NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Terkurung

Saat Sekar sudah selesai makan, Mbak Yanti langsung kembali menghampiri Sekar dan membuangkan sampahnya agar tidak ketahuan oleh Linda dan Rena.

"Mbak Sekar, jangan bilang-bilang kalau tadi saya beliin makan buat mbak Sekar. Bilang aja tadi digorengin telur ya?" pinta wanita itu yang menatap Sekar dengan iba.

"Iya, Mbak. Makasih banyak ya, Mbak." Sekar tersenyum saat ia dibantu oleh wanita itu.

Untuk saat ini Mbak Yanti adalah satu-satunya orang yang baik kepada Sekar dan bisa dimintai tolong. Sekar tidak berani macam-macam di belakang mamanya sendiri karena takut nantinya akan berimbas buruk kepada dirinya.

"Tolong bersabar ya, Mbak. Nanti saya bakal lapor sama bapak kalau sampe terjadi sesuatu yang lebih parah dari ini. Kata bapak, bapak belum bisa nyamperin ke sini lagi karena ngurus surat cerai," ujar mbak Yanti.

"Iya, Mbak. Paling besok udah boleh keluar, Sekar nggak aneh-aneh kok," ujar Sekar dengan penuh harap.

Mbak Yanti tersenyum, namun matanya juga sedikit berair karena kasihan kepada Sekar.

"Iya, kalau gitu saya pulang dulu ya, Mbak. Ini saya bawain roti buat mbak nyemil kalau lapar. Yang sabar ya, Mbak," ujar Mbak Yanti sembari memberikan plastik berisikan roti dan jajanan.

"Wah, jadi ngerepotin mbak Yanti nih," jawab Sekar dengan perasaan senang menerima kebaikan wanita itu.

"Nggak, Mbak. Selama kerja di sini, mbak sama bapak paling baik pokoknya." Mbak Yanti tersenyum dan nampak terburu-buru pulang karena takut ketahuan.

"Yaudah, Mbak kalau mau pulang hati-hati ya," ujar Sekar.

Mbak Yanti pun tersenyum, berpamitan dan langsung keluar dari rumah besar itu. Sekar pun langsung menutup jendela dan menyimpan camilannya di dalam lemari, ditutup dengan tumpukkan baju dan kain agar tidak kelihatan jelas.

Sekar sebenarnya takut jika ia menyembunyikan semua ini, namun ini demi keberlangsungan hidupnya agar tidak sakit.

Sekar berada di rumah sendirian, sampai waktu menunjukkan pukul 10 malam dan mereka berdua baru pulang dengan membawa banyak belanjaan. Untung Mbak Yanti berbaik hati memberikan makanan, jika tidak pasti Sekar akan kelaparan sampai malam, bahkan tidak makan seharian.

Mendengar kepulangan mereka, Sekar kangsung kembali tidur di kasur dan menarik selimutnya. Ia berpura-pura tidur.

Mereka juga terdengar sangat bahagia seperti tidak pernah terjadi apa-apa di dalam rumah ini. Ia juga bisa mendengar percakapan mereka berdua, terutama Rena yang terus menerus berterima kasih kepada mamanya dan meminta mamanya untuk meneruskan pekerjaan tidak halalnya itu.

"Ya ampun, Rena. Kenapa dia berpikiran begitu sih?! Bahaya buat masa depanmu padahal," gumam Sekar yang sedikit kesal.

Hingga terdengar derap langkah mereka menuju ke kamar Sekar. Ia langsung memejamkan mata dan berpura-pura tidur.

Linda membuka pintu dan melihat Sekar yang tertidur dengan pulas.

"Ma, mbak Sekar nggak mau dikasih makan?" tanya Rena yang sedikit kasihan kepada kakaknya. Mau bagaimanapun juga Rena adalah adiknya dan masih ada rasa sedikit balas budi karena kakaknya selalu baik pada Rena.

"Lah? Ngapain? Kan udah dikasih makan sama Mbak Yanti. Dia juga udah tidur, masa iya mau dibangunin," ujar Linda sembari kembali menutup pintu kamar Sekar.

"Ih nanti kalau ketauan papa gimana? Aku tinggalin jajan di sini deh buat dia ya, Ma?" ujar Rena.

"Yaudahlah terserah kamu!" ujar mamanya sembari berdecak kesal dan pergi dari kamar Sekar.

