Genre: Drama, komedi, persahabatan, action brutal, romance.
Sekumpulan pemuda STM yang sedang dalam tahap pencarian jati diri.
Basis 69, basis yang melegenda di ibu kota tapi sedang tertidur lelap karena kejayaannya perlahan-lahan mulai pupus.
Abimana Pramono pemuda dengan segudang rahasia.
Pemuda berdarah panas dan berhati dingin.
pemuda dengan nyali besar dan tak kenal takut.
Pemuda yang tersenyum saat melihat darah.
Abimana Pramono anggota baru basis 69 yang akan membuat sejarah baru.
Pemuda yang akan membangunkan basis 69 dari tidur lelapnya.
Parang..!
pedang..!
celurit..!
sudah di acungkan ke udara.
tidak ada kata untuk mundur sebelum kejayaan tercipta.
-Original story by Penulis amatir-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SATRIA & DZAKI
Langit di atas STM tunas bangsa yang dari pagi tampak dikelilingi awan mendung imbas dari hujan yang turun semalam, tapi saat ini mendung telah hilang sepenuhnya dan di gantikan oleh awan putih yang bergerak di bawah langit biru yang cerah.
Sang surya juga terlihat dan tampak sombong dia dengan sinarnya yang mulai memanas jatuh ke bumi.
Panas sinar sang Surya yang dirasakan oleh peserta MOS STM tunas bangsa yang saat ini sedang berjalan jongkok mengelilingi lapangan atas perintah senior.
Di Indonesia system MOS memang selalu seperti itu, menghina dan menyiksa junior sudah menjadi hal yang umum.
Sebagian peserta MOS pria tampak sangat letih dan wajah yang bercucuran keringat, mereka ingin berhenti tapi setelah melihat wajah galak para senior yang mengintimidasi, niat itu mereka urungkan.
Di tahun ajaran baru ini agak spesial bagi STM tunas bangsa karena tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang cuma ada para laki-laki yang mendaftar masuk, tahun ini ada dua wanita dan itu saudara kembar identik yang mendaftar sebagai siswi didik baru.
Nama dua wanita itu adalah Rina dan Rini, dua saudara itu sama-sama memiliki paras yang ayu dengan rambut pendek seleher tapi aura tomboy terlihat jelas dari keduanya.
Saat ini Rina dan Rini sedang duduk bersama dengan para senior OSIS di pinggir lapangan dan tidak mengikuti para murid baru lainnya yang sedang jalan jongkok.
Terlihat para senior itu sangat menghormati Rina dan Rini dengan memberikan segala macam cemilan dan minuman.
Identitas Rina dan Rini sedikit spesial, kedua nya adalah putri dari Hendra Suprapto pemilik dari R&R Garage, 50 lebih bengkel motor dan mobil besar yang tersebar di seluruh Jabodetabek.
Sejak kecil kedua gadis itu sudah sering melihat sang ayah bekerja dan lambat Laun mereka mulai tertarik dan terobsesi dengan otomotif, karena sang ayah juga mendukung jadilah mereka masuk ke STM tunas bangsa, tempat sang Ayah bersekolah dulu.
Tidak tanpa alasan para senior itu bersikap baik terhadap Rina dan Rini, mereka lebih terkesan menjilat untuk menarik kesan dari keduanya.
Sudah lama R&R Garage dan STM tunas bangsa menjalin kerjasama, kerjasama untuk para siswa melaksanakan PKL (praktek kerja lapangan) di sana.
Jika siswa PKL di tempat lain hanya mendapatkan makan dan uang saku sesekali berbeda dengan R&R garage milik ayah Rina dan Rini yang memberi makan 3 kali sehari plus setengah gaji dari pegawai magang.
R&E garage punya reputasi yang sangat bagus di kalangan pecinta mobil dan motor, untuk berkerja magang disana sangatlah sulit lebih sulit dari mendaftar di perusahaan besar macam Astra.
gaji yang diterima magang pun sudah lebih dari UMR jakarta dan para siswa yang mendapat setengah nya saat PKL sudah termasuk besar.
