Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dendam
Barata akhirnya tiba di perguruan pedang terbang bersama Laras dan Warisapana ketika hari mulai gelap.Perguruan itu terlihat sangat sepi hanya ada dua orang pelayan saja yang kelihatan di sana.
Barata yang berjalan di belakangnya laras menghentikan langkahnya lalu menatap bangunan besar di hadapannya yang tampak usang dan tidak terawat itu.Bahkan ada beberapa bangunan yang sudah hampir hancur total akibat di makan usia.Ia merasa ragu kalau dulu perguruan itu sempat ramai dan mempunyai banyak murid .setelah melihat keadaan di sana yang begitu memprihatinkan.
"Beginilah keadaan di sini Barata, semenjak tidak adanya para murid di perguruan ini, banyak bangunan yang telah rusak dan ada beberapa yang telah hancur karena kurangnya perawatan"Ucap Laras.Saat melihat Barata memandangi suasana di situ.
"Aku tahu itu Laras,memang tidak mudah bagi kalian berempat untuk mengurus semua bangunan yang ada di sini."Ucap Barata,seraya melanjutkan langkahnya.
"Aku hanya berharap suatu saat nanti perguruan ini akan menjadi terkenal dan bisa bersaing dengan perguruan lain Barata."Ucap Laras.
"Aku turut mendukung cita cita mu itu Laras,aku yakin kau pasti bisa mewujudkannya suatu hari nanti."Ucap Barata.
Laras mengangguk mendengar ucapan dari Barata itu sambil meneruskan langkahnya masuk ke dalam bersama Barata.
"Laras cepat kau antarkan Barata ke kamarnya, biarkan dia beristirahat."Ucap Warisapana tiba-tiba.
"Baik ayah, Barata mari ikut aku."Ucap Laras, segera berjalan untuk menunjukkan kamar yang akan Barata tempati.
Barata menganggukkan kepalanya , kemudian mengikuti Laras masuk kedalam.Dan tidak lama kemudian mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju.
"Barata ini kamar mu , walaupun tidak terlalu besar tapi saya rasa cukup nyaman untuk kau tempati."Ucap Laras.
"Baiklah,aku ucapkan terima kasih,Laras"Ucap Barata.
"Kalau begitu silahkan beristirahat,saya tinggal dulu."Ucap Laras.Kemudian berlalu dari hadapan Barata.
"Akhirnya aku dapat beristirahat di tempat ini dengan tenang."Ucap Barata kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur untuk melepaskan lelahnya setelah berjalan seharian.Dan tanpa sadar Barata pun tertidur pulas.
Di dalam ruangan tengah Laras dan ayahnya Warisapana tampak berbincang bincang, mereka berdua sedang membicarakan Barata murid baru di perguruan itu.
"Kita beruntung ayah bisa mendapatkan murid walaupun cuma satu orang saja."Ucap Laras.
"Ya kau benar Laras,aku harap dengan hadirnya Barata kita mampu mengikuti turnamen bela diri lima tahunan yang akan sebentar lagi tiba."Ucap Warisapana.
"Bukankah turnamen itu akan diikuti oleh para pendekar kelas menengah tahap akhir atau pendekar kelas atas tahap pertama ayah.
Sedang Barata saat ini kekuatan hanya di tingkat pendekar tingkat awal tahap menengah pembentukan tenaga dalam,apa nanti tidak akan menjadi bahan ejekan perguruan lain ."Ucap Laras.Merasa kurang setuju dengan rencana ayahnya itu.
"Kita masih cukup waktu untuk meningkatkan kemampuan Barata Laras,aku merasa ada sesuatu yang beda dengan anak itu lewat sorot matanya tadi."Ucap Warisapana.
"Sesuatu yang beda apa itu ayah."Tanya Laras.
"Mmmm....aku merasa ada kekuatan yang terbelenggu di dalam tubuh anak itu, mengenai apa itu kita akan segera tahu tidak lama lagi."Ucap Warisapana.
"Jadi dalam diri Barata ada sebuah kekuatan besar yang saat ini tertidur begitu menurut ayah."Ucap Laras.
"Benar,kau jaga Barata jangan sampai dia keluar jauh jauh dari perguruan ini, untuk menghindari hal hal yang mungkin bisa membahayakan nyawanya."Ucap Warisapana.
"Baiklah ayah."Sahut Laras seraya meninggalkan ayahnya di ruang tengah sendirian.
Setelah kepergian Laras anaknya Warisapana pun masuk kedalam untuk beristirahat.
