NovelToon NovelToon
KAU TELAH MENODAIKU

KAU TELAH MENODAIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Agus irawan

Kesucianku direnggut oleh pria tak dikenal, pada malam itu aku terjebak hujan sepulang kerja. Seingat ku, aku di ajak oleh seorang yang mengatas namakan perusahaan untuk mengantarkan ku pulang.

Tapi, aku berakhir di sebuah kamar yang asing bagiku.

"Ya inilah tempatku disekap hingga hari ini, entah bagaimana aku bisa meloloskan diri dari cengkraman Pria ini. Sialnya dia sangat berkuasa hingga membuatku tak berdaya melawannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ORANG TUA

Jeffir segera berjalan keluar kamarnya bersama Reina menuruni anak tangga satu demi satu hingga sampai di ruang makan. "Papa, Mama?" Jeffir membungkuk menghormati kedua orang tuanya. Sementara Reina, dia bingung harus bersikap seperti apa, dia hanya tersenyum sebagai pengganti salam sapa kepada kedua orang tua itu.

Lantas seorang wanita paruh baya itu malah memarahi Jeffir--putranya. "Sangat bagus. Begitulah sikapmu saat bertamu ke Rumah Orang Tuamu?" tanya Samantha Jade-ibu kandung Jeffir dengan sarkasme.

"Tidak bisakah langsung bicara ke intinya?!" kesal Jeffir seraya mendengus kesal.

Samantha bangkit, "Anak ini!" bentak Samantah hendak meledakkan amarahnya pada putra semata wayangnya, dengan tangannya yang sudah melayang dia akan menampar Jeffir karena bersikap kurang ajar.

Namun, ayah kandung Jeffir bangkit mencoba menenangkan istrinya, untuk meredakan emosinya. "Jangan bersikap seperti ini Ma, Anak kita baru pulang ke Rumah,"

Samantha kembali duduk mencoba mengendalikan amarahnya. Setelah beberapa saat dia kembali berbicara dengan tenang. "Kenapa kamu Menikah tanpa memberitahu Mama, dan Papa Jeff? Apa salah kami, sampai hati kamu tidak mengajak kami terlibat dalam pernikahanmu, dari mana kau mendapatkan Gadis ini?" Samantha melirik sinis kepada Reina.

"Maafkan aku Ma, Pa... Sungguh aku tidak berniat tidak memberitahu, dia pilihanku. Aku takut jika aku memberitahu kalian, pasti kalian akan melarangku menikahinya. Karena dia hanya Perempuan dari kalangan bawah," Jeffir menunduk memainkan perannya, sukses berbohong pada kedua orang tuanya.

Kali ini Luke Jefferson yang bicara, dia adalah ayah kandung Jeffir. "Seharusnya kamu beritahu kami Nak, jika aja kau beritahu kami. Kami akan mencarikan kamu Wanita yang sangat layak sejajar dengan kita!"

Jeffir menatap kedua orang tuanya, dia tidak suka atas ucapan mereka yang ingin mengatur hidupnya. "Cukup! Ini keputusanku yang tepat tidak memberitahu kalian saat menikah, benarkan dugaanku pasti kalian tidak akan menyetujuinya?!"

Jeffir merasa tidak senang atas perkataan orang tuanya. Lantaran, dia tidak suka jika hidupnya kembali di atur oleh kedua orang tuanya. Sejak kecil dia di atur untuk bisa berbagai hal, dari hal kecil hingga hal besar. Bahkan, dia dituntun untuk menjadi pewaris sempurna membuat dirinya terbebani sejak kecil. Parahnya Jeffir tidak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya kesehariannya hanya ditemani segelintir pelayan di rumah. Padahal, bukan itu yang ia inginkan, dan sekarang mereka kembali untuk mengatur hidupnya.

"Meskipun kau telah menikahi Perempuan ini! Kami akan tetap menikahkan kamu dengan Perempuan pilihan kami, suka atau tidak suka kau harus terima Jeffir. Jangan mempermalukan Keluarga ini!" Samantha berbicara dengan lantang. "Karena Perempuan ini sangat tidak cocok menjadi Istrimu!"

Samantha menunjuk Reina dengan tatapan sinis, tidak suka karena telah menikahi Jeffir putra semata wayangnya yang seorang pewaris tunggal perusahaan keluarga, untuk itu Samantha tidak ingin Jeffir menikah dengan perempuan sembarangan.

Jeffir memutar kedua bola matanya dengan malas, Ibu dan ayahnya benar-benar diktator yang--tanpa Jeffir sadari dia juga mewarisi sifat diktator seperti kedua orang tuanya. "Terserah kalian!" ucapnya acuh tak acuh, lalu meraih tangan Reina, "Ayo kita pulang!"

Jeffir menggenggam tangan Reina, menulikan telinga sengaja tidak ingin mendengar teriakan kedua orang tuanya yang saat ini marah padanya.

"Cepat masuk mobil!" perintahnya berseru pada Reina.

Reina yang ketakutan melihat wajah marah Jeffir, menurut memasuki mobil itu. Kemudian, Jeffir pun masuk ke pintu kemudi meninggalkan rumah megah kediaman kedua orang tuanya. Dalam perjalanan Jeffir menepikan mobil membeli makanan, dan coklat panas kesukaannya. Lantaran di rumah dia belum sempat makan, karena kehilangan selera makan saat kedua orang tuanya ingin menjodohkan dia dengan perempuan lain, meskipun tidak sepenuhnya mencintai Reina, tapi Jeffir tidak berniat menikahi perempuan lain yang ia pikir pasti akan membuat repot dirinya.

