NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:166.7k
Nilai: 4.5
Nama Author: aisy hilyah

Denis Agata Mahendra, seorang bocah laki-laki yang harus rela meninggalkan kediamannya yang mewah. Pergi mengasingkan diri, untuk menghindari orang-orang yang ingin mencelakainya.

Oleh karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan kematian sang ayah, ia tinggal bersama asisten ayahnya dan bersembunyi hingga dewasa. Menjadi orang biasa untuk menyelidiki tragedi yang menimpanya saat kecil dulu.

Tanpa terduga dia bertemu takdir aneh, seorang gadis cantik memintanya untuk menikah hari itu juga. Menggantikan calon suaminya yang menghamili wanita lain. Takdir lainnya adalah, laki-laki itu sepupu Denis sendiri.

Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kunjungan Denis

"Selamat datang, Tuan Denis!" sambut salah satu direktur sambil membungkuk. Ia lekas menyambut kedatangan Denis dengan ramah.

Di sisi kanan dan kiri semua staf karyawan berjejer rapi membungkukkan tubuh mereka. Untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan Agata, mereka melihat sang pemilik perusahaan. Direktur utama PT Agata Grup.

"Silahkan, Tuan!" Ia mempersilahkan Denis untuk berjalan lebih dulu, diikuti Haris barulah dirinya mengekor di belakang mereka.

Denis melilau ke segala arah, memperhatikan suasana kantor miliknya. Terkagum-kagum dengan kinerja Haris yang sudah bekerja keras membantunya membangun perusahaan tersebut.

Ia berjalan gagah, tegap, dan angkuh. Sebagian mencuri pandang, kemudian terkejut melihat bekas luka di wajah tuan mereka. Akan tetapi, tak satu pun dari mereka yang berani berbisik. Semua menyimpannya di dalam hati, khawatir akan menyinggung perasaan Denis.

Haris melambaikan tangan, meminta mereka berkumpul untuk berkenalan dengan CEO baru mereka.

"Selamat pagi semuanya! Hari ini kita kedatangan pemilik perusahaan, direktur utama PT Agata Grup, Tuan Denis Agata Mahendra." Haris memperkenalkan Denis.

Semua orang bertepuk tangan, menelisik dengan saksama wajah buruk rupa milik Denis. Tak sedikit dari mereka yang menyayangkan hal tersebut, tapi juga memuji ketampanan pemuda itu.

"Kenapa tidak melakukan operasi saja? Padahal sangat mampu untuk melakukannya," bisik salah satu dari mereka yang berada di barisan paling belakang.

"Benar, tapi tuan kita ternyata sangat tampan terlepas ada bekas luka di wajahnya," sahut yang lain sambil tersenyum.

Mereka memang memuji, tapi sekaligus meremehkan. Denis menatap satu per satu semua karyawan di hadapannya. Tatapan dingin nan menusuk itu membuat mereka tidak berani mengangkat wajah untuk melihat ke arahnya.

"Aku harap kalian semua bisa diandalkan untuk memajukan perusahaan ini. Aku sangat tidak menyukai pengkhianat. Bekerjalah dengan baik, hasil baik pula yang akan kalian dapatkan. Silahkan, kembali bekerja!" ucap Denis, suaranya menggema di seluruh ruangan hingga mereka semua dapat mendengar.

Ia berbalik diikuti Haris, menuruni podium menuju ruangan pribadinya.

"Bubar! Kembali pada pekerjaan kalian!" titah sang direktur membubarkan semua karyawan.

Desas-desus tentang Denis tak terelakan, sambil membubarkan diri mereka menggosipkan pemuda itu. Ada yang bertanya-tanya apakah Denis sudah menikah? Tak peduli dengan bekas luka di wajahnya, yang terpenting dia adalah seorang CEO. Menikah dengannya tak akan membuat hidup sengsara.

