Muslimah, seorang perempuan Sholehah yang memiliki ujian hidup bertubi-tubi. Ketika baru saja lulus SMA, diam-diam pamannya menjualnya di sebuah situs online perdagangan perempuan untuk dilacurkan di negara xxx.
Tak ada yang bisa diperbuat Muslimah, selain menerima takdir yang begitu kejam terhadapnya. Dia pun dijual beberapa kali oleh orang tak dikenal di negara xxx hingga dibeli oleh seorang mafia yang begitu berkuasa di negara xxx dengan dali sebagai budak pencetak anak.
Muslimah hanya dijadikan sebagai perempuan yang akan melahirkan penerus dari pria penguasa tersebut. Setelah berhasil melahirkan bayinya, Muslimah kembali dipulangkan ke negara asalnya. Namun Muslimah berhasil kabur dan memilih menetap di negara xxx demi misi dan tujuannya untuk merebut kembali anaknya.
"Ya Allah, keinginanku cuma satu, tolong pertemukanlah aku dengan anakku, sebelum engkau mencabut nyawaku"--- Muslimah.
"Ibu guru cantik, maukah kau menjadi ibuku?"--- Rayan Malik Zimraan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Kecelakaan
Nyonya Belinda langsung mengeluarkan taringnya, demi sebuah tujuan untuk menikahkan putra semata wayangnya dengan gadis pilihannya. Dia tak mau kalah sebelum mencapai tujuannya.
Apalagi dia mendengar langsung pengakuan sang putra bahwa tidak menyukai Caroline, maka dari itu, dia bersemangat mencarikan pasangan untuk putranya. Kali ini targetnya adalah anak gadis dari teman-teman sosialitanya.
Hampir setiap hari Nyonya Belinda mengatur jadwal kencan untuk putranya. Tapi sayangnya tak sekalipun di hadiri oleh Emir, yang datang hanya Martin ataupun Andi.
Tanpa disadari, rencananya itu mampu diendus oleh Caroline. Gadis cantik itu marah besar saat mengetahui bahwa Nyonya Belinda turun tangan mengatur jadwal kencan Emir, dia langsung mencap wanita paruh baya itu berkhianat di belakangnya. Bukannya memperjuangkannya, malah menusuknya dari belakang.
"Sialan! Ini tidak bisa di biarkan. Tante Belinda, aku sangat menyayangimu selama ini, tapi kau malah memainkan api perang denganku" ucap Caroline dengan kesalnya yang mengetahui fakta di lapangan.
Caroline lalu menghubungi mata-matanya untuk mencari tahu titik keberadaan Nyonya Belinda yang baru-baru ini sedang berada di mall bersama salah satu anak teman sosialitanya.
“Bagus, terus ikuti mereka. Karena aku ingin tahu segala informasi tentang mereka. Dan jangan lupa jalankan tugasmu untuk mencelakai gadis itu” ucap Caroline di ujung telepon, lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Kemudian Caroline menonaktifkan ponsel jadulnya lalu menyembunyikannya dalam laci meja. Dia tidak ingin kejahatannya terdeteksi oleh siapapun, termasuk Emir yang super cerdas dan sangat teliti, apalagi memiliki tim IT khusus untuk melacak apapun yang diinginkannya.
“Tak ada yang boleh mendekati Emir, kecuali Aku, Caroline Sarasvati James” ucap Caroline dengan pedenya sambil mengulas senyum licik di wajahnya.
Memiliki obsesi tinggi yang sudah diluar nalar, sehingga gadis itu rela melakukan apa saja demi menyingkirkan saingannya. Karena mudah baginya dalam melakukan kejahatan, ada sosok firma hukum yang bekerja di belakangnya. Apalagi orang tua nya bekerja dalam pemerintahan, sehingga hukum mampu dibeli lewat kekuasaan dan jabatan.
Sementara di tempat lain...
Emir sibuk melakukan meeting bersama dengan rekan bisnisnya di restoran hotel bintang lima, sembari makan siang bersama. Meeting tersebut berlangsung hampir dua jam lamanya, membahas masalah kontrak kerja sama yang kembali berlanjut dan proyek pembangunan hotel yang sedang berjalan.
Setelah meeting itu selesai, Emir kembali ke perusahaannya dan meminta Martin untuk mengumpulkan karyawannya. Dia sengaja melakukan rapat dadakan untuk mengetahui sampai dimana progress kerja karyawannya.
Emir tampak fokus duduk di kursi kebesarannya. Dia terlihat tampan dan penuh wibawa memeriksa setumpuk dokumen penting di atas meja kerjanya.
"Kumpulkan semua proposal dan laporan kerja setiap divisi. Aku tidak mau tahu, dalam waktu dekat semuanya harus rampung." ucap Emir dengan tegasnya kepada sekretaris kepercayaannya.
"Siap tuan muda" balas Martin sembari membungkukkan badannya lalu pamit undur diri dari hadapan atasannya.
****
Sementara itu, orang suruhan Caroline sedang memata-matai Nyonya Belinda yang sedang asyik shopping bersama dengan gadis cantik berambut ikal bernama Devana, salah satu anak dari teman sosialita nya yang bergelut sebagai desainer terkenal.
“Ayo Devana, silahkan pilih tas yang ingin kau beli sayang, biar Tante yang bayarin" ucap Nyonya Belinda saat memasuki toko tas branded.
