Married With My Ex

Seperti ketika makan malam, pagi ini keluarga Ratajasa akan sarapan bersama. Jenni yang merupakan menantu baru tentu tidak mau tinggal diam dan tetap membantu Mama Helena walaupun sempat terganggu dengan Andrew tadi. Dia juga segera mengambilkan makanan untuk sang suami saat semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan.

" Biar aku saja yang menyuapi Rea, Ma " ucap Jenni melihat Mama Helena kerepotan harus sarapan dengan menyuapi sang adik ipar.

" Tidak usah, Sayang. Kamu juga kan sedang sarapan " tolak Mama Helena karena menantunya itu juga harus sarapan.

" Tidak apa-apa, Ma, lagipula aku belum ambil makanannya. Aku bisa sarapan nanti setelah selesai menyuapi Rea " ucap Jenni yang memang belum mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

" Baiklah " jawab Mama Helena pada akhirnya.

Jenni segera mengambil alih Rea dari pangkuan Mama Helena dan membawanya ke tempatnya semula yaitu di samping Andrew. Tidak lupa juga Jenni membawa sarapan milik adik iparnya itu dan menyuapinya.

" Rea senang disuapi Kak Jenni? " tanya Papa Alex pada Rea yang begitu lahap memakan sarapannya.

" Ya, ya, ya " jawab Rea sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.

Walaupun belum terlalu akrab tapi sepertinya Rea sangat nyaman bersama dengan Jenni. Apalagi Jenni juga memiliki sifat keibuan sehingga lebih mudah untuk membuat bayi dan anak kecil dekat dengannya.

" Sayang, aku kagum deh sama kamu. Biasanya Rea itu sangat susah untuk bisa dekat dengan orang lain selain yang biasa dia temui, tapi kamu bisa dekat secepat ini sama dia " puji Andrew karena dia sangat mengerti bagaimana adiknya itu.

Jenni pun hanya tersenyum terpaksa untuk merespon ucapan suaminya itu dan fokus saja untuk menyuapi Rea.

" Mungkin karena sifat keibuan yang ada di dalam diri Jenni, makanya anak kecil jadi nyaman, termasuk Rea " ucap Mama Helena yang bisa melihat itu dari menantunya.

" Kalau begitu cocok untuk segera memberikan kita cucu, Ma. Lagipula Andrew dan Jenni sudah pantas menjadi orang tua, jadi kalau bisa sih jangan ditunda-tunda. Supaya Rea punya teman main juga karena Papa dan Mama tidak mungkin memberikan adik lagi, jadi kalian saja berikan Rea keponakan " sahut Papa Alex begitu bersemangat.

Sebenarnya Papa Alex ingin mansion itu segera ramai dengan suara anak kecil, jadi tidak ada salahnya meminta cucu pada putra dan menantunya. Papa Alex dan Mama Helena tidak bisa memiliki anak lagi karena umur yang tidak memungkinkan dan terjadi masalah dengan sang istri yang sulit untuk hamil lagi setelah melahirkan Andrew. Bisa mendapatkan Rea pun itu sudah sebuah keberuntungan karena dinyatakan hamil di usia kepala empat.

" Papa dan Mama tenang saja. Aku dan Jenni akan bekerja keras setiap malam untuk memberikan kalian cucu " ucap Andrew dengan sangat enteng.

" Uhuk, uhuk " Jenni langsung tersedak ludahnya sendiri mendengar itu dan membuat semua orang terkejut.

Bisa-bisanya Andre menjanjikan akan memberikan cucu untuk kedua orang tuanya sedangkan mereka saja belum melakukan malam pertama dan malam-malam selanjutnya. Bagaimana bisa memberikan cucu kalau tidak dibuat dan bibitnya di tabur di lahannya.

" Minumlah, Jen " ucap Andrew memberikan segelas air putih pada sang istri.

Jenni pun langsung mengambil segelas air putih itu dan meminumnya hingga tersisa setengahnya.

