NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXI

"Kau melepaskan kewajiban mu begitu saja? Apa yang kau pikirkan sebenarnya?" Tanya seorang pria tua yang sedang duduk santai di atas sofa kulit ruang kerjanya.

Pria itu berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari sebuah buku yang sedang ia baca.

Sedangkan pria lainnya, yakni Bagaskara juga duduk di sofa, hanya diam sambil menatap lurus kearah depan, pada Elion yang sedang memasang ekspresi datar dan juga keras.

"Kau tidak bekerja dan tidak memberikan instruksi apapun pada bawahan mu" timpal Bagaskara. "Membolos kerja bukan kau sekali".

Pria tua itu berdecak tak senang sebelum berbicara "Kau tidak bisa berbuat seenaknya, kau harus bertanggung jawab dan mengurus semua pekerjaan mu!" Nasehat pria itu dengan nada tinggi, pria itu kemudian menutup bukunya dan beralih menatap Elion sepenuhnya.

"Aku tak ingin hal itu terjadi dua kali!" peringat pria tua itu tegas.

Elion bungkam beribu bahasa, bukan karena takut atau apa, dia terlalu malas meladeni ayahnya. Dia ingin pertemuan mereka segera usai dalam waktu singkat.

"Aku pikir kau sudah mengerti, sekarang kau boleh keluar" tutup pria itu, sesuai dengan harapan Elion.

Siapa yang betah berlama-lama dengan pria tua yang menyebalkan itu? Elion pikir tidak ada.

Elion tidak membuang waktu lagi, dia segera bangkit dari duduknya dan membungkuk hormat pada sang ayah, kemudian keluar dari ruang kerja sang ayah dengan cepat. Bagaskara mengejarnya di belakang pria itu memiliki sesuatu yang ingin di katakan pada Elion, namun tanpa melibatkan sang ayah. Karena ia tau ayahnya akan ikut campur dan menekan Elion.

Dengan terpaksa Elion menghentikan langkahnya untuk mendengarkan apa yang akan saudaranya itu sampaikan, kedua saudara itu saling tatap dengan ekspresi datar yang khas. Elion mengangkat alisnya.

"Aku mendapatkan laporan dari sekertaris Riko bahwa kau tak masuk kerja"

Ucap Bagaskara, "Dia memintaku untuk turun menangani dan menggantikan jadwal mu" lanjutnya.

"Aku menghadiri beberapa pertemuan penting tanpa persiapan. Aku tak akan memarahimu jika kau ingin mengambil libur. Tetapi lebih baik untuk tidak bolos begitu saja. Bicaralah kepadaku" Ucapnya.

"Ya, Terimakasih sudah menggantikan ku kemarin" Jawab Elion datar, tanpa rasa bersalah.

"Aku tak tahu siapa yang melapor pada ayah, tetapi yang jelas pria itu mengawasimu"

"Aku tahu, pria tua itu tak akan tinggal diam dan membuatku untuk hidup tenang" jawab Elion sekenanya.

"Kau membolos bersama asisten pribadi mu kan? Dia adalah karyawan dari divisi pemasaran yang kau ambil kan? Aku beritahu, gadis itu juga masuk dalam pengawasan ayah. Dia menyadari kau tertarik pada gadis itu dan sering mengunjunginya diam-diam dari laporan orang yang selalu mengawasi gerak-gerik mu. Sebaiknya kau lebih memperhatikan gadis itu dan berhati-hati. Ayah tak akan membiarkan sesuatu terjadi diantara kalian" Jelas Bagaskara panjang lebar.

"Aku tak ingin ikut campur apapun, hanya saja, aku tak ingin hal buruk terjadi" ucapnya lagi sambil menepuk pundak Elion dan berlalu pergi.

Hatinya mencelos, pada akhirnya memang begini. Ayahnya akan selalu menyetirnya. Terkadang Elion menyesali keputusannya untuk kembali pada sang ayah.

