Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
“To...tolong...ja...jangan,” teriak Marlon.
“Oh udah sadar,” ujar Rei di depan Marlon.
Marlon menoleh melihat Rei yang sedang duduk di kursi sambil menaikkan kaki di depannya, wajahnya sudah terlihat seperti orang yang tidak ingin hidup lagi karena ilusi yang dia alami berulang ulang sampai mental nya hancur.
“Trus sekarang lo mau apa ?” tanya Rei.
“Bunuh gue,” jawab Marlon perlahan.
“Ok sip,”
“Wuk...wuk,” “crak,” “aaaaah,” sabit Rei langsung menancap di dada Marlon dan membelahnya, kemudian Rei membalik sabitnya dan memasukkan ujungnya, “craaak,” ujung sabit yang menancap ke jantung menarik keluar jantung Marlon. Setelah menjahitnya, Rei berdiri dan tangannya terentang ke arah Marius dan Marlon yang sudah meninggal.
“Soul drain,”
Arwah Marius dan Marlon di paksa keluar dari tubuhnya dan melayang ke arah tangan Rei dengan perlahan.
[Rei, jiwa si Marlon itu hancurkan saja, busuk, kalau ayahnya boleh di terima.]
“Ok, beres,” ujar Rei.
“Wuk...wuk...pyaash,” Rei langsung membelah dua arwah Marlon, wajah arwah Marlon terlihat ketakutan kemudian menghilang begitu saja.
“Sip udah, kalau hilang gitu berarti hancur kan,” ujar Rei di kepalanya.
[Ya, jiwa manusia yang sudah sangat busuk seperti itu harus di hancurkan agar dia tidak lahir kembali, biar saja jiwa itu di anggap tidak pernah ada dan berdiam di kehampaan.]
“Hooo sama seperti si Alex waktu itu ya ?” tanya Rei.
[Benar, waktu itu aku masuk dan menendang keluar jiwa nya, kalau dalam kondisi seperti itu aku putuskan tiba tiba hubungan jiwa dan tubuhnya, dia langsung hilang dalam kehampaan, waktu itu yang bicara sama mantan istri mu aku.]
“Haha iya, thanks ya,” balas Rei.
[Sekarang aku taruh keduanya di kontrakan kosong atau apartemen kosong, sebentar ya.]
“Sip, sementara itu, gue telepon penadah gue dulu,” ujar Rei.
[Kenapa sih kamu jual organ organ itu ?]
“Lah kalo ga, gue kerja dapet apa, masa bayar lo doang, gue juga perlu duit kale, lagian kan lo tau kondisi keluarga gue, Victor bokap gue meninggal karena kecelakaan, sekarang Laila nyokap gue ngurus gue dan Angel ade gue sendirian, gimana sih lo, kita perlu duit,” ujar Rei.
[Hohoho ya udah terserah, jangan ngoceh napa, aku ga larang kok, cuman nanya.]
Rei mengangkat teleponnya, dia langsung menekan layarnya dan meletakkan smartphone nya di telinga,
“Ini gue, ambil di tempat biasa, jantung ama ginjal, duitnya langsung transfer aja ke rekening biasa,” ujar Rei.
Setelah menutup teleponnya, Rei melihat Marius sudah menghilang dan Marlon sedang dalam proses pemindahan. Rei menoleh melihat ke arah Nadia di layar,
“Dah beres ya,” ujar Rei.
“I..iya, makasih ya Rei,” balas Nadia menangis.
******
Beberapa saat kemudian, di ruang kelas setelah Rei kembali ke gedung sekolah lama yang di katakan angker,
“Nah jadi biayanya 6 miliar Nad, gue tau lo ga ada duit jadi jiwa lo gue ambil ya,” ujar Rei.
“Iya, ga apa apa, toh gue juga udah jadi hantu, ga bisa ngapa ngapain lagi cuman seneng aja udah bebas dari sini, tapi boleh ga gue minta untuk yang terakhir kali nya ?” tanya Nadia.
“Apa tuh ?” tanya Rei.
“Gue...mau tahu gimana kondisi nyokap gue, paling ga kalau dia masih hidup, gue mau liat dia,” ujar Nadia.
“Hmm gitu ya,” ujar Rei berpikir.
[Oi Rei, aku ga bisa makan dia, dia spesial, dia akan ku jadikan partner kamu saja.]
