NovelToon NovelToon
Azzura

Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Rani

Dialah Azzura. Wanita yang gagal dalam pernikahannya. Dia ditalak setelah kata sah yang diucapkan oleh para saksi. Wanita yang menyandang status istri belum genap satu menit saja. Bahkan, harus kehilangan nyawa sang ayah karena tuduhan kejam yang suaminya lontarkan.

Namun, dia tidak pernah bersedia untuk menyerah. Kegagalan itu ia jadikan sebagai senjata terbesar untuk bangkit agar bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada orang-orang yang sudah menyakiti dia.

Bagaimana kisah Azzura selanjutnya? Akankah mantan suami akan menyesali kata talak yang telah ia ucap? Mungkinkah Azzura mampu membalas rasa sakitnya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Bab 09

Tiba di ruangan paling pojok dari lorong yang mereka jalani, seorang pria paruh baya yang kurus sedang terbaring di atas tempat tidur. Dia sendirian. Tidak ada satu keluarga pun yang datang menemaninya. Kata suster, pria itu dirawat hampir dua minggu di rumah sakit tersebut. Tapi keluarganya hanya satu kali saja datang berkunjung. Itupun hanya untuk memarahi pria tersebut.

Bergetar bibir Zura ketika melihat pamannya yang berusaha keras untuk bangun agar bisa menggapai air minum yang ada di atas nakas tepat di sampingnya. Sungguh, pemandangan yang membuat hati Zura semakin tersayat perih.

"Paman."

Seketika, mata sayu itu langsung berbinar indah. Meskipun itu hanya satu suara, tapi itu adalah hal yang paling membahagiakan buatnya. Si paman pun langsung menoleh dengan lambat.

"Zura."

"Paman."

"Zura. Zura. Kamu kembali, Ra?"

Keduanya langsung berpelukan dengan erat. Sungguh, rasa haru yang bercampur aduk itu membuat air mata tidak bisa bertahan lagi. Air mata jatuh dengan sangat deras melintasi kedua pipi.

"Kamu nyata 'kan, Nak? Bukan hanya khayalan paman saja, kan?"

"Nyata, Paman. Aku nyata. Aku Azzura. Keponakan paman."

"Zura. Keponakan ku. Hu hu hu." Lagi, tangis si paman pecah sekarang.

"Aku sangat merindukanmu, Nak. Sangat-sangat rindu."

"Maafkan aku, paman. Maafkan, Zura yang sudah meninggalkan paman terlalu lama."

"Tidak perlu minta maaf, Zu. Keberhasilan kamu adalah harapan paman. Paman bahagia hanya dengar mendengar kabarmu dari kejauhan."

"Paman."

"Kenapa paman bisa masuk rumah sakit sih?"

"Sudah. Jangan menangis lagi. Pertanyaan mu itu bikin paman merasa lucu, Zu. Paman sudah tua, Nak. Jadi wajar jika banyak penyakit yang datang menghampiri."

Pamannya malah mengajak Zura bercanda. Namun, setelah ia menyadari akan keberadaan Hani, dia pun langsung menatap Hani dengan tatapan lekat.

"Ha-- ni."

"Hai, apa kabar?"

"Kamu juga datang bersama Zura? Aku ... hm. Aku baik-baik saja."

Dua manusia yang sepertinya punya cerita unik di masa lalu itu semakin menatap satu sama lain dengan tatapan lekat. Zura yang ada di tengah-tengah mereka merasa cukup memahami hal yang telah terjadi.

"Ehem. Kalian ngobrol berdua dulu yah. Aku akan urus pemindahan paman ke ruangan VIP sekarang juga."

"Eh .... " Hani berucap cepat.

Tapi Zura malah mendorongnya lebih dekat.

"Titip paman pada mama. Da ... Ma."

"Anak ini. Bisa-bisanya dia yah."

Rasa canggung sangat terasa diantara keduanya. Hal itu membuat suasana jadi hening. Padahal, sebelumnya saat berkomunikasi via udara, mereka baik-baik saja. Lancar-lancar saja tanpa ada hambatan. Tapi setelah bertemu, malah jadi kaku seperti orang yang baru pertama kali bertatap muka.

"Anu ... terima kasih banyak karena telah menolong keponakanku selama ini. Pertolongan mu yang sangat besar, sungguh sangat berharga, Hani."

"Apa yang kamu katakan? Aku menolong Zura juga karena dia adalah anak dari teman baikku. Dan juga, saat melihat Zura, aku merasa kalau dia adalah aku waktu itu. Aku tentu tidak bisa membiarkan Zura terpuruk."

"Apapun itu, terima kasih banyak. Kakak pasti bahagia saat melihat teman baiknya melakukan banyak hal untuk anaknya."

Keduanya terus ngobrol sekarang. Mereka membicarakan banyak hal. Hingga pada akhirnya, mereka tiba-tiba menyingung masa lalu karena terbawa suasana.

Tepat saat mereka sedang bicara soal masa lalu, Zura kembali ke kamar tersebut. Langkah ia tahan seketika, karena tidak ingin menganggu dua insan yang sedang menyelam kembali ke waktu lampau.

Ternyata, dari obrolan itu pula Zura baru tahu, pamannya pernah punya hati pada teman kakaknya. Sayang, karena sang kakak tahu kalau temannya punya seseorang yang dicintai, niat adiknya itu ia cegah dengan cepat.

"Bukan salah kakakmu yang mencegah hubungan kita berlanjut. Hanya saja, dia tidak tahu siapa orang yang aku simpan dalam hatiku."

"Di sini, yang salah aku. Karena aku malu mengungkapkan padanya kalau aku suka pada seseorang yang lebih muda dariku. Hingga sebuah kesalahpahaman itu tercipta, lalu terus berlanjut tanpa ada ujungnya."

"Yah ... takdir sudah tertulis. Semua berjalan sesuai dengan kehendak yang maha kuasa, bukan?"

Hening seketika. Hal tersebut membuat Zura merasa cukup penasaran dengan apa yang sedang terjadi di dalam kamar. Namun, saat ia mengintip, pintu dari ruangan tersebut malah tidak bisa ia ajak kerja sama. Pintu itu malah terbuka dengan sendirinya.

Sontak. Dua insan yang ada di dalam kamar langsung mengalihkan perhatian mereka pada Zura yang saat ini sedang merasa tidak enak hati di depan pintu sana.

"A-- anu, aku ... itu .... "

"Sudah selesai, Zu?"

"Oh, su-- sudah kok, paman. Sudah," ucap Zura sambil nyengir kuda.

"Kalo sudah, kapan paman mu bisa pindah, Zu?"

"Pindah? Ha ... sebentar lagi."

Di sisi lain, Adya sedang memperhatikan laporan dari seseorang. Laporan yang langsung membuat matanya membulat seketika. Tak bisa ia tahan pula rasa hatinya untuk segera menyampaikan apa yang baru saja ia ketahui pada Angga.

"Tuan muda. Desainer Yura sekarang ada di salah satu rumah sakit di kota kita?"

"Apa? Bagaimana mungkin dia ke rumah sakit di kota kita sekarang? Siapa yang sakit?"

"Anu, untuk itu saya juga tidak tahu, Tuan muda. Saya hanya dapat laporan ada data tentang desainer Yura di sekitar rumah sakit utama yang ada di kota kita."

"Sial. Kembali sekarang juga. Kita harus bisa bertemu dengannya secepat mungkin. Jangan biarkan Iyan menemuinya lebih dulu."

"Baik, tuan muda."

Begitulah Angga kembali bergerak meninggalkan kota S yang baru saja ia tuju. Karena Yura yang ia cari tidak ada di sana. Dia harus bergerak cepat untuk pulang. Sebab, dia tidak ingin keduluan oleh adik tirinya dalam bertemu dengan desainer tersebut.

Sementara itu, Zura masih sibuk ngobrol dengan pamannya. Dari obrolan itu, pamannya menceritakan banyak hal dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Maafkan paman, Zu. Paman tidak bisa mempertahankan peninggalan papa dan mama kamu. Rumah kamu dijual oleh tante mu setelah mencuri kunci rumah dari paman. Dia juga telah memalsukan surat izin atas nama paman selaku wali kamu."

"Kurang ajar istrimu itu. Benar-benar mata duitan ternyata." Kesal Hani bukan kepalang.

Sedih hati, tapi Zura tidak ingin memperlihatkannya pada si paman. Karena ia tahu, jika ia terlihat sangat tidak rela. Maka rasa bersalah dalam hati pamannya akan semakin membesar.

"Tidak apa-apa, paman. Anggap saja kalau ini sudah takdir. Paman tidak perlu merasa bersalah. Karena paman sudah berusaha keras."

"Anakku, sekali lagi maafkan paman. Bukan hanya rumah yang ia jual. Kartu ATM yang Angga kirimkan juga mereka kuras habis isinya."

Sontak, wajah bingung langsung terlihat dengan sangat jelas di wajah Zura. Satu alis ia naikkan sekarang.

"Kartu ATM apa, paman?"

1
Helty Asia Jodin
aduiiiii.... knpa mcm ne. Nasib baik baca part akhir. baik sm y pernah kas sakit uhhhhh.
Cece Jumi
jangan S dong Thor, tulis aza kotanya Surabaya
Rani: iyah. hehehe, aku kadang ada ngerasa gimana gitu kalo mau nulis langsung. sulit tuk aku jelaskan.
total 1 replies
Idahas 3105
kaki yg hancut, hati yg kena/Smile/
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Idahas 3105
mungkin Angga dgn adik tirinya
Idahas 3105
biar kartu ATM diambilpun percuma klo ga tau pin nya
Leni Marlina
Buruk
Nazka Aditya
assalamu'alaikum... thor... aku mampir ya... 😁
Eulis Kurniasih
lanjuut penasaran nih
Wisnu Mahendra
kalo azzura cinta sama angga kayaknya mustahil kan? secara, mereka menikah karena dipaksa, gak ada perasaan apa2, trus disakiti dengan talak, trus ayahnya sampe meninggal serangan jantung...mustahil banget kalo sampe jatuh cinta
Wisnu Mahendra
panggilannya azu...mirip asu...anjing
Dessy Christianti
Luar biasa
Oka Derza
good job girl
Lia Safitri
bagus cerita nya
Lia Safitri
kalu loe tau makin bersalah lah loe itu.. trima saja nanti kalo kau tak di anggap nya nanti
Lia Safitri
karena kau jahat pada anak angkat nya.. /Awkward//Panic/
Lia Safitri
zura kamu yang tabah ya
Araaa
zv
Ryan Jacob
semangat Thor
Ery Tjajaningsih
baru baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!