Berpikir tinggal dengan sang ayah mampu menaikkan taraf hidupnya memang adalah benar. Tetapi diatur sedemikian rupa mengikuti kehendaknya adalah sesuatu hal yang mustahil sanggup ia jalani.

Pantas saja ibunya dulu memilih pergi, siapa yang sanggup hidup dengan pria seperti ayahnya? Kecuali ibunya Bagaskara, dia memiliki power yang sama dengan sang ayah.

Elion bertekad untuk memberontak dan menghancurkan ayahnya jika pria itu berani menyentuh Lotus.

***

Lotus menatap ruangan kerja milik Elion, ruangan itu kosong, tidak di tempati pemiliknya. Elion tidak datang ke kantor, atau mungkin belum? Gadis itu tak tahu pasti.

Jadwal harian Elion hari ini hanyalah memeriksa beberapa grafik dan laporan perusahaan. Jadi tak mengharuskannya datang ke kantor. Sementara Lotus  datang karena dia tetap memiliki pekerjaan.

Sayangnya, dari sejak ia pulang membolos tempo hari, ia tak bisa fokus. Dia terus teringat apa yang dia lakukan bersama Elion.

Setiap melakukan aktivitas hariannya yang terbayang hanya wajah Elion dan sekelebat bayangan seks mereka yang hebat. Diam-diam Lotus juga berharap Elion mengiriminya pesan atau menelponnya. Dia seperti orang bodoh yang menunggu notifikasi dari pria itu seharian. Padahal dia yang pertama bersikap dingin dan menjaga jarak dari pria itu.

Gadis itu sudah menduganya, semua tak akan sama. Dia tak mampu untuk mengesampingkan perasan pribadinya pada saat bekerja.

Kemana sikap profesionalnya yang biasa?

Apa ia telah menyukai Elion? Atau hanya karena hubungan seks mereka hingga ia terpengaruhi perasaan seperti ini? Lotus sangat gelisah.

Mukanya kusut karena beban pikiran, kalo begini apakah ia bisa memaksakan kerja? Lotus menghela nafas untuk kesekian kalinya, menguatkan diri. Tentu saja dia bisa, dia bisa melewati apa yang sedang ia rasakan sekarang.

Kesedihan bukanlah hal baru untuknya. Tetapi dia tetap saja berharap. Lotus  meletakkan kepalanya di atas meja sambil menatap jam dinding. Tak ingin melakukan apapun, bahkan Nicole  dia abaikan. Tak peduli seberapa banyak pesan dan telpon yang masuk dari pria itu. Lotus sudah tak terlalu excited, padahal dia berpikir sudah jatuh pada pria itu.

Mungkin setelah ini dia harus mengajak pria itu untuk bertemu karena merasa bersalah, dia tak mau abu-abu.

Tiba-tiba sekertaris Riko mengetuk pintu dari arah luar menarik atensi Lotus, Dia mempersilahkannya masuk dengan wajah terheran-heran. Pria berwajah datar itu datang membawakannya sebuket bunga seroja dan menaruhnya di atas meja kerjanya. Lotus berusaha tersenyum dan mengambil buket bunga itu kemudian menciumnya.

"Tuan Elion menitipkan bunga itu untuk anda" ucapnya datar, persis seperti biasanya. 

"Dia tak akan datang karena bekerja dari rumahnya, setelah jam makan siang baru dia akan datang ke kantor, saya disuruh untuk mangabari anda"

Lotus hanya mengangguk dan tersenyum kikuk, bingung harus merespon bagaimana lagi. Kenapa pula Elion secara terang-terangan menitipkan bunga pada sekertaris Riko untuknya? Meskipun ia tak khawatir sekertaris itu bermulut besar.

"Kalo begitu saya permisi" Pamit pria itu sopan sebelum pergi. Lotus hanya mengucapkan terimakasih pada Riko sebagai balasan. Gadis itu otomatis merasa sedikit beban terangkat dari bahunya. Dia melihat ada notes pada buket bunga itu dan menutup mulutnya.

