Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.
Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.
Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.
"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"
Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"
Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKB bab 27
"Di rumah ini, saya masih bawahan, ya?"
Sky mundur satu langkah untuk menatap lekat Lala sambil memainkan dagu berewok miliknya dengan usapan jemari.
"Apa selamanya. Bahkan di rumah ini. Lala Karmela masih bawahan, Pak Sky kah?"
"Tidak juga." Sky menyela cepat. "Tapi istri lebih baik berada di bawah supaya tidak perlu bekerja terlalu keras."
Lala memutar bola matanya. Sky selalu saja membahas perkara ini. "Saya serius, Pak."
"Aku juga serius." Sky melangkah maju, lalu memberikan kecupan lembut di bibir Lala yang tak mampu menepisnya. Artinya, mau tak mau dirinya membalas kecupan suami.
Walau pada akhirnya, dia menajamkan tatapannya juga. "Jadi benar ya, kalau yang dibilang wanita cantik bernama, Viola?"
"Apa?" sela Sky.
"Pak Sky menikahi saya hanya untuk dijadikan sebagai pemuas saja." Lala kecewa karena sungguh, pagi tadi ucapan Viola menyakitkan.
Sementara Sky tak pernah bisa menunjukkan bahwa Sky menghargainya. "Kalau begitu, meski sudah menjadi istri, saya sama saja tidak pantas disebut, Nyonya Sky."
"Jadi apa mau mu?" Sky ingin langsung saja pada intinya, apa yang Lala mau katakan!
"Kita nggak perlu begituan, bisa?" pinta Lala.
"Kau yakin tidak ingin?" Sky kecewa karena Lala menggelengkan kepalanya ringan.
"Kau normal kan?" cecar Sky. Dan lagi- lagi Lala mengiyakannya. "Serius tidak mau?"
Lala tetap mengiyakan. Lagi pula apa enaknya sih berkeringat? Cowok hanya manusia paling egois untuk urusan ranjang, di awal semangat giliran sudah keluar, ia tidur atau mungkin main game tanpa peduli wanitanya puas.
Sejauh dia menikah dengan Harry, jujur saja Lala tak pernah merasakan kenikmatan sebagai seorang istri. Harry tak pernah memberikannya kesempatan orgas selama ini.
Sky kecewa juga, tapi bagaimana lagi? Sky tak bisa memaksa wanita itu. Lagi pula di dalam sumpah pernikahannya, dia akan dengan baik saat menggauli istrinya.
"Okay," putus Sky, sesaat kemudian lelaki itu menghela dan membuang napasnya cepat.
"Kita tidak akan melakukannya." Pernyataan Sky yang membuat Lala tersenyum. "Baiklah, aku tidak memintanya malam ini."
"Terima kasih, Pak!" Lala memeluk Sky sambil tersenyum. Di saat begini, entahlah, dia mulai merasakan ketulusan pria itu.
"Tapi ada syaratnya." Mendadak, Lala membuka mata yang sebelumnya terpejam menikmati kebersamaan mereka.
"Apa?" Lala melepas pelukannya, lalu menatap penuh selidik pada Sky.
Pria itu tak memunculkan ekspresi apa pun selain cengir datar yang menarik bibirnya saat menunduk untuk berbisik di telinganya.
"Setidaknya, lolos dulu dari tantangan ku, baru aku melepaskan mu malam ini."
"Tantangan apa?" Lala tiba- tiba merinding, Sky kalau sudah berbuat, tak pernah gagal membuat jantungnya ingin copot.
Lala dituntun untuk duduk di sofa, sedang Sky bertolak ke suatu arah. Tak lama pria itu kembali dengan pengaman di tangannya.
Lala mengusap dahinya. Kalau saat ijab Sky yang dibuat mengusap dahi, sekarang Lala yang begitu grogi. "B-boleh ganti baju dulu?"
Sky mengangguk, Sky kemudian bangkit lalu menarik Lala ke kamar mandinya. Lala juga diberikan dress tidur tipis sesuai seleranya.
"Kenapa tidak piyama?" Lala protes karena tubuhnya tidak bisa memakai dress. Dia akan lebih terlihat seperti LC dari pada istri.
Namun, Sky tetap kekeuh. "Itu salah satu derita menjadi istri, Sky."
Lala mendengus kesal, tapi tetap melakukan apa pun yang Sky perintahkan. Dan setelah setuju mengenakannya, Lala lebih rajin membetulkan kain renda di dadanya.
Lala mendatangi sofa, di mana suaminya sudah duduk menunggu, menyilangkan kaki sambil merentangkan ke dua tangannya.
"Ini sama sekali tidak nyaman, Pak."
"Tapi kau sangat cantik." Sky bangkit, meraih tangan wanita itu lalu dikecup keningnya.
Mereka bergandengan tangan, lalu berjalan menuju tempat favorit Sky di kamar ini, atap di atasnya transparan, tempat yang membuat mereka bisa melihat bintang dan rembulan.
Tak ada ranjang, hanya ada matras hitam di lantai.Tempat ini tempat yang biasanya dijadikan tempat nge-gym atau yoga, Sky.
"Kita mulai?"
"Tunggu..." Lala ragu. Sebelumnya, jujur saja Lala tak pernah melakukan ini. Harry hanya bermain flat, makanya hubungannya pun tak ada keseruan selain tempramental-nya.
"Apa lagi?" tanya Sky. Lala kembali menarik napas dalam- dalam, berusaha untuk tidak menghiraukan rasa yang memenuhi otaknya.
Takut adalah perasaan yang mendominasi Lala detik ini pula. Namun, suara pelan Sky begitu meyakinkan nyalinya.
...Bab ini sudah melalui revisi......