NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Bujukin bocil

Pagi ini Nevan sudah kembali berada pada mode tarzan, sepertinya itu adalah karakter yang cocok untuk Nevan dan sudah melekat dalam diri Nevan sejak lahir. Jujur saja, cosplay menjadi kucing anggora membuat Nevan tertekan dan terkena tekanan batin.

"Pokoknya hari ini lo harus berangkat sama gue, nggak ada nawar-nawar, nggak ada nolak, nggak ada protes." Nevan kini sedang berada dalam mode galak.

"Aku nggak ada niatan protes, tapi---"

"Nggak ada tapi-tapi." Nevan memotong dengan cepat.

"Aku cuma nggak pengen mereka mikir yang macem-macem. Kalau misal mereka lihat kita berangkat bareng---"

"Ya biarin aja mereka lihat, orang punya mata. Mau mereka melotot, merem, melek, gue nggak peduli." Susah memang jika adu mulut dengan Nevan.

"Nevan, kamu itu nggak ngerti. Mereka pasti mikir yang nggak-nggak, aku nggak mau bikin masalah di sekolah." Nazma mencoba untuk membuat Nevan mengerti.

"Oh, gue tahu." Nevan mengangguk pelan. "Lo pasti malu berangkat bareng gue."

Nazma menutup mulutnya rapat-rapat, percuma saja ia berkomentar. Ujung-ujungnya Nazma juga pasti akan salah, dan berakhir dengan terkena semprotan dari mulut Nevan yang licin.

"Diem kan lo, fiks lo malu berangkat bareng gue. Durhaka banget lo jadi bini, nggak habis pikir gue."

"Aku nggak malu, beneran." Otak Nazma buntu, tidak tahu lagi harus berbicara apa.

"Kalau nggak malu berarti mau dong, fiks lo mau berangkat bareng gue." Bukan Nevan jika tidak memiliki jiwa pemaksa.

"Nggak gitu juga Nevan." Nazma mulai lelah berdebat dengan Nevan.

"Nggak-nggak mulu dari tadi, cari kata lain dong ... bosen gue dengernya." Mulut licin Nevan kembali beraksi.

Nazma diam sejenak, berusaha memikirkan kata-kata yang mampu membuat Nevan mengerti.

"Gini, mereka nggak tahu kalau kita udah nikah. Nggak pantes kan kalau cowok cewek berduaan di dalem mobil, mereka pasti mikir kayak gitu."

"Lo ngode minta gue akuin hubungan kita di depan seluruh murid? Biar si Alip juga tahu kalau kita udah official." Nevan tersenyum lebar. "Ide bagus tuh."

"Astagfirullah, bukan gitu." Nazma merasa gemas setengah mati karena sikap Nevan.

"Gapapa Nanaz, nanti kita bikin pengumuman kalau kita udah halal. Gampang itu mah, orang tinggal ngumumin doang." Nevan berucap tanpa beban.

Hanya tinggal membuat pengumuman katanya, otak Nevan benar-benar sudah agak geser. Yang benar saja? Bisa-bisa satu sekolah heboh jika mereka tahu bahwa Nevan dan Nazma sudah resmi berstatus halal dan telah menjadi pasangan suami istri.

"Nevan dengerin dulu." Nazma masih belum berputus asa.

"Diem." Nevan membekap pelan mulut Nazma. "Ngomong lagi berarti lo ngode minta dicium, kalau lo bilang nggak itu artinya lo nggak nolak."

Nazma perlahan menurunkan tangan Nevan. "Kalau aku bilang iya?"

"Ya berarti lo mau, seriusan mau bilang iya? Bilang coba, tapi jangan nyesel."

Sungguh konsep yang sangat luar biasa, benar-benar luar biasa gilanya. Nevan berhasil membuat Nazma ketar-ketir, sekaligus tak habis pikir.

Nazma reflek menggeleng. "Nggak."

"Nggak artinya nggak nolak." Ucapan Nevan langsung membuat Nazma membekap mulutnya.

Pagi-pagi tapi sudah modus, kreatif sekali

***

Sarapan kali ini terasa begitu tenang, Arthan duduk diam dan fokus memakan sarapannya. Biasanya setiap pagi Arthan dan Nevan selalu ribut, saling memanggil satu sama lain dengan sebutan Tuyul dan Mas Yul. Namun sarapan kali ini, suasananya memang benar-benar berbeda.