"Bunga Seroja cantik, untuk nona Lotus yang cantik.  Semangat untuk hari ini"

-LJN

Notes sama persis seperti yang pernah ia dapat sebelumnya dari Elion. Lotus bahkan masih menyimpan notes itu lengkap dengan bunganya yang sudah mengering.

Tetapi Lotus justru semakin tidak tenang mendapatkan kiriman bunga dari Elion, dia merasa semakin serakah. Dia ingin pria itu menemuinya sekarang ini, namun disisi lainnya ia juga pasti akan menghindar bila mereka bertemu.

"Kenapa aku sangat labil sekali, apa yang aku inginkan sebenarnya?" monolog Lotus.

Lotus mengambil toples kaca berukuran cukup besar dari pantry kantor dan mengisinya dengan air, dia berniat meletakan bunga pemberian Elion itu di mejanya.

Anehnya, sesekali ia bersenandung ria karena telah mendapatkan sedikit semangatnya kembali setelah mendapat kiriman bunga dari Elion, Menurutnya hal itu sangat romantis.

Harga bunga memang tidak mahal, tetapi effort nya lah yang mahal. Lotus akan menghargai setiap pemberian apapun bentuknya dari orang lain. Apalagi bunga yang sesuai dengan namanya dan memiliki arti spesial sesuai tujuannya.

Lotus tersenyum puas memandangi bunga yang telah dia simpan, kemudian melanjutkan pekerjaannya sedikit-sedikit sampai jam makan siang tiba. Gadis itu merenggangkan tubuhnya yang kaku, kemudian mendapat ajakan makan bersama dari teman-temannya di tim divisi pemasaran. Gadis itu tak mungkin menolak, ia akan menyusul teman-temannya makan siang ke kantin.

Disana Lewly, Grace, Nancy, Claudia dan Manajer Nia sudah berkumpul dalam satu meja. Lotus memesan makanan terlebih dahulu sebelum bergabung bersama mereka, kemudian dia membawa makan siangnya dari counter depan dan menghampiri ke meja tempat teman-temannya makan bersama.

"Lotus!" Teriak Nancy heboh, gadis itu melambaikan tangannya ribut.

Suasana hatinya semakin membaik begitu melihat teman-temannya. Meskipun Lotus tak berusaha menampilkan perasaan senangnya.

"Oh aku merindukan dirimu sayanguku" Kata Claudia lebay sambil bergerak untuk merangkul tubuh kurus Lotus dan memeluknya.

Lotus mengambil tempat duduk di sisi Claudia, di meja makan sana sudah tersaji makan siang mereka. Lotus otomatis turut meletakan miliknya disana.

"Apa kau tidak merasa gerah? Cuaca sedang panas dan matahari sedang terik-teriknya tapi kau memakai pakaian dengan model turtleneck seperti itu" Kata Claudia dengan alis terangkat.

"Iya, apa kau sakit?" Tanya Nancy khawatir. Bagi sebagian besar orang meskipun ruangan memiliki pendingin ruangan di tiap sudutnya tetapi memakai pakaian hangat di tengah musim panas adalah hal yang tak lazim dan agak berlebihan. Ruangan tidak sedingin kutub Utara. Apalagi dengan jumlah orang yang tidak sedikit. Terkecuali memang sedang tidak baik-baik saja. 

Lotus tertawa ringan. "Tidak, aku baik-baik saja, hanya saja cuaca tadi pagi sangat dingin sehingga aku memutuskan memakai baju seperti ini. Ternyata semakin siang semakin panas, tetapi tak masalah karena di ruanganku itu cukup dingin" dusta Lotus. Padahal sebenernya dia menutupi jejak ruam keunguan yang tak kunjung hilang sejak Elion mencumbunya.

Mereka tidak bertanya atau menyinggung hal itu lagi karena langsung percaya dengan perkataan Lotus. Padahal biasanya Lotus cukup berani memakai kemeja yang agak terbuka atau blouse sejenis.