Kenapa reputasi R&R GARAGE cukup bagus itu karena para pekerja disana adalah sekumpulan para ahli, banyak komunitas mobil sport yang mempercayai R&R GARAGE untuk menangani kerusakan dan memodifikasi mobilnya.
Maka dari itu para senior pria itu mencoba menjilat Rina dan Rini, bisa bekerja di R&R garage setelah lulus adalah impian mereka, gaji tinggi dengan segala fasilitas lengkap plus bonus kinerja.
Di sebuah ruangan, berdiri di dekat jendela seorang pemuda tampan, dengan rambut hitam, pemuda yang tinggi dan tegap mengenakan seragam STM tunas bangsa, sekilas pemuda itu mirip dengan AL putra dari artis Ahmad Dhani tapi dia tampak lebih berkharisma dengan alisnya yang tebal dan sorot matanya yang tajam.
Dari dalam ruangan pemuda itu melihat ke luar melalui jendela, melihat tepat ke arah lapangan langsung.. Mengamati siswa baru yang sedang di didik oleh para senior nya.
Pemuda itu bernama Satria, ketua OSIS STM tunas bangsa sekaligus siswa tahun terakhir dan dia juga punya identitas lainnya yaitu ketua basis 69.
Karena kharisma dan ketenangan nya, Satria sangat di hormati di kalangan anak-anak basis, entah itu basis 69 itu sendiri ataupun basis rival lainnya.
Duduk tidak jauh dari satria yang berdiri, seorang pemuda dengan wajah pucat dengan ekspresi wajah yang fokus dan berkonsentrasi sedang memainkan rubik kubus di tangannya.
Pemuda itu tampak fokus dengan dunianya sendiri menyusun dan mengotak-atik rubik untuk mencari warna yang cocok dengan gerakan jari-jarinya yang cepat dan tepat.
bermain rubik memang sangat sulit dan rumit, selain butuh fokus dan konsentrasi tingkat tinggi, pemainnya juga harus cerdas.. Jika Bimo yang memainkan itu, 100 persen akan emosi sendiri dia dan langsung ambil bensin dan korek api untuk membakar mainan terkutuk itu.
Pemuda pucat yang memakai sweater abu-abu itu tampak tersenyum dan meletakkan rubik di atas meja karena dia sudah selesai menyusun semua warnanya, pemuda itu hanya butuh waktu satu menit untuk mencocokkan semua warna.
Zaki nama pemuda dengan wajah pucat itu dan dia adalah wakil sekaligus tangan kanan dari satria di basis 69 dan sama-sama siswa tahun ke 3.
Zaki adalah teman dan sahabat Satria sejak kecil sampai dewasa ini dan mereka selalu bersama.
Zaki dan satria adalah dua individu yang saling melengkapi memimpin basis 69, Satria dengan kharisma, ketegasan dan skill bertarungnya sementara Zaki agak sedikit berbeda.
Zaki sejak kecil mempunyai tubuh yang rentan sakit dan lemah karena itu juga dia sering di bully saat kecil dan satria selalu ada untuk melindungi nya.
Di basis Zaki tidak ikut tampil di medan tempur karena kondisinya tapi Zaki sangat di hormati karena peran vitalnya dalam mengatur strategi.
Sebagai pemuda yang kecerdasannya di atas rata-rata, di basis Zaki membantu Satria sebagai pengatur strategi tempur dan julukan Zaki adalah Zhuge liangnya Basis 68. (Zhuge liang jendral dari kerajaan Shu, ahli strategi perang di zaman tiga kerajaan tiongkok)
Satria berbalik badan dan berjalan duduk di depan Zaki, satria tersenyum kecil melihat rubik yang telah tersusun di atas meja.
