NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:52.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Direktur El-Malik Hospital

Berita pengalihan kepemimpinan rumah sakit sudah sampai di telinga semua karyawan dan para dokter. Rumah sakit swasta terbesar dengan fasilitas lengkap berlogo El-Malik Group di kota itu selalu menjadi sasaran empuk para pemburu berita.

Bukan hanya karena fasilitasnya yang sangat lengkap dan nyaman tetapi juga karena berbagai kemudahan akses untuk berobat di sana dan tentunya pelayanan yang ramah. Dan kali ini berita yang tengah diburu para mereka adalah perihal peralihan kepemimpinan rumah sakit.

Berdasarkan kabar terbaru posisi direktur utama di rumah sakit itu akan diganti oleh sang putra mahkota, putra satu-satunya pemilik El-Malik Group yang telah menyelesaikan pendidikannya di negeri orang dan kini siap mengabdi di rumah sakit milik keluarganya tersebut.

Elisha yang merupakan salah satu dokter di sana tak kalah heboh mendengar berita tersebut. Dari rekan-rekan sejawatnya dia mendengar jika sang direktur baru berstatus masih lajang, tentu hal itu menjadi daya tarik tersendiri di kalangan karyawan, para dokter dan perawat yang masih single.

Seharusnya hari ini Elisha libur, untuk persiapan pernikahannya dia sengaja mengambil cuti di akhir pekan, dokter yang berstatus masih gadis itu selama ini bekerja sangat keras. Menjadi dokter adalah cita-citanya, tidak heran jika saat telah tercapai dia memaksimalkan diri dalam menjalankan tugasnya, di akhir pekan pun waktunya lebih sering di habiskan di rumah sakit.

Namun khusus untuk akhir pekan ini dia bermaksud untuk bertemu dengan WO yang akan menangani pernikahannya dengan kekasih hatinya yang berprofesi sebagai seorang pengusaha, tentunya hasil perjodohan sang kakak karena selama ini dia sendiri tidak punya waktu sekedar untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.

"Maaf, Mas, hari ini aku harus ke rumah sakit. Barusan ada pemberitahuan jika semua dokter dan karyawan harus hadir dalam penyambutan direktur rumah sakit yang baru. Maaf ya ..." Elisha berbicara segan di telepon, dia merasa tidak enak dengan laki-laki yang akan menjadi pasangannya itu,

Setelah menyampaikan alasan dan me-reschedulle rencana mereka ke pekan berikutnya Elisha bernafas lega. Dia pun bersiap untuk menuju ke rumah sakit, hari ini semua dipastikan harus sudah hadir sebelum sang direktur baru datang.

Sebuah aula yang biasa di gunakan untuk pertemuan seluruh dokter atau karyawan yang berada di lantai paling atas rumah sakit itu kini telah di sulap menjadi tempat yang megah. Tidak main-main, semua dipersiapkan begitu sempurna.

Karangan bunga berderet memenuhi lorong satu lantai itu, di lobi rumah sakit bahkan tak kalah penuh. Sepertinya kedatangan sang direktur baru ini sudah sangat di nantikan.

Elisha berjalan terburu-buru bahkan setengah berlari ketika melihat jam di pergelangan tangannya menunjukan jika acara sepuluh menit lagi akan dimulai. Tadi dia sempat terjebak macet karena terlambat keluar dari rumahnya padahal hanya lima menit.

Karena buru-buru Elisha tidak sempat melihat nama yang tertera di setiap karangan bunga sebagai ucapan selamat bahkan untuk sekedar say hello dengan para rekan yang berpapasan pun dia tidak sempat. Fokusnya adalah pintu lift yang akan mengantarkannya ke lantai dua puluh, lantai tertinggi di rumah sakit itu.

"Sha, baru datang?" seseorang dengan pakaian yang sama sepertinya menyapa, dia pun terlihat masih mengatur nafas karena setelah sama-sama berada di dalam lift khusus karyawan.

"Hah ...kamu juga?" Elisha mengangguk dan balik bertanya dan juga dijawab anggukan oleh rekan sejawatnya tersebut.

Acara hari ini benar-benar diinformasikan mendadak, sehingga mereka yang hari ini berencana untuk libur menjadi kalang kabut dan harus berakhir dengan hampir kesiangan.

"Alhamdulillah ..." Elisha menghembuskan nafasnya lega setelah keluar dari lift dan menyusuri lorong yang di kiri dan kanannya sudah berjejer karangan bunga dari para relasi baik perorangan, perusahaan maupun instansi pemerintahan.

"Capek ya?" tanya rekan yang tadi bersamanya,

"Banget, gila ...aku sampe lari-lari dari parkiran ke lobby" keluh Elisha yang ditanggapi dengan gelak tanpa suara oleh rekannya sesama dokter itu,

Acara yang menghebohkan seantero rumah sakit pun dimulai. Master of Ceremony dari kalangan selebritis membuka acara dengan meriah.

Rangkaian acara yang diawali dengan sambutan pemilik El-Malik Group sekaligus ucapan terima kasih kepada direktur sebelumnya atas kerja keras dan profesionalnya selama ini untuk El-Malik Hospital juga seluruh karyawan yang juga sangat berharga bagi mereka.