"Kau tau divisi pemasaran sangat kerepotan sejak kau tak ada, divisi kami telah kehilangan anak paling rajin dan ambisius. Hanya tersisa gadis-gadis penggosip dan tukang mengeluh di sana, aku sangat sakit kepala dibuatnya" ungkap manajer Nia jujur sambil menyantap makan siangnya. Berbuah pekikan tidak terima dari yang lainnya.

Lotus sendiri hanya tertawa ringan mendengar hal itu.

"Apa kau betah dengan pekerjaan barumu?" Tanya Grace penasaran.

"Kenapa harus selalu di tanya, sudah pasti betah" timpal Lewly. "Iyakan Lotus?" Gadis itu melirik Lotus dengan alis yang naik turun menggodanya. Sebagai balasan Lotus tersenyum tipis, "Sejujurnya aku ingin kembali bersama divisi pemasaran"

"Kenapa? Divisi pemasaran adalah passion mu? Persetan dengan passion, yang terpenting adalah gaji mana yang lebih besar" Keluh Grace berbicara tulus dari hati. Apalagi jika tidak menang achievement atau penjualan menurun, mereka akan sangat di buat gila sebagai sasaran pertama perusahaan. "Lebih baik menjadi asisten direktur, dia sangat tampan oh my God, tidak perlu cuci mata lagi, kau juga bisa modus karena dia belom menikah" ucapnya berlebihan.

"Kau bisa menggodanya kapan saja " ucap Grace sambil menyeringai.

"Hahahhaha itu benar!!" Kata Lewly kencang, gadis itu kemudian memiringkan kepalanya, dan tersenyum penuh arti pada Lotus.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dan mengaduk mie yang tadi sudah dia pesan duluan. "Jika aku menggodanya, apa tidak masalah?" Tanya gadis itu secara spontan.

"Kita berbeda kasta, maksudku, bukankah itu hanya mempermalukan diri sendiri?" Sambungnya.

"Kenapa mempermalukan? Tak masalah jika kau menggodanya selama dalam batas wajar. Apalagi jika dia merespon" kata Claudia bersemangat.

"Kau harus mencobanya. Siapa tau dia jodoh mu"

Lewly mengomentari."Tidak harus, jika kau menarik di matanya, dia pasti akan mengejar sendiri" Lewly memang sengaja lagi-lagi menggodanya.

Lotus mendengus mendengar godaan Lewly. Yang jelas mengandung arti untuknya.

"Wanita mahal tak menggoda duluan" ujar manajer Nia tak setuju.

"Ah manajer Nia kau tak seru, wanita modern lebih berpikir maju dan praktis. Kalau mau sesuatu, tentu saja kita memiliki hak mengejarnya. Wanita mahal tidak diukur dari sana" kata Claudia.

Yang lainnya mengangguk setuju.

"Kau juga sudah tertarik ya kepadanya? Hahahha, sehingga berpikir kesana. Lalu bagaimana dengan Nicole, pria itu kan sedang melakukan pendekatan padamu, apa kalian sudah pacaran?" Tanya Nancy.

Lotus menggelengkan kepalanya. "Tidak, sepertinya hubungan kami tak akan lancar" kata Lotus jujur. "Meskipun aku menyukainya, hanya saja, aku masih belum tau pasti. Kami sering bertukar pesan atau dalam kata lain, komunikasi kita berjalan baik dan intens. Tetapi entahlah kedepannya bagaimana" jelasnya.

"Wah, luar biasa" Ungkap Grace

"Semoga dia pria yang baik dan tepat untuk mu" kata manajer Nia asal.

"Kau sudah lama single, jika memiliki pasangan kau bisa lebih bersemangat dan tak akan kesepian" lanjutnya.

