NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:444.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. Keluar Dari Pekerjaan

"Ikut saya ke ruang HRD. Sekarang juga!" titah Nyonya Sinta langsung menarik tangan Nadia.

Sambil menarik-narik Nadia, wanita paruh baya itu mencari-cari ruangan HRD ada di mana. Maklum, ini baru pertama kalinya wanita tua itu menginjakkan kakinya semenjak perusahaan itu dibangun.

Sebenarnya ada orang yang bisa dia tanyakan untuk mempermudah mengetahui di mana ruangan HRD yang dia cari. Tapi, karena emosi nya lebih besar membuat dia capek sendiri.

juga sengaja tidak memberitahukannya. Jarang-jarang kan dia bisa melihat wanita tua yang sudah menghinanya berulang kali itu kecapean.

Tapi setelah beberapa menit mereka mutar-mutar, akhirnya Nadia tidak tega juga.

"Ruangan HRD nya di sebelah sana, nyonya" kata Nadia menunjukkan salah satu ruangan tidak jauh dari mereka berdiri.

Nadia dengan senang hati menunjukkannya setelah Nyonya Sinta berulang kali salah arah. Wanita paruh baya itu mendengus kesal. Dia kembali menarik Nadia dan tidak memperdulikan banyak mata yang melihat mereka berdua.

Nyonya Sinta mendorong Nadia tepat di meja HRD. "Saya mau dia dipecat sekarang juga. Buatkan surat pemecatannya sekarang juga" perintah Nyonya Sinta tidak menerima penolakan.

Rino, kepala bagian HRD melongo mendengarkan permintaan dari wanita tua di depannya itu. Dia tahu jika Nyonya Sinta adalah bagian dari perusahaan ini. Bahkan bisa dibilang pemilik perusahaan tersebut.

Tapi, bukankan seharusnya beliau tidak ikut campur dalam masalah pemecatan karyawan?

"Kenapa kamu diam saja? Aku bilang pecat ya pecat dong...!!! Kamu tidak tahu siapa aku? Apa kamu saja yang mau aku pecat, hah...? lanjut Nyonya Sinta merasa sok berkuasa.

Nyonya Sinta mencak-mencak di dalam ruangan itu ketika dia melihat Rino masih diam saja. Rino yang merasa tertekan akhirnya mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.

Rino pun langsung nge print surat pemecatan dan menyerahkan kepada Nadia agar ditandatangani. Nadia pun dengan senang hati langsung menandatanganinya.

Setelah selesai menandatangani dan mendapatkan salinannya, Nadia pun tersenyum manis kepada Nyonya Sinta.

"Terima kasih Nyonya, ini yang saya inginkan ketika anak ada kembali mengusik ketenangan saya di pulau ini.

"Terima kasih juga Pak Rino, semoga pekerjaan anda selalu lancar dan sehat selalu" ujar Nadia sambil tersenyum manis pula.

Tiba-tiba pintu ruang HDR tersebut kembali terbuka dengan kasar. Seseorang muncul dari balik pintu tersebut. Aditya muncul dengan penampilannya yang berantakan, wajah terlihat kusut dan napas yang ngos-ngosan.

Baru saja dia keluar dari ruang kerjanya menyusul ibunya yang katanya ingin melihat-lihat situasi dan kondisi perusahaan itu. Tetapi begitu dia keluar, Aditya mendapatkan informasi dari Rika jika ibunya menyeret Nadia ke ruang HRD.

Dan di sinilah mereka bertemu.

"Bu, ada apa ini?" tanya Aditya dengan suara dinginnya, tetapi arah pandangannya ke pada Nadia yang tersenyum manis.

"Ibu sudah memecatnya. Kenapa kamu masih mempekerjakan wanita jalang ini di sini?"

"BU CUKUP. JANGAN BERBICARA SEPERTI ITU...!!!"

Nyonya Sinta, Rino dan beberapa karyawan lainnya yang ada di ruang HRD itu terperanjat kaget ketika mendengar dan melihat Aditya membentak ibunya sendiri.

Siapa sebenarnya Nadia ini?

Kenapa Aditya, CEO baru mereka tersebut membelanya? Pertanyaan itu berkelana di pikiran Rino, tapi tidak ada jawaban.

"Kamu berani membentak ibu hanya karena wanita jalang ini?" kata Nyonya Sinta marah tidak percaya dengan apa yang barusan Aditya lakukan.

Wajahnya terlihat merah padam. Anak satu-satunya yang biasanya selalu penurut tiba-tiba berubah jadi pembangkang. Dan itu yang membuat kebenciannya makin bertambah-tambah kepada Nadia.