"Ki sudah berapa orang yang mendaftar masuk ke basis?". Satria bertanya sambil meraih rubik di atas meja.
"Total ada sekitar 42 orang". Jawab Zaki cepat tapi fokusnya teralihkan dengan rubik nya yang berada di tangan satria.
"Lumayan walau tidak lebih banyak dari tahun lalu, apa kamu sudah periksa latar belakang semuanya?". Satria sedikit berharap dengan pertanyaannya, karena keadaan basis yang tidak terlalu bagus, walau ada Zaki dengan strategi nya dan dia satria sebagai pemimpin.
Satria tau benar anggota basis nya adalah sekumpulan para pemuda yang punya skill dan berbakat tapi itu saja tidak cukup karena satria tau kebanyakan dari mereka tidak mempunyai mental yang diharapkan dan sering panik saat bertempur, strategi hebat pun akar hancur jika tidak dijalankan dengan baik dan satria sadar benar akan hal itu.
Membentuk mental tidak semudah membisikkan motivasi dan satria berharap ada anggota baru yang berbeda, orang yang bisa membangkitkan mental dan semangat para anggota lainnya saat berada medan perang.
"Sudah aku periksa tapi sayangnya tidak ada yang menarik dan mereka terlalu biasa-biasa saja". Jawab Zaki seakan tau apa yang sedang difikirkan sahabatnya.
Satria hanya menghela nafas panjang mendengar itu.
Apa basis 69 akan semakin mundur di bawah kepemimpinan gua? Tanya satria dalam hati.
"Tok.. Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu terdengar dari luar ruang OSIS.
"Ketua apa ada di dalam, saya buluk mau melapor". Suara buluk terdengar setelah mengetuk pintu.
Satria langsung berdiri dari duduknya, "Masuk!". ucapnya cepat karena orang yang dia tunggu-tunggu akhirnya datang.
***
Taman STM tunas bangsa
Bimo berdiri di depan Sholeh yang terkapar dengan darah segar yang muncrat dari hidungnya, terkapar dengan nafas senis kamis di pangkuan Boris.
Bimo berdiri berhadapan langsung dengan Sandi yang baru saja dia kasih tendangan perkenalkan, setelah dia mencoba mendekati Boris dan Sholeh.
Sandi yang sempat kehilangan keseimbangan karena tendangan kejutan Bimo, segera berdiri dengan cepat dan pandangannya tajam menatap pemuda yang sedang tersenyum menatapnya, pemuda yang tampak acuh tak acuh dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku.
"Bangsat! Ternyata loe mau mampus lebih dulu!". Sandi mengumpat merasa pemuda di depannya cuma sok karena punya sedikit kemampuan.
Bimo mengeluarkan kedua tangannya dari saku, "Maaf". Ucap Bimo datar yang membuat Sandi langsung tampak bodoh.
Begitu juga dengan Boris yang mendengar Bimo mengatakan maaf, dengan pembukaan keren tendangan kenapa kau minta maaf Bimo? jerit Boris dalam hati.
Sholeh di pangkuan Boris semakin megap-megap nafasnya mendengar Bimo yang dia harapkan malah meminta maaf.
"Hahahahaha...
"Hahahahaha...
Sandi tertawa terbahak-bahak saat ini.
"Dasar pecundang! Oke gua akan maafin loe tapi loe duduk di tanah dang buka itu mulut biar gua kasih minum air kencing , hahahaha". sandi tertawa puas.
Ekspresi wajah Bimo hanya datar saja saat ini, "Sepertinya lu salah paham". Ucapnya pelan dengan pandangan tajam ke depan menatap sandi.
"Salah paham?".
"Gua minta maaf karena akan membuat lu cacat seumur hidup BANGSAT..!".
"Wussssshhh...! membelah angin Bimo langsung melesat maju dengan kecepatan penuh.
Permintaan pertama yang mencengangkan bagi orang yang sudah tegang duluan..
ha...ha...