Denis memasuki ruangannya diikuti Haris, menatap tumpukan dokumen di atas meja kerja dengan malas. Tanpa menunggu apapun lagi, ia duduk di sana dan mulai memeriksa satu per satu sebelum menandatangani dokumen tersebut.

"Anda sudah sarapan, Tuan?" tanya Haris memperhatikan raut wajah Denis yang sendu.

"Sudah. Pergilah untuk sarapan! Aku ingin sendiri," usir Denis ketus.

Haris menurut, keluar dari ruangan Denis dan masuk ke ruangannya sendiri. Ia meminta salah seorang OB untuk membuatkannya secangkir kopi juga untuk Denis.

Berselang, ponselnya berdering. Haris lantas mengangkatnya tanpa menunggu.

"Ya, Tuan?"

"Haris, apa semua ini harus selesai sekarang juga?" tanya Denis malas.

"Iya, Tuan. Anda tenang saja, saya sudah memeriksa semuanya. Tugas Anda hanyalah membubuhkan tanda tangan Anda saja," jawab Haris sambil membuka laptop di hadapannya.

"Oh, baiklah."

Denis menutup sambungan, melanjutkan kegiatannya menandatangani semua dokumen laporan.

****

Denis menghela napas, merentangkan kedua tangan ke atas. Lalu, menjatuhkan punggung pada sandaran kursi. Secangkir kopi yang sudah dingin tersedia di atas meja, entah siapa yang datang menaruhnya dan kapan tepatnya. Denis tidak menyadari sama sekali.

Ia membuka ponsel, membaca pesan-pesan yang masuk. Ada begitu banyak pesan, tapi hanya datang dari satu orang. Yaitu Larisa.

"Bagaimana wawancaranya?"

"Apa kau kesulitan?"

"Kabari aku segera jika sudah selesai."

"Hei, apakah belum selesai juga?"

"Kenapa tidak menjawab pesanku?"

"Baiklah. Aku akan menunggu saja."

Denis melotot lebar, membaca satu per satu pesan dari Larisa. Rasa bersalah serta merta merundung hatinya, padahal mereka tak terpaut sebuah perasaan.

"Astaga, Larisa. Secemas itu kau padaku?" gumam Denis sambil tersenyum. Ia menggigit bibir sendiri, entah bagaimana menggambarkan perasaan hatinya saat itu. Yang pasti seperti ada banyak kupu-kupu menari-nari di dalam perutnya.

Ting!

Baru akan membalas pesan, datang lagi pesan Larisa berikutnya.

"Aku akan keluar sebentar saja, tidak akan lama. Hanya pergi ke kantor untuk mengambil gajiku juga mengundurkan diri dari sana."

Pesan panjang itu dibaca Denis berulang kali. Tak ingin salah barang satu kata pun jua.

"Dia akan pergi ke kantor, itu artinya dia akan datang ke perusahaan Mahendra? Sungguh kebetulan yang kebetulan sekali," gumam Denis sambil tersenyum.

Ia mengetik pesan balasan, hanya sebuah kata singkat.

Hati-hati!

Denis tersenyum-senyum sendiri, padahal hanya berbalas pesan dengan Larisa.

"Tuan, apa Anda sudah selesai?" tanya Haris melongo di pintu ruangan Denis.

"Aku lapar." Denis beranjak, seraya berjalan keluar ruangan.

"Tuan!" Seorang gadis menyapa, gadis cantik berkemeja putih dengan tiga kancing teratas yang terbuka.

"Siapa dia?" ketus Denis pada Haris.

Ia tidak tertarik melihat perempuan genit sepertinya. Lalu, membandingkan semua perempuan dengan gadis yang kini tinggal satu rumah dengannya. Tidak ada yang lebih baik dari Larisa dalam pandangan Denis.

"Dia Ana, sekretaris Anda, Tuan," jawab Haris memberitahu Denis.

Gadis itu tersenyum, mengedipkan mata menggoda Denis.