Tiba di penthouse miliknya, Jeffir buru-buru keluar dari mobil di ikuti Reina di belakangnya. Cristian yang sudah berada di penthouse itu terperanjat kaget melihat ekspresi wajah tuannya kusut setelah kembali dari rumah orang tuanya.

"Tuan, ada apa?"

"Rumah kedua Orang Tuaku sekarang sudah tidak nyaman,"

Cristian langsung mengerti ketika Jeffir berkata seperti itu, artinya ada hal yang tidak selaras dengannya mungkin saja ada sesuatu yang terjadi di sana, sesuatu yang membuatnya lebih buruk.

"Apa Anda butuh hiburan Tuan?" tanya Cristian menawarkan, lantaran biasanya Jeffir selalu meminta itu pada Cristian ketika sedang berhadapan dengan situasi buruk.

"Tidak perlu, saat ini aku hanya ingin menenangkan diri," ujarnya, meraih pinggang Reina, "Lagi pula aku memiliki hiburan sekarang, bukan begitu Reina?"

Jeffir tersenyum menyeringai sambil menggandeng pinggang Reina, istrinya. "I-iya Tu, tuan," Reina bergidik ngeri saat Jeffir berbicara seperti itu.

Cristian menawarkan diri untuk menemani tuannya. "Apa perlu saya Temani Anda Tuan, sepertinya Anda membutuhkan Teman minum saat ini?"

"Tidak perlu, sudah kukatakan kau pulanglah ini sudah malam,"

"Tapi--,"

"Tidak ada tapi-tapian, pulanglah!" Jeffir menepuk bahu Cristian.

Cristian tersenyum seolah mengerti dengan maksud tuannya, kemudian Cristian mulai melangkahkan kakinya untuk pamit.

Lalu Jeffir beralih menatap Reina, memintanya untuk segera ke kamarnya. "Kau pergilah ke kamarmu, jangan lupa dandan yang wangi, sepertinya malam ini aku akan membutuhkanmu!"

DEG.

Bulu kuduknya tiba-tiba saja meremang saat Jeffir berbicara seperti itu, baginya ini sangat menakutkan apalagi Jeffir tersenyum menyeringai menatap penuh nafsu pada dirinya.

"Membutuhkan saya, maksud Anda?" Reina terlihat takut, sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kau tidak perlu takut sayang... tentunya kau sudah tahu apa maksudku, cepatlah ke kamar aku akan segera menyusulmu!" perintah Jeffir tidak mau dibantah.

Reina segera bergegas, takut pada Jeffir yang akan membuatnya lebih buruk lagi.

Beberapa saat Jeffir memasuki kamarnya, dia mengitarkan pandangan ke sekelilingnya, suasana yang hening sangat cocok untuknya bersama Reina malam ini. Sementara Reina begitu takut pada Jeffir, dia bersembunyi dibalik selimut tangannya mencengkram kencang pada selimut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya itu.

Perlahan Jeffir duduk di samping Reina menatap wajah penuh keringat bercucuran itu, dia tahu jika saat ini Reina takut padanya. Takut, akan dipaksa melakukan pergaulan yang pernah mereka lakukan pada suatu malam itu. Kemudian, tangan Jeffir telulur untuk membelai pipi Reina dengan punggung tangan dia mendapati suhu tubuh yang panas pada pipi Reina.

"Sepertinya perjanjian kita sangat membuatmu stres," Jeffir menyapukan ibu jarinya pada bibir Reina, sambil berbisik ditelinga kecil wanitanya itu. "Tapi, aku telah memilihmu untuk menghibur kehidupanku yang membosankan dan kau harus bisa!"

Jeffir mengecup lembut bibir Reina, lalu menjauh duduk di sofa sebelum sesuatu dibawah sana terbakar, kalau dia sampai meniduri Reina sekarang itu akan menyalahi janjinya yang dibuatnya beberapa jam lalu. Untuk membiarkan perempuan itu bebas dari tugas-tugasnya sampai keadaannya membaik.

Pria tampan itu dalam keheningan menyantap makanannya, dan coklat panas dia menikmati itu. Kemudian, terlelap di atas sofa untuk sejenak dia melupakan kedua orang tuanya yang benar-benar telah merusak moodnya hari ini.

1
Agus Irawan
Halo teman-teman terus ikuti kisah Reina ya, maaf enggak bisa up banyak-banyak soalnya enggak bisa kaya author lain mikirnya. Aku ada kesibukan lain juga di dunia nyata.

Meskipun lambat up semoga kalian dengan setia menunggu kelanjutan cerita ini big love you untuk pembaca semua ♥️♥️♥️
Agus Irawan
terima kasih kak ♥️
naddia_amoraa
mampirrr
naddia_amoraa: sama sama , semangat berkaryaa
Agus Irawan: terima kasih sudah mampir kak
total 2 replies
𝐀'𝐃69°
ikutin alurnya dlu thor
bagus ceritanya 👍👍👍
Agus Irawan: terima kasih kak
total 1 replies
Nikodemus Yudho Sulistyo
Mampir dlu ke satu bab. penasaran siapa pelakunya
Agus Irawan: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!