NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / ketos / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Arkana Rafandra Pramana, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah bonafit. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan banyak diidolakan oleh kaum hawa. Di samping itu, ia adalah putra dari Arsenio Raymond Pramana, pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia. Di saat hidupnya merasa damai, tiba-tiba dikacaukan oleh seorang gadis yang sangat bar-bar. Senja ... ya nama wanita itu adalah Senja. Seorang gadis manis yang merupakan adik kelas Arkana. Senja memiliki pribadi yang ceria dan mampu menarik perhatian seorang Arkana. Namun, sayangnya perjalanan cinta mereka tidak bisa mulus, karena Arkana dijodohkan dengan gadis bernama Hanna, putri dari sahabat papa dan mamanya. Arkana dengan sangat terpaksa menerima perjodohan, karena hutang budi, dimana mamanya Hanna pernah menyelamatkan nyawa mamanya Arkana. Arkana benar-benar dilema, terjebak di antara dua pilihan. Antara cintanya atau balas budi.Apakah, Arkana bisa bersatu dengan Senja? ataukah dia memang ditakdirkan berjodoh dengan Hanna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamparan sebagai pembuktian

"Kita ke kantin yuk, Senja. Ntar aku traktir kamu!" ajak Adelia dengan senyum manisnya.

"Emm, nggak dulu deh, Del. Aku masih kenyang. Aku juga mau ke toilet," tolak Senja secara halus. Bagaimanapun, gadis itu merasa tidak enak dan tidak mau dianggap memanfaatkan lagi.

"Maaf ya, bukannya nolak kebaikanmu. Tapi emang aku tidak lapar sama sekali," lanjut Senja, ketika melihat raut wajah kecewa dari gadis yang kini sudah menjadi sahabatnya itu.

"Ya udah deh. Aku juga tidak akan ke kantin, karena sebenarnya aku juga tidak lapar," Adelia kembali tersenyum. Karena sebenarnya gadis itu memang tidak lapar.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita ke perpustakaan aja?" Adelia dengan senyum yang tidak tanggal dari bibirnya, memberikan usul.

"Emm, boleh lah. Tapi, kamu duluan aja ya ke sana. Aku ke toilet dulu. Nanti aku akan menyusulmu ke sana," sahut Senja.

Adelia menganggukkan kepala, mengiyakan. "Baiklah, aku tunggu kamu ya!" Adelia beranjak pergi setelah Senja menganggukkan kepalanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Senja berjalan keluar setelah urusannya dari toilet sudah selesai. Dan seperti janjinya pada Adelia, ia langsung berjalan menuju perpustakaan.

Namun, belum sampai di perpustakaan, tiba-tiba langkahnya berhenti karena Hanna menghadang jalannya.

"Ada apa lagi sih? Kalau mau minta maaf, aku sudah maafin," ucap Senja, sembari berusaha mau melewati Hanna.

Hanna menarik tubuh Senja dan mendorong gadis itu hingga kembali ke posisi semula.

"Aku? mau minta maaf? Jangan harap! Aku tidak akan pernah mau minta maaf pada cewek centil kaya kamu," Hanna menatap sinis ke arah Senja.

Senja tersenyum smirk, kemudian menarik napas dalam.

"Kamu lagi ngomongin diri sendiri ya?" sindirnya.

"Apa kamu bilang? Aku lagi ngomongin kamu, bukan ngomongin aku!" pekik Hanna dengan napas memburu.

"Lah, masalahnya aku gak merasa centil. Bukannya kamu yang kecentilan di depan Kak Arkana," Senja masih berusaha merendahkan suaranya saat berbicara dengan gadis yang menurutnya tingkat menyebalkannya sudah sangat tinggi.

"Kamu ...." Hanna mengangkat tangannya hendak memukul Senja. Namun, Senja yang sudah dapat memprediksi apa yang akan terjadi sudah lebih dulu menangkap tangan Hanna dan menghempaskannya dengan kuat.