"Maaf ya, Mbak. Aku nggak bisa bantu banyak. Mungkin ini terakhir kali aku begini ke mbak, sebenernya aku benci sama mbak karena udah hancurin keluarga ini, papa juga selalu pilih kasih dan mentingin mbak Sekar. Sekarang, aku bakal ikut mama karena mama selalu kasih apa yang aku mau dan bela aku. Jangan deketin aku lagi."

Rena pun menutup pintu kamar Sekar saat selesai berbicara dan mengutarakan apa yang ia pendam selama ini. Sekar yang masih terbangun pun langsung menitihkan air matanya.

Ia dibenci adiknya karena telah merusak hubungan orang tua mereka, dan merasa bahwa Sekar sangat dimanja oleh papanya ketimbang Rena.

"Maaf juga, Rena. Aku belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu," gumam Sekar sembari menahan isak tangisnya dan menggenggam selimutnya dengan erat karena rasanya sangat sesak sekali di dada.

Sekar pun tertidur saat sudah lelah menangisi semua ini. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah.

*****

Keesokan harinya, masih sama seperti hari kemarin. Namun, kali ini terlihat Rena berangkat sekolah lebih pagi, kemarin hari selasa dan ternyata Rena bolos sekolah demi bisa belanja bersama mama.

Setelah Rena berangkat sekolah, mamanya Sekar membuka pintu kamar putrinya itu dan terlihat kesal.

"Mau keluar nggak?" tanya mamanya Sekar.

"Mau, Ma! Sekar harus kuliah, biarin Sekar keluar ya?" pinta Sekar tanpa berdiri dari kasurnya.

"Gak! Hari ini kamu yang beres-beres rumah! Mbak Yanti nggak dateng, nanti temen-temen Rena bakal dateng ke sini karena mau ada party! Pokoknya kamu harus nyiapin semuanya buat adik kamu!" bentak mamanya Sekar.

"Ta–tapi, Sekar bentar lagi ujian, Ma." Sekar berusaha bernegosiasi.

"Bodo amat. Kamu tinggal sama mama, jadi kamu harus ikutin aturan mama di rumah ini! Enak aja mau jadi ratu selamanya!" ledek mamanya Sekar. "Cepet kerjain sekarang! Atau mama ga bakal ngeluarin kamu dari kamar selama 3 hari!" ancam Linda.

Sekar langsung panik dan keluar dari kamar untuk membersihkan seluruh rumah besar itu. Pagi hari saja sampahnya sudah banyak sekali karena semalam mereka makan dan sengaja tidak dibersihkan.

Sekar hanya bisa pasrah dan mulai membersihkan rumah hingga mendekor rumah sampai benar-benar cantik. Ia menganggap jika ia melakukan ini untuk Rena, adiknya yang ia tak pernah membencinya sama sekali, meskipun Rena sangat tidak menyukai Sekar.

Hingga pukul 2 siang, terlihat Rena dan teman-temannya datang. Sekar pun sudah mengenakan pakaian yang pantas dilihat banyak orang, tadinya pakaiannya sangat kumuh karena terkena banyak kotoran juga debu.

Linda terlihat menyambut teman-teman Rena dengan ramah, ada 2 cewek dan 3 cowok yang datang ke rumah Rena. Sekar sempat iri dengan Rena yang masih menikmati masa-masa SMA dan punya banyak teman. Sedangkan Sekar sama sekali tidak punya teman di kampus, bahkan ia dibully hampir setiap hari.

Sekar membawakan minuman dan makanan ke hadapan Rena dan kawan-kawannya, meskipun diperlakukan seperti pembantu, Sekar tetap berusaha sabar.

"Dia kakak kamu?" tanya salah satu teman Rena.

"Oh. Iya. Mbakku lagi nganggur di rumah, suruh kuliah susah banget," dusta Rena yang berusaha merendahkan kakaknya sendiri.

"Tapi mbakmu cantik juga ya," puji salah satu teman prianya. Hal itu membuat dua wanita teman Rena mengolok-olok pria itu.

Sekar pun kembali ke kamarnya dan sebelum masuk kamar, ia melihat salah satu pria yang nampak dekat dengan Rena.

"Itu pacarnya Rena ya?" batin Sekar yang langsung masuk ke dalam kamar, namun hatinya sedikit was-was karena takut adiknya salah pergaulan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!