"Pagi Arthan." Nazma tersenyum pada Arthan.

"Pagi." Arthan memberi jawaban singkat, tersenyum sekilas, lalu kembali fokus makan.

"Pagi Yul." Nevan berinisiatif menyapa, tapi lagi-lagi dirinya dikacangi.

"Diem aja lo Yul, sakit gigi ya lo? Atau sariawan? Oh ... mungkin lo lagi ritual diem, biar jadi tuyul sakti." Nevan kembali bersuara.

"Heh mulutnya," tegur Ajwa membuat Nevan menyengir lebar.

Altair menatap Arthan heran, biasanya Arthan selalu panas dan terpancing saat Nevan mengejeknya. Tapi kali ini, bocah itu hanya diam dengan wajah datar.

"Kamu sakit?" Altair memegang kening Arthan. "Salah makan?"

Nazma sadar jika perubahan sikap Arthan terjadi setelah bocah itu pulang dari rumah Aylin, tapi Nevan masih saja tidak peka mengenai hal itu.

"Cacingan kalik Yah, di tv kalau diem gitu tanda-tanda cacingan." Nevan mulai julit.

"Mulut kamu yang cacingan." Altair membalas Nevan dengan kata-kata yang tak kalah julit.

"Udah, jangan ngobrol. Kalau makan nggak boleh sambil ngomong," ujar Ajwa.

Sarapan berjalan dengan lancar, Nevan mulai merasakan hawa-hawa yang berbeda. Rasanya ada yang kurang jika tidak bertengkar dengan Arthan, Nevan juga masih tidak mengerti alasan Arthan menganggapnya seperti makhluk halus yang tidak terlihat.

"Mau berangkat bareng gue nggak Yul?" tawar Nevan.

"Ayah ayo belangkat." Arthan memegang tangan Altair.

"Ya Allah Yul, gue lagi ngomong ini. Bener-bener lo ya Yul, woi!" Nevan masih berusaha menarik perhatian Arthan. "Berangkat bareng gue, entar gue beliin kinder joy."

Arthan turun dari kursi, lalu menyalimi tangan Ajwa. "Bunda, Althan belangkat ke sekolah dulu."

"Kalian kenapa sih?" Altair menatap Nevan dan Arthan secara bergantian.

"Arthan nggak mau berangkat bareng Kakak?" Kali ini Nazma lah yang menawari.

Arthan menatap Nazma. "Kakak aja yang belangkat baleng Althan, pakek mobilnya Ayah."

"Parah lo Yul." Nevan menggeleng tak habis pikir. "Gue lo anggep apa? Jemuran kering?"

"Ayah ayo belangkat." Arthan menarik pelan tangan Altair.

Altair menyempatkan diri berpamitan dengan Ajwa, setelah itu Altair menggandeng tangan Arthan dan pergi meninggalkan Nevan yang merasa sangat kesal.

"Kinder joy duapuluh buah, seriusan nggak mau?!" Nevan masih sempat-sempatnya berteriak.

"Kalian ini ada-ada aja." Ajwa tahu jika Nevan dan Arthan pasti sedang bertengkar. "Kalau ada masalah diomongin baik-baik."

"Susah juga bujukin bocil, bisa-bisanya gue dikacangin." Nevan menatap Nazma. "Salah gue apa coba?"

"Seriusan kamu nggak tahu?" Nazma tidak menyangka jika Nevan benar-benar manusia yang sangat tidak peka.

***

Baik Calvin, Jeno, Iqbal, maupun Sean kini mengerubungi mobil Nevan. Lelaki itu diledek habis-habisan oleh sohib kampretnya, jelas saja orang Nevan berangkat naik mobil namun disebelahnya tidak ada Nazma. Itu semua karena Nazma lebih memilih untuk turun di pinggir jalan.

Padahal tadi Nevan menolak keras menurunkan Nazma di pinggir jalan, namun Nazma bersikeras ingin turun. Enak-enak ke sekolah naik mobil malah lebih memilih turun dan naik angkot, sungguh gadis yang aneh.

"Sendirian aja nih," sindir Calvin.

"Berdua bareng setan." Nevan membalas dengan gaya julit khas miliknya.

