NovelToon NovelToon
TERLANJUR TERLUKA

TERLANJUR TERLUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor
Popularitas:138.2k
Nilai: 5
Nama Author: SiswantiPutri

Maya dan Rangga adalah pasangan suami istri yang menjalin pernikahan karena cinta. Menghabiskan waktu dengan kehangatan dan keharmonisan walaupun tanpa adanya anak. tapi itu hanya 'awalnya' sebelum salah satu dari mereka menemukan cinta lain.

Rangga yang mulai jengah dengan hubungan tanpa tujuan perlahan terkecoh dengan hadirnya sosok baru. Pengganti istrinya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua orang karena memiliki tubuh yang rapuh. Sosok baru yang merupakan adik kandung istrinya sendiri.

Setelah Maya tersisihkan dari keluarganya, apa pada akhirnya dia juga terbuang dari hati suaminya? Kembali mengalah pada sosok yang menjadi pemenang di hati semua orang sejak kecil!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiswantiPutri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

Saat ini keputusanku sudah dipenghujung takdir. Tak ada lagi yang bisa ku pertahankan, entah itu untuk keluarga atau Rumah tangga sekalipun. Hari ini aku akan memutuskan tali penghubung antara diriku dan Mas Rangga. Benang yang mengikat kami terlalu kusut untuk diluruskan, cara terbaik yang bisa aku lakukan adalah memutusnya menjadi dua bagian agar terpisah. Itulah tujuanku saat ini.

Cklek!

"Maya, kamu di mana?"

"Di dapur, Mas."

Suara hentakan kaki membuatku gelisah, hari ini suamiku kembali, kembali untuk berpisah lagi. Tapi perpisahan ini bukan untuk menunggu kepulangan, tapi mengharamkan hubungan kami untuk kedepannya. Berjalan terpisah dengan tujuan yang berbeda. 

"Kenapa kamu memintaku pulang?"

"Kamu sudah makan?" 

"Kamu memintaku pulang bukan untuk membahas makanan kan? Jangan membuang-buang waktuku Maya, ini gak lucu."

Aku tersenyum tipis, menggeleng pelan kemudian menyodorkan masakan spesial untuknya. Masing-masing orang melakukan perpisahan dengan cara berbeda, dan aku juga ingin melakukan dengan caraku. Tanpa perdebatan, bahkan mengorbankan barang yang sudah kami beli menggunakan uang. Aku hanya ingin berpisah dengan cara baik-baik dan damai tanpa kemarahan.

Hidupku sudah dipenuhi drama, dan hari ini aku hanya ingin melakukannya dengan cara yang lurus. Tenang dan berakhir baik, tanpa adanya permusuhan antara kami nantinya.

"Makan dulu, aku hanya ingin melayanimu dengan baik hari ini. Setelah perutmu kenyang, aku yakin kamu bisa menanggapi dengan tenang apa yang akan aku katakan nantinya. Perut kenyang membuat otak tenang."

"Ini seperti lelucon, tapi terserah lah. Aku ingin kamu menyelesaikan semuanya dengan cepat." 

"Iya, Mas. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Kamu gak perlu khawatir."

"Hmm."

Tak ada lagi pembicaraan antara kami, aku tersenyum masam melihat masakanku masuk ke dalam mulutnya. Mas Rangga memang berubah, tapi satu hal yang tak pernah hilang darinya. Memakan masakanku dengan ekspresi puas yang kentara. Sebelum hubungan kami renggang karena berpalingnya cinta itu, dulunya dia adalah suami yang baik. Meratukan istri dengan sikap lembut dan hangat. Tapi siapa yang menyangka, sosok seperti dia pun bisa berpaling? Menghianati pernikahan kami yang awalnya baik-baik saja.

"Kamu gak makan?"

"Aku sudah kenyang."

Mas Rangga mengangguk acuh, kembali fokus pada makanan hingga seperkian detik suapan terakhir akhirnya masuk ke dalam mulutnya. Bersendawa kecil kemudian meminum air putih yang aku sodorkan.

"Aku sudah selesai, masakanmu sangat enak. Aku bisa gemuk kalau kamu terus memasak seenak ini." pujinya, disertai dengan kekehan renyah pada belah bibir tebalnya.

"Terimakasih, Mas. Tapi ini yang terakhir."

"Apa maksudmu?"

TING...TONG!