Pagi harinya di perguruan Harimau Api telah terjadi kegemparan setelah Ludira dinyatakan meninggal oleh Ki Jatiwaringin.Rupanya Ludira tidak kuat menahan luka bekas cakaran di dadanya.Disebabkan lukanya sudah kelewat membusuk karena terlambatnya Ki Jatiwaringin dalam memberikan pertolongan.Seandainya waktu itu Ki Jatiwaringin langsung mengobati Ludira kemungkinan Ludira meninggal tidak akan terjadi.
Kematian Ludira sangat mengguncang hati Bajra dan Pasopati karena mereka berdualah yang secara tidak langsung menjadi penyebab kematian Ludira.Perasaan dendam di hati mereka pun langsung berkobar kobar pada Barata.
Ki Jatiwaringin segera memanggil Bajra dan Pasopati untuk menghadapnya karena ingin penjelasan dari mereka berdua.Tentang penyebab terlukanya Ludira hingga membuatnya ke ujung kematian.
Bajra dan Pasopati yang sudah di aula itu tampak tertunduk wajahnya karena mereka sudah tahu kalau guru besar mereka pasti marah sekali.
"Kalian berdua cepat ceritakan kejadian yang sebenarnya tentang peristiwa yang terjadi pada Ludira.Karena ini adalah masalah yang serius ."Ucap Ki Jatiwaringin dengan nada berat karena menahan marah.
"Ampun guru, Sebenarnya waktu itu kami bertiga berebut barang dengan seorang pemuda guru."Ucap Bajra.
"Siapa nama pemuda itu cepat katakan!"Seru Ki Jatiwaringin.
"Pemuda itu bernama Barata guru di pasar senjata kami terlibat pertarungan dengannya,aku tidak menyangka kalau ternyata kejadiannya akan menjadi seperti ini guru."Ucap Bajra.
"Yang menjadikan kami heran pemuda itu sanggup mengimbangi kekuatan kami guru padahal tingkat tenaga dalam pemuda itu masih di tahan awal pembentukan tenaga dalam tingkat pertama guru."Ucap Pasopati.
"Kalian berdua selain mempermalukan perguruan Harimau Api juga bodoh karena terlalu menganggap enteng lawan.Perlu kalian ketahui jurus yang di pakai pemuda itu untuk melukai Ludira itu adalah jurus Cakar Naga hitam yang dulu pernah membuat gempar seantero jagat dunia persilatan, kalian mengerti!!."Ucap Ki Waringin.Dengan nada tinggi.
Bajra dan Pasopati langsung terkejut mendengar perkataan dari gurunya itu, mereka tidak menyangka kalau pemuda itu bukanlah orang sembarangan.
" Kami berdua tidak tahu kalau ternyata pemuda itu memiliki jurus itu guru."Ucap."Ucap Bajra.
Ki Jatiwaringin menggelengkan kepalanya melihat ketololan dua orang muridnya itu.
"Mumpung jurus Cakar Naga hitam pemuda itu belum sempurna, kalian harus cari dia sampai dapat untuk membayar kematian Ludira nanti."Ucap Ki Jatiwaringin.
"Tentu saja guru."Ucap Pasopati.
"Jadi jurus cakar naga hitam yang dimiliki pemuda itu belum sempurna,tapi kenapa begitu matikan guru."Tanya Bajra.
"Jurus Cakar Naga hitam yang sudah sempurna tidak akan bisa membuat Ludira bertahan sampai satu hari satu malam.Tapi akan membuat dia langsung mati di tempat saat itu juga."Ucap Ki Jatiwaringin.
"Sedahsyat itukah jurus itu guru."Ucap Pasopati.
Ki Jatiwaringin mengangguk sambil mengelus jenggotnya yang panjang dan tampak memutih itu.
"Maka dari itu secepatnya kalian cari pemuda itu sampai ketemu dan bawa pasukan sebanyak yang kalian mau karena pemuda itu suatu saat akan menjadi ancaman yang serius untuk kita."Ucap Ki Jatiwaringin.
"Baiklah guru demi membalaskan dendam Ludira akan kami cari pemuda itu sampai dapat."Ucap Pasopati.
Bajra dan Pasopati segera memberikan hormat pada gurunya dan segera pergi dari hadapannya.
"Saung Kencana rupanya kau sudah menemukan penereus mu,tapi jangan harap dia bisa lolos dari tangan ku."Ucap Ki Waringin kemudian lenyap dari tempat pertemuan itu.
kenapa d jadikan film layar lebar sieh?
pasti banyak yg akan nonton film ini