"Aku sudah pernah bilang kan, kalau aku bukan perempuan yang mudah diintimidasi? Jadi jangan pernah lakukan hak seperti ini lagi. Tanganmu mungkin tidak akan aku hempaskan tapi bisa jadi aku patahkan. Karena aku tidak sesabar itu untuk bisa menahan diri," bisik Senja tepat di telinga Hanna.

"Lagian, aku sama sekali tidak tahu, apa salahku sampai kamu segitunya membenciku," lanjut Senja lagi.

"Kamu mau tahu apa salahmu? Salahmu itu kamu kegenitan dan berusaha menggoda Arkan sampai-sampai dengan liciknya kamu mendekati adiknya lebih dulu,"cetus Hanna dengan sinis

Senja berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian mengembuskan napasnya.

"Haish, aku bingung dengan tuduhanmu yang sama sekali tidak masuk akal. Sudahlah ya, aku tidak mau berdebat lagi denganmu. Permisi!" Senja kembali melangkahkan kakinya, beranjak meninggalkan Hanna.

"Tunggu! Aku belum selesai bicara!" Senja yang sudah melangkah lima langkah sontak menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Ada apa lagi?" tanya Senja dengan raut wajah datar.

"Aku cuma mau mengingatkan kamu, kalau kamu mau tenang bersekolah di sini, jauhi Kak Arkan dan Adelia!" ancam Hanna, menatap bengis ke arah gadis yang dia anggap saingan beratnya.

Senja mendengkus, kemudian tersenyum tipis. Gadis berusia 16 tahun itu berjalan kembali menghampiri Hanna.

"Dengar ya Nona manja. Aku sama sekali tidak pernah mendekati mereka. Kalau mereka bisa dekat denganku, itu berarti bukan salahku. Dan satu lagi, aku tidak akan menjauh dari mereka, kecuali mereka sendiri yang menjauh dariku," ucap Senja lugas dan tegas, membuat Hanna mengepalkan tangannya dengan kencang.

"Dan ingat, aku sendiri yang akan membuat mereka berusaha menjauh darimu. Karena aku tahu kalau kamu akan jadi benalu untuk mereka berdua!" Hanna mencondongkan tubuhnya dan berbicara persis di dekat wajah Senja.

"Ya udah, silakan! Silakan lakukan apapun yang ingin kamu lakukan. Justru itu semakin memperlihatkan nilai kamu yang sebenarnya. Nilai yang ada di bawah rata-rata," ejek Senja dengan sudut bibir yang melengkung membentuk senyuman sinis.

"Kamu ...." Hanna kembali ingin memukul Senja, tapi dia urungkan begitu melihat tatapan tajam gadis itu. Namun, tiba-tiba gadis itu malah menampar pipinya sendiri dan menjerit kesakitan. Apa yang dilakukan Hanna barusan tentu saja membuat mata Senja membola, terkesiap kaget sekaligus bingung.

"Kak Arkan, lihat dia memukul pipiku!" Hanna tiba menghambur ke arah Arkan yang sudah muncul entah dari mana, bersama tiga sahabatnya.

"Heh, aku memukulmu? Sejak kapan? kamu memang ahli ya main drama. Bukannya kamu yang memukul dirimu sendiri?" Senja berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Hanna semakin menangis dan menarik-narik lengan kemeja yang dipakai oleh Arkan.

"Kak, aku tidak bohong. Aku tadi hanya mau meminta maaf padanya tentang masalah rem sepeda itu, tapi dia tetap tidak terima dan justru menampar pipiku. Katanya itu syarat agar dia mau memaafkanku," adu Hanna dengan raut wajah yang memelas berusaha meyakinkan laki-laki pujaannya itu.

Arkana sontak menoleh ke arah Senja, untuk meminta penjelasan.

"Apa? Kakak mau minta penjelasanku?" belum sempat Arkana bicara, Senja sudah lebih dulu bertanya.

"Kalau aku jawab, aku sama sekali tidak melakukan seperti yang dia tuduhkan bagaimana? Apa kakak masih percaya padaku atau justru percaya dengan perempuan manipulatif itu?" dengan tatapan bengis Senja menunjuk ke arah Hanna

"Siapa sebenarnya yang benar di antara kalian berdua?" tanya Arkana mulainya frustasi.