"Inget kata tante Ajwa, nggak boleh ngomong kasar." Iqbal memberikan petuah pada Nevan, walaupun agak sableng Iqbal itu cukup waras.

"Nggak ngomong kasar, setan itu makhluk halus. Dan makhluk halus itu ada dimana-mana, jadi kemungkinan yang di omongin Nevan bener." Kali ini Sean berpihak pada Nevan.

Tanpa basa-basi Nevan langsung mengacungkan jempolnya pada Sean.

"Bangku pinggir kosong tuh." Jeno melihat bangku yang ada disamping pengemudi melalui kaca jendela.

"Malu lo sama spion, spion aja kanan-kiri. Masa lo nganan doang." Calvin tertawa geli.

"Mau gue gorok mulut lo pakek anak panah?!" Nevan menatap tajam Calvin.

Calvin hanya cengar-cengir tidak jelas, bukannya takut lelaki itu malah semakin bersemangat. Dari awal Calvin sudah yakin jika Nevan memiliki bibit-bibit ketertarikan pada Nazma, dan sekarang hal itu sudah terbukti.

"Lo tau ini tanda-tanda apa?" Calvin menatap Jeno.

"Apaan tuh?" Jeno menirukan gaya bicara yang sedang viral di tiktok.

Calvin merangkul Nevan. "Itu artinya Brader kita udah suka sama Nazma."

"Nggak jelas lo!" Nevan terlihat sok-sok an sewot, padahal aslinya yang dikatakan Calvin memang tidak salah.

"Aseeeek, tarik sis ... malkist!" seru Iqbal.

Sean ikut tersenyum geli. "Udah cinta ya lo sama dia?"

"B-aja." Nevan berusaha terlihat santai padahal wajahnya mendadak panas.

"SBA ... SBA ... Seriusan biasa aja?" Jeno mulai menyudutkan. "Pasti lo suka lah sama dia? Masa nggak? Pasti iya dong."

"Dikit," ucap Nevan.

Semuanya langsung tersenyum dengan penuh curiga, Sean pun juga ikut-ikutan. Nevan menghela nafas kasar, ia paling benci berada di situasi ini. Padahal Nevan berkata jujur, ia hanya menyukai Nazma sedikit saja. Sedikit tambah sedikit tambah sedikit, lalu ditambah lagi sedikit.

"Lo udah ...." Iqbal menggantung ucapannya.

"Nggak! Gila ya lo!" Belum apa-apa Nevan sudah ngegas.

"Apasih? Yang gue maksud makan malkist bareng." Wajah polos Iqbal sangat mendominasi.

"Nggak pernah!" sewot Nevan, masalahnya ia sudah terlanjur malu. 'Kirain apaan, bikin suudzon aja.'

"Sekarang Nazma dimana?" Kali ini Sean lah yang bertanya.

"Turun di jalan, mau ngemis di lampu merah kalik." Mulut Nevan sangat licin.

"Heh, mulut lo," tegur Jeno. "Belum pernah di sembur pakek air mbah dukun."

"Gue nggak nurunin, dia maksa turun. Dasar cewek, bikin gemes pengen peluk." Nevan masih sempat-sempatnya keceplosan.

Calvin langsung bersorak heboh, berbeda dengan Nevan yang stay dengan wajah galak. Andai saja bisa ia tarik lagi ucapannya, tapi hal itu tidak akan pernah terjadi. Disaat Nevan dan yang lain asik mengobrol dan tertawa, Aji tiba-tiba saja datang.

"Masih bisa ketawa-ketawa lo, serius nggak mau nolongin Zee?" Aji menatap remeh Nevan.

"Ajinomoto! 4L buat lo. Lo lagi lo lagi!" Jeno merasa sangat geram.

"Lo diem, gue nggak ada urusan sama lo." Aji menunjuk Jeno.

"Mau apa lo?" Nevan akhirnya berbicara.

Aji mengeluarkan ponselnya, lalu menyetel rekaman suara. Terdengar tangisan Zee yang begitu pilu, nada yang begitu memohon, dan suara yang penuh rasa sakit. Suara tersebut berhasil membuat tangan Nevan mengepal.

"Masih bisa ketawa? Nggak mau nyelametin dia?" Aji tersenyum licik. "Gue kasih pilihan, lebih milih Zee atau cewek yang lo anggep spesial saat ini?"

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!