"Atau kau akan lebih stress menjalani hari sebagai perawan tua" timpal Grace "Beberapa orang malah menderita karena kurang beruntung dalam mendapatkan pasangan, tetapi sepertinya tidak akan terjadi jika bersama Nicole, sepertinya dia pria baik kok, royal, dan yang paling penting uangnya banyak"

Begitulah moto para gadis divisi pemasaran, semuanya berpikir realitis.

Lotus sependapat, dia tersenyum, tetapi sayangnya dia selalu merasa insecure dan kurang cukup untuk siapapun. Lagipula di depannya ada peristiwa rumit yang sedang dihadapi. Menghadapi Elion cukup rumit untuknya.

"Iya apalagi yang kau cari? Pada Nicole saja!"

Lotus meringis, pada akhirnya dia hanya diam saja karena bingung harus menjawab seperti apa. Namun tak pembicaraan mereka tak berhenti disitu, mereka semua tak kehabisan topik.

Percakapan terus mengalir dengan santai. Mereka mulai membicarakan masalah pekerjaan, gosip terkini di kantor, atau gosip di dunia entertainment.

Seperti biasa, Lotus hanya menjadi pendengar disana. Tetapi dia senang menjadi bagian dari para gadis itu. Sesekali dia tertawa kecil, terkadang terbahak-bahak. Melupakan beberapa hal yang mengganjal atau menjadi beban di hatinya.

***

Sampai jam kerja berakhir, Elion tak kunjung datang ke kantor. Lotus penasaran kenapa pada akhirnya pria itu memutuskan untuk tidak datang ke kantor. Padahal Riko mengabarkan dia akan datang. Namun gadis itu enggan untuk bertanya apalagi langsung lada orangnya. Padahal dia memiliki alasan pekerjaan untuk bertanya, lagipula dia asistennya. Sudah seharusnya ia tau kegiatan Elion pada saat ini tetapi rasa gengsinya terlalu tinggi. Dia juga memiliki tugas membantu pria itu jika di perlukan. Tetapi tidak ada perintah dan dia tidak bertanya pada akhirnya.

Lotus tersenyum manis sekali begitu keluar dari kantor menuju halte bus terdekat sambil menenteng toples kaca berisi bunga pemberian Elion

Hal itu cukup menarik perhatian orang-orang selama perjalanannya pulang. Di dalam bus, ada seorang anak perempuan yang menatapnya dan bunga itu secara bergantian. Lotus yang merasa gemas memberikannya satu tangkai bunga.

Anak kecil itu tersenyum lebar karena merasa senang dan berterimakasih dengan sopan.

"Terimakasih, bunga ini cantik sekali seperti kakak!" Ucapnya riang.

Disamping sang anak, ibunya tersenyum dan turut berterimakasih pada Lotus, juga menyampaikan permintaan maaf karena membuat Lotus harus berbagi bunganya. Padahal Lotus sama sekali tak keberatan.

Lotus tak bisa menahan diri, dia langsung tersipu malu begitu di puji cantik oleh seorang anak kecil. Semburat merah mewarnai pipi berisinya. Menurutnya pujian mereka jauh lebih murni.

Jauh-jauh dan susah ia membawa bunga itu sampai rumah, untuk kemudian dia letakan di ruang depan.

Begitu sampai rumah, Lotus melepas sepatu highheels nya dan memijat betisnya yang terasa pegal. Lotus menggunakan sepatu itu untuk seharian dan berjalan mondar-mandir di kantor. Belum terhitung lagi perjalanannya berangkat dan pulang yang memerlukan jalan kaki yang lumayan. Cukup menguras energi dan tenaganya.

Lotus tidak langsung mandi atau berganti baju, dia memilih untuk berbaring terlebih dahulu untuk melepaskan rasa lelahnya hanya dengan pakaian dalamnya. Dia mengecek ponselnya dan merasa tak enak terus mengabaikan pesan dari Nicole, jadi dia berinisiatif untuk menelpon pria itu. Tak perlu menunggu waktu lama, Nicole langsung mengangkat teleponnya.