"Tentu saja aku, Kak. Aku tidak mungkin menampar diriku sendiri kan?" Hanna semakin memasang wajah memelas. Dan entah bagaimana caranya gadis itu bisa mengundang air matanya untuk datang, sehingga sandiwaranya terlihat semakin nyata.

"Terserah deh, kakak mau percaya atau tidak. Tapi, yang pasti aku tidak pernah menampar pipinya seperti yang dia tuduhkan," sangkal Senja.

"Kamu jangan bohong! Kamu malah mengatakan padaku kalau aku ini perempuan murahan dan kamu memintaku untuk menjauhi Kak Arkan," Hanna kini menangis sesenggukan.

"Sudah-sudah! Aku tidak tahu siapa di antara kalian berdua yang benar. Tolong jangan buat masalah lagi. Aku __"

Plakkk

Tiba-tiba tangan Senja sudah mendarat di pipi Hanna, hingga membuat gadis itu memekik kesakitan.

"Senja! Kenapa kamu menampar Hanna?" bentak Arkan.

"Kenapa tidak? Aku hanya ingin membuat tuduhannya jadi kenyataan. Sia-sia dong, kalau aku sudah tertuduh, tapi dia tidak benar-benar ditampar?" ucap Senja dengan santai.

"Lagian, aku melakukannya sekalian untuk membuktikan kalau aku sama sekali tidak melakukan apapun padanya. Nih, lihat pipinya! ini baru tandanya ditampar, karena jelas ada bekas di pipinya. Kalau yang tadi hanyalah sandiwara. Jadi, Kakak tahu kan sekarang kalau tadi dia hanya berpura-pura?" lanjut Senja lagi, membuat Arkana menatap tajam ke arah Hanna. Sementara Hanna menundukkan kepalanya. Menahan malu di sela-sela rasa sakit di pipinya.

"Hanna, kenapa sih kamu jadi serendah ini?" cetus Sabiru yang dari tadi hanya diam saja.

"Aku juga tidak menyangka, kamu bisa-bisa punya niat untuk memfitnah dengan cara licik seperti ini," timpal Kevin yang tidak mau ketinggalan.

"Sudahlah, Hanna! Kamu sekarang sebaiknya pergi, daripada kamu mempermalukan dirimu sendiri!" kini giliran Arkana yang bicara. Nada bicara pemuda itu juga terdengar sangat dingin.

Dengan menahan malu, Hanna akhirnya memilih untuk pergi.

"Awas kamu ya! Lihat saja, aku akan membuat kamu kena hukuman karena sudah berani menamparku!" batin Hanna sembari melirik sinis penuh amarah kepada Senja.

Bukannya takut atau merasa ngeri, Senja justru tersenyum mengejek, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Hanna.

Tbc

1
Alivaaaa
Aamiin... sama sama Thor 🤲🥰
terimakasih yg sudah menyuguhkan cerita yg sangat menarik Thor 🥰❤❤❤
Alivaaaa
selamat ya 🥰
Alivaaaa
😁😁
Alivaaaa
sepertinya Senja hamidun nih 😁
Alivaaaa
owalaahhh 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤷‍♀️🤷‍♀️
Alivaaaa
akhirnyaaaa 🤭😅
Alivaaaa
syukurlah... semua mendapatkan kebahagiaan masing² 😍😍
Alivaaaa
selamat ya buat Senja & Arkan 😍😍
Alivaaaa
ya ampuun 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Alivaaaa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Alivaaaa
cie ciee Aldo 😅
Alivaaaa
akhirnyaaa 😍😍
Suci walan dari 99
Kecewa
Suci walan dari 99
Buruk
Alivaaaa
mewek aku 🥺
Alivaaaa
cie cieee Adel 🤭😂😂
Alivaaaa
bagusss papa Daren 👏👏👏👍👍👍😂😂😂
Alivaaaa
baguss Zora 👏
Alivaaaa
owalaaahhh.... ternyata Samudra 🤭😂😂
Alivaaaa
nah loh.... Mampuss kamu Sukma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!