NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.


Apakah rencana mereka berhasil?
Dapatkah dengan cara itu trauma yang dalam diri Viela bisa teratasi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalan-jalan

Sudah dua hari Reno menginap di rumah kediaman keluarga Vei.

bahkan kedua orang tua Vei sudah mendesak Reno untuk segera menikahi,anak perempuan mereka.

Bukan main perasaan Reno mendapat restu dari keluarga Vei secepat itu. Namun,Reno tahu kalau Vei tidak semudah itu untuk langsung menerima lamaran.

Jelas,Reno sudah tahu masa lalu Vei.

Dimana Vei diancam dan di perkosa oleh atasannya di lingkup lokasi kerja. Vei juga cerita, bahwa istri dari atasan itu yang salah dan yang merusak hidup Vei. Namun,dengan tega seorang perempuan,dengan status 'istri'nya, meneriakkan pada semua orang bahwa Vei yang menggoda dan merebut suaminya.

Reno yang masih di lingkungan itu,juga telah pernah melihat pria brengsek yang menghancurkan kekasihnya. Rasa geram untuk membunuh pria itu muncul dalam benaknya. Bajingan itu dengan bebasnya lalu-lalang disana. Sedangkan sang korban dari perbuatannya, justru sesak bernafas di tempat kelahirannya sendiri.

Reno sudah mengetahui Vei dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Vei yang memberitahukan pada Reno, berharap pria itu akan pergi dan tak mengusiknya. Jelas trauma sudah tumbuh kuat dalam diri Vei, sampai-sampai berulang kali ia menerima penolakan dari seorang,Vei.

Tapi tak sia-sia ia terus mencoba, dan kini Vei sudah menjadi pacarnya.

"Abang pulang hari ini!"

"Eh-Dek! lusa lah Abang pulang,ya?" bujuk Reno.

"Bang, Abang tahu aku belum punya perasaan samamu, jangan malah karena sikap Abang kayak gini malah bikin aku ilfeel,loh!" Vei memperingatkan.

"hmmm ... Tapi aku masih kangen samamu,Dek."

"Bang? Serius! Muntah betulan aku ntar. Berapa kali aku harus ngomong kalau hubungan ini tolong di jalani secara dewasa! Hubungan kita bukan hubungan remaja cempe-cempe!"

"Eh seriusnya aku,Dek."

"Apanya serius? Jelas-jelas aku di depanmu, tapi malah ngaku kangen?"

"he-em! Aku juga bingung kenapa bisa begitu." Reno menggaruk kepalanya yang mungkin memang kutuan.

"Lagian, kangen tidak bisa dimakan. Buat apa dipusingkan."

Reno tertawa,"Apa-apa adek mikir makanan mulu,dah!"

"Pulang Abang,yah? Jangan buat aku alasanmu jadi berantam dengan keluarga dan tantemu loh?"

"Iya -yah ,Pulang. Tapi nanti malam aja berangkatnya. Untuk hari ini kita jalan dulu,gimana?"

"Malas!"

"Yaudah, berarti lusa ajalah aku pulang!" Reno tersenyum puas.

"isssh ... Yaudah, jalan! Kemana?"

***

Angin yang menerpa wajah dan rambut, ia abaikan begitu saja. Terpukau Vei menikmati pemandangan yang membuka netranya.

"Luas sekali!" gumamnya.

"Cantik,kan?"

"Iyah!" jawab Vei singkat.

Di atas kapal pesiar kini ia berdiri memandang betapa luasnya lautan biru.

" Kamu mau melihat yang lebih indah lagi?" Tanya Reno," Tapi harus nunggu lebih sore lagi, untuk melihatnya."

"Gimana maksudnya?" kening Vei berkerut heran.

"Sunset! jarang-jarang loh cuaca secerah ini, pasti sempurna banget kalau juga sekalian melihat sunset. Gimana Vei?" ajak Reno.

"Ngak usah, ini udah lebih dari cukup! Jangan buat alasan baru buat nunda-nunda pulang,Bang." Vei memicingkan netra, sudah tertebak saja niat Reno.

"Serius,loh Dek! Ayok-lah, kita tunggu sampai sunset-nya muncul dulu,yah? Nanti malam,pasti berangkat pulang kog! Please ... " Rengek Reno.

"He -em! Nanti malam pamit pulang sama orang rumah, udah jelas tahu orang rumah, kalau Abang lagi jalan ke tempat sejauh ini ... Ujungnya apa? Ujungnya disuruh nunda lagi sama orang rumah, terus Mama bilang gini, 'Nak,Reno pulangnya besok pagi saja. Bahaya pulang tengah malam!' " Vei menirukan logat khas mama.

Benar saja, Reno tertawa, mengetahui rencananya terbongkar dengan mudahnya oleh Vei.

Cukup lama mereka menikmati indahnya kepingan bumi, keduanya turun dan sejenak beristirahat di bawah rimbunnya pohon yang tumbuh di tepi pantai.

Cukup indah. Meja-meja dan tempat berteduh lainya begitu estetik dirancang sedemikian rupa.

"Bang,Ayok mancing!" Vei melihat ke tempat pemancingan.

Reno mengikuti pandangan Vei.

"Yok!"

Seratus ribu rupiah untuk satu jam memancing disana. Pancing dan umpan juga sudah disediakan.

