"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran
"Kau tidak ada hak meminta anakku!" Seru Laura tak kalah keras.
Dirinya bisa saja di caci dan di aniaya, tapi untuk bayinya Laura akan memperjuangkannya meskipun harus mempertaruhkan nyawanya.
Celine yang mendengar semakin meradang, "Berapa yang kau inginkan, akan aku berikan untuk membeli bayimu!" Tantang Celine.
Laura terseyum sinis, otaknya mencerna apa yang Celine katakan.
"Jika aku mengambil semua milik Celine, mungkin wanita itu tidak akan keberatan, lagi pula uang dan kekayaan yang dia miliki tidak sepenuhnya miliknya, banyak aset Jimmy yang sudah ia gunakan." Otak kecilnya bekerja dengan baik. Namun untuk mendapatkan kesempatan agar terlihat natural Laura harus melakukanya dengan baik bukan.
"Kekayaan yang kau memiliki tidak akan sepadan dengan bayiku! Jadi bermimpilah." Laura melirik Celine sinis, ia hendak masuk kedalam rumah namun tangannya dicekal membuat Laura menatap Celine tajam.
"Kau hanya punya dua pilihan, serahkan anak itu atau kalian tidak akan selamat." Ancan Celine dengan tatapan tajam.
Amalia yang masih mendengar handak maju, namun tubuhnya di halangi oleh Andrew.
"Lepas!"
"Jangan ikut campur, diamlah jika tidak ingin mendapat masalah."
"Apa kau pikir aku akan takut!" Laura menyentak tangan Celine, hingga cekalan tangan Celine terlepas. "Dengan anak ini aku bisa memiliki semua yang Jimmy miliki bahkan aku yakin kedua kakek dan neneknya tidak akan segan-segan memberikan kekayaan mereka untuk anakku, jadi penawaran yang kamu lakukan tidak sebanding jika Jimmy mengetahui anak ini."
Celine semakin geram, tangannya mengepal erat dengan urat leher yang menonjol, ucapan Laura benar-benar membuatnya marah. Meskipun begitu kenyataanya tapi ia tidak akan membiarkannya, dan jika anak itu jatuh ketangannya maka ialah yang akan menjadi bagian dari kakayaan Jimmy dan Celine tidak akan pernah di usir dari keluarga Jimmy.
"Mungkin jika kamu memberikan semua yang kamu miliki tanpa terkecuali aku bisa memikirkan ulah." Setelah mengatakan itu Laura masuk kedalam meninggalkan Celine yang diam dengan pikirannya.
Amalia menginjak kaki Andrew membuat pria itu memekik dan melepaskan cekalan tangannya, dan Amalia segera lari mengikuti Laura masuk.
"Jika aku memberikan semua dan anak itu bersama ku, maka aku diposisi aman, Jimmy tidak akan mencari wanita jal*ang itu." Gumamnya dengan senyum sinis.
*
*
"Mbak, bagaimana bisa mbak bicara seperti itu." Amalia duduk didepan Laura yang juga duduk setelah minum cukup banyak.
Laura menatap Amalia dengan senyum, "Jangan khawatir, aku tidak kan meyerahkan bayiku pada wanita gila seperti dia, aku hanya bermain dengannya."
Amalia tidak mengerti, tapi dia enggan untuk bertanya lebih, biar bagaimanapun dia tidak ada hak apapun.
"Mbak bagaimana kalau kita coba jualan online saja." Tiba-tiba Amalia bersuara, "Aku memikirkan ini jauh-jauh hari, jika harus mencari tempat baru sepetinya butuh waktu dan modal banyak, tapi dengan jualan online kita bisa menghemat waktu kan."
Laura tampak berpikir mendengar ucapan Amalia.
"Tapi aku tidak terlalu yakin, karena aku tidak punya akun sosial media yang memiliki banyak pengikut."
Amalia terseyum cerah, "Tenang saja, serahkan itu semua padaku semua akan aman terkendali." Katanya dengan senyum lebar.
"Apa! Jadi Celine menawarkan sejumlah uang untuk memiliki bayi Laura!" Pekiknya dengan wajah mengeras menahan amarah.
"Benar tuan, dan sepertinya juga nona Laura tergiur, asalkan nona Celine memberikan semua yang ia miliki."
Jimmy tampak terdiam sebentar, dan sesaat kemudian bibirnya terangkat tipis.
"Dasar wanita licik." Gumamnya dengan seringainya.