"Halo Lotus apa kabar? Sudah pulang dari kantor?"

"Haiii Nic aku baik-baik saja, bagaimana dengan mu? Aku baru sampai di rumah ini" balas Lotus sambil meringkuk.

"Syukurlah kalo kau baik-baik saja, aku sendiri tak baik. Kau tau, aku berniat untuk menjemput mu pulang. Tapi kau tak kunjung membalas pesanku"

"Iya, terimakasih ya, Oh kau kenapa? Sungguh maafkan aku, aku langsung pulang tadi dan seharian ini aku bekerja hingga tak sempat membalas pesan mu" Lotus mencari alasan supaya tak terdengar buruk dan mengecewakan Nicole.

"Aku sedang sedih, karena kau terus mengabaikan pesan dan telepon ku. Aku berpikir kau sedang mencampakkan ku. Tetapi sekarang aku senang karena ku menyempatkan diri untuk menelpon. Padahal kau pasti sudah sangat lelah dan sibuk bekerja seharian. Kau tak perlu meminta maaf. Justru aku harusnya berterimakasih. Mungkin besok-besok tak perlu lagi menunggu jawaban pesan mu. Aku akan langsung menjemput mu sepulang bekerja" Ucap suara dari seberang sana panjang lebar.

Lotus menyunggingkan senyumnya, "mencampakkan mu? Mana mungkin aku berani mencampakkan pria seperti mu. Tidak perlu Nic Kantor ku sangat jauh kan dari tempat mu"

"Pria seperti ku? Memangnya kenapa pria seperti ku? Tak masalah. Karena aku ingin bertemu dengan mu sekaligus tak ingin kau kelelahan"

Lotus mengulum bibirnya sebelum menjawab. "umm pria seperti mu, pria luar biasa kurasa, uh memang siapa diriku ini sampai bisa mencampakkan mu"

"Hahahah, luar biasa. Kau berpikir begitu??" Tanya Nicole seolah tak percaya. Padahal dia sangat tau kalau dirinya inj luar biasa.

"Ya aku berpikir begitu"

"Astaga, kau membuatku salah tingkah. Aku jadi semakin merindukan mu"

"Benarkah begitu?"

"Tentu saja, jadi kapan kita bisa bertemu?"

"Mungkin secepatnya" jawab Lotus, dia tak mungkin memberikan jawaban pasti pada Nicole untuk bertemu selama bekas ciuman Elion di lehernya masih terpampang jelas. Dia tak bisa, lebih tepatnya tak sanggup, entah itu dia memakai turtleneck ataupun menutupinya dengan foundation.

"Kalo begitu besok pagi aku akan menjemputmu dan mengantarmu ke kantor. Kita sarapan bersama sekalian ya"

Lotus sudah berusaha menolak dengan berbagai alasan, tetapi Nicole menang dengan membantah setiap argumennya.

Tak mungkin ia juga menolak dengan semakin tegas kan? Akan sangat jelas bahwa ia hanya tidak mau dan menghindar. Lotus  tak memiliki pilihan lain pada akhirnya, sampai ia hanya bisa mengiyakan.

"Baiklah kalau begitu"

"Ya sampai jumpa besok ya, selamat malam Lotus selamat beristirahat. Jangan skip jadwal makan malammu"

Setelah percakapan mereka berakhir, Lotus langsung menelusuri mesin pencarian di internet dengan kata kunci; cara menghilangkan bekas kismark, takut besok bekas itu belum juga pudar.

Ada beberapa pilihan dari mesin pencarian, sampai Lotus mengambil yang paling mudah. Yaitu Mengambil bawang putih di dapurnya, memotongnya, kemudian menggosokkannya dengan lembut di area leher yang berbekas. berharap cara dari internet itu berhasil.  Lotus  tinggal mempraktekannya, tetapi ia justru menyentuh bekas itu dengan hati-hati. Perasaan sayang menyelimutinya.

Tbc

chapter sebelumnya karena mature itu ketolak...

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!