NovelToon NovelToon
Merebut Cinta Ibu Tiri

Merebut Cinta Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Romansa / Ibu Tiri
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Aksara Abimanyu, merebut dan menggauli istri muda ayahnya secara diam diam hingga tumbuh benih cinta atau nafsu yang tak terkendali dari sepasang anak muda. Siapa kah wanita itu? Dan apa yang terjadi jika hubungan terlarang anak tiri dan ibu tiri itu berlanjut? Bagaimana ibu tiri mengatasi dilemanya menjadi istri dari ayah kekasihnya alias kakek dari calon bayinya? Ikuti cerita ini, pasti seru! Beri dukungan yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permainan belum selesai

Sesampai dirumah, Arman pun masuk begitu saya tanpa menunggu Saras.

"Selamat malam, tuan dan nyonya" sapa asisten rumah tapi Arman tak menjawab.

"Selamat malam, Bi. Makan malam sudah siap?" sahut Saras ramah dan menanyakan soal makan malam.

"Sudah nyonya" jawab Bi Nur.

"Terima kasih, Bi. Saya dan Mas Arman akan ganti baju dulu" sahut Saras lalu berjalan menuju kamarnya di lantai 2.

Didalam kamar, Arman sudah masuk kamar mandi untuk mandi dan Saras pun menyiapkan baju ganti sang suami seperti biasa.

Tak lama kemudian Arman selesai mandi dan memakai baju didepan istri. Saras sudah biasa melihat suaminya polos didepan matanya, awalnya merasa anak dan tidak nyaman, namun sekarang sudah biasa.

"Makan malam sudah siap?" tanya Arman.

"Sudah, Mas" jawab Saras.

"Yaudah, buruan mandi. Aku sudah lapar" suruh Arman.

"Iya mas" ujar Saras lalu masuk ke kamar mandi sambil membawa bajunya.

Saras tidak mandi karena menghemat waktu, tapi tetap cuci muka dan ganti baju serta memakai parfum.

Hanya membutuhkan waktu 5 menit, Saras sudah siap untuk menyusul Arman di ruang makan.

Sesampainya disana, Arman memainkan ponselnya. Sejak menikah dengan Saras, pria tua itu sangat ingin dilayani istri barunya ini seperti mengulang kembali kebiasaan Siska padanya seperti saat ini menyiapkan porsi makan malam.

Setelah nasi dan lauk pauk sudah siap di piringnya, Arman baru mau makan. Saras pun mengambil porsi makan malamnya untuk dirinya sendiri dan akhirnya mengikuti suami menikmati hidangan di meja.

Makan malam telah selesai, bibi Nur membersihkan meja makan dan majikannya pun kembali ke kamar.

Karena habis makan, Saras tidak langsung tidur dan malah duduk di balkon kamarnya memakai jaket. Sedangkan sang suami sudah memilih tidur terlebih dahulu.

Saras memandang langit bersama sinar bintang dan bulan. Tiba tiba terbayang wajah Aksa disana.

"Apakah aku memang sudah sejatuh ini untuk mencintai Aksa? Apa yang perlu aku perbuat untuk bisa bersamanya?" batin Saras.

Dalam lamunannya, Saras pun mendengar suara memanggil namanya. Ia kira dirinya memang sudah gila membayangkan wajah Aksa sampai mendengar suara pria itu.

"Gila gila! Bisa bisanya aku halu mendengar suaranya" lirih Saras sambil mengelengkan kepalanya.

"Hei, lihat kebawah! Aku disini!" panggil Aksa dengan suara yg semakin jelas di telinga Saras lalu ia pun mencoba mengganggap suara itu nyata dan menoleh kebawah. Dan ternyata dia tidak gila. Aksa benar benar dibawahnya.

Saras tersenyum lebar namun ia langsung memberikan isyarat tangannya mengusir Aksa.

Aksa memberikan respon sebaliknya dan memberikan isyarat tangan untuk tidak.

Karena Saras berfikir Aksa tidak akan semudah itu menurutinya, maka ia masuk kedalam kamarnya untuk menuliskan sesuatu di kertas. Lalu ia keluar lagi ke balkon dan melemparkan kertas itu pada Aksa.

"Pulanglah. Kamu jangan membuat kita dalam masalah, sayang. Besok, aku akan menemuimu jam istirahat di hotel mall sebelah kantor ayahmu. Akan aku chat besok untuk nomor kamarnya" isi pesan itu. Langsung Aksa menghilang dari pandangan Saras dengan bahagia.

