Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 : Rencana Noah
Kanzia sudah berada di ruang kerjanya, tapi lagi lagi ia tidak mendapati Jonathan di ruangannya.
"Kemana dia, apa dia masih pergi dinas?" Gumam Kanzia bertanya sendiri.
"Tapi syukurlah, jadi aku tidak perlu membuat alasan karna kemarin gak masuk kerja," ucap Kanzia merasa lega.
Kanzia yang sudah mulai bosan karena tidak ada yang ia kerjakan, akhirnya mengeluarkan ponselnya.
"Wah apa aku benar benar datang ke kantor ini untuk bekerja?
Bisa bisa aku malah makan gaji buta kalau terus terusan kayak gini," gumam Kanzia, yang hanya bersantai karna semua tugas yang diberikan Jonathan sudah selesai ia kerjakan.
Ia pun membuka aplikasi novel online yang biasa ia baca, untuk menghabiskan waktu luangnya.
Selang beberapa menit saat ia sedang asik membaca novel, tiba tiba ponsel Kanzia berdering.
"Halo,,,"
"Halo, Zia aku sudah ada di depan kantor tempat kamu bekerja, apa kamu bisa menemui ku sebentar saja, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu," orang yang menelponnya ternyata adalah Noah.
"Aku sedang sibuk, lagi pula tidak ada lagi yang perlu dibicarakan antara kita," ucap Kanzia dan langsung mematikan sambungan telponnya.
"Ishh menggangu saja," gumam Kanzia, lalu melanjutkan membaca novelnya yang tadi sempat terganggu.
"Tapi tunggu dulu, dari mana dia bisa dapetin nomor ponsel ku?" Pikir Kanzia.
"Astaga, aku baru ingat kemarin kan aku pakai nomor ini untuk memberitahunya soal Clara, kenapa aku ceroboh sekali," gumam Kanzia sambil menepuk jidatnya, ia baru ingat jika ia mengirim pesan pada Noah kemarin.
Sampai akhirnya jam makan siang tiba, Kanzia bersama Tania berencana untuk makan siang di luar.
Baru saja Kanzia akan masuk ke mobil Tania, seseorang tiba tiba menarik tangannya, Kanzia dibuat kesal ketika tau orang yang menariknya adalah Noah.
"Ada apalagi?" Tanya Kanzia sambil menepis tangan Noah yang masih memegang lengannya.
"Zia aku ingin bicara sebentar sama kamu,,," ucap Noah.
"Aku kan sudah bilang tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, jadi berhenti menggangu ku,,,,"
"Aku tau orang yang mengirimi ku pesan kemarin adalah kamu," ucap Noah.
"Lalu masalahnya apa?" Tanya Kanzia.
"Itu artinya kamu masih peduli sama aku, kamu masih ada perasaan kan sama aku Zia," ucap Noah dengan percaya dirinya.
Kanzia yang mendengar ucapan Noah memutar bola matanya malas.
"Kamu terlalu percaya diri Noah, apa kamu pikir aku gadis bodoh yang masih menyimpan perasaan pada laki laki licik seperti mu, kamu terlalu memandang tinggi dirimu Noah, hilangkan pikiran konyol mu itu aku sama sekali melakukan hal itu bukan karena aku peduli padamu, tapi untuk diri ku sendiri." Ucap Kanzia lalu masuk ke mobil Tania.
"Kanzia tunggu aku!" Teriak Noah yang melihat mobil yang dinaiki Kanzia sudah pergi.
"Apa dia mantan tunangan mu yang brengsek itu?" Tanya Tania yang dari tadi memperhatikan perdebatan Kanzia dengan Noah.
"Seperti yang kamu katakan," jawab Kanzia.
"Aku pikir dia sangat tampan, ternyata masih lebih tampan asisten suamimu itu," ucap Tania si penggemar laki laki tampan.
"Dasar, sepertinya kepalamu itu isinya hanya ada laki laki tampan saja," ucap Kanzia sambil tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.
"Pasti suamimu tidak kalah tampan secara asistennya saja sudah setampan itu," gumam Tania.
"Entahlah,,," ucap Kanzia yang memang ia pun tidak tau bagaimana rupa wajah suaminya.
