"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Jam menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit,hujan agak reda.
"Alhamdulillah ya Allah..." gumam Ayra
Kapten Zayden pun kembali dari kamar mandi.
"Berhenti mi' hujannya kah?" tanya Kapten Zayden
Ayra pun tersenyum
"Sudah mi' Kak,bisa ki' pulang sekarang to'? " ucap Ayra dengan bahagia
"Oke,ayo mi' kita pulang,pelan-pelan ki' saja dijalan nanti" ucap Kapten Zayden
Mereka pun keluar dari arah restoran.
Namun tiba-tiba datang sebuah mobil polisi. turun tiga orang polisi dengan pakaian yang kelihatan basah.
"Weehhh... Kapten Zayden,kita Kapten Zayden kan? " ucap Pak Polisi itu seraya mendekati Kapten Zayden dan Ayra yang baru saja akan membuka pintu mobil
"Iya,woiihhh... Briptu Ari kita iya?" tanya Kapten Zayden seraya menyalami Briptu Ari
"Apa kabar ta' Kapten?" tanya Briptu Ari lagi
"Alhamdulillah baik ji' kawang... kita bagaimana kabar ta'?" tanya Kapten Zayden
"Alhamdulillah baik ji' juga,Hhhmmm... siapa ta' ini Kapten? Kakak Ipar mi' kah ini?" tanya Briptu Ari
Kapten Zayden pun tertawa lebar. Ayra hanya diam tertunduk.
"Bukan ji',adik sepupu ku ji' ini" jawab Kapten Zayden
"Ohhh,saya kira,darimana ki' pale' ini?" tanya Briptu Ari lagi
"Darika' Tinggimoncong ini,antar ki' adikku ini lihat rumah tugas,karena tugas di sana ki' mengajar" jawab Kapten Zayden
"Jadi mau ki' balik ke Makassar ini sekarang?" tanya Briptu Ari
"Iye,rencanaku begitu mi' ini" jawab Kapten Zayden
"Wahhh... tidak bisa ki' itu kalau sekarang Kapten, kah meluap Bendungan Balang Malino ini,dari sana ka' tadi pengamanan ini,tertutup ki' jalanan, dilarang dulu melintas kendaraan,buat jaga-jaga, ini tim BNPB masih siaga di sana" ucap Briptu Ari
Ayra pun terlihat gusar,matanya nampak berkaca-kaca.
Kapten Zayden pun menatap Ayra sekilas.
"Sampai kapan pi' baru bisa ki' lewat ini Briptu?" tanya Kapten Zayden lagi
"Tidak bisa dipastikan juga ini,tergantung kalau masih hujan terus ki' ini,yaaa... bisa sampai besok ini baru buka jalan" jawab Briptu Ari
Kapten Zayden pun menarik nafas panjang.
"Baiklah,biar kami disini mi' dulu menunggu,daripada dijalan mi' nanti" ucap Kapten Zayden
"Iye',jangan ki' coba-coba ambil resiko bela', saranku kalau tidak ada ji' yang penting sekali di Makassar ya,jangan mi' pulang dulu to',besok pi', ada ji' itu penginapan nya ini restoran Kapten, coba mi',siapa tahu ada ji' kamar kosong" ucap Briptu Ari lagi
"Oke mi',sebentar pi' ku coba tanyakan,terimakasih infonya kawang..." ucap Kapten Zayden lagi
Briptu Ari pun berlalu menyusul kedua temannya yang sudah masuk ke restoran terlebih dahulu.
Kapten Zayden mengarahkan pandangannya ke Ayra.
"Kita dengar ji' sendiri tadi to', tidak bisa ki' lanjut perjalanan ta' ini,terlalu beresiko,dan tidak bisa dipastikan,kapan pi' bisa lewat orang,terserah mi' kita Ay,kalau mau ki' coba tetap jalan kesana dan menunggu di sana,ya jalan ki',kalau tidak mau ya disini mi' istirahat dulu,ambil ki' dua kamar nanti" ucap Kapten Zayden
"Telpon ki' dulu Puang Kak,minta ijin ki' kembali" ucap Ayra dengan suara tergetar
Kapten Zayden pun berubah jadi kasihan melihat ekspresi adik sepupunya ini.
"Oke mi',kita telpon Puang dulu pale'" ucap Kapten Zayden
Ayra pun menelpon Ibu Dewi Anjani dengan suara menahan tangis.
"Bagaimana mi',apa na bilangi ki' Puang?" tanya Kapten Zayden
"Iye' bilang Puang,menginap ki' saja daripada bahaya dijalan ki' nanti" ucap Ayra pelan
"Tenang mi',tidak apa-apa ji',ayo mi' masuk ki' kembali,cari ka' dulu kamar,tunggu ka' dilobby depan tadi" ucap Kapten Zayden seraya beranjak masuk kembali ke restoran itu diikuti Ayra
"Sisa satu pi' kamar Pak,soalnya akhir pekan ki' ini, jadi banyak orang datang nginap ki' liburan" ucap penjaga penginapan itu
Kapten Zayden pun menarik nafas panjang.
"Oke mi',itu saja satu kamar Pak" ucap Kapten Zayden
Penjaga itu pun menyerahkan kunci kamar. Kapten Zayden melangkah mencari Ayra.
"Ayo mi' ke kamar ki',hampir maghrib ini,ada perlengkapan ta' di mobil kah?" tanya Kapten Zayden
Ayra pun mengaguk. sudah hal biasa bagi seorang gadis jika bepergian membawa perlengkapan yang bisa saja dibutuhkan diperjalanan.
Setelah mengambil perlengkapan itu,mereka menuju ke kamar yang terletak dilantai dua.
"Ini mi' kamar ta',masuk mi' istirahat dulu" ucap Kapten Zayden
"Kita iya,mana kamar ta'?" tanya Ayra seraya menengok kanan kiri
Kapten Zayden pun menggaruk kepalanya
"Tidak ada mi' kamar yang lain,sisa ini pi' satu Ay,tapi tenang ki' dulu,jangan ki' langsung panik ya, kita saja yang tidur di kamar,nanti pi' saya di luar tidur,di Mushollah kah atau di mobil bisa juga"
ucap Kapten Zayden
Ayra hanya menatap Kapten Zayden dengan mata lelah. lalu melangkah masuk kedalam kamar.
"Keluar ka' dulu na' beli perlengkapan juga,nanti bisa ji' ka' numpang mandi sama ganti baju ya sebentar ji' " ucap Kapten Zayden
Ayra hanya mengaguk pelan.
Kapten Zayden pun berlalu.
"Allahuakbar,Astaghfirullah..." lirih Ayra seraya menjatuhkan badannya keatas kasur
Sesaat kemudian terdengar adzan maghrib dari Mushollah. Ayra pun beranjak ke kamar mandi.
Jam menunjukkan pukul setengah tujuh,pintu kamar Ayra diketuk pelan.
"Assalamualaikum Ay,ini saya,buka ki' dulu" ucap suara itu
Ayra pun bangkit membuka pintu.
"Numpang ka' mandi na' sebentar sekalian ganti baju,abis shalat ka' nanti di Mushollah nanti ku telpon ki' turun makan malam" ucap Kapten Zayden
"Iye' Kak,masuk mi' ,saya tunggu ki' diluar,sudah ka' shalat barusan" ucap Ayra seraya melangkah keluar kamar
Kapten Zayden pun hanya menatap Ayra sejenak lalu masuk ke kamar mandi.