Nathan rela bekerja apapun untuk bertahan hidup,hingga akhirnya dia bekerja di sebuah toko bangunan milik koh jun seorang keturunan tionghoa.
Siapa sangka anak koh jun yang bernama Alicia malah jatuh hati pada Nathan yang notaben - nya buruhnya. Apakah koh jun setuju dengan hubungan mereka? Dan bagaimana usaha Nathan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fixs u, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
"Mari silahkan masuk pak bos." kata Erik ketika sampai di depan pintu rumahnya. Rumah yang berdinding batako hanya separuh sementara separuh atasnya lagi terbuat dari anyaman bambu. Kursi sofa di ruangan itu juga berlubang dengan busa yang mencuat keluar.
"Assalamualaikum" salam Nathan ketika mulai melangkah masuk.
"Waalaikumsalam" jawab Erik bersamaan dengan seorang wanita paruh baya keluar dari dalam mengenakan daster berwarna pudar,dia bu Ningsih ibunya Erik.
"Ada tamu toh? Loh keningmu kenapa rik?" tanya bu Ningsih.
"Ini pak Nathan buk,bos nya Erik. Tadi aku jatuh waktu kerja karena tiba-tiba pusing" jelas Erik.
"Silahkan duduk pak,maaf begini lah keadaan rumah kami" kata bu Ningsih dengan ramah. Nathan bersalaman cium tangan.
"Terima kasih bu,sama saja rumah saya pun juga seperti ini. Tadi Erik sudah diperiksa di rumah sakit bu,tidak ada cedera serius. Lain kali Erik diingatkan untuk sarapan pagi ya bu?" pinta Nathan pada bu Ningsih,sementara Erik masuk ke kamar untuk ganti baju. Bu Ningsih hanya mengangguk,disertai air mata yang mengalir di pipi.
"Ibu kenapa?" tanya Nathan tak enak hati,takut ada salah kata yang menyinggung.
"M-maaf nak,sebenarnya hari ini ibu tidak masak karena tidak ada beras hiks" suara bu Ningsih disertai isakkan.
"Masih nunggu gajian Erik sore ini,sisa nasi semalam buat sarapan adiknya yang masih SD" lanjutnya dengan suara parau. Nathan hanya terdiam mendengar penuturan bu Ningsih,dadanya terasa sesak. Betapa trenyuh dan mirisnya kehidupan Erik. Nathan kembali mengingat sulitnya dulu makan teratur sebelum dapat kerja jadi kuli di toko Koh Jun. Tak jauh beda dengan keluarga Erik sekarang.
"Buk,kenapa ibuk nangis?" tanya erik ketika kembali ke ruang tamu. Bu Ningsih hanya menunduk,
"Rik,ini gajimu seminggu ini." kata Nathan mengeluarkan amplop dari saku jaketnya.
"Apa tidak dipotong pak bos,hari ini kan kerjaku hanya setengah hari?" tanyanya setelah menerima amplop gaji.
"Tidak Rik,terimalah. Bu saya permisi keluar sebentar ya?" pamit Nathan pada tuan rumah. Nathan naik motornya melewati jalan kampung untuk menuju warung kelontong tak jauh dari rumah itu.
Setelah selesai belanja dan membayar,Nathan menaruh 2 pack beras 5 kg-an dan 5 L minyak goreng di depan jok motornya sementara 1 box mie instan di tenteng di antara tangan dan pinggang.
"Semoga bisa sedikit meringankan." batin Nathan sambil menjalankan motor berbelok menuju rumah Erik.
Bruakk,
Sebuah tendangan mengenai tubuh Nathan,membuat mie instan terlempar dan motor Nathan roboh. Nathan pun ikut jatuh terjerembab di atas tanah. Dengan cepat Nathan bangun,
"Ada apa,siapa kalian?" tanya Nathan pada 3 orang berbadan besar mirip preman. Tak menjawab salah satu preman mendekat hendak memukul Nathan.
Wuttt,
Suara pukulan mengenai angin,Nathan dengan cepat balas memukul tubuh preman itu hingga terjatuh ke tanah.
Bughh,
" Uhukk, hoegg." preman itu terbatuk lalu muntah. Kedua preman lainya tak mau membuang waktu langsung maju menyerang bersamaan.
Bagh...Bughh,
Suara adu pukul saling mengenai. Bibir Nathan mulai robek terkenal pukulan kedua preman. Kedua preman juga mulai biru biru di area mata dan pipi.
Bruakkk,
Suara pukulan preman yang muntah ikut memukul punggung Nathan dengan balok kayu,menyebabkan tubuh Nathan limbung jatuh ke tanah. Ke tiga nya menghajar bertubi tubi pada sekujur tubuh Nathan membuatnya pingsan tak sadarkan diri.
"Sudah cukup,bisa mati kuli itu!" suara lelaki kurus yang tak lain Candra keluar dari mobilnya. Candra menuju ke arah beras yang dibeli Nathan,mengambilnya lalu melemparkan ke arah wajah Nathan.
Byarr,
Beras pun berhamburan di atas tubuh Nathan,ketiga preman juga merusak motor Nathan.
"Cabut" ajak Candra menuju mobil di ikuti ketiga preman meninggalkan tempat sepi itu. Tak lama melintas anak SD baru pulang main melihat seorang tergeletak dia berlari ke rumahnya.
