NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:36.6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Tragis

"Selamat pagi, Tuan besar," seorang wanita dengan senyum manisnya, menyapa dan melangkah, mendekati pria tua yang saat ini masih terbaring di atas ranjang.

"Selamat pagi juga, Sayang," balas pria tua sembari bangkit dari tidurnya. Pria tua itu pun membalas senyuman wanita yang usianya terpaut jauh darinya.

Jika bukan karena uang, Pria tua yang akrab dipanggil Bratawali, tidak mungkin mendapat pelayanan terbaik dari wanita muda yang usianya baru menginjak angka 25 tahun.

"Kopinya, Tuan," wanita bernama Tarmini itu duduk di tepi ranjang sembari menyodorkan kopi spesial racikannya.

Senyum Bratawali semakin melebar. Dengan senang hati pria itu mengambil alih kopi dari atas nampan yang disodorkan Tarmini, lalu menyeruputnya.

"Kopi buatanmu emang juara, Sayang," ujar Bratawali.

"Tentu dong, kan buat orang spesial. Harus bikin yang spesial juga dong," ucap Tarmini sedikit berdusta. "Tapi sayangnya, sekarang aku sudah bukan wanita spesial lagi buat Tuan," ekpresi muka Tarmini langsung berubah menjadi cemberut.

"Kata siapa?" tanya Bratawali. "Kamu masih spesial kok, Sayang."

"Kalau spesial, kenapa Tuan akhir-akhir ini jarang sekali menyentuhku? Biasanya seminggu bisa sampai tiga kali, tapi sekarang, udah tiga minggu Tuan tidak memuaskan aku."

Bratawali sedikit tercengang mendengarnya. Tak lama kemudian, senyum tipis pria tua itu terbesit. Tangannya yang sudah menunjukan sedikit keriput, mengusap paha mulus wanita di hadapannya.

"Maaf, Sayang, akhir-akhir ini, aku lagi banyak pikiran. Kamu tahu sendiri, sejak kehilangan dua cincin berharga, membuat aku seperti tidak punya tenaga," ucap Bratawali.

"Tapi kan aku capek, Tuan. Masa aku main pakai alat bantu terus. Aku kangen saat Tuan dengan ganas mengobok-obok lubangku sampai aku kewalahan," Tarmini masih menunjukan wajah merajuknya.

"Hehehe..." Bratawali malah tertawa. "Sabar ya, sayangku yang sangat cantik, nanti kalau cincinnya ketemu, aku akan menyerangku dua puluh empat jam penuh."

"Benaran, Tuan?" Tarmini langsung memastikan. Begitu Bratawali mengangguk, wanita itu pun langsung kegirangan. "Asyik. Ya udah, kalau gitu aku pergi sebentar ya? Aku pengin jalan-jalan, boleh kan?"

"Boleh, Sayang," dengan senang hati Bratawali memberi ijin.

"Oh iya, aku boleh nggak, ngajak Sarno dan Sarjo buat jaga-jaga? Soalnya aku takut ada yang godain."

"Silahkan, Sayang, pakai aja."

"Oke, terima kasih, Tuan besar," dengan girang wanita itu langsung mencium pipi Bratawali lalu kembali pamit dan bergegas keluar kamar.

"Hari ini aku jamin, kamu nggak akan bisa kemana-mana, Tuan besar, hihihi," gumam Tarmini begitu dia berada di luar kamar. Wanita itu pun bergegas menuju kamarnya.

####

Sementara itu di tempat lain, Juna terlihat baru saja sampai rumahnya. Awalnya dia hanya berniat melihat keadaan lapak yang berantakan karena dibobol maling. Tapi kehadiran para preman di lapak, membuat Juna pulang di saat waktu hampir menjelang tengah hari.

"Kok kamu baru pulang, Jun?" tanya Ibu yang sudah membuka warungnya. Selain jualan batagor dan siomay, di warung tersebut juga tersedia berbagai minuman dingin dan merk es rentengan serta beberapa cemilan kering.

"Tadi ada masalah sedikit, Bu," jawab Juna sembari mengeluarkan minuman kopi dalam botol dari lemari pendingin.

"Masalah? Masalah apa?" Ibu yang baru saja selesai menggoreng batagor buat persediaan langsung menatap anaknya.

"Ternyata yang mencuri tabung gas diwarungku, para preman yang dulu sering malak aku, Bu," jawab Juna.

"Hah!" sudah pasti, Ibu terkejut mendengarnya. "Kok bisa sih, Jun? Kamu tahu dari mana?"

Setelah menenggak kopi dingin hingga isinya tinggal setengah botol, Juna langsung menceritakan kejadian di lapak tadi.

"Ya ampun... kok mereka tahu, kamu jualan di situ sih, Jun?" Ibu cukup kaget mendenger cerita dari anaknya.

"Nggak tahu, Bu, aku juga kaget waktu preman itu datang ke lapak," jawab Juna.

"Tapi mereka sudah diamankan, kan?"