“Hah gimana ceritanya, dia kan hantu ?” tanya Rei di kepalanya.
[Sebentar ya.]
Sebuah layar muncul di depan wajah Rei tanpa bisa di lihat oleh Nadia. Rei melihat kalau Nadia adalah anak semata wayang, ibu nya sakit keras dan akhirnya koma di rumah sakit, setelah itu Nadia bersekolah sambil bekerja berusaha mati matian untuk membiayai ibunya dan sekolahnya sendiri.
Ayahnya yang sudah bercerai tidak mau tahu dengan kondisi ibunya, di tengah kondisi nya yang seperti itu, dia di ancam Marlon dan dia dengan rela menerima apa saja yang Marlon perbuat pada dirinya asal ibunya bisa tetap di rawat sampai akhirnya dia di bunuh Marlon.
“Hmm mirip mirip kayak gue juga ya, miris,” ujar Rei.
[Ya makanya spesial walau belum semahal kamu, tapi itu karena beda usia aja.]
“Trus gimana caranya dia jadi partner gue ?” tanya Rei.
[Bentar makanya.]
“Um...lo kenapa Rei ?” tanya Nadia yang wajahnya tiba tiba ada di depan Rei.
“Whoaaah,” Rei melompat kebelakang karena melihat Nadia yang sudah bisa pergi melayang di depan wajahnya.
“Jangan ngagetin napa Nad,” ujar Rei.
“Hehe sori, abisnya lo diem aja sih,” balas Nadia.
[Nah ketemu, ayo kita pindah ke rumah sakit tadi.]
Tiba tiba Rei dan Nadia hilang, mereka muncul di kamar mandi rumah sakit yang sebelumnya Rei datangi.
“Trus ?” tanya Rei.
[Keluar lalu ke unit gawat darurat cepet.]
Rei keluar dari kamar mandi di ikuti Nadia kemudian berlari di koridor menuju ke unit gawat darurat, ketika sampai terlihat para perawat yang sedang sibuk dan beberapa dokter yang sedang bolak balik masuk ke dalam ruangan, Rei menoleh melihat pintu, masih ada ambulans yang terbuka di depan pintu.
[Menghilang Rei.]
“Vanish,”
Rei menghilang kemudian melangkah melewati kerumunan perawat dan dokter,dia masuk ke dalam kamar dan melihat seorang siswi sma dari sekolah lain yang terbaring di ranjang bersimbah darah, wajah nya di tutupi oksigen dan pakaian nya sedikit di buka, dokter sedang berusaha mengembalikan detak jantungnya menggunakan alat kejut.
“Yak,”
“Bzzzzz,”
“Blak,”
Sang gadis tetap tidak bergerak dan mesin ekg tetap menunjukkan garis lurus, kemudian dokter mencoba sekali lagi dan hasilnya tetap sama. Akhirnya seorang dokter melepas topinya dan melihat jam,
“Waktu kematian 15:22, pasien mengalami kecelakaan dan meninggal ketika sampai di rumah sakit, tolong beritahu keluarga nya,” ujar dokter kepada perawat.
[Rei suruh Nadia masuk ke tubuh nya cepet.]
“Nad, lo masuk ke dalam tubuh nya, sekarang,” ujar Rei.
“Huh masuk ke situ ?” tanya Nadia.
“Udah cepetan,” jawab Rei.
“Tapi gimana caranya ?” tanya Nadia ketakutan.
[Rei pakai sabit kamu, gerek dia masuk, cepetan, tidak ada waktu lagi.]
“Sori Nad,”
Rei mengeluarkan sabitnya dan langsung mengaitkan ujungnya ke kerah baju Nadia, “eh lo ngapaiiiiiiiiin,” Rei menggerakkan sabitnya yang membawa Nadia ke tubuh sang gadis, Nadia langsung masuk ke dalam tubuh gadis yang baru mengalami kecelakaan, di tengah kerumunan perawat dan dokter.
“Whoaaaaah,”
Seluruh perawat, dokter dan staf medis dari ambulans langsung menganga dengan mata membulat karena gadis yang baru saja mengalami kecelakaan bangun kembali dengan terengah engah dan luka di kaki, lengan juga kepala mendadak sembuh.
“Kyaaaaa,” sebagian perawat berlari ketakutan melihat sang gadis hidup kembali.
“Rei....Rei...dimana lo ?” teriak sang gadis.
