NovelToon NovelToon
PETAKA GHIBAH

PETAKA GHIBAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Trauma masa lalu
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.

Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.

Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?

Ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Perasaan Cinta

🌑 Di dunia mimpi.

Dilara bangun dari tidurnya. Dilara menatap wanita cantik yang ada di hadapannya.

"Mama," Dilara langsung memeluk mamanya. Dilara melepaskan semua kerinduan. Dilara menangis semakin mengeratkan pelukan.

"Dila, sayang Mama, lama tidak berjumpa," Clara menciumi Dilara.

"Ma, Dila kangen Mama. Dila gak mau pisah lagi sama Mama. Dila ingin sama-sama Mama," isak Dila.

"Kita pasti akan bersama, tapi bukan sekarang Nak. Tetaplah menjadi Dila Mama yang manis. Jangan mengunci diri, hadapi hidup ini," Clara mengecup kening Dila.

🌑 Di dunia nyata.

"Ma, Ma, Mama, Aaagggh," Dilara terbangun dan merasa nyeri di pundaknya.

Dilara mengedarkan pandangan. Dilara berada di ruangan yang berbau obat-obatan. Tangannya dipasangi selang infus. Dilara menatap wanita yang sedang mencemaskannya sekarang. Bukan mamanya tapi Tante Elma.

"Dila sayang, kamu habis operasi jangan banyak bergerak," Tante Elma memencet bel yang ada di ruangan.

Tidak berapa lama Perawat dan Dokter masuk ke ruangan Dilara. Mereka melihat pundak Dilara berdarah. Dokter membersihkan darah yang ada di pundak Dilara dan mengganti perbannya.

"Tante, apa yang terjadi?" tanya Dilara.

"Sayang, kamu baru saja dioperasi. Pundakmu tertembak,"

"Tertembak?" Dilara mengernyitkan keningnya.

"Iya sayang, dan di luar ada petugas Polisi. Jangan takut mereka hanya meminta keterangan apa yang terjadi padamu,"

Dan dua orang petugas polisi masuk ke dalam ruangan Dilara. Mereka bertanya kejadian tadi malam. Dilara memberikan informasi kepada mereka tanpa ada yang ditutup-tutupi. Setelah cukup mendapatkan informasi petugas kepolisian meninggalkan rumah sakit.

"Dila, apa benar pemabuk itu hanya memukul kepalamu dengan botol? Lalu luka di pundakmu?" tanya Om Cakra.

"Dila gak tau Om, setelah Dila mendapatkan pukulan itu, Dila gak ingat apa-apa lagi," jawab Dila.

"Yah, kok bisa pemabuk itu bunuh diri?" Tante Elma duduk di samping Om Cakra.

"Pemabuk yang mau culik Dila bunuh diri?"

"Iya sayang. Dia ditemukan bunuh diri di peternakan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari taman bermain. Menurut informasi yang didapat polisi, tetangganya bilang dia sedikit stress. Dia selalu ketakutan, hampir setiap malam dia berteriak. Untuk menghilangkan ketakutannya dia meminum miras,"

"Takut? Takut apa?" kali ini Tante Elma yang nanya.

"Entahlah apa yang pernah dilakukannya. Dia merasa selalu diteror dan diancam seseorang," jawab Om Cakra.

"Om, Tante, bolehkah Dila tau kejadian 4 tahun yang lalu? Please," Dilara sedikit memohon kepada Om Cakra dan Tante Elma.

Tante Elma meremas tangan Om Cakra dan menggelengkan kepala. Om Cakra tersenyum menepuk lengan istrinya. Dilara sudah cukup dewasa untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Dengan hati-hati Om Cakra menceritakan kejadian 4 tahun lalu yang terlupakan Dilara.

Dilara meneteskan air mata. Ingatan Dilara tentang kejadian itu mulai terbuka. Dilara ingat betul kondisi terakhir mamanya. Dilara yang waktu itu pingsan sayup-sayup masih bisa mendengar cacian, hinaan, tuduhan pesugihan, pembunuh bayi di telinganya.

Om Cakra dengan berat hati juga menceritakan bagaimana mama dan papanya meninggal. Dilara semakin histeris mendengarnya. Om Cakra dan Tante Elma meminta maaf karena harus menceritakan semuanya kepada Dilara.

Dilara juga memberitahu mereka telah ziarah ke makam orang tuanya, sewaktu kampus Dilara berkunjung ke Desa Damai. Dan makam kedua orang tuanya dipindahkan Pak Kades di Desa Damai. Cakra dan Elma meminta nomor Pak Kades Ali untuk berterima kasih.

Cakra dan Elma keluar untuk makan siang di kantin rumah sakit. Dilara sendirian di dalam ruangan. Dilara sekilas mengingat sewaktu di peternakan samar-samar melihat sosok hitam melampiaskan kemarahannya kepada pria yang sudah berbuat jahat kepadanya.