"Maksudnya?"
"Tidak ada, ya udah ayo cepat kalau kamu terus nyerocos kapan sampainya kita, bisa bisa jam makan siangnya keburu habis buat dengerin ocehan kamu itu," ucap Kanzia mengalihkan pembicaraan.
"Ya elah sabar dikit napa," Tania pun berhenti mengajak Kanzia bicara, ia tetap fokus menyetir dan menambah kecepatan mobilnya agar segera sampai di tempat tujuan mereka.
Sementara Noah masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal, ia yang tidak terima atas penolakan Kanzia padanya terus melempari barang barang yang ada di kamarnya.
"Aku tidak peduli kamu masih memiliki perasaan atau tidak terhadap ku Kanzia, aku akan melakukan apa pun untuk bisa membuatmu berada di sampingku lagi, aku tidak akan menyerah begitu saja.
Ia mengambil sebuah map di dalam laci, sambil tersenyum entah apa yang akan direncanakan Noah untuk mendapatkan Kanzia kembali.
"Aku akan membuatmu menjadi miliku Kanzia sayang,,,," gumam Noah sambil tersenyum.
*
*
Abian terlihat sedang urung uringan karena rencananya untuk pulang hari ini dan bertemu istrinya gagal gara gara ia harus menemui salah satu klien penting.
"Kevin apa kamu tidak bisa menggantikan ku untuk menemui klien kita malam ini," ucap Abian.
"Maaf tuan tidak bisa," jawab Kevin.
"Kenapa harus malam ini,,," gerutu Abian.
"Bukankah tuan menyanggupinya kemarin, jadi tidak bisa untuk membatalkannya, apalagi ini kerjasama yang sangat penting tuan," jelas Kevin.
"Jadi maksud mu semua ini salah ku?" Tanya Abian dengan tatapan dinginnya.
"Tidak tuan ini salah saya," ucap Kevin yang memilih mengalah dari pada salah ngomong."
"Bagus jika kamu sadar kalau ini semua salah mu aku jadi gagal untuk pulang hari ini," ucap Abian.
Kevin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah bosnya itu, bahkan ia tidak berani mengeluarkan suara karna jika sedikit saja ia salah berucap bisa bisa ialah yang akan menjadi sasaran kekesalan Abian.
"Sabar Kevin, yang masih waras sebaiknya mengalah saja,,,," yang hanya berani ia ucapkan dalam hati.
*****
Kanzia yang baru saja tiba di rumah langsung merebahkan tubuhnya di sofa kamarnya sambil memeriksa ponselnya apakah ada panggilan tak terjawab atau pun pesan dari Abian.
"Kau mulai lagi Kanzia,,,,," gumam Kanzia lalu melempar ponselnya ke sofa dan beranjak ke kamar mandi.
Sebelum ia sampai pintu kamar mandi ponsel Kanzia tiba tiba berdering, Kanzia mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi ketika mendengar suara panggilan masuk di ponselnya, tapi ternyata yang menelpon bukanlah Abian melainkan Noah.
"Ishhh,,, ada apa lagi sih dia menelpon?" kesal Kanzia lalu menolak panggilan dari Noah.
Sampai panggilan ketiga Kanzia pun akhirnya menjawab panggilan Noah setelah mendapatkan pesan singkat dari Noah.
"Halo sayang,,,," ucap Noah begitu Kanzia menjawab telponnya.
"Jangan memanggilku dengan panggilan menjijikkan itu," ucap Kanzia kesal.
"Ternyata kamu sekarang berubah menjadi wanita galak, tapi aku semakin suka," ucap Noah.
"Cih,,, hentikan bualan mu itu, sebaiknya katakan saja ada urusan apa kamu menelpon ku?" Tanya Kanzia tidak ingin basa basi.
"Baiklah sepertinya sayangku sangat tidak sabaran," ucap Noah dan hal itu semakin membuat Kanzia merasa jijik, ingin rasanya ia merobek mulut Noah sekarang juga.
"Katakan jangan bertele tele!"
"Zia kamu tidak inginkan kalau saham milikmu ini aku berikan pada Clara?" Tanya Noah menjeda ucapannya.