Saras pun hatinya berbunga bunga menjanjikan pertemuan dengan Aksa, tanpa ada rasa takut lagi menyembunyikan perasaannya pada anak tiri.

.

Keesokan harinya Saras bangun lebih pagi dan dengan hati bahagia, ia pun segera mandi dan mempersiapkan dirinya pergi ke kantor. Sebelum itu ia juga menyiapkan perlengkapan sang suami untuk bekerja dan sarapan sebelum mereka berangkat.

"Kenapa kamu bahagia sekali sepertinya? Tidak biasa" celetuk Arman saat berangkat kerja. Ia merasakan ada yg beda dari istrinya pagi ini.

"Karena Mas Arman sudah mau mengusahakan anak kita bersama" sahut Saras bohong, padahal bahagia karena anak suaminya yang sudah dewasa.

Arman pun tersenyum tipis. Ada sedikit kebahagiaan bagi pria ini ketika sang istri menyebut anak kita.

"Kita akan punya anak yang mirip aku dan kamu, Ras" ucap Arman.

Saras pun membalas senyuman saja pada pria itu. Senyuman yang dipaksakan.

"Sudah terlambat. Kamu sudah menghinaku se hina itu, pria tua. Akan aku buktikan bahwa aku bisa melahirkan anak tanpamu" batin Saras.

Sesampainya di kantor pun, Saras terlihat bahagia hingga Salsa yang bertemu dia heran.

"Bahagia banget kamu hari ini" celetuk Salsa yg berada di samping meja kerja Saras.

"Ada deh. Namanya wanita juga pingin bahagia dong" sahut Saras.

"Aku udah lama gak lihat kamu sebahagia ini" ucap Salsa dengan senyuman smirk.

Saras membalas senyuman lebar pada sahabatnya itu dan Salsa sudah bisa menebak siapa yang menjadi alasan kebahagiaan.

Lalu mereka melanjutkan pekerjaaan masing masing.

Sesuai janji, jam istirahat Saras langsung keluar kantor dan berlari menuju hotel di mall sebelah.

Sesampainya disana, ternyata Aksa sudah menunggunya dengan menggunakan topi dan pakaian casual.

"Kamu sudah disini" ucap Saras sambil mengatur nafasnya karena berlari.

"Ngapain kamu lari lari beb, gapapaaa aku akan menunggu kapanpun kamu disini. Maaf aku pakai baju begini biar tidak menjadi masalah buatmu karena disini kan dekat dengan perusahaan ayah" sahut Aksa.

"Lebih tampan pakai casual begini, aku suka" ujar Saras lalu ia pun check in dan menunjukkan bookinh kamar secara online. Setelah mendapatkan kunci, mereka pun naik bersama dengan masih me jaga jarak. Tidak mungkin mereka mengumbar kemesraan dengan status mereka kekasih gelap.

Sesampainya di lantai kamar, mereka langsung mencari kamar yg didapat. Lagi lagi king bed.

Ceklek.

Kamar sudah terbuka dan langsung ditutup kembali ketika Saras dan Aksa sudah masuk.

Tanpa menunggu lama lagi, Aksa langsung melepas topi dan jaketnya lalu menyambar bibir merah wanita dihadapannya ini.

Hmmmmmmppppp

Suara ciuman mereka yang bergairah membawa mereka hingga diatas sofa hotel.

Setelah puas mencium bibir, Aksa pun turun ke leher Saras sambil menyusupkan salah satu tangannya di sela sela kancing kemeja untuk bisa memegang salah satu aset kembar wanita yg sedang ia nikmati.

"Aaaakh!! Lebih pelan sayang" ucap Saras dengan nafas yg sudah tersenggal senggal karena menahan gairahnya.

"Oke, maafkan aku menyakitimu" sahut Aksa merasa bersalah karena sampai membuat wanita itu merintih kesakitan. Ia terbakar rindu dan gairah sampai kelepasan.

"Hei, ngapain minta maaf. Tidak sesakit itu tapi tidak selembut biasanya" jelas Saras.

"Aku terlalu rindu, sampai tak bisa menahannya" ucap Aksa membuat Saras pun gemas hingga ia menyambar bibir pria itu untuk kesekian kalinya.

Tangan Aksa sudah berhasil melepas kancing kemeja Saras dan lebih leluasa bermain di kedua aset kembar wanita itu.

Disaat ia ingin memuaskan senjatanya yang sudah siap tempur, namun ia tau jika wanita yg sedang berada dipangkuannya itu masih datang bulan, fokus Aksa teralihkan. Tiba tiba ada suara ponsel berbunyi dari tas milik Saras.

