Aku Kah Antagonisnya

Hanya butuh tiga bulan hingga seluruh bagian gedung itu selesai di renovasi.

Dan hari ini adalah grand opening kedua Cafe nya, untuk yang cafe di area bangsawan dia mengundang nyonya bangsawan, anak anak bangsawan baik yang baru menikah maupun yang belum debutante.

Beatrice akhir nya memutuskan untuk membuka cafe umum, seperti usulan dari keluarga nya serta putra mahkota dulu, tidak hanya terfokus pada bangsawan wanita saja.

Undangan telah di sebar sejak satu minggu yang lalu dan sudah di balas oleh seluruh undangan yang sebagian besar nya bersedia untuk datang.

Berbeda dengan sistem undangan pada cafe utama, cafe di area perdagangan menggunakan sistem undian, Beatrice menyiapkan seratus undangan dan akan di bagikan secara acak melalui undian.

Dari pagi Beatrice sudah bersiap dengan gaun berwarna biru muda yang sangat cocok dengan kulit pucat dan rambut perak nya.

"Pakai yang ini atau yang ini Nona?" tanya Mia sambil memperlihatkan dua buah hairband perak pada Beatrice , yang satu hairband perak tanpa warna lain seperti rangakaian daun sedangkan hairband kedua berbentuk rangkaian bunga dengan permata blue sapphire yang indah dan berkilauan.

"Ini aja" ucap Beatrice menunjuk hair band bentuk daun perak polos tanpa tambahan warna apapun.

Mia memasangkan hair band tersebut pada beatrice di sela rambut panjang nya yang di jalin dengan longgar.

"tok...tok...tok..." pintu kamar Beatrice di ketuk dari luar.

Saat Mia membuka pintu terlihat Alicia sudah berdiri di depan pintu.

"Lady segala persiapan sudah selesai, tuan besar dan para tuan muda suda menunggu Lady di bawah" ucap nya.

"Baik, ini sudah hampir selesai Alicia, tingga sedikit lagi" ucap Beatrice saat Mia sedang merapikan untaian rambut nya yang indah keperakan.

Setelah selesai Beatrice berdiri dan menatap kaca sekali lagi sebelum berjalan keluar dari kamar mya.

Beatrice berjalan keluar dari kamar diikuti oleh Alicia yang melaporkan seluruh persiapan mereka di kedua cafe mereka.

Sesampainya mereka di bawah ayah dan kedua kaka nya sudah menunggu nya, menggunakan pakaian dengan nuansa warna yang sama.

"Ayah... Kakak..." Sapa Beatrice

"Bebe..." Suara Juan yang paling dominan saat menjawab sapaan Beatrice .

"Apa kalian sudah dari tadi, maaf kan aku ya terlambat" ucap Beatrice.

"Tidak apa apa, Bebe, kamu bintang utama nya hari ini, kamu harus paling cantik di banding orang orang lain." jawab Melissa dengan lembut.

"ayo berangkat? Jangan sampai tuan rumah pesta nya telat datang" ucap Liam sambil melihat jam saku emas dari saku jaket nya.

"Tentu Ayah" jawab Beatrice.

Mereka berlima pun berangkat menggunakan dua kereta kuda mewah, dan beberapa pengawal menggunakan kuda kuda besar yang terlihat gagah.

Liam satu kereta dengan Beatrice dan Alicia sedangkan kereta satu lagi adalah Bian, Melissa dan Juan.

Sepanjang perjalanan ada beberapa tambahan informasi yang yang ditambahkan oleh Alicia. Beatrice mendengar kan dengan seksama. Dan sesekali mengangguk tanda mengerti.

Liam menatap sang putri dengan penuh cinta, di saat serius seperti itu Beatrice benar benar mirip dengan sang ibu, hanya saja warna rambut dan mata nya mirip dengan nya.

Liam bertemu dengan Sofia saat Sofia seusia Beatrice saat ini yaitu dua belas tahun, karena itu lah melihat Beatrice Kenangan lama Liam dengan sang kekasih seakan di tarik dengan paksa ke pusat otak nya.

