NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti?

Sebatas Ibu Pengganti?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:8.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Hati siapa yang tak bahagia bila bisa menikah dengan laki-laki yang ia cintai? Begitulah yang Tatiana rasakan. Namun sayang, berbeda dengan Samudera. Dia menikahi Tatiana hanya karena perempuan itu begitu dekat dengan putri semata wayangnya. Ibarat kata, Tatiana adalah sosok ibu pengganti bagi sang putri yang memang telah ditinggal ibunya sejak lahir.

Awalnya Tatiana tetap bersabar. Ia pikir, cinta akan tumbuh seiring bergantinya waktu dan banyaknya kebersamaan. Namun, setelah pernikahannya menginjak tahun kedua, Tatiana mulai kehilangan kesabaran. Apalagi setiap menyentuhnya, Samudera selalu saja menyebutkan nama mendiang istrinya.

Hingga suatu hari, saudari kembar mendiang istri Samudera hadir di antara carut-marut hubungan mereka. Obsesi Samudera pada mendiang istrinya membuatnya mereka menjalin hubungan di belakang Tatiana.

"Aku bisa sabar bersaing dengan orang yang telah tiada, tapi tidak dengan perempuan yang jelas ada di hadapanku. Maaf, aku memilih menyerah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Penyesalan

Seminggu sudah berlalu semenjak Tatiana yang tiba-tiba menghilang bagai ditelan bumi. Ariana memang sudah tidak menangis lagi, tapi ia kini menjadi anak yang pemurung. Tidak ada keceriaan di wajahnya. Setiap hari, sepulang sekolah, sore hari, bahkan terkadang malam hari ia meminta ditemani bi Una duduk di teras berharap Tatiana tiba-tiba pulang ke rumah. Ariana dengan sabar menunggu. Kerinduan makin menggebu-gebu, tapi yang dirindu tak kunjung menampakkan kehadirannya.

Setiap hari Samudera selalu menyempatkan diri mencari Tatiana. Ia sudah mencari kemana-mana, tapi Tatiana seolah-olah benar-benar menghilang dari bumi ini.

Samudera menjatuhkan kepalanya pada stir mobil. Matanya terpejam. Ia benar-benar bingung harus menemukan Tatiana dimana. Rasa rindu dan penyesalan bercampur aduk menjadi satu. Hatinya sakit. Perih tak terkata. Penyesalan menghantam dadanya bertubi-tubi. Tak adakah kesempatan untuk dirinya menjelaskan segalanya?

Pulang ke rumah, Samudera melangkah dengan gontai. Hari sudah cukup larut. Selama seminggu ini Samudera pulang lebih larut sebab sepulangnya bekerja Samudera akan melajukan mobilnya ke mana saja, berharap ia bisa menemukan jejak Tatiana walau sedikit saja.

"Ana sudah tidur, Bi?" tanya Samudera pada Bi Una. Padahal sebenarnya ia hanya ingin mempekerjakan Bi Una sementara saja sebab saat itu kondisi Tatiana sedang tidak baik-baik saja. Namun setelah kepergian Tatiana yang tanpa ia duga, Samudera meminta Bi Una bekerja di sana lebih lama. Sampai ia bisa menemukan sang istri, Tatiana.

"Neng Ana sudah tidur, Den. Tapi den, Neng Ana sejak tadi demam. Memang tadi belum terlalu tinggi. Sepertinya neng Ana sangat merindukan mbak Tiana," ujar Bi Una yang turut sedih dan merasakan kehilangan. Meskipun saat bekerja di rumah orang tua Samudera bi Una jarang bertemu dengan Tatiana, tapi setiap berkunjung ke sana, Tatiana selalu memperlakukannya dengan begitu baik. Tidak seperti yang ada di sinetron-sinetron dimana menantu akan bersikap sok berkuasa dan sok mengatur terhadap asisten rumah tangga mertuanya, maka sebaliknya Tatiana memerlukannya seperti keluarganya sendiri.

"Ana demam? Apa dia sudah minum obat?"

"Tadi sih awalnya nggak mau, tapi bibi bujuk nanti bunda sedih lho liat neng Ana sakit jadi neng Ana akhirnya mau minum obat," tutur Bi Una membuat Samudera menghela nafas lega.

"Syukurlah. Kalau ada apa-apa, tolong segera kasi tau saya ya, Bi!"

"Iya, Den." Samudera pun segera melangkah menuju kamarnya setelahnya. Namun baru saja Samudera melangkah beberapa langkah, tiba-tiba Bi kembali memanggilnya.

"Oh ya, Den, tadi ada kurir yang nitipin surat buat Aden. Sebentar bibi ambilkan."

Tanpa menunggu respon Samudera, Bi Una segera beranjak mengambil surat beramplop coklat yang ia simpan di atas lemari hias lalu menyerahkan pada Samudera. Samudera bergeming melihat surat beramplop coklat tersebut . Tiba-tiba ia memiliki firasat buruk. Apalagi setelah melihat nama pengirim di atasnya.

"Pengadilan agama."

Dengan dada yang bergemuruh, Samudera pun membawa surat beramplop coklat itu ke kamarnya. Dengan kasar ia merobek tepi amplop dan mengeluarkan isinya. Dibukanya kertas berlipat itu.

Dada Samudera kian bergemuruh. Sudut matanya seketika basah. Tungkainya lunglai. Tubuhnya tiba-tiba terhuyung ke belakang hingga kakinya membentur sisi tempat tidur. Tubuhnya seketika merosot dan terduduk di tepi tempat tidur. Perlahan, isakannya pun terdengar seiring remasan di kertas yang tadi dipegangnya.

"Tiana ... Apa ini? Kenapa kau tega meninggalkanku secara tiba-tiba seperti ini? Tidakkah kau mau memberiku kesempatan untuk menjelaskan? Maaf, maaf, maafkan aku. Tiana, aku mohon kembalilah. Kembalilah!"

Samudera menangis tergugu. Saat ini Samudera belum sadar kalau kepergiannya bukan serta merta karena melihat ia yang berpelukan dengan Triani, tapi masih banyak lagi.

Kepalanya terangkat, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Bahkan tak ada jejak Tatiana sedikitpun di sana. Matanya kian basah. Titik-titik bening itu kini mengalir begitu deras.

Seketika ia mengingat pesan terakhir Tatiana untuknya.

"Selamat tinggal, Mas. Mohon maaf atas kehadiranku yang tak pernah kau inginkan ini."

Samudera menjambak rambutnya frustasi. Perlahan ia mulai memikirkan bagaimana sikapnya pada Tatiana selama ini. Ia selalu bersikap dingin. Tak pernah hangat pun tersenyum. Ia tidak pernah mempraktekkan Tatiana sebagaimana mestinya. Padahal Tatiana sudah melakukan segala cara untuk menyenangkannya, untuk membuatnya menganggap keberadaannya, tapi apa yang ia lakukan? Ia justru mengabaikan Tatiana. Ia tak pernah benar-benar ada di sisinya.

Lalu mata Samudera kembali mengedar. Bahkan foto pernikahan ia dan Tatiana pun tak ada di dalam sana. Semua masih sama seperti dua tahun yang lalu. Foto-foto dan segala yang ada di dalam sana hanya ada segala tentang Triana. Padahal Tatiana sudah membersamainya selama dua tahun lebih, tapi ... ia seperti tak pernah ada di sana.

Padahal Tatiana pernah menjadi ratu di istana itu, tapi ia memperlakukannya bagai selir yang tak dianggap.

Samudera kembali mengingat kata-kata ibunya,

' ... Kalaupun mama yang menjadi Tiana, mungkin sudah sejak dulu Mama pergi. Tapi Tiana terlalu baik dan penyabar. Ia terus berusaha bertahan meskipun kau selalu bersikap dingin padanya. Dan jangan lupakan, kau tidak pernah menganggapnya benar-benar ada. Lihat di sekeliling rumahmu? Istri mana yang sanggup bertahan bila setiap sudut rumahnya saja berisi segala hal tentang mendiang istri pertama suaminya. Bahkan untuk menggantung foto pernikahan di tempat semestinya saja kau tidak membolehkan ... '

Samudera kembali tergugu dalam penyesalan. Dipukulnya dadanya yang seketika sesak. Bagaimana ia sudah terlampau dzalim pada Tatiana, istri yang sudah bersamanya lebih dari dua tahun. Jangankan mengatakan cinta, memberikan sedikit saja perhatian saja ia tak pernah.

Samudera dapat merasakan betapa sakit yang Tatiana alami selama ini. Namun ia selalu diam. Tatiana memendam segala kesakitan dan kesedihannya. Ia selalu berusaha menampilkan senyum terbaiknya. Ia selalu melayaninya sepenuh hati. Namun apa balasannya? Hanya kesakitan dan air mata.

Kini, Tatiana telah menyerah. Ia pergi dengan rasa sakit yang membelenggu. Mampukah ia menemukan Tatiana dan membawanya kembali? Sedang jejaknya saja tak ada sedikitpun.

"Tiana, maaf, maafkan, Mas, Tiana. Mas salah. Mas jahat dan Mas benar-benar menyesal. Kembalilah, Tiana. Mas mohon, kembalilah! Tiana, maafkan atas kebodohan yang Mas lakukan selama ini. Mas membutuhkanmu, Sayang. Mas membutuhkanmu," raungnya sambil memukul-mukul dadanya yang kian terasa sesak.

Saat sedang tergugu dalam penyesalan, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dengan nyaring. Samudera awalnya hendak mengabaikan sebab ia benar-benar lemas. Ia seakan kehilangan tempat untuk berpijak. Namun saat mendengar Bi Una meneriakkan kalau demam Ariana makin tinggi, Samudera pun berusaha untuk bangkit. Ia memang sedang larut dalam penyesalan, tapi ia pun tidak bisa mengabaikan keadaan putrinya yang sebenarnya juga sangat terpukul atas kepergian Tatiana.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

1
Ratna_1729
harusnya kalimat meng-asihi diganti memberi asi aja gk sih? biar lebih mudah di pahami, soalnya meng-asihi bisa diartikan juga sebagai rasa kasihan terhadap seseorang/Pray/
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
ceritanya sih bagus tpi penempatan dan pengunaan kata nya masih berantakan
Mimikarmila
azab suka menghina orang
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
itu alasan gw ngk suka si aska dekat2 Tiana bkn kerna mendukung samudra tpi yh ini blm tentu keluarganya baik dan mau menerima Tiana,dan terbukti kan bahkan sampai ada kata2 hinaan itu hal yg paling merusak mental se acuh apapun kita yg namanya hati pasti sakit klu semisal kita denger ada yg hina kita
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
sayang? sejak kpn? dri awal menikah? hahaha orang bodoh jg tau mana yg Omong kosong mana yg sungguh2 dri mn konsepnya Lo sayang Tiana klu selama 2 tahun aja Tiana ngk kerna Lo anggap ada
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
bkn menduga tpi mmg fakta kan kalian main serong di belakang Tiana
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
sayang?xixixi🥴🥴
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
menjelaskan apa gw tyk hah? menjelaskan klu Lo pernah main belakang sama ipar rasa istri Lo itu wow Daebak👏🏻👏🏻 kesalahan Lo bkn sekedar berpelukan di rumah sakit tpi 2 tahun ,2 tahun Tiana bagaikan pengasuh berkedok istri
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
hahaha naif jg aku ,sempat berfikir klu Tiana cuman salah paham soal samudra yg selingkuh ternyata mmg selingkuh yh bodoh jg aku berpikir dia ngk akan Setega itu buat mendua ck ck
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
ngk rindu masakan Triana lgi yh?😃
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
selamat yh akhirnya anda bebas, tidak ada lagi yg menggangu dunia mu dan Triana☺️
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
loh bukannya ibu nya udah meninggal yg selama ini sama ana kan pengasuh nya..eh😤👊🏻
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
selamat anda sukses jdi dokter terbaik tpi miris nya gagal jdi suami idaman, sumpah mu bkn hanya saat jdi dokter tpi saat menikah pun kamu bersumpah bahkan di hadapan Allah dan saksi
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
kata2 nya sedikit unik yh🫠
Nani Krisnawati
Kecewa
Nani Krisnawati
Buruk
endang sw
Luar biasa
Kinay naluw
absen ya thor sepertinya seru semangat berkarya.
amiekim
ada dokter yg peduli dengan masyarakat ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!