"Beliau sudah datang, ayo ke ruang tamu. Aku akan mengatakan hal penting padamu, sesuatu yang membuatmu harus meninggalkan Naya."

"Jangan menyudutkanku dengan orang yang gak mengerti apapun. Jangan salahkan Naya."

Aku tersenyum tipis, memilih membuka pintu utama dari pada menanggapi ucapan itu. Sosok yang aku tunggu akhirnya datang, dan waktunya sangat pas karena Mas Rangga sudah selesai makan masakanku.

"Mari, Pak."

"Oh iya, Nak."

Setelah sampai di ruang tamu, aku bisa melihat raut bingung dari wajah suamiku. Cukup jelas ekspresi itu menunjukkan banyak pertanyaan yang ada dibenaknya saat melihat paruh baya yang kini aku persilahkan duduk di atas sofa. Aku ikut duduk terpisah dari keduanya. Sebelum mengumpulkan keberanian.

"Apa maksudnya ini? Bukannya dia adalah penghulu yang menikahkan kita dulu?" 

"Iya, Mas."

"Jadi, Nak. Kenapa mengundangku datang ke sini? Apa ada kerabat atau saudara kalian yang ingin dinikahkan olehku? Tapi kenapa di sini terlihat sangat sepi tak ada keramaian?"

Aku menggeleng pelan. "Bukan, Pak. Tapi sebelumnya saya ingin berterima kasih karena mau datang ke sini. Bapak adalah penghulu yang menikahkan saya dengan suamiku, menjadi saksi mengenai hubungan halal yang mengikat kami. Dan sekarang saya ingin Bapak menjadi saksi lagi, sesuatu yang bertolak belakang dengan pekerjaan Bapak. Jika berkenan, Bapak mau kan membantu kami?"

"Tunggu sebentar, apa maksudnya ini Maya? Jangan main-main denganku. Apa tujuanmu?"

"Jangan memotong kalau kamu ingin mendengarnya secara jelas, Mas. Kamu ingin cepat berakhir kan? Maka ini akan berakhir."

"Bapak sebenarnya tidak mengerti, tapi kalau Bapak bisa membantu kalian maka Bapak bersedia melakukannya." tutur sang penghulu.

"Terimakasih, Pak." 

Aku menghela nafas pelan, menguatkan diri kemudian menatap suamiku yang berada di seberang. Rasanya sulit, tapi semua ini harus dilakukan untuk menjemput masa depan yang cerah. Walaupun aku tak tau, apakah benar kehidupanku akan lebih baik di masa depan! Atau malah lebih buruk dari sekarang.

"Sebelumnya maaf kalau aku banyak menyusahkan Mas Rangga, aku meminta maaf sebesar-besarnya untuk semua kesalahanku. Bahkan meminta maaf untuk kekesalan Mas Rangga melihat wajahku setiap saat---"

"Maya---"

"Biarkan aku menyelesaikan semuanya agar semua ini cepat berakhir, Mas. Aku mohon padamu kali ini saja. Hormati keputusanku."

Setelah mulut itu kembali terkatup, aku melanjutkan kembali ucapanku yang tertunda.

"Aku tau ini bukanlah hal benar, tapi di sini aku hanya memiliki dua pilihan. Ditinggalkan atau melepaskan, jadi sebelum Mas Rangga meninggalkanku, aku memilih melepaskan diri darimu, aku menyerah, Mas."

"A--apa maksudmu, jangan bercanda."

Aku menatap paruh baya yang tampak tenang pada tempatnya, seseorang yang menikahkanku dengan Mas Rangga di masa lalu. Saksi halalnya hubungan kami yang kini terjalin cukup lama, dan hari ini akan berakhir.

"Dulu Bapak yang menikahkan ku dengan Mas Rangga, dan sekarang saya mohon Bapak mau menjadi saksi perpisahanku dengan suamiku."

"MAYA."

"Nak..."

"Bapak bersedia kan?" tuturku, wajah itu tampak menimbang, menatap aku dan Mas Rangga bergantian kemudian menghela nafas pelan. Apa beliau mau melakukannya?

"Baiklah, Nak."

Aku tersenyum lega, kembali menatap wajah Mas Rangga yang terlihat memerah. Aku tak mengerti kenapa kemarahan itu ada, harusnya dia lega dengan semua ini. Tapi apapun itu, aku tak ingin lagi ikut campur dengan kondisi hatinya. Karena sebentar lagi itu bukan hak dan kewajibanku, ada Naya yang lebih berhak membantu menenangkan hatinya.

