Seorang gadis 24 tahun, seorang guru SD berparas cantik dan selalu berpakaian tertutup, tanpa sengaja menemukan seorang gadis kecil yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Mama...!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Mama, membuatnya terkejut dan kebingungan. Ia tak mengenal anak itu sama sekali.
Meski begitu, gadis kecil itu bersikeras memintanya untuk membawanya pergi bersama. Penampilannya tidak menunjukkan bahwa ia anak terlantar. Lantas, siapa sebenarnya gadis kecil ini? Apa rahasia di balik pertemuan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih
"Lea.. Maafkan Mama Lea.. Buka mata mu nak," ucap Khyra, ia terus menatap Lea yang menangis dalam tidurnya, tangan Khyra tak ada hentinya untuk mengusap air mata gadis kecil itu. Pemandangan itu di tonton oleh Shaka dan ibunya, membuat mereka ikut merasakan sedih melihat kondisi Lea dan sedikit tersentuh melihat tindakan Khyra yang seolah memperlakukan Lea seperti anak kandungnya sendiri, padahal Khyra hanya orang lain yang tidak memiliki hubungan apa-apa, gadis berjilbab yang entah dari mana, seolah ini semua memang sudah di atur.
Shaka tidak sanggup melihat pemandangan tersebut, apa lagi melihat Lea yang masih merintih dalam tidurnya, air matanya terus mengalir, mulutnya terus memanggil nama 'Mama, gadis kecil itu sangat merindukan sosok Ibu, merindukan pelukan ibu, membuat Shaka tak memiliki kuasa untuk berbuat apa-apa pada saat ini. Shaka kini berdiri di samping Lea yang di mana menyisakan sedikit jarak dari Khyra. Shaka memegang tangan Lea yang terasa panas.
"Panggil dokter sekarang!!" ucap Shaka yang mengetahui kalau Lea sedang demam sekarang. Karena perintah Shaka pelayan yang berada di sana segera bergegas untuk memanggil dokter pribadi milik Virendra.
"Jangan menangis, jangan lemah di samping Lea," ucap Shaka, ia sadar kalau Khyra sedang menangis meskipun ia tidak melihat wajah Khyra. Suaranya yang meminta Khyra untuk jangan menangis dan lemah terdengar sangat pelan, ada kelembutan di mimik suaranya, baru kali ini Shaka merasa sangat lemah dan tidak tau akan berbuat apa.
Mendengar ucapan Shaka, Khyra tersadar, benar tidak seharusnya dia seperti ini, dia yang harus kuat agar semangat gadis kecil di depannya hidup kembali, karena sosoknya lah yang di butuhkan pada saat ini. Khyra segera menghapus air matanya, dan mencoba menarik nafas dan segera berpikir jernih untuk menenangkan Lea.
"Lea.." Khyra membungkukkan badannya sehingga wajahnya tersentuh di dada Lea, ia juga melingkarkan tangannya ke tubuh Lea, "Gadis kecil Mama.." ucap Khyra yang sangat pelan tepat di samping telinga Lea. "Mama di sini, mama akan bersamamu," ucap Khyra yang akhirnya melontarkan kata-kata itu, yang dimana kata-kata itu harus dia pertanggung jawabkan. Dan sebelum mengucapkan kata tersebut Khyra sudah memutuskan dan sudah memikirkannya.
"Mama..?" akhirnya mata gadis kecil itu terbuka, ia melihat sosok gadis berjilbab yang sangat ia rindukan, Lea bangun dari tidurnya dan langsung memeluk tubuh Khyra dengan sangat erat.
"Mama jahat.. Hiks.. Mama jahat.." ucap Lea yang masih memeluk erat tubuh Khyra.
"Maafkan Mama.." Khyra pun tak kuasa dengan rintihan Lea, ia berusaha sekuat tenaga agar air matanya tidak lolos keluar. Bayangkan, anak sekecil itu bertahan dengan sangat membutuhkan sosok ibu, untuk berada di posisi Lea, Khyra sendiri pun tidak akan sanggup, karena dia tumbuh besar bersama orang tua lengkap yang memberikannya kasih sayang yang beberapa orang tidak memilikinya.
"Jangan tinggalkan Lea.." ucap Lea yang terus menangis. Sita ibu Shaka tak kuat melihat pemandangan itu, tak kuat melihat kondisi Lea yang akhirnya air matanya lolos keluar.
"Tidak sayang, mama tidak akan meninggalkan mu," ucap Khyra terus mengusap kepala dan punggung Lea secara bergantian, ia semakin dapat merasakan panas dari tubuh Lea. Kemudian seorang berjas putih rapi datang yang tak lain adalah seorang dokter.
"Lea, kamu harus istirahat nak," ucap Khyra segera membungkuk dan menidurkan Lea dengan pelan.
"Mama jangan pergi.."