Vei menikmati suasana pantai ini. Sesekali ia menyeruput es lemon-tea, untuk menghilangkan haus di bawah teriknya hari.

Masih tiga ekor kecil ikan yang mereka dapat.

"Bang?"

"Iyah,Kenapa,Dek?"

"Aku sebelumnya hanya menceritakan titik terfatal dari diriku ... "

"Udah,jangan dibahas lagi, itu sudah jadi masa lalu juga. Sekarang kita cukup untuk terus berusaha menghilangkan trauma mu saja ya,Dek!" Ucap Reno dengan dewasa.

Kalau dekat seperti ini, Vei menemukan diri Reno yang dewasa dalam berbicara.

Namun,kalau jauh, Vei tak melihat sisi ini lagi.

"Bukan, bukan yang itu maksudku,Bang."

" Jadi?"

"Di depanmu memang keluargaku memperlakukanku baik, tapi di belakang mereka tidak seperti itu."

"Maksudnya gimana, Dek? Jadi bingung!"

"Bukan niat untuk mengungkit masa kelamku, singkatnya saat kejadian buruk itu belum sampai menimpaku, aku menghubungi mereka agar segera menolongku saat itu. Namun, kontak mereka tak ada yang mengangkat panggilanku. Bahkan bajingan itu memberi waktu padaku untuk menghubungi keluarga , sampai aku ditertawakan olehnya. Tapi lagi-lagi tak ada diantara mereka yang mengangkat panggilan dariku. Jika saja salah satu dari mereka mau mengangkat, pasti kejadian itu takkan pernah terjadi di hidupku." Vei memutar-mutar joran.

"Namun,bukan itu inti dari pembicaraanku,Bang.

Sebenarnya aku tak tahu siapa diriku di dalam keluargaku,ralat, keluarga itu!"

"Hush! Ngak boleh ngomong gitu,Dek!"

"Aku jujur ajanya samamu, aku ngomong gini bukan tak ada tujuan juga,Bang. Tapi agar Abang tahu siapa dan apa posisiku di dalam keluarga itu. Mungkin kamu ngelihat bahwa keluarga itu keluarga yang lengkap dan bahagia. Mungkin terlihat harmonis,Kan?"

Reno mengangguk setuju.

"Tapi faktanya,Bang. Mereka memang lengkap. Yah, aku punya dua orang tua kandung yang masih hidup,tidak seperti anak-anak lain yang seumuran ku sudah yatim atau sudah yatim piatu. Aku benar bersyukur aku punya kedua orang yang masih sehat, juga saudara dan adek. Lengkap dan ramai juga. Tapi bagiku itu semua hanya sebatas status 'keluarga' di dalam kertas saja,Bang. Aku malah ngerasa bahwa aku itu tak pernah dianggap di keluarga itu. Aku terus di tuntut untuk menuruti semua keinginan mereka. Yang bukan salahku bahkan bisa mereka buat salahku. Aku memang anak kandung, tapi aku anak yang sekaligus ditirikan."

"Jangan ngomong gitu,adek. Mana mungkin ada orang tua seperti itu. Jelas baiknya mereka samamu. Mau makan ,mau adek ngapain pun mereka perhatiannya samamu." Ucap Reno menasehati.

"Abang baru beberapa hari bertemu mereka. Sedangkan aku? Seumur hidupku sampai saat ini yang melihat mereka seperti apa memperlakukanku. Serius Abang,aku bahas ini juga bukan cari perhatian darimu! Tapi buat ngejaga Abang juga! Aku sudah cukup biasa disakiti oleh mereka, aku hanya ingin Abang jangan sampai disakiti mereka juga." Vei menarik,dan mendapatkan satu ikan ukuran sedang. Cukup menghibur hatinya yang baru saja hampir kembali pilu.

"Tapi,Dek bagaimanapun itu orang tuamu. Aku juga sudah di langkah serius dalam hubungan kita, orang tuamu juga sudah kuanggap sebagai orang tuaku."

"Bang! Tak ada gunanya kamu mendapatkan seribu persen restu dari seluruh keluargaku. Kalau hatiku sama sekali tidak mencintaimu!"

Ucap Vei serius.

"Aku sudah terbiasa sendiri! Di saat aku terjatuh,disaat aku butuh pertolongan, tak ada satupun yang menolongku! Ku peringatkan Abang, batasi dirimu dari batas yang sudah ku buat! Karena Abang sendiri pun tidak muncul disana saat aku sangat-sangat butuh pertolongan!" tambahnya. "Aku tak peduli entah Abang belum mengenalku atau bukan, tapi faktanya kamu tidak disana saat aku terpuruk, itu sama saja!"

"Iya, Dek. Aku tahu batasanku, dengan dua aturan hubungan yang adek minta. Aku akan menuruti apa yang Adek minta" jawab Reno.

"Satu lagi yang perlu Abang ingat, Aku sudah terbiasa sendiri. Jadi kapanpun dan siapapun yang ingin pergi dariku, pergi saja! Orang tuaku saja meninggalkanku,bisa. Apalagi orang lain. Tentu sangat bisa."

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Dek. Aku janji. Kamu sudah cukup melewati banyak rasa sakit, denganku ku pastikan kamu bahagia."

"Tak perlu berjanji,Bang. Aku sudah cukup kenyang karena sering menelan janji -janji. Intinya, kapan pun Abang mau meninggalkanku ! Silahkan saja"

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Astin
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!