Tidak ada kata atau ucapan yang menunjukkan betapa kaya dan berkuasanya dirinya, sang pemilik El-Malik bahkan menundukkan badannya sebagai ucapan terima kasih pada seluruh karyawan yang sudah bekerja keras.

Di sesi terakhir sambutannya dia pun memperkenalkan sang putra yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan, menjadi penanggung jawab untuk kelangsungan rumah sakit ini ke depannya.

Semua orang bertepuk tangan tatkala sang presdir El-Malik mengakhiri sambutannya dan turun dari podium untuk menyalami mantan direktur utama rumah sakit ini yang merupakan sahabatnya.

Riuh tepuk tangan kembali menggema saat MC memanggil direktur utama yang baru.

"Baiklah, hadirin yang berbahagia kita panggil direktur utama El-Malik Hospital baru kita, dokter Arik Rafandra Malik ..." dengan intonasi suara yang meninggi sang MC memanggil direktur baru itu disambut tepuk tangan yang membahana.

Disaat orang lain bertepuk tangan dengan wajah tersenyum menyambut direktur baru yang berjalan dengan gagahnya menuju podium, Elisha justru membeku.

Tangan yang akan bertepuk urung, bibir yang akan tersenyum berubah menganga, ingatannya kembali mengulang nama yang disebutkan oleh MC tadi.

"dokter ...dokter ...!" seru rekan sesama dokter yang berdiri di sampingnya, dia yang sedang bertepuk tangan melirik heran dengan perubahan sikap Elisha.

"dokter Elisha ..." sentak dokter yang ber name tag Haikal mengguncang bahu Elisha, setengah memaksa mendudukkan Elisha yang masih berdiri dengan tatapan tajam ke arah podium.

"Hah ...dokter Haikal, apa-apaan sih" Elisha tidak terima dia menepis tangan rekannya itu tanpa sadar,

"duduk lagi dok, lihatlah banyak orang yang melihat ke arah dokter" bisik dokter Haikal yang kemudian menyadarkan Elisha dengan keberadaannya saat ini.

"Selamat siang ..." suara yang tak jauh beda dengan beberapa tahun yang lalu, hanya sekarang terlihat lebih gagah dan berkharisma. Elisha tahu betul jika direktur yang berdiri di hadapannya, menyampaikan pidato yang menghipnotis semua orang di ruangan adalah Ariq Rafandra Malik, kekasih dari sahabatnya Kamilia.

Acara utama sudah selesai, saatnya semua orang beramah tamah, Ariq mendatangi beberapa meja untuk menyapa langsung bawahannya dibersamai oleh Pak direktur lama dan beberapa staf lainnya, tidak lupa wajah yang juga tak asing di mata Elisha yaitu teman satu angkatannya juga yang sejak awal selalu berada di samping Ariq, Emirza Ilham. satu persatu di sapa Ariq dengan ramah dan sopan.

Elisha tidak melepaskan tatapannya daei rombongan itu, setiap beralih meja seiring itu pula tatapannya mengekori. Di antara orang-orang yang ada di rombongan itu hampir semuanya Elisha kenal, walau pun dia belum lama bekerja di rumah sakit ini tapi karena sebelumnya sering mengikuti acara-acara internal para petinggi rumah sakit bersama sang ayah, Elisha sedikitnya sudah sering melihat wajah mereka.Hanya satu wajah yang sama sekali tidak Elisha kenal, seorang dokter perempuan yang setelah Ariq turun dari podium terus berada di sisi Ariq.

Rombongan tiba di meja yang tidak jauh dari tempat Elisha duduk, Ariq menyalami semua dokter yang berada di meja itu, tersenyum ramah, meminta bantuan dan arahan serta berharap bisa bekerja sama dengan baik. Sampai seorang dokter perempuan yang cukup senior di rumah sakit ini melontarkan pertanyaan yang membuat semua orang pun ingin tahu jawabannya.

"Maaf sebelumnya Pak, ngomong-ngomong, Pak Dirut ini sudah menikah atau masih single?" tanya dokter spesialis anak itu dengan diiringi senyum. Ariq pun tak kalah membalasnya dengan tersenyum,

"Alhamdulillah masih single, dok" jawab Ariq yang membuat semua orang ber oh ria,

"Wah, calon mantu idaman nih" sahut dokter senior lainnya,

"Insya Allah segera, ya kan Riq?!" direktur lama yang membersamai Ariq menepuk pundak penerusnya yang sudah seperti putranya sendiri,

"Insya Allah, Omm" bukan Ariq yang menjawab, tetapi wanita yang ada di sampingnya,

"Ini? ..." tanya dokter lain,

"Putriku" jawab direktur lama,

"Oh calon tunangannya dokter Ariq" dokter lain yang berada di samping wanita itu berucap,

"mohon do'anya" ucap dokter wanita dengan mata berbinar, terlihat sekali jika dirinya bahagia dengan spekulasi orang-orang di sekitarnya. Sementara Ariq hanya tersenyum tipis, tak berkesempatan berkata apapun karena pembicaraan didominasi oleh para dokter senior.

"Lho kamu? Elisha kan?" di saat fokus mencuri dengar dari pembicaraan para dokter senior Elisha dikagetkan dengan kehadiran Mirza yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.

Ingin sekali Elisha bertanya perihal kebenaran berita yang baru didengarnya perihal calon tunangan Ariq, pikirannya langsung melayang pada sahabatnya Kamilia, Elisha terlihat resah ketika melihat gelagat dokter wanita yang berada di samping Ariq.

"Iya, apa kabar, Mirza? Sudah lama yan kita tidak ketemu dan di grup angkatan juga sangat jarang kita saling bertegur sapa" Elisha berusaha menguasai hatinya, dia mencoba mengakrabkan diri dengan Mirza agar bisa bertanya tentang Ariq.

"Aku baik, kamu juga ternyata jadi dokter, kebetulan kita bertemu di tempat yang sama, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" ucap Mirza formal,

"dokter Ariq, ini Elisha teman angkatan kita, masih ingatkah?" Mirza yang melihat Ariq sudah selesai dengan para dokter senior mengintruksi atasannya itu agar mendekat ke arahnya, dia pun mengingatkan Ariq tentang Elisha.

Ariq tersenyum dengan ramah dan sempat menanyakan kabar Elisha serta menyampaikan harapan yang sama seperti yang diungkapkan Mirza.

Sementara Elisha hanya menganggukan kepala, canggung dan tidak fokus. Dalam hati bertanya-tanya apakah Ariq akan bertanya perihal Kamilia? Atau mungkin mereka sudah bertemu.

"Ar ...eh, dok ...eh Pak Dirut, selamat datang di El-Malik Hospital" ucap Elisha tak kalau formal walau kentara dirinya gugup, niat hati ingin sekali menanyakan perihal Kamilia, namun dokter wanita yang sejak tadi di samping Ariq mengulurkan tangannya ke arah Elisha.

"Temannya dokter Ariq ya? Perkenalkan aku Yumna Nahla, dokter baru di El-Malik Hospital, tunangannya dokter Ariq" ucapnya penuh percaya diri saat Ariq sudah beralih ke meja yang lain.

Bukan tanpa alasan dia memperkenalkan dirinya seperti itu pada Elisha, karena sejak tadi dia melihat Elisha yang terus memandangi Ariq.

"Oh ...hah?!" lagi-lagi Elisha kehilangan fokusnya.

1
Meli Anja
lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
maaf, thorqu..
aqu suudhzon ni ma, Author...
seperti melambat lambatkan kesembuhan Cakra....
pdhl, deg deg an jg aqu nunggu next Bab nya....
🥰😍🤣
Semangat, thorqu!!!!!
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah, ayo semangat sehat cakra buat baby dan kamilia
Lies Raylan
bukankah cinta tidak harus *diucapkan*,
tapi dibuktikan dalam tingkah laku, pengorbanan dan tutur kata keseharian ?
Chu Shoyanie
Dahsyatnya pesona Kamilia smp bisa membuat Cakra cpt move on,good 3x👍👍👍😍
Meli Anja
lanjut kak
Mae Munah
kamilia..katakan cinta dong sama cakra, jangan bilang kalau tebakanku benar bahwa hati kamu tidak mencintainya..aku yakin setiap hari bersama tidak mungkin tidak cinta..ayo kamilia katakan cinta karena cakra sangat ingin mendengarnya darimu..jangan sampe terlambat dan berakhir menyesal.
Chu Shoyanie
Katanya Kamilia prnh hlg ponsel,mgkn sj Ariq nghbgi ke nmr lamanya....ah keluarga Cakra mentang2 kaya seenaknya aja maen gercep...😔
dyah EkaPratiwi
Ayo cakra semangat sembuh bangkit buat anak istri
Chu Shoyanie
Tetaplah berhusnuzhan pd Ariq ya Milia....
Siti Tamzis
apakah novel ini sdh tamat
Lies Raylan
kuikuti maumu yang punya cerita........
Siti Nina
nyesek banget 😭😭😭
Yhanie Shalue
Aku juga rindu sama kamu Riq kembay ke milia 😌
dyah EkaPratiwi
Sabar kamil, semoga cakra bisa berpikir jernih lagi
Mariyatun Mariya
rhor tolong Cakra jangan meninggal ya😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
hahhhhh
jd pesimis aqu pd dirimu, Cak..
walaupun. sikonmu begitu,
tdk pantas laa seorang suami 'memaksa'
pergi istrinya...

aqu juga rindu....
rindu agar kalian bersatu,
dlm ikatan yg halal....
aaaaaaaaaaaaa
gak mungkin...
impossible....
Vote 4 Ariq-Milia...
eh, maaf ya bg Cakra.....
Meli Anja
lanjut kak..kok nyeaek ya bacanya😭😭
S. M yanie
keren kak,,, do'ain aku biar bisa jadi penulis kaya author.
S. M yanie: ya terimaksih kak...
Lailatus Sakinah: Pasti bisa Kakak...semangat...🤩🤩🤩
total 2 replies
Ijlal Arsakha
luar biasa, semangat....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!