"Nadia, berikan surat itu" pinta Aditya sambil mengulurkan tangannya hendak mengambil surat pemecatan Nadia tersebut.

Tapi Nadia malah menyembunyikan surat itu di balik tubuhnya. Nadia sudah berkorban dan membiarkan dirinya menjadi tontonan demi selembar surat itu. Tidak! Nadia tidak akan memberikannya.

"Maaf Pak Aditya, surat ini sudah sah secara hukum" jawabnya setenang mungkin. Tujuannya rela diseret-seret Nyonya Sinta kan untuk mendapat surat itu.

Aditya langsung menatap tajam Rino membuat pria itu bergidik takut.

"Bukankah sebelumnya aku sudah mengatakan untuk memastikan dia menyelesaikan kontrak kerjanya?!"

Rino benar-benar dalam posisi yang sulit, terjepit malah. Aditya sebagai CEO dan Nyonya Sinta sebagai orang tua atasnya, dua-duanya sama-sama tidak boleh dibantah.

"Ada apa denganmu, Aditya?"

"IBU DIAM SAJA...!!!"

Nyonya Sinta langsung terdiam. Dia belum pernah melihat anaknya semarah itu. Bahkan saat dia tahu kalau Nindi wanita yang buruk, Aditya tidak semarah ini. Justru Aditya malah diam saja.

"Surat itu tidak berlaku Nadia, sekarang kembali ke meja kerjamu" ujar Aditya.

Nadia tidak menghiraukannya. Dia malah mengamankan surat pemecatan dirinya itu untuk mengantisipasi kalau-kalau Aditya menggila lagi.

"Aditya..."

Belum selesai Nyonya Sinta berbicara, dia sudah ditarik Aditya keluar. Tinggallah Nadia, Rino dan karyawan lainnya.

"Nadia, bisakah kamu mengembalikan surat itu?" pinta Rino dengan wajah memelas.

Bisa gawat urusannya nanti jika Nadia keluar dari perusahaan dengan cara seperti itu. Sama ibu kandungnya sendiri Aditya sudah semarah itu. Bagaimana dengannya nanti yang hanya seorang karyawan biasa saja?

Nadia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Maafkan saya Pak Rino, saya bukan karyawan di perusahaan ini lagi."

Nadia berjalan dengan santai keluar dari ruangan HRD tersebut dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.

Nadia tidak pernah merasa sebebas ini sebelumnya. Dia melenggang dengan langkah ringan keluar dari perusahaan Aditya tersebut.

Yang penting sekarang dia sudah keluar dari perusahaan itu tanpa bayar pinalti. Urusan pekerjaan, nanti Nadia pikirkan lagi. Dia bisa melamar lagi di perusahaan lain. Yang jelas, sekarang dia tidak lagi bertemu dengan kedua orang menyebalkan itu.

Nadia yang sudah sampai di rumah kontrakannya hanya dia seorang diri. Leonel, si bocil kesayangannya masih belum pulang. Bocah cilik itu sepertinya masih betah nginap di hotel bersama Pak Bayu dan istrinya Ibu Imah.

Akhirnya Nadia pun memutuskan untuk mencari lowongan pekerjaan sekalian mengisi waktu luangnya.

Selain dia masih butuh uang, Nadia juga harus punya kegiatan supaya bisa mengalihkan pikirannya dari Aditya dan Nyonya Sinta.

Nadia tidak akan kabur-kaburan lagi kali ini. Dia juga tidak gampang harus bersosialisasi dengan orang dan lingkungan baru.

Dia juga harus memikirkan kesehatan mental sang anak. Karena Leonel sudah mulai mengerti arti dari keluarga. Si bocil itu juga sudah sangat dekat dengan Pak Bayu dan Ibu Imah. Pasangan suami istri itu juga sudah menganggap Leonel seperti cucu mereka sendiri dan begitu juga sebaliknya.

Apa jadinya jika dia pergi lagi ke kota atau pulau lain. Belum tentu juga kan dia akan bertemu orang tua sebaik Pak Bayu dan Ibu Imah.

Di sebuah link mencari pekerjaan, Nadia menemukan ada beberapa perusahaan yang sedang mencari karyawan dengan posisi sekretaris dan administrasi juga.

Dia pun menyimpan ke draf pribadinya dan akan mengirimkan lamarannya via online nanti. Dia berharap salah satu dari perusahaan itu akan menerimanya.

Selesai dengan urusan mencari lowongan pekerjaan, Nadia yang merasa lapar pun berniat membeli makanan yang jadi saja. Berhubung Leonel kan tidak ada di sana. Jadi, Nadia memutuskan beli saja.

1
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
Rossmawar
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!