"Beb, ponsel mu" lirih Aksa yg sangan terganggu dengan suara ponsel.

"Biarkan" sahut Saras tetap melanjutkan mencium bibir pria dibawahnya ini.

Mereka pun melanjutkan ciuman bergairah, namun suara ponsel Saras berbunyi lagi. Aksa sudah badmood dan menghentikan ciumannya.

"Beb, aku tidak suka mendengar suara ponsel saat kita bersama seperti ini. Sangat mengganggu" kesal Aksa dan membuat Saras pun akhirnya mengambil ponselnya.

Nama suaminya yang tertera disana.

"Ayahmu yang telepon" lirih Saras.

"Hmm, angkatlah. Dia memang penganggu" ucap Aksa dengan wajah datar.

"Halo, Mas Arman, ada apa ya Mas?" sapa Saras sambil menatap tajam kearah Aksa yg juga melakukan hal yg sama.

"Kamu makan siang dimana? Tiba tiba aku pingin makan siang bareng kamu, sayang" sahut Arman entah kenapa tiba tiba jadi so sweet begini.

"Aku ada di mall, Mas. Oh ya tadi sudah aku belikan makan siang mas kan? Udah aku siapkan di meja tamu Mas Arman , seperti biasa" ucap Saras.

"Iya, ini aku lagi makan nasi padang yang kamu beli. Tapi tiba tiba aku ingat kita sudah lama tidak makan bersama" ujar Arman.

"Mati aku" batin Saras mulai panik dan merasa bahwa dia harus segera kembali ke ruangan suaminya.

"Ya sudah, tunggu aku selesai makan siang ya. Aku akan segera ke ruangan Mas. Kasih aku waktu 20 menitan, oke?" tawar Saras.

"Baiklah, aku tunggu. Oh ya sama titip belikan jus Mangga ya" minta Arman.

"Oke , Mas. Aku tutup teleponnya ya" pamit Saras.

"Iya" sahut Arman lalu panggilan pun terputus.

Aksa menatap Saras dengan tatapan lekat dan tajam.

"Oh, kamu ingin menghampiri suami disaat permainan kita belum selesai?" sindir Aksa.

"Maafkan aku, sayang. Beneran aku kalau bisa menolak ya kutolak dan lebih memilih disini sama kamu" ucap Saras sambil membelai wajah pria yg masih memangkunya itu.

Aksa terlihat sangat kesal.

"Jangan marah dong, sayang. Beneran, aku gak bermaksud meninggalkanmu disini dengan keadaan yg canggung. Mengertilah posisiku" sahut Saras.

"Hmmm, yaudah. Pergilah sana" suruh Aksa sambil menurunkan Saras dari pangkuannya lalu berjalan ke kamar mandi untuk melemaskas senjatanya.

Saras hanya terdiam dan tak bisa membujuk Aksa lagi saat ini. Ia pun membenarkan kemejanya lalu rambutnya dan memakai makeup tipis.

"Aksa, please jangan marah" seru Saras dari luar kamar mandi.

Aksa tak menjawab.

"Ngertiin aku dong" lanjut wanita itu dengan memelas.

Lalu terdengar suara "Kamar ini sudah kamu booking sampai besok pagi kan? Aku akan menunggu mu disini hingga besok pagi. Jika kamu tidak datang, aku sangat kecewa padamu" ucap Aksa.

"Iyaa, aku akan mengusahakannya" sahut Saras.

"Aku pergi dulu ya" pamitnya kemudian dan Aksa tak memberikan sahutan.

Saras keluar kamar hotel dengan perasaan bimbang dan campur aduk.

1
Armyati
lannjjuuuttttt kak 🙏 semangat terus pokoknya ditunggu kelanjutannya 🥰
Armyati
betul begitu semangat terus💪💪
Armyati
jgn gt Aksa jgn minder sama diri sendiri, kamu msh bs sembuh n berjalan diatas kaki kamu sendiri kq, ayo berjuang sama-sama dgn Saras🥰💪💪💪
Armyati
laannjuutttt kak 🙏🙏 please,, tinggal pemulihan Aksa n cari bukti membalikkan keadaan buat si pria tua busuk itu biar mendekam sekalian dipenjara😡😡
Armyati: siap 🙏 sama-sama kak🤗
SariRani: Siaaaap , ditungguuuu yaaaa 😘💖🥰 thanks udah support karya author
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!