Cih! Berani sekali dia!

"Aku tidak suka. Mulai besok pindahkan dia ke bagian lain," titah Denis seraya kembali berjalan dan masuk ke dalam lift tanpa melihat ekspresi wanita itu yang memberengut kesal.

"Tuan, tapi kenapa tuan Denis memindahkan saya?" rengek Ana mengadu pada Haris.

Orang kepercayaan Denis itu menghela napas, tak dapat membantah perintah tuannya. Ia melengos pergi tanpa menanggapi rengekan gadis tersebut. Masuk ke dalam lift di mana Denis menunggu.

"Cukup kau saja yang menjadi sekretarisku. Aku tidak butuh yang lain," ujar Denis tegas.

Haris menghela napas, dia merasa terbantu dengan kehadiran sosok Ana, tapi gadis itu memang berani sekali menggoda Denis.

"Aku memerlukan dia, Tuan. Bagaimana jika nona saja yang menggantikan tempatnya?" usul Haris melirik Denis yang seketika mematung, menimbang segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Tidak! Kau ingin dia tahu siapa aku?" bentak Denis melotot tajam pada Haris.

Namun, pemuda itu tidak takut sama sekali. Ia menghela napas dalam-dalam, tak lagi menggoda Denis yang pemarah.

****

Di perusahaan Mahendra.

Larisa baru saja tiba, dia segera pergi ke bagian HRD untuk mengajukan pengunduran dirinya.

"Hei, kudengar CEO Agata Grup sedang ada di perusahaan kita. Dia di ruangan direktur sedang membahas proyek kerjasama." Suara seorang karyawan perempuan menghentikan langkah Larisa yang hendak menuju meja kerjanya.

"Benar. Selama ini tidak ada orang yang tahu seperti apa CEO dari perusahaan besar itu," ujar yang lain membuat Larisa semakin penasaran.

Ia mendekat bertanya tentang kebenaran berita yang mereka bicarakan.

"Eh, Larisa. Kudengar kau batal menikah dengan tuan Raditya dan menikahi seorang pelayan. Apa itu benar?" tanya salah seorang karyawan di sana.

"Tentu saja benar."

Semua orang menoleh mendengar suara itu. Dia, perempuan yang mengacaukan pernikahannya.

1
Endra Ronggo
semangat kak author,,jangan lama2 up nya ya
Hafifah Hafifah
kasihan ya si denis harus ngeliat sang ibu dilecehkan dan juga mati mengenaskan didepan matanya sendiri
rama
lanjut
Yuli Anah
up'a jgn lama".. nanti keburu bosan yg nungguin..
Ochyie Aguztina
lanjut ka
Chris Antono
jangan terlalu lama y thor update nya
Rohma Wati Umam
Luar biasa
Maulidia Okta
cukup menarik, menggambarkan betapa sifat serakah akan menghancurkan segalanya....
Eemlaspanohan Ohan
lanjut lama. banget.up nya. thor
rama
lanjut
Hafifah Hafifah
wah berkas apa tuh
Hafifah Hafifah
dasar penjilat
Siti Muslimah
semangat thot
Hp Onlaiy
next Thor
Maisari
dijodohkan x Hunter XD di dalam did$ou"odikxjd0f fdidog🇨🇬😅🇪🇭🇧🇸😅🇬🇧🥴😙🤣🥰
Hafifah Hafifah
udah g usah kerja sama ama mahendra lw perlu ambil alih apa yg udah menjadi milikmu
Hafifah Hafifah
yg g pantas tuh kamu tadi aja mencemoh sekarang aja karna udah tau statusnya malah mau cari muka.g akan dilirik ama si dennis
Zarima Enny
hayooook lanjutttt thorrrrrrr
Zarima Enny
hayooook lanjutttt thorrrrrrr
Konny Rianty
lanjut thorrrr, seruuuu cerita nyaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!