"Tidak usah Tante, mending cari barang yang lain saja" tolak Devana secara halus.
Namun Nyonya Belinda tetap kekeuh membelikan tas branded limited edition untuk Devana.
"Ambil ini sayang sebagai bentuk ucapan terima kasih Tante, karena kau sudah meluangkan waktumu untuk menemani Tante berbelanja." ucap Nyonya Belinda tersenyum bahagia. "Jangan ditolak, oke!" tambahnya disertai candaan.
"Karena Tante yang minta, aku akan menerimanya. Jadi nggak enak nih menolak pemberian Tante, tapi ujung-ujungnya malah merepotkan, Tante hehehe." ucap Devana tersenyum manis kepadanya membuat Nyonya Belinda ikut tersenyum sambil menyerahkan tas branded tersebut. Kebetulan toko tersebut milik Nyonya Belinda. Jadi mah bebas melakukan sesuka hatinya.
"Ya sudah, sebaiknya kita pulang, hari semakin sore" ajak Nyonya Belinda dan Devana hanya mampu menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.
Mereka berjalan bersama-sama ditemani para pengawal Nyonya Belinda keluar dari mall. Salah satunya dua pelayan wanita yang senantiasa menemani Nyonya Belinda kemanapun pergi tampak membawa paper bag belanjaan mereka. Dan jangan lupakan tiga bodyguard terlatih yang selalu mengawal keluarga Zimraan juga turut melakukan pengawalan untuk mereka.
"Tante, ada kedai es krim di sana. Sudah lama aku tidak mencobanya, rasanya dijamin recommended." ucap Devana dengan antusiasnya melihat kedai es krim di seberang jalan.
"Wah, Tante tertarik ingin mencobanya. Ayo Devana, tunggu apa lagi, let's go"
Tak lupa Nyonya Belinda meminta para bodyguardnya untuk menyiapkan mobil mereka yang sedang berada di parkiran. Jadi sambil menunggu, enaknya mereka makan es krim terlebih dahulu.
Namun tanpa mereka sadari, beberapa orang sedang memata-matai nya dari jauh dan sangat tersembunyi yang tidak mampu dideteksi oleh para bodyguard yang bersama Nyonya Belinda.
Saat Nyonya Belinda dan Devana akan menyebrang jalan. Tiba-tiba saja sebuah minibus melaju kencang tak tentu arah, bahkan dari arah yang berlawanan juga tampak mobil hitam melaju kencang dengan kecepatan tinggi hingga kecelakaan pun terjadi dan langsung menabrak Nyonya Belinda dan Devana secara bersamaan hingga tubuh mereka terpental di jalan.
Tak ada waktu bagi mereka menghindari kecelakaan tersebut, bahkan tubuh Devana kembali terlindas mobil truk, sedang Nyonya Belinda berhasil di selamatkan oleh bodyguardnya.
Jika kurang dari beberapa detik saja, mungkin tubuhnya bernasib naas seperti Devana. Dan tak membutuhkan waktu beberapa menit, minibus dan mobil hitam tadi langsung meledak secara bersamaan. Semua orang yang berada di lokasi sangat shock melihat kecelakaan tersebut. Seketika negara xxx gempar atas insiden kecelakaan tragis tersebut.
Di Perusahaan Zimraan.....
Emir sedang melakukan rapat bersama para petinggi perusahaan. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, Emir mengangkat sebelah tangannya meminta sang presentasi untuk berhenti sejenak, pasalnya dia ingin mengangkat telepon. Martin bergerak untuk menghandle rapat tersebut.
Mendadak raut wajah Emir berubah, hingga ponselnya terjatuh di lantai. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Emir berlari kencang keluar dari ruang rapat. Kemudian bergegas masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai dasar.
Martin bergerak cepat mengambil ponsel tuannya, hingga dia pun terkejut bukan main melihat sebuah pesan singkat di layar ponsel tuannya.
"Rapat dibatalkan, kalian semua bubar" ucapnya sebelum keluar dari ruangan tersebut.
Martin berjalan tergesa-gesa bahkan sampai berlari untuk menyusul tuannya. Namun pergerakannya yang lambat, dia hanya mampu menatap kepergian tuannya, lalu ia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancap gas menuju rumah sakit.
Kecelakaan tersebut memakan korban jiwa, salah satunya Devana yang meninggal di tempat dan kedua pengemudi mobil dan minibus yang juga tak tertolong. Sedangkan Nyonya Belinda masih dalam kondisi kritis, setelah mendapatkan pertolongan pertama dari pihak medis.
"Tolong selamatkan, ibuku!" teriak Emir sambil mencengkram kerah baju dokter yang baru saja menangani ibunya. Dia belum di perbolehkan masuk ke dalam ruangan itu.
Dokter pria yang menangani ibunya hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan kasar, membuat Emir tidak kuasa menahan air matanya. Hanya satu yang ditakuti di dunia ini yaitu kehilangan orang tersayangnya.
Sementara itu, Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus kecelakaan tersebut dan masih mencari bukti-bukti atas insiden kecelakaan tersebut.
Emir begitu terpukul atas kecelakaan yang menimpa orang tersayangnya. Dia bersumpah akan mengupas tuntas dan mencari sampai ke akar-akarnya motif dari kecelakaan tersebut. Bahkan ia bersumpah akan menghabisi orang yang sengaja mencelakai ibunya tercinta.
Bersambung....