"Kecuali kamu memang ingin memberikan jerih payah bunda mu diambil oleh Clara atau pun Tante Maya." Ucap Noah melanjutkan ucapannya.
"Katakan saja langsung apa yang kamu inginkan sebenarnya, tapi jika kamu ingin memberikan saham itu kembali dengan syarat aku kembali bersama mu aku tidak akan pernah mau," ucap Kanzia tegas.
"Kenapa kamu selalu berpikiran buruk tentangku, aku hanya ingin bertemu denganmu untuk terakhir kalinya, aku akan mengembalikan saham milikmu dan aku janji setelah itu aku tidak akan menggangu mu lagi," ucap Noah.
"Apa yang sedang kamu rencanakan?"
"Aku tidak merencanakan apa pun, jadi percayalah padaku dan datanglah ke alamat yang aku kirimkan jika ingin saham milikmu kembali," ucap Noah lalu mematikan sambungan telponnya.
Tut
Tut
Tut
"Halo!" Tapi Noah sudah terlebih dahulu memutuskan sambungan telponnya, Kanzia berusaha menghubungi Noah kembali tapi sepertinya Noah telah mematikan ponselnya.
"Apa aku harus datang menemuinya?" Pikir Kanzia.
Satu jam kemudian
Setelah memikirkannya dengan matang akhirnya Kanzia memutuskan untuk menemui Noah di alamat yang sudah dikirimkannya.
"Baiklah Kanzia, semua pasti baik baik saja," gumam Kanzia meyakinkan dirinya sebelum berangkat menemui Noah.
Kanzia meminta pak Muh untuk mengantarnya untuk menghindari kesalahpahaman ia juga sudah mengirim pesan singkat untuk Abian dan memberitahunya jika ia akan pergi menemui Noah.
Mobil yang membawa Kanzia sampai di sebuah restaurant mewah yang dekat dengan hotel paling mewah dan besar di kota ini.
"Aku harus tetap berhati hati, aku tidak yakin jika Noah tidak merencanakan sesuatu untukku," batin Kanzia sebelum turun dari mobil.
Kanzia pun masuk ke dalam restaurant yang terlihat tidak terlalu ramai hanya ada beberapa pengunjung disana.
"Akhirnya kamu datang juga," ucap Noah begitu melihat kedatangan Kanzia.
Kanzia pun duduk di tempat yang sudah disiapkan oleh Noah.
"Cepat berikan saham itu dan tandatangani jika kamu memang benar benar ingin mengembalikannya padaku," ucap Kanzia dingin.
"Gak usah terburu buru, aku pasti akan memberikannya, tapi sebelum itu temani aku makan," ucap Noah sambil mengeluarkan sebuah map.
"Apa kamu ingin mempermainkan ku?"
"Tentu saja tidak Zia,, aku hanya meminta mu makan bersamaku untuk terakhir kalinya, percayalah aku tidak merencanakan apa pun, ini aku sudah menyiapkan semuanya, saham itu telah kembali menjadi milik mu," Noah memberikan map tersebut kepada Kanzia.
"Apa kamu masih tidak mempercayai ku?" Tanya Noah setelah Kanzia memeriksa semuanya.
Kanzia pun percaya pada Noah dan tanpa rasa curiga ia mulai memakan makanan yang sudah dipesankan oleh Noah, setelah selesai dengan makanannya Kanzia pun meminum minuman yang telah disediakan di meja.
"Sekarang aku sudah selesai makan, kalau begitu aku sudah boleh pergi kan?"
"Iya terimakasih sudah menemaniku makam malam," ucap Noah.
Kanzia pun bangun dari duduknya hendak pergi dari sana namun ia tiba tiba saja merasakan kepalanya pusing dan ia mulai merasakan penglihatannya buram sampai akhirnya ia pun terjatuh tidak sadarkan diri.
Noah yang melihat hal itu langsung menopang tubuh Kanzia agar tidak terjatuh ke lantai.
"Aku akan memilikimu malam ini Kanzia, dengan begitu kamu tidak akan lari lagi dariku," ucap Noah sambil tersenyum lalu mengangkat tubuh lemah Kanzia yang sudah tidak sadarkan diri.
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa dilike👍🏻
Komen dan favorit😉
...Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan...