Patah hati, membuat keluarga Marvel sepakat untuk menjodohkan Marvel dengan putri dari rekan kerja Nicholas yang bernama Melisa.
Namun siapa sangka, saat pertemuan berlangsung, keluarga Marvel justru salah sangka karena mengira Marvel tertarik dengan Angel, adik Melisa. Tanpa ada yang tahu jika Marvel ingin membuat perhitungan dengan Angel karena pertemuan pertama mereka sebelumnya yang meninggalkan kesan buruk baginya.
Tapi niat buruk Marvel justru menjadi bumerang karena membuatnya harus terjebak dengan Angel.
Apakah yang terjadi sebenarnya ? Dan bagaimana hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Pindah
Angel dan Marvel tiba di kediaman keluarga Dirgantara. Mereka di sambut oleh para pelayan yang sudah menunggu kedatangan mereka. "SELAMAT DATANG TUAN MARVEL DAN NONA ANGEL," sapa para pelayan
Angel tersenyum simpul. "Terima kasih semuanya," ucapnya
Seorang pelayan yang terlihat sudah tua, mendekat dan memberikan buket bunga pada Angel. "Selamat datang nona, perkenalkan saya bi Asih, kepala pelayan di sini. Jika nona membutuhkan sesuatu, nona bisa mengatakannya pada saya atau pada pelayan yang lain," ucapnya.
Angel hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya. Sampai keluarga Dirgantara yang lain datang dan mengajak Angel untuk masuk.
"Mulai hari ini kau akan tinggal di sini sayang. Untuk semua keperluanmu sudah kami siapkan. Mulai dari baju, buku pelajaran dan seragam sekolah, semua sudah ada di kamar Marvel," ujar Celine
"Te-terima kasih mom," ucap Angel. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana sepertinya memang semua sudah di siapkan keluarga Marvel untuk nya.
"Ya sudah, lebih baik kalian istirahat dulu. Kalian pasti lelah setelah apa yang terjadi hari ini. Nanti mommy akan memanggil kalian saat makan malam," lanjut Celine.
"Iya mom," sahut Angel
Tanpa mengatakan apapun, Marvel berjalan terlebih dahulu. Angel hanya bisa menghela nafas panjang melihatnya dan berpamitan pada Celine dan yang lain sebelum menyusul Marvel ke kamar.
Angel berjalan dengan lunglai. Mulai hari ini dia akan tinggal satu atap dengan Marvel. Dia tidak bisa membayangkan akan seperti apa hidupnya nanti.
"Malangnya nasibku," batin Angel. Dia menghela nafas dan membuka pintu kamar Marvel. Namun yang ia lihat justru membuatnya memekik keras.
"Oh my God!!!" Angel refleks membalikkan badannya. "Dasar tidak tahu malu. Kenapa kau membuka baju di situ, hah? Apa kau tidak bisa ke kamar mandi," geram Angel
"Memangnya kenapa? Ini kamarku dan aku sudah terbiasa seperti ini. Jika kau tidak suka, kau bisa pindah ke kamar yang lain," ujar Marvel santai.
Angel mendengus kesal. Dia menutup pintu dan memberanikan diri menghampiri Marvel. "Ya, kau benar. Kamar ini adalah kamarmu. Tapi kau harus ingat jika aku ini istri mu dan otomatis kamar ini juga kamarku. Harusnya kau menghargai diriku," seru Angel kesal.
Marvel hanya tersenyum sinis tanpa memperdulikan Angel. Dia memakai kaos tipis dan naik ke tempat tidur untuk beristirahat. "Aku malas berdebat dengan mu," ucapnya sambil memejamkan matanya.
"Kau ... " Angel mendengus kesal. Jangan dikira dia akan diam saja di perlakukan seperti itu.
"Baiklah, aku juga malas berdebat dengan mu." Angel melepas satu persatu perhiasan yang ia kenakan. Ia juga menanggalkan veil, penutup kepala yang ia gunakan. Dan hal itu tidak lepas dari pandangan Marvel.
Ia yang awalnya memejamkan mata, sengaja membuka matanya sedikit untuk melihat apa yang Angel lakukan. Namun tiba-tiba Angel menurunkan resleting gaunnya yang membuat Marvel reflek membuka matanya lebar dan beranjak dari tempat tidurnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN?" sentak Marvel
"Kenapa? Aku hanya melakukan seperti apa yang kau lakukan tadi. Dan aku akan membiasakannya." Angel menurunkan lengan gaunnya yang membuat Marvel memekik keras. "STOP!!" Marvel mendekati Angel dan menaikkan kembali lengan gaunnya.
"Apa kau tidak punya rasa malu, hah? Ada aku di sini tapi kau dengan percaya dirinya membuka gaun di depanku. Aku pria normal, bagaimana jika ... "
"Jika apa?" sela Angel. "Bukannya tadi kau juga sama," sindir Angel
Marvel mendengus kesal. Dia meraih kunci mobil dan keluar begitu saja dari kamarnya. Sedangkan Angel hanya tersenyum sinis dan kembali menanggalkan gaunnya.
Dia sengaja melakukan hal itu agar Marvel tahu jika ia tidak mudah di tindas. Lagipula, dia masih memakai tank top dan celana legging. Jadi tidak masalah jika dia melepas gaunnya didepan Marvel.
...***************...
Hari berganti malam dan seluruh keluarga besar Dirgantara tengah berkumpul di ruang makan untuk menikmati makan malam mereka.
Hal itu membuat Angel merasa canggung karena ini pertama kalinya ia makan malam tanpa keluarganya.
"Tidak perlu malu sayang. Kau bisa memakan apapun yang kau inginkan," seru Celine
"I-iya mom, terima kasih," sahut Angel.
"Ngomong-ngomong ada yang ingin aku katakan," ucap Marvel tiba-tiba yang membuat semua orang menatap dirinya.
"Kami sudah memutuskan untuk tinggal di apartemen," ucap Marvel
Deg
Angel melirik Marvel yang duduk di sampingnya. Tidak ada pembicaraan sebelumnya, tapi Marvel mengambil keputusan tanpa bertanya terlebih dahulu padanya. Dan kenapa mereka harus tinggal di apartemen? Apa pria itu merencanakan sesuatu?
"Tapi kenapa tiba-tiba Vel?" tanya Celine
"Aku tidak ingin ada yang mengganggu kami, mom. Di sini kami merasa tidak bebas, iya kan sayang?"
"Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ... " Angel tersedak saat mendengar alasan yang Marvel. Terganggu? Tidak bebas? Apa maksud pria itu?
"Astaga, pelan-pelan sayang." Marvel menyodorkan minuman untuk Angel. Dalam hati ia tersenyum puas karena berhasil membuat Angel malu di depan keluarganya.
"Kami tidak masalah jika kalian ingin tinggal di apartemen. Tapi kau jangan macam-macam ya. Daddy tidak ingin kau mengikuti jejak Kevin yang membuat surat kontrak pernikahan," ujar Nicholas
"Bukankah kau juga begitu," cibir Celine pelan
"Ya, dan sepertinya kau membutuhkan cermin yang besar Nick," ledek Andara.
Nicholas berdecak pelan. Memang ia akui, ia juga seperti itu. Tapi ia harap, Marvel tidak mengikuti jejaknya, cukup Kevin saja.
"Daddy tenang saja, aku tidak akan melakukan hal itu. Lagipula, kami tidak seperti kak Kevin dan kak Flora," ucapnya sambil memeluk bahu Istrinya.
Angel menatap tangan Marvel yang berada di bahunya, ia melirik pria itu sekilas dan terlihat senyuman aneh di sana. "Aku yakin kau merencanakan sesuatu pak tua ," batin Angel.
Selesai makan malam, mereka bercengkrama di ruang keluarga. Dari sini Angel bisa merasakan kehangatan di keluarga itu.
Dia sedikit tahu jika keluarga Dirgantara adalah keluarga terpandang. Dan rumor yang ia dengar, pria di keluarga ini terkenal arogan, tegas dan disiplin. Namun yang ia lihat sekarang, mereka terlihat konyol. Apalagi pria yang saat ini duduk di sampingnya. Dari tadi dia hanya diam sambil memainkan ponselnya. Dia tidak konyol tapi menyebalkan.