Sewaktu sosok itu mengeluarkan Dilara dari peternakan yang penuh dengan kobaran api, Dilara juga samar-samar melihat sosok itu. Wajahnya hitam melepuh. Walaupun nampak menyeramkan tapi Dilara tidak merasa takut. Dilara merasa aman bersamanya. Dan sosok itu juga yang mengantarkan Dilara kembali ke taman bermain.

Dari cerita yang Dilara dengar dari Om Cakra, ada 4 orang pria yang sudah melakukan tindakan asusila kepada Clara. Dan semuanya berhasil melarikan diri setelah digebuki papanya dan warga. Dan nenek tua yang memfitnah keluarganya dinyatakan bebas karena tidak adanya bukti yang cukup. Dan nenek tua itu tidak diketahui keberadaannya.

Dilara penasaran dengan pria yang memanggilnya Clara. Mengapa dia memanggilnya Clara. Apa dia mengenal mamanya. Dan mengapa juga dia sebegitu marahnya kepada Clara. Apa karena memang dia dihantui rasa bersalahnya ataukah memang ada setan yang ingin menghukumnya.

"AAAAGGGGHHHHHH!" Dilara memegangi kepalanya.

"Dila, ada apa? Apa ada yang sakit?" Dira dan Salman yang baru saja tiba menghampiri Dilara.

"Kak, kepala ku sakit, tolong panggilkan perawat," pinta Dilara.

Salman berlari keluar ruangan memanggil perawat yang berjaga. Dilara diberikan obat sakit kepala. Efek obatnya mulai kelihatan. Sakit kepala Dilara mulai berkurang.

"Dila, apa yang kamu pikirkan?" tanya Dira.

"Kak Dira, apa Kak Dira tahu sesuatu?"

"Apa?"

"Ada apa denganku Kak?"

"Aku juga tidak mengerti. Yang jelas ada sosok yang menempel padamu. Setiap sosok itu melakukan sesuatu entah apapun itu, tenaga kamu terkuras tubuh kamu melemah, itu lah sebabnya kamu bisa makan berkali-kali lipat dari porsi biasa." Jawab Dira.

Iya, Dilara mengingat beberapa kali dia makan, porsi makannya meningkat. Saat itu Dilara juga merasakan tubuhnya kehabisan tenaga. Ternyata Dira selama ini mengetahui banyak hal tentang dirinya.

Perhatian Dilara kini teralihkan ke pintu. Salman masuk bersama dengan Putri dan Putra. Mereka mengunjungi Dilara di rumah sakit. Putra terlihat sangat mengkhawatirkan Dilara. Putra mengupaskan buah jeruk, apel, pisang untuk Dilara. Dilara dengan malu-malu memakannya.

Putri sedikit kecewa dengan Dira. Dira sama sekali tidak memberikan perhatian lebih kepadanya. Putri memperhatikan Dira yang saat ini sedang melihat ke arah Putra dan Dilara. Putri curiga Dira menaruh hati kepada Dilara. Dan sayangnya Dilara tidak terlalu peka.

"Hmmm, Dilara, apa kamu sudah punya pacar?" Putri sengaja mencari informasi.

"Belum," jawab Dilara sambil menunduk.

"Benarkah? Apa boleh aku daftar jadi pacar kamu?" ucap Putra.

"Dilara sudah mempunyai kekasih dan belum dipublikasikan. Kenalkan, aku kekasihnya Dilara," Dira bangkit dari duduknya dan mengecup kening Dilara.

"APAAAAAAAA!" Salman tersentak begitu pula dengan Putra.

"Apa itu benar Dilara? Apa Dira hanya bercanda kepada kami karena kami lama tidak berjumpa?" Putri harap-harap cemas menanti jawaban Dilara.

Dira duduk di atas tempat tidur Dilara. Dan lagi-lagi mengecup kening Dilara yang kebingungan dengan tingkah laku Dira.

"Apa semua ini belum cukup, untuk dijadikan sebagai bukti bahwa di antara kami ada hubungan?" Dira menatap ke arah Putri.

"Dilara, apakah kamu menjalin hubungan dengan Dira?" tanya Putra.

Dilara hanya mengangguk. Dilara juga masih belum mengerti hubungan antara dirinya dan Dira saat ini.

"Dira, kamu hanya milikku, hanya milikku!" teriak Putri.

CRAAANG!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
😱😱😱🥶😰
Aila
inalillahi
Aila
/Toasted/
Queen
kok pingsan, knp gak ko oit az
Queen
iiiiiiiii 😰
Queen
kirain Bobby juga pelakunya
Queen
lidahnya memang tajam
Queen
hadeeehh
Queen
astaga
Queen
tuh kn nenek tua dari Desa Ghibah
Queen
rasain
Queen
😱
Queen
🥶
Queen
jgn² ini dia si nenek tua penyebar ghibah yang mengakibatkan fitnah. pembunuh Clara.
Aila
yahhhhh, dikit amatttt 🤪
Aila
Betul³
Queen
Wiiihhhh jadian 😍
Queen
Msh misteri
Queen
Jadi kasian
Aila
nah ?????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!