"Kak Erik di jalan depan ada orang tergeletak,pingsan Kak" kata anak SD itu yang ternyata adik Erik.
Sementara Di toko Koh Jun,
Toko lumayan ramai sore itu,Alicia sudah berada di toko setelah pulang mengantar bu Selly mamanya.
Pyarr,
Gelas yang dipegang Alicia jatuh dan hancur berkeping berserakan di lantai dekat meja kasirnya.
"Astagfirullah" ucap Alicia kaget gelasnya terlepas.
"Udah sayang biarkan. Yah..Diah tolong kau bereskan pecahan beling ini." pinta Koh Jun.
"Iya Koh" jawab Diah segera melaksanakan. Alicia kini duduk kembali ke meja kasirnya,perasaanya mendadak gelisah. Pesan yang dikirim ke Nathan 1 jam yang lalu juga belum di bukanya,Diapun men dial nomor Nathan.
Tutt...tutt,
Suara nada sambung ponsel itu akhirnya diangkat.
"Assalamualaikum Ci,ini Erik. Pak bos Nathan sekarang ada di ICU" jawab suara di seberang telfon yang ternyata Erik telah membawa Nathan ke rumah sakit.
"APA!?" teriak Alicia mendengar penjelasan Erik,hp yang dipegangnya jatuh ke lantai. Alicia menangis terisak,bangkit berdiri dan berlari menuju pintu toko ke rumahnya. Koh Jun yang bingung mengambil hp Alicia yang jatuh itu,masih tersambung.
"Anakku kau apakan Than!?" suara Koh Jun meninggi,berpikir yang tidak - tidak.
"APA?" kata Koh Jun lalu menutup sambungan telfon kemudian menyusul Alicia ke rumah setelah menyuruh Diah menggantikan kasir.
Alicia kini berada di dalam kamarnya,menangis meringkuk mencoba ditenangkan bu Selly,
"Udah dong sayang,Nathan udah ditangani dokter kan,doain semoga cepat sembuh jangan malah nangis gini" kata Bu Selly sambil mengelus pucuk kepala putrinya itu.
"Mas Nathan kasian Ma,huuu huu" suara tangis Alicia masih saja mengiringi perkataanya.
"Katakan sama Papa,ada hubungan apa kamu sama Nathan? Apa kalian pacaran?" kata Koh Jun setelah masuk kamar Alicia. Sementara yang ditanya hanya terus menangis,
"Huu huu,,Alicia mau ke rumah sakit Pa Ma." jawab Alicia bangkit untuk mengambil sweater.
"Jawab dulu pertanyaan Papa sayang?" tanya Koh Jun lembut pada putri kesayanganya. Sebenarnya kedua orang tua Alicia sudah tau jika Alicia dan Nathan dekat.
"Iya Pah. Kami memang dekat,aku mau ke sana,kasian Mas Nathan pah Hiks" jawabnya sambil memakai sweater.
"Kami ikut" ucap bu Selly bergegas menuju kamarnya di ikuti Koh Jun.
Sementara di rumah sakit,
Nathan yang telah melewati masa kritis,kini telah dipindah ke kamar perawatan. Dia ditangani langsung oleh dokter Adisty,banyak luka di tubuh Nathan. Wajah nya lebam dan biru,satu tulang rusuknya patah dan ke dua tanganya juga di gips. Nara dan kedua orang tuanya sudah tiba sejak Nathan berada Di ICU,
"Kapan perkiraan Nathan siuman Ty?" tanya Nara yang khawatir melihat kondisi Nathan pada Adisty.
"Mungkin nanti malam,masih dalam efek obat bius. Lukanya cukup parah,untung kondisi tubuhnya bagus dan cepat ditangani" jawab Adisty yang menemani Nara di samping ranjang sementara Bu delima dan Pak Armand duduk di sofa ruangan itu.
Tak lama pintu ruangan terbuka,Alicia dan orang tuanya masuk. Bersalaman dan berkenalan.
"Mas?" ucap Alicia lirih ketika berada di samping ranjang Nathan,Air matanya jatuh. Nara dan Adisty kini pindah berada di sofa. Nara bertanya dalam hati siapa gadis cantik di samping Nathan itu.
"Jadi Koh Jun sudah kenal lama dengan Nathan." jawab Pak Armand disela obrolan mereka. Koh Jun dan Pak Armand kenal baik begitu juga bu Delima dan bu Selly karena langganan material sejak lama.
"Sini sayang,kenalan sama Om Armand dan keluarga" panggil Koh Jun pada Alicia pelan. Alicia pun mendekat sambil mengusap air matanya.
Setelahnya,ganti bu selly dan bu Delima mendekat ke ranjang Nathan. Tak lama,
"Bu... Bu,ibu" kata Nathan mengigau lirih tapi terdengar jelas oleh semua yang ada di ruangan itu.
"Ibu ada disini Nak" jawab bu Selly dan bu Delima kompak bersamaan,kedua wanita paruh baya itu saling tatap,kaget dengan reaksi jawaban keduanya.
banyak pelajaran yg d dpt dr cerita ini
bukan utk tumbal tp sajen 😄😄