"Sudah malam, lebih baik kalian istirahat. Lagipula besok kalian akan pindah ke apartemen, kan?" seru Andara
"I-iya nek, kalau begitu aku ke kamar dulu." Angel buru-buru kembali ke kamar. Dan hal itu membuat Marvel mengerutkan keningnya heran. Tapi dia tidak perduli dan kembali memainkan ponselnya.
Sementara itu, sesampainya di kamar angel buru-buru masuk dan mengunci pintunya. "Maafkan aku suamiku, tapi malam ini kau harus tidur di luar," seringai Angel.
"Kau tidak menyusul istrimu, Vel?" tanya Hendra
"Aku belum mengantuk kek," sahut Marvel
"Ada yang ingin kakek tanyakan." Hendra mencondongkan tubuhnya, diikuti Nicholas dan yang lainnya. "Kakek lihat, kau benar-benar mencintai Angel. Apa kau akan membuka kadomu lebih awal? Atau kau akan menunggunya lulus?"
"Apa maksud kakek? Kado apa?" tanya Marvel bingung
"Ck ... Begini kalau terlalu lama menjomblo. Hal seperti itu saja tidak tahu," ledek Nicholas
"Berhenti meledekku dad, aku kan tidak tahu maksud kakek," gerutu Marvel
"Sudahlah, jangan menggodanya lagi. Biarkan dia pergi beristirahat," timpal Andara.
Marvel beranjak dari duduknya dan menyusul Angel ke kamar. Sebenarnya hari ini dia sangat lelah. Tapi gara-gara Angel, dia tidak bisa membaringkan tubuhnya sejenak untuk beristirahat.
Dia pria normal, melihat Angel yang membuka gaun di depan matanya tentu membuat benda keramatnya menegang. Itu sebabnya ia memilih pergi daripada kehilangan kendali.
"Aku sangat lelah," gumamnya. Dia berdiri di depan pintu kamar dan hendak membukanya. Namun sayangnya, pintu tersebut tidak bisa di buka.
"Terkunci?" gumam Marvel. "Bocah itu ... " Marvel menggeram kesal. Dia menggedor pintu dan berteriak keras, "BUKA PINTUNYA BOCAH!!" Tidak ada respon dari dalam. Dan hal itu membuatnya geram.
"Awas kau ya, aku pasti akan membalas mu." Marvel melengos pergi dan memilih tidur di kamar tamu tanpa sepengetahuan keluarganya. Anggap saja malam ini ia mengalah karena dia sudah sangat lelah untuk berdebat, tapi ia berjanji akan membalas Angel nantinya
...****************...
Keesokan paginya, sesuai rencana Marvel dan Angel akan pindah ke apartemen. Mereka sudah selesai bersiap-siap dan kini berpamitan dengan keluarga besar Dirgantara. "Hati-hati ya sayang. Jika Marvel menyakitimu, bilang pada Flora, dia yang akan mengurusnya," seru Celine.
"Mom!!" rengek Marvel
Angel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia pikir ibu mertuanya yang akan bertindak, ternyata justru mengandalkan kakak iparnya.
Ya, memang jika di lihat-lihat, Marvel lebih takut pada Flora daripada keluarganya yang lain. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Tapi sepertinya ia harus melakukan pendekatan dengan kakak iparnya itu. Jadi jika suatu hari ada apa-apa, dia bisa langsung meminta tolong pada Flora.
"Jangan berfikir yang tidak-tidak," gumam Marvel pelan.
Angel berdecih pelan. Mereka masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan pada Celine dan ya lainnya.
Selama di perjalanan, tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Angel melirik Marvel yang fokus menyetir, tapi entah mengapa, jantungnya sedari tadi berdetak tidak beraturan. Apa akan terjadi sesuatu?
Tidak membutuhkan waktu yang lama, keduanya sampai di apartemen, di kawasan elite, di ibu kota. Marvel berjalan begitu saja meninggalkan Angel yang kesulitan dengan kopernya.
"Dasar pria tidak berperikemanusiaan. Sudah tahu istrinya tengah kesusahan, bukannya membantu tapi malah di tinggal begitu saja," gerutu Angel. Mau tidak mau ia membawa sendiri koper miliknya. Dan setelah sampai di depan pintu, Marvel memasukkan sandi dan membuka pintu tersebut.
"Selamat datang di neraka."
Deg
lanjut thor
lanjut thor lg seru²ny
bonus ya thor