“Maaf, siapa Rei, nama mu (membaca bet yang ada di seragam sang siswi) Irene ya ?” tanya seorang dokter paruh baya sambil memegang kacamatanya.
“Irene ? (Nadia melihat dadanya dan melihat nama Irene Renata di bet nama nya) um....iya ?” tanya Nadia bingung.
“Oi Nad, nama lo sekarang Irene Renata, jadi sekarang lo hidup sebagai Irene, bukan Nadia lagi, inget ya, kalau di tanya apa apa bilang aja lupa karena lo ilang ingatan,” ujar Rei.
“Loh kok lo ngomong di kepala gue ?” tanya Irene bingung.
“Iya, kita bisa komunikasi melalui telepati karena lo sekarang partner gue, jiwa kita terhubung,” jawab Rei.
[Itu benar, selamat bergabung Nad....ah maaf Irene.]
“Loh itu siapa lagi ? aduh gue jadi bingung nih, kalau gue di dalam tubuh gadis ini, trus jiwa dia kemana ?” ujar Irene di kepalanya.
[Sudah ku telan dan suatu hari nanti dia di lahirkan kembali di dunia lain, tenang saja, dia mau kok.]
“A..apa ? telen ?” tanya Irene.
[Yap, jadi sekarang kamu bekerja sama dengan ku untuk melunasi hutang balas dendam mu dan menjadi partner Rei.]
“Hu..hutang ? aduh...jadi aku di pekerjakan untuk bayar hutang ? kenapa tidak pakai jiwa ku aja ?” tanya Irene.
[Nanti di jelaskan, sekarang tunggu sebentar.]
“Apa maksudnya ?” tanya Irene.
“Brak,” tiba tiba pintu ugd di buka kencang, Rei yang menghilang menoleh, dia melihat seorang ibu berusia sekitar 58 tahunan masuk dengan wajah panik di ikuti seorang pria yang berusia kira kira sama di belakangnya. Dia langsung berlari ke arah kerumunan dan membuka tirainya,
“Irene,” teriak sang ibu.
Wajah Irene langsung terpana, mata nya membulat dan mulutnya menganga, air matanya jatuh bercucuran dan tanpa sadar dia mengucap,
“Mama,” teriak Irene.
Langsung saja sang ibu memeluk Irene yang juga memeluk sang ibu sambil menangis tersedu sedu.
“Aku kangen ma....aku kangen banget sama mama huaaaaa,” teriak Irene.
“Iya nak,” ujar sang ibu.
Melihat Irene yang menangis tersedu sedu dan nampak seperti sudah lama tidak bertemu dengan sang ibu, Rei mundur dan berbicara di kepalanya,
“Oi SS, jangan jangan ibu itu,” ujar Rei.
[Benar, ibu itu adalah ibu Nadia yang waktu itu di rawat di rumah sakit, waktu itu dia berusia 36 tahun, dia sembuh dari koma setahun setelah Nadia meninggal dan ketika tahu anaknya meninggal, dia depresi berat, pria di sebelahnya adalah teman masa kecilnya yang kemudian menikahinya ketika dia masih berusia 39 tahun dan setelah membantu sang ibu sembuh dari depresinya, lalu dia melahirkan Irene anaknya di usia 40 tahun. Sayang takdir Irene harusnya hanya sampai hari ini, untung saja ada Nadia.]
“Dasar lo, lain kali kasih tau kek, tunggu dulu, berarti Irene sekarang umur berapa ?” balas Rei.
[Hohoho itu hadiah registrasi Nadia, usia Irene setahun lebih tua dari Nadia ketika meninggal yaitu 16 tahun.]
“Loh berarti Nadia ga meninggal 10 tahun lalu dong ?” tanya Rei.
[Ya, waktu yang sebenarnya adalah 18 tahun lalu, sebagai hantu, setelah lewat 10 tahun, Nadia tidak mengingat apa apa dan hanya ingat dia sudah meninggal selama 10 tahun sampai ku perlihatkan tayangan apa yang terjadi sama dia. Kamu tentu tahu kan, Marlon saja saat ini berusia 33 tahun padahal dia berusia sama dengan Nadia.]
“Haah jadi begitu, tapi ya syukurlah,” ujar Rei.
[Jaga dia sebagai istri kamu ya hohoho.]
“Hah ?” tanya Rei.
mampir juga ya kak di cerita akuu