"Tidak sayang mama akan di sini, mama akan bersama Lea," ucap Khyra membuat Lea menaruh kepercayaan pada kata-kata tersebut. Dia akhirnya menjadi tenang.
***
Kini Lea sudah tenang dan juga sudah di periksa oleh dokter, Khyra setia berada di samping Lea yang sudah tertidur. Dan juga Shaka masih berada di kamar tersebut, karena ia tidak mungkin pergi meninggalkan Lea dalam kondisi seperti itu. Sejujurnya Shaka sangat menyayangi Lea, tapi karena pekerjaannya yang sangat banyak sehingga ia tidak bisa memberikan kasih sayang seorang ayah kepada Lea. Perhatian yang nampak tidak bisa ia perlihatkan karena selalu terjebak dengan setumpuk pekerjaan. Tapi di tengah hal itu, Shaka selalu memantau pertumbuhan Lea, dan memberikan segala ke mewah'an kepada Lea. Namun, itu tidak cukup, itu semua di kalahkan dengan kasih sayang secara nyata.
"Apa kamu bisa ikut saya?" tanya Shaka kepada Khyra, ia sudah memikirkan ini dari sebelumnya, bahwa dia harus meminta Khyra untuk tetap di kediamannya demi Lea. Khyra yang paham akan hal itu, tanpa menolak ia mengiyakan dan mengikuti Shaka.
Akhirnya mereka tiba di ruang kerja Shaka, Shaka mempersilahkan Khyra duduk. Dan memulai membicarakan tujuannya.
"Aku meminta kamu untuk tinggal di sini bersama Lea, kamu cukup bersama Lea, dan menjadi sosok yang di butuhkan Lea, aku akan membayar semua itu," jelas Shaka. Permintaan tersebut hanya untuk Lea, hanya Khyra dan Lea, tidak ada hubungan dengan orang lain.
Sebelumnya, memang ibunya sempat memberikannya saran untuk menikahi Khyra, tapi saran itu tidak masuk dalam konsep Shaka, ia juga tidak mungkin menikah dengan gadis yang bahkan belum ia ketahui dan tentu bukan hanya persetujuan satu pihak, Khyra pasti akan kaget dengan hal itu dan pernikahan seperti itu adalah pernikahan paksaan.
"Jangan khawatir, kamu hanya perlu bersama Lea, kamu tidak usah memikirkan yang lain, hanya Lea saja. Aku memberikan semua ruangan yang berada di lantai tepat di kamar Lea adalah milik kalian, dan selebihnya pelayan yang akan mengaturnya, kamu juga tetap bisa melakukan kegiatanmu seperti biasanya." jelas Shaka lagi.
Khyra terdiam memikirkan ucapan Shaka, sangat sulit, di satu sisi dia tidak ingin tapi di satu sisi dia sudah berjanji ke pada Lea, dan permintaan Shaka juga hanya semata-mata untuk Lea. Hanya saja Khyra tidak mungkin nyaman tinggal di kediaman besar ini dan bahkan dia adalah orang lain, apa kata orang-orang nanti, dan bagaimana respon orang jika melihat dirinya keluar masuk di kediaman ini.
"Tidak usah pikirkan pandangan orang-orang, aku akan menyebarkan kalau kamu adalah ibu asuh Lea, kamu juga sudah menjadi guru pribadi Lea." ucap Shaka yang seolah bisa membaca pikiran Khyra.
"Baiklah, tapi saya akan membicarakan hal ini kepada orang tua saya terlebih dahulu." ucap Khyra, ia khawatir orang tuanya akan kaget jika anaknya tiba-tiba saja harus tinggal bersama orang lain, dan untuk menyakinkan orang tuanya pasti butuh banyak waktu.
"Aku sudah memberitahu orang tua mu soal Lea dan soal permintaan ku, orang tua mu sudah memberikan izin dan ini adalah kontrak kerja, kamu cukup menandatangani ini," ucapnya sambil mengeluarkan dokumen yang berisikan kontrak kerja. Ternyata pria itu sudah menyiapkan semuanya. Khyra semakin merasa canggung, ia dengan cepat membaca isi kontrak itu dan menandatangani ketika ia merasa tidak ada yang salah di dalam kontrak tersebut.
"Satu lagi, tidak lama lagi barang-barang mu akan tiba, jadi kamu tidak usah memikirkan untuk pulang, cukup kamu tetap bersama Lea hingga kondisinya membaik, setelah itu lakukan terserah kamu saja." lanjutnya yang segera bangun dari duduknya. Dan segera mengambil langkah untuk meninggalkan ruang kerja.
Dengan beberapa langkah, langkah pria itu terhenti dimana Khyra bertanya-tanya di dalam pikirannya dan tidak berani untuk berbalik. Badannya tetap membelakangi dengan perasaan canggung.
"Terima kasih," ucap Shaka pelan dan kemudian pergi.