setelah berusaha ikhlas melepas nya,aku merasa bahwa aku selama ini seperti di butakan oleh cinta, selalu menuruti kata-kata nya,tunduk padanya,dan setelah ku bayangkan ternyata aku seperti hidup dalam penjara,dan sekarang baru bisa keluar dan menghirup udara segar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryasakdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.9
Hari ini di kantor desa tempatku bekerja,aku lebih sibuk dari hari-hari kemarin,namun di tengah kesibukanku
Thut
Thut
Thut.
Entah siapa yang mengirimkan pesan begitu banyak di ponselku,aku mengabaikan pesan itu,karena aku lebih fokus mengerjakan pekerjaanku dan berniat setelah selesai pekerjaan baru membuka ponselku yang terus berdering tandanya pesan masuk.
Kring...
Kring...
"Siapa lagi yang nelpon lagi sibuk begini" gumanku
"angkat aja siapa tahu penting " kata tanteku selaku rekan kerjaku,
Aku melihat layar ponselku aku melihat panggilan dari Sahril ." assalamualaikum ril ada apa?"" waalaikumussalam kamu di mana Ray?" "nih lagi di kantor ,knpa ril?". " maaf ya aku sekarang lagi di asrama lagi banyak tugas dari kampus,". "lah kenapa baru sekarang ngabarin aku, kemarin-kemarin kamu kemana saja, orang-orang pada nanyain kamu,nanyanya sama aku kan aku nggak tau kamu di mana,kamu juga nggak ngabarin aku"jawabku panjang lebar.
"maaf ya Ray kemarin aku lagi ada tugas lapangan dari dosen aku ,jadi aku nggak sempat ngabarin kamu karena tempat penelitian yang aku dan teman-temanku datangi nggak ada sinyal,jadi nomor aku nggak aktif". " terus ibu asrama nyariin kamu datang ke rumahmu, emangnya kamu nggak tinggal di asrama? " nggak aku nginap di rumah teman, " oh ya udah" udah dulu ya aku banyak kerjaan nih.
Aku memutuskan sambungan telepon lalu melihat pesan dari aplikasi hijauku, ini siapa nomor baru juga, nanyain Sahril juga,lalu aku membalas pesan itu,aku nanya sama dia kalau dia kenalan Sahril darimana,katanya dia adik sepupunya Sahril,
Semakin hari adik sepupunya Sahril sering hubungin aku,nanyain kabarnya Sahril,dia selalu basa-basi dengan ku,ingin terlihat akrab denganku,aku pun tidak pernah manaruh curiga padanya,karena yang aku tau dia hanya sepupunya Sahril .
Saat ini memang aku & Sahril jarang bertatap muka kami di sibukan dengan pekerjaan masing-masing,dan aku lebih suka seperti ini,di sibukan dengan pekerjaan,tidak seperti dulu belum punya pekerjaan,aku hanya terus memikirkan Sahril bagaimana di luar sana dengan perempuan lain, apakah dia setia padaku atau tidak,setiap hari hanya rasa curiga yang selalu menghantuiku,aku selalu melawan rasa curiga itu,aku berusaha percaya padanya,namun hati kecilku tidak bisa berbohong bahwa aku memang ada curiga padanya
sudah bertahun-tahun aku melawan kecurigaanku, karena Sahril selalu meyakinkan aku bahwa dirinya bukanlah orang yang mudah mendua,namun sekarang rasa curigaku ini entah mengapa hilang begitu saja,bahkan aku lebih memfokuskan diri untuk bekerja,aku semakin terbiasa tanpa adanya Sahril di sini,bagiku saat ini pekerjaan nomor 1 dan hubungan ku dengan sahril nomor 2,yang dulunya aku selalu memprioritaskan hubungan kami,namun sekarang entah bagaimana hati ini bisa semudah itu lapuk di makan waktu
Aku yang dulu selalu memikirkan kisah cintaku,kini aku lebih suka memikirkan pekerjaan,bahkan Sahril yang dulunya tidak mengizinkan aku bekerja kini dia membiarkan aku bekerja,aku pun sangat senang,karena tanpa pekerjaan ini aku hanya selalu memikirkan Sahril dan Sahril yang terkadang membuat hati kecilku merintih tanpa sebab,
Dulu Sahril selalu melarangku melakukan sesuatu hal tanpa izin darinya,dia selalu menekankan bahwa aku tidak boleh mengambil keputusan sendiri dalam hidupku .
