa wanita dihadapan nya itu. Sampai akhirnya matanya itu menjadi benar-benar buram dan Marco mengerjapkan nya beberapa kali, dan disaat ia membuka matanya, ia melihat Aruna dihadapan nya.

“Aruna... Aku tahu ini kamu kan? Kamu kesini buat aku kan?” Tanya Marco sembari tersenyum dan mengelus lembut pipinya Anna.

Anna yang melihat Marco masih mabuk pun, menyunggingkan senyumnya seolah tuhan memberkati nya. Namun kebahagiaan Anna hanya berumur pendek.

Saat tiba-tiba Marco melepaskan tangannya dari wajahnya Anna dan pria tergeletak diranjang nya, seraya kemudian mulai mendengkur, dan hal itu membuat wanita itu mengerang frustasi karena melihat Marco yang malah tertidur pulas. Kalau sudah begini bagaimana Anna akan melancarkan aksinya?

Meskipun kali ini Anna kehilangan kesempatan emas untuk tidur bersama Marco, tapi ia tidak akan menyerah begitu saja. Dengan otak liciknya itu, Anna melepas semua pakaiannya dan tidur di samping Marco, hanya untuk berpura-pura mereka menghabiskan malam bersama untuk menyenangkan satu sama lain.

‘Pria semuanya sama, akan menempatkan wanita telanjang di samping mereka, dan mereka tidak akan ragu untuk menidurinya’ pikir Anna.

Anna mengandalkan rencana liciknya ini untuk memajukan hubungannya dengan Marco dan agar ia bisa menjadi wanita nya Marco.