"Di depan beliau, tolong talak aku, Mas."

"JANGAN BERCANDA MAYA."

Aku berusaha tenang. "Aku gak bercanda, Mas. Aku hanya membantumu keluar dari pernikahan yang tidak memiliki tujuan ini. Setelah itu kamu bisa melangkah menuju sosok yang kamu harapkan. Dulu kita menikah baik-baik, dan sekarang aku hanya ingin berpisah baik-baik darimu sesuai agama. Dengan beliau yang menjadi saksinya agar di masa depan gak terjadi hal-hal yang merugikan bagi kita."

"KAMU---"

"Sudah banyak yang terjadi, aku mengundang beliau bukan untuk membahas permasalahan pernikahan kita. Aku mengundang beliau untuk menjadi saksi kata talak yang keluar dari mulutmu. Jadi aku mohon tenanglah, biarkan semuanya berjalan cepat sesuai yang kamu harapkan. Bukannya ini yang kamu inginkan."

Wajah Mas Rangga semakin memerah.

"Tidak, hari ini kamu hanya ingin mempermalukanku. Jangan harap aku melakukan apa yang kamu minta." 

Bersambung

Instagram: siswantiputri3

Facebook: Siswanti putri

1
Weni Munadhiroh
mana) anju
Tabina Rubi
lanjut kak
Elok Pratiwi
buruk
aca
g setuju mereka balikan ksih mYa jodoh lain
Jue
Aku harap Tasya tidak terluka seperti Maya kelak , Kerana memutuskan suatu hubungan tanpa berfikir panjang .
Anonymous
rada meragukan hub karel-tasya....ada kisah kah dibalikny...
Jue
Rangga kamu sentuh atau tidak Naya tak ada beza bagi ku kerana kamu tetap pernah curang dan paling menjijikkan sekali dengan adik ipar sendiri yang hukumnya haram bermadu ketika di dunia , Tidak masalah kalau kamu sudah tidak lagi mencintai Maya masa tu kamu boleh aja berterus-terang kemudian bercerai cara baik kenapa harus curang terlebih dahulu ,
Maya telah bahagia Hidup di kampung perangai mu tidak berubah memaksakan kehendak sehingga sanggup memfitnah Maya , Bukannya berubah tapi sikap mu semakin menjijikkan ,
Aku harap setelah Maya dapat harta warisan maka selamanya Maya dan Rangga tidak bertemu lagi atau pun berjodoh kembali , Jodoh Maya biarlah orang lain jauh dari lingkungan manusia-manusia toksik seperti Naya , Ibu mu dan juga Rangga .
Nurhayati
oooh jd CRT na NaYa iRi ma MaYa toh
Chintya Wijaya
bulet thorr alur cerita mu bosen baca ny
Queen kayla
si Rangga benar" menakutkan thor
Mesra Turnip
pengen tak'colok mata si ranggong ini, dulu aja songong, sekarang licik, maaf Thor, geram aku. sungguh outhornya hebat ! sehat dan bahagia slalu ya !
Jue
Tasya sepatutnya fikir dahulu untuk bersama dengan Doktor Karel , Kerana dia sepupu Lastri yang terlalu banyak makan budi dengan keluarga tersebut , Aku takut nanti Tasya makan hati .
Adi Nugroho
kayaknya Rangga sudah tahu keadaan Maya yg sekarang dengan luka bakar yg ada d tubuh Maya
Anonymous
apa anggara msh menganggap maya menarik kalo liat wajah di balik cadarny...
Anonymous
cewe nembak dulun...hmmmm
Agus Tina
Jujur, jangan hanya Maya yg selalu dianggap jahat
Queen kayla
mungkin Rangga tau wajah Maya yg rusak akibat kecelakaan
Adi Nugroho
kasihan maya
Anonymous
ada cerita apa dg nenek sari...
Windy Niken
yg penting mas rangga sudah berusaha untuk berubah.salut dg laki laki yg mau berusaha.tidk seperti laki laki yg suka jajan sana sini .sudah puas pindah lgi jajan lgi.kebanyakn cerita novel seperti itu tidkau usaha malah pindah jajan yg lain.hadech
Jue: Berubah itu urusan Rangga soal jodoh Maya aku harap Author tidak hodohkan Rangga dan Maya kembali .
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!