" Kamu tidak apa-apa kan, Jen? " tanya Andrew memastikan.

" Iya, aku tidak apa-apa " jawab Jenni tersenyum canggung.

Rasanya kesal sekali dan ingin menjambak rambut Andrew kembali hingga terlepas dari kulit kepalanya, tetapi Jenni tetap menjaga sikap di depan kedua mertuanya. Jenni menyingkirkan rambut panjangnya ke belakang dan memaksakan senyumnya untuk menyakinkan jika dirinya tidak apa-apa.

" Pa, sepertinya tidak lama lagi kita akan memiliki cucu. Tanpa Papa minta, putra dan menantu kita pasti sudah membuatnya " ucap Mama Helena melihat sesuatu di leher sang menantu dan memberikan kode pada Papa Alex melalui matanya.

Papa Alex pun langsung mengikuti arah pandangan Mama Helena dan bibirnya langsung tersenyum. Di leher Jenni terdapat beberapa tanda merah yang sudah mulai kebiruan dan itu pasti karena ulah sang putra.

" Andrew, seharusnya kamu membuat cap kepemilikan itu di tempat yang tersembunyi dong. Kasihan istrimu kalau keluar rumah harus repot-repot menutupi lehernya " celetuk Papa Alex yang membuat Jenni reflek menutupi lehernya dengan rambut panjangnya.

Jenni benar-benar lupa dan merutuki dirinya sendiri yang sempat menyingkirkan rambutnya yang memang digunakan untuk menutupi tanda merah yang dibuat oleh Andrew. Apalagi tadi juga Jenni tidak memiliki waktu untuk menutupinya dengan foundation karena Andrew yang menggodanya. Sekarang dia sangat malu karena tanda merah itu harus dilihat oleh Papa Alex dan Mama Helena.

" Sengaja aku membuat cap kepemilikan itu di sana, Pa. Supaya orang-orang tahu kalau Jenni itu sudah ada yang punya " jawab Andrew sangat santai.

Jujur sekali Andrew menjawabnya karena memang dia sengaja memberikan tanda-tanda merah itu di leher Jenni. Dia ingin para pria yang mungkin akan mendekati istrinya itu langsung mundur ketika melihatnya.

" Semua ini gara-gara kamu, Papa dan Mama jadi melihatnya, kan " ucap Jenni sangat kesal tetapi dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh sang suami.

" Hah? Apa Sayang? Kamu mau aku buat cap kepemilikan lebih banyak lagi? Oke, tapi nanti malam ya, sekarang aku harus berangkat bekerja soalnya " ucap Andrew dengan suara yang keras.

Jenni melototkan kedua matanya karena mendengar Andrew mengatakan hal itu. Jenni yakin Andrew sengaja membuatnya semakin malu, padahal pasti suaminya itu mendengar dengan jelas apa yang dia katakan.

Plak.

" Andrew, jangan sembarang deh. Aku tidak ada bilang begitu ya " ucap Jenni memberikan pukulan di lengan suaminya itu.

" Masa sih, Sayang? Tapi aku mendengarnya seperti itu kok " jawab Andrew tersenyum menyebalkan.

Jenni pun semakin kesal tapi tidak bisa memberikan pelajaran pada sang suami sehingga hanya bisa menahannya saja. Sedangkan Papa Alex dan Mama Helena hanya tersenyum serta menggeleng-gelengkan kepala mereka melihat perdebatan pasangan suami istri baru itu.

" Andrew, sudahlah. Jangan membuat istrimu kesal, lebih baik sekarang lanjutkan sarapanmu " ucap Mama Helena yang tidak tega melihat wajah kesal sekaligus malu Jenni.

" Iya Ma " jawab Andrew menurut.

Setelah itu, mereka pun melanjutkan sarapan pagi ini dengan tenang dan damai. Jenni memilih tidak memperdulikan Andrew yang masih mencoba untuk membuatnya kesal dan kembali fokus menyuapi adik iparnya.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