Beatrice yang berlari di bawah matahari dengan gaun sederhana, mata nya bersinar indah penuh semangat, membawa keranjang berisi bunga dan daun obat dari hutan untuk di jual ke pasar,

Liam bertemu Sofia saat pertama kali memantau Wilayah setelah resmi manyandang status sebagai Marquess muda sepulang nya dia dari akademi dengan nilai sempurna.

Sejak pertemuan pertama mereka Liam jadi sering datang ke wilayah sekitar rumah nya Sofia, dan di sana lah dia tau jika Sofia adalah anak petani yang yatim piatu dan tinggal sendiri di rumah kecil peninggalan orang tua nya, biasa nya dia hidup dari menjual hasil kebun yang dia tanam di sekitar rumah nya sendiri, tapi saat hasil panen habis dia sesekali ke hutan mengumpul bahan obat untuk di jual.

Sofia berteman dengan Nella putri tunggal kepala desa nya. hanya Nella satu satu nya yang tau tentang hubungan mereka berdua

Awalnya hubungan Liam dan Sofia bisa tersembunyi dari mata orang orang, mereka selalu bertemu di tepi hutan, sofia tidak pernah tau jika pria yang bersama nya dalah seorang Marquess muda dari March Winfrey.

Hingga akhirnya hubungan mereka tercium oleh Marquess hingga pernikahan nya di tetapkan dengan cepat.

Putri bungsu duke Balace menjadi pilihan kedua orang tua nya.

Dengan berawal nya hubungan Rosalia dengan Liam, hubungan Liam dan Sofia berakhir, hingga bertahun tahun Liam mencoba membuka hati pada Rosalia walaupun hasil nya nihil, walaupun punya tiga anak dalam pernikahan mereka, hati Liam tidak pernah sampai pada Rosalia.

Tapi cinta nya pada ketiga anak nya lah yang membuat nya bertahan dalam pernikahan tanpa cinta bersama Rosalia.

Hingga akhirnya tanpa dia duga Sofia melamar pekerjaan sebagai pelayan di kediaman, hal itu membuat hati Liam yang serasa mati kembali hidup dan membuncah.

Cinta yang meluap membuat Mereka berdua khilaf dan sejak itu lah Sofia bukan lagi pelayan tapi telah di angkat jadi selir Liam, kehidupan Liam kembali bersemangat, apa lagi semenjak Sofia di nyatakan hamil kebahagiaannya berlipat ganda.

panggilkan perang pertahanan perbatasan datang dari yang mulia raja, mau tidak Liam meninggalkan Sofia bersama bayi mereka dan dayang kepercayaannya janda Baroness Nella Richter, anak kepala desa sahabat Sofia dahulu.

tapi sosok Sofia yang melambaikan tangan nya saat mengantar nya ke medan perang kala itu menjadi terakhir kali nya dia melihat sosok sang kekasih.

karena baru enam minggu dia pergi kabar kematian Sofia menghancurkan jiwa nya.

kemarahannya dia curahkan ke medan perang hingga peperangan bisa diakhiri hanya enam bulan saja.

"benar kan ayah..." suara Beatrice yang seperti dentang indah suara lonceng kuil membawa Liam kembali dari masa lalu nya.

"Kenapa sweet heart?" tanya Liam.

"ayah mikirin apa?" bukan nya menjawab pertanyaan sang ayah Beatrice balik bertanya pada sang yang terlihat sedih.

"tidak sweet heart, ayah hanya merindukan mommy mu" jawab Liam lirih.

"apa ayah merindukan mommy?" tanya Beatrice.

"tidak hati ayah tidak merindukan mommy mu, setiap detik menit dan jam yang berlalu hanya ada mommy dalam pikiran ayah" jawab Liam dengan senyum indah.

Gadis dua belas tahun itu pindah duduk ke samping sang ayah dan memeluk liam dengan hangat.

Liam tersenyum dan membalas dekapan sang putri lalu dengan penuh cinta dia mencium ubun ubun nya yang di hiasi hairband berbentuk rangkaian bunga.

***