Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.
Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.
Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lingerie 4 Hari..
Pagi pagi Fatimah bangun dengan posisi Aditya memeluknya dari belakang, mereka berdua tidak mengenakan baju sehelai pun, Fatimah mencoba untuk beranjak tapi kemudian dia merasakan bagian bawah tubuhnya sangat sakit.
Setelah berhasil duduk, Fatimah mengambil handuk yang berada tak jauh dari sisi tempat tidur dan langsung dikenakannya, dia berjalan dengan hati hati karena rasa sakit tadi.
Ternyata Aditya sudah terbangun dan memerhatikan Fatimah yang sedang kesakitan.
Aditya mengerti dia kesakitan karena perbuatannya tadi malam.
"Mau aku bantu.." Tanya Aditya mengagetkan Fatimah.
"Tidak.." Jawab Fatimah berusaha berjalan normal walau sebenarnya sakit sambil terus masuk ke dalam kamar mandi.
Aditya mencari celananya, dia membuka selimut dan dilihatnya ada noda darah diatas seprei.
Dia tersenyum. Dia teringat dia tidak mendapatkan noda darah ini ketika pertama kali berhubungan dengan Sherly.
Tapi kemudian dia merasa kasihan kepada Fatimah yang pasti merasa kesakitan.
Dia bangun dan mengetuk pintu kamar mandi, mencoba membukanya dan ternyata tidak dikunci.
Fatimah sedang terduduk di atas bathtub sambil meringis.
Aditya menghampirinya dan berjongkok di depan Fatimah.
"Apa sakit banget.." Tanya Aditya dengan cemas.
Fatimah menggeleng sambil tersenyum malu.
Dia memerhatikan badan Aditya tanpa mengenakan baju dengan hanya memakai celana pendek.
Merasa diperhatikan, Aditya bertanya.
"Kenapa? Mau lagi..?" sambil tersenyum.
Fatimah sontak menggeleng sambil tersenyum dan menarik wajah Aditya sambil berbisik di telinganya.
"Masih sakit.." dengan pelan.
Aditya tersenyum.
"Maafin aku.." Ucap Aditya menatap Fatimah dengan penuh cinta.
"Kita mandi bareng aja.." Kata Aditya sambil menghidupkan kran air bathtub yang berada di samping Fatimah.
Merekapun berendam bersama.
Melihat Fatimah wara wiri dengan hanya menggunakan lingerie selama memasak dan sarapan sebenarnya membuat Aditya tidak nyaman, bukannya apa apa Aditya merasa birahinya memuncak.
Dia tahu Fatimah masih merasakan sakit dan dia tidak mau menambah kesakitan istrinya.
Diam diam dia melihat Fatimah mencuci sprei yang terdapat noda darah.
"Kenapa dicuci..?"
"Biarkan saja nanti ada pelayan yang datang membersihkan kalau kita sudah pulang"
Fatimah tidak menghiraukan perkataan suaminya.
Diabaikan seperti itu, Aditya merebut sikat yang sedang dipegang istrinya dan menarik Fatimah ke arahnya.
"Sudah kubilang biarkan saja.." Ucap Aditya lembut tepat di depan wajah Fatimah.
"Aku malu.."
"Malu karena masih perawan.." Kata Aditya meledek
Fatimah tersenyum.
Akhirnya Aditya membantu Fatimah mencuci dan menjemur sprei itu.
Tiupan angin pantai dan terpaan cahaya matahari membuat Fatimah semakin terlihat cantik dengan lingerie warna putih transparan yang dikenakannya, senada dengan dalaman yang terlihat jelas.
Dengan rambut panjang yang dibiarkannya tergerai.
Kalau saja ada orang lain di pulau itu, dia tentu tidak akan mengizinkan Fatimah keluar dari kamar, dan membiarkan orang lain melihat keindahan tubuh istrinya.
Aditya terus memerhatikan Fatimah yang bermain ombak di pantai.
Aditya merasa beruntung karena hanya dia lelaki yang melihat pemandangan indah itu, dan tentunya berterima kasih kepada istrinya karena selama ini telah menutupi tubuhnya yang indah daripada pandangan lelaki lain.
Selama 4 hari Fatimah terus memakai lingerie berbagai macam warna dan model. Membuatnya semakin bergairah melihat istrinya itu.
"Aku akan memberi hadiah kepada nenek, mbak Minah dan Rini.." Ucap Aditya sambil memeluk Fatimah diatas kasur santai didalam gazebo sambil mereka melihat ke arah laut.
"Kenapa.." Tanya Fatimah yang tertidur di dada Aditya.
"Karena mereka punya ide lingerie ini.." Jawab Aditya sambil mengangkat Lingerie yang dikenakan Fatimah.
Fatimah tersenyum.
"Sudah Dzuhur, kita shalat yuk.."
Akhirnya mereka shalat bersama. Kalau saja Fatimah tidak selalu membawa mukena dalam tasnya mungkin dia akan kesulitan melaksanakan shalat, karena Rini dan bik Minah tidak memasukkan mukena juga dalam kopernya.
Sebenarnya mereka ingin lebih lama tinggal disini.
Tetapi dia dan Fatimah harus pulang setelah 4 hari disana karena Zahra putri mereka menunggunya.
Fatimah benar benar merasa bahagia, begitu juga dengan Aditya.
Aditya menjanjikan Fatimah kembali lagi kesini lain waktu.
Dirumah..
Kedatangan mereka disambut Zahra yang gembira.
"Mana adik bayi aku..?" Tanya Zahra penasaran melihat barang bawaan mereka.
Fatimah langsung mengeluarkan boneka bayi yang tadi mereka beli dulu karena tahu Zahra akan menanyakannya dan memberikannya kepada Zahra.
Zahra bengong menerima boneka yang diberikan oleh mamahnya
"Ini adik bayi..?" Tanya Zahra polos. Kemudian berteriak gembira bahwa dia sekarang punya adik bayi.
Semua orang tertawa.
Aditya kemudian memanggil bik Minah dan Rini.
Mereka menghampiri Aditya dengan rasa takut karena menyadari kesalahannya.
Aditya memberikan koper yang dibawanya kepada mereka.
"Terimakasih dan saya akan memberikan kalian bonus"
"Nenek juga.." Kata Aditya sambil menunjuk nenek dan pergi menggandeng Fatimah dengan mesra.
Fatimah menuruti suaminya dengan malu malu karena semua orang memperhatikan mereka.
Mereka bersorak bahagia, terutama nenek. Bukan karena bonus akan tetapi karena kemesraan yang mereka perlihatkan.
Akhirnya mereka menjalani hari hari selanjutnya dengan sangat bahagia.
Sementara di tempat lain.
Ada seorang wanita yang baru saja mendarat di Indonesia.
Berjalan begitu anggun dan sombong sehingga semua orang memperhatikannya.
Sebagian mengenalinya dan langsung berbisik bisik.
"Sherly kembali .."
Sherly tidak memperdulikan mereka semua.
"Aku kembali ingin mengambil milikku"
Ucap Sherly dalam hati.