"Cuma dua yang bisa diamankan, yang dua lainnya kabur," jawab Juna. "Tapi lumayan sih, ada dua motor yang ditahan warga. Katanya sih akan dijual buat ganti rugi warung-warung yang dibobol mereka."

"Baguslah, emang harus digituin, biar kapok," ungkap Ibu gemas.

Di saat bersamaan, Bapak datang. Setelah memarkirkan motornya, Bapak langsung beranjak menuju warung sambil menenteng barang belanjaan. Obrolan yang terjadi antara ibu dan anak pun terhenti karena kedatangan Bapak.

"Gimana, Jun, lapaknya? Udah beres?" tanya Bapak saat masuk ke dalam warung, lalu menyerahkan barang belanjaan pada Ibu.

"Udah, Pak," jawab Juna. "Nih, Juna baru pulang."

"Pak, Bapak tahu nggak?" ucap Ibu. "Ternyata ya Pak, yang nyolong tabung gas di lapak Juna itu, preman yang dulu mukulin Juna waktu masih dagang keliling."

"Hah!" Bapak pun sama kagetnya seperti Ibu tadi. "Kok bisa, Jun? Gimana ceritanya?"

Mau tidak mau, Juna kembali menceritakan kejadian yang baru dia alami, termasuk kejadian kemarin saat salah satu preman mendatangi lapaknya.

"Astaga... tapi sudah diamankan kan, Jun?"

"Sudah, Pak."

"Hmm.. syukurlah. Makin kesini tingkah manusia makin banyak yang aneh," ucap Bapak. "Tadi juga waktu di pasar, katanya ada anak perempuan terjun dari atap bangunan lantai tujuh."

"Hah? Serius, Pak?" Ibu kembali disergap rasa penasaran.

"Ya serius. Kejadiannya sih dipusat kota," jawab Bapak. "Dengar-dengar, dia anak kuliah, satu kampus sama kamu, Jun."

"Satu kampus?" kali ini giliran Juna yang kaget. "Bapak tahu darimana?"

"Ya dari orang-orang pasar lah. Katanya, perempuan itu lagi hamil."

"Ya Tuhan..." seru Ibu. "Kok bisa nekat gitu sih? Apa mungkin dia hamil diluar nikah?"

"Sepertinya begitu," jawab Bapak. "Kayanya sih, lakinya nggak mau bertanggung jawab."

"Keterlaluan. Berani berbuat, harusnya berani bertanggung jawab," Ibu jadi kesal mendengarnya. "Maka itu, Jun. Kalau bisa, kamu jangan pacaran dulu. Kalaupun kamu pacaran, jangan pacaran di tempat yang sepi. Kalau bisa pacaran di rumah aja, biar ke pantau orang tua."

Juna terperangah, karena kena sembur kekesalan ibunya. "Iya, Bu," Juna langsung mengiyakan karena tidak mau urusan menjadi panjang kalau membantahnya. "Kalau gitu aku masuk dulu lah, mau mandi."

Juna langsung bangkit dan meninggalkan warung tanpa menunggu persetujuan orang tuanya.

"Ngeri yah? Anak jaman sekarang?" Tiba-tiba suara Klawing menggema, membuat Juna yang baru masuk kamar, hampir terlonjak karena kaget.

"Hih, ngagetin aja sih, Wing!" hardik Juna. "Udah dibilangin, kalau datang tuh ngasih tanda. Bandel amat."

"Hehehe...." Klawing malah cengengesan. "Ya maaf, Bos," balas Klawing. "Aku kan dari tadi ada di warung."

"Ya mana aku tahu, orang kamu nggak kelihatan," sungut Juna. "Lagian kamu darimana aja sih? Apa kamu habis ngerjain orang gila cantik itu?"

"Tidak," bantah Klawing. "Tadi aku menjaganya sebentar," jawabnya. "Eh, tadi Bapak Cerita, katanya ada temenmu yang bunuh diri lagi?"

"Katanya sih begitu," balas Juna. "Apa jangan-jangan dia korbannya Axel dan kawan-kawan yah?" Juna bertanya-tanya.

1
Teddy Aktadi
Luar biasa
jaka saba jati
emang udah nampak orangnya...kok keningnya ? /Shy/
Yuliana Purnomo
seru Thor,, karyamu gak bertele-tele,,aku suka,, semangat terus kutunggu,,karya terbaru mu💪
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏💪😘
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
kicep gak tuuuh geng anak manjaaa,,tau kenyataan nya Juna cucunya orang kaya
Apriyanti
lanjut thor
Hendra Yana
lanju
Hendra Yana: lanjut lagi
total 1 replies
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
tina
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
mampus kalian mang enak rasakan tuh,, lanjut thor 🙏💪😘
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
visual karakter donk thor..
tina
lanjut kak
Hendra Yana
lanjut
Was pray
tarmini adiknya tarmono,dan kakak dari tarminem akhirnya strok
Hendra Yana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!