NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Waktu itu

"Sepertinya ada sesuatu yang membahagiakan anda, Pak." Romi keheranan sendiri. Ia melihat senyum selalu tersungging di wajah atasannya itu.

Seketika Victor menghapus senyumnya. "Tidak, aku hanya sedang merasa sehat saja. Kenapa sarapanku belum juga datang? Kau pergilah dan kembalilah sekitar pukul 10.00."

"Baik, Pak. Saya akan mengecek sarapan anda. Permisi." Kemudian Romi pun keluar dari kamar Victor.

Tiba-tiba bel berbunyi. Hatinya terlonjak bahagia, seseorang yang sudah ditunggunya akhirnya tiba. Victor pun berjalan menuju pintu dengan perasaan berdebar. Sebentar lagi ia akan kembali bertemu Seruni.

Victor membuka pintu dan berniat segera menyapa. "Ser..." Sontak Victor mengurungkan niatnya karena bukan Seruni yang muncul. Wajahnya yang sumringah berubah dingin.

"Selamat Pagi, Pak. Saya datang membawakan sarapan untuk anda." Ucap Mira, rekan kerja Seruni yang menggantikan Seruni.

Victor pun membuka pintu lebih lebar dan membiarkan Mira menyiapkan sarapan untuknya. "Kemana pegawai yang biasa datang menyiapkanku sarapan?"

"Dia mendadak tidak enak badan, Pak. Jadi saya yang menggantikan." Ucapnya.

Seruni sakit? Seketika Victor merasa khawatir. Sebenarnya ia ingin mencari tahu lebih lanjut saat itu juga mengenai keadaan Seruni, namun tidak mungkin ia melakukannya.

Victor pun memilih untuk melakukan inspeksi terhadap menu-menu sarapan yang dibawa oleh Mira dan memberikannya berbagai koreksi, agar orang lain berpikir memang itulah yang dilakukan olehnya jika Seruni datang ke kamar miliknya.

Setelah Mira meninggalkan kamar, segera Victor mencari tahu kabar Seruni. Ia mencoba menghubungi Seruni namun teleponnya tidak diangkat. Tepat saat itu Romi datang ke kamar Victor. "Cari tahu ada apa dengan Seruni. Kenapa tadi ia tidak datang." Titahnya.

Kemudian Romi pun mencari tahu dan saat mendapatkan informasi ia segera melaporkannya pada Victor. "Seruni agak kurang enak badan, Pak. Dia izin pulang lebih cepat."

Tanpa pikir panjang Victor segera pergi dan meninggalkan semua jadwal yang sudah Romi susun untuknya hari ini. Ia begitu gelisah. Sakit apa Seruni? Kenapa ia tak memberi kabar?

Ada satu kekhawatiran muncul di hatinya. Apakah Seruni bukan sakit tapi justru sudah mengetahui apa yang Victor sembunyikan makanya ia tidak datang?

Victor tahu, ia tak bisa menyembunyikan latar belakangnya selamanya. Cepat atau lambat Seruni pasti tahu mengenai dirinya yang adalah pemilik hotel tempatnya bekerja, juga statusnya yang telah menikah.

Victor pun sampai di rumah Seruni, rumah yang ia siapkan untuk sang mantan terindah. Saat ia menyalakan bel, tak ada tanda-tanda ada seseorang di rumah itu. Victor kembali menghubungi Seruni dan masih tidak diangkat.

Namun saat Victor akan pergi untuk mencari Seruni ke tempat lain, ponselnya bergetar. Seruni menelponnya.

Victor begitu lega. "Babe. Kau di mana? Aku..."

"Aku tunggu di danau sekarang." Kemudian telepon pun terputus.

Perasaan Victor semakin yakin bahwa sepertinya Seruni sudah mengetahui semuanya. Dengan perasaan yang pasrah, Victor pun mengendarai mobilnya ke arah danau.

Tiba di sana, benar saja, Seruni sudah berdiri di bawah pohon rindang, tempat di mana dulu mereka sering bertemu diam-diam.

"Babe..."

"Berhenti panggil aku dengan panggilan itu." Ucap Seruni dengan suara tercekat. Air mata sudah bergenang di pelupuk matanya, jika saja ia mengedip, maka air itu akan terjun bebas ke pipinya.

Victor pun hanya bisa terdiam, ia sudah sangat siap jika Seruni menumpahkan rasa kecewanya padanya. "Kenapa kamu gak pernah bilang kalau kamu udah punya istri dan anak? Kenapa kamu malah datengin aku lagi dan menempatkan aku di posisi kayak gini?!" Teriak Seruni.

Victor mencoba meraih tangan Seruni, namun dengan segera Seruni menangkisnya.

"Babe, dengarkan aku dulu." Pinta Victor, ia merasa bersalah melihat wajah Seruni yang begitu terluka.

"Silahkan kamu bicara. Aku minta kamu dateng ke sini emang pengen denger alasan kamu. Ceritain semuanya sama aku, tanpa ada yang kamu tutupin lagi." Rasa sakit begitu tergambar di wajah cantik Seruni.

Victor pun akhirnya menceritakan semuanya.

Dua belas tahun lalu...

London, Inggris.

Victor baru saja tiba di kampus tempatnya akan menuntut ilmu selama empat tahun ke depan. Ia akan tinggal di asrama yang ada di kampus itu selama menempuh pendidikan. Setelah menaruh semua barang-barangnya di kamarnya, Victor berkeliling melihat kampusnya.

Tanpa sengaja ia bertemu dengan Marsha. Mereka pun bertegur sapa. Victor tahu Marsha memang akan berkuliah di luar negeri juga, namun ia sama sekali tidak tahu jika Marsha akan kuliah di kampus yang sama seperti dirinya. Mereka pun mengobrol banyak hal hari itu.

Malam harinya Marsha meminta Victor untuk mengantarnya ke kamarnya. Marsha mengatakan ia membutuhkan bantuan untuk mengangkat beberapa barang. Victor pun menyanggupinya. Setelah selesai, Marsha memberikan segelas cola untuk Victor. Karena haus Victor pun meneguknya hingga cola itu habis tak bersisa.

"Thanks, ya minumnya. Gue pulang dulu." Pamit Victor.

"Bentar, Vic. Roommate gue belum dateng, gue serem deh kalau di sini sendirian. Katanya dia bakal dateng bentar lagi. Mau gak lo nemenin gue bentar aja sampai dia dateng."

Victor menimang-nimang sejenak hingga ia pun setuju. "Ya udah." Victor pun duduk di sofa yang terdapat di kamar asrama itu. Mereka mengobrol beberapa saat hingga tiba-tiba saja Victor merasa ada yang aneh dengan dirinya. Tubuhnya terasa panas dan hsrtnya tiba-tiba saja membuncah. Victor pun izin untuk meminjam toilet.

Setelah cukup lama, Victor belum juga keluar dari dalam toilet. Marsha pun mengetuk pintu toilet untuk mengeceknya. "Vic, lo gak apa-apa?"

Di dalam toilet, Victor sudah dalam keadaan yang sangat tak terkendali. Benda miliknya entah bagaimana terus menegang. "Gue gak apa-apa!" Dustanya.

Namun Marsha malah masuk ke dalam toilet yang ternyata tak terkunci. Victor lupa untuk menguncinya saking terburunya ia.

"Jangan masuk, Sha!" Victor begitu panik dan mencoba menutupi miliknya yang berdiri tegak.

Marsha tak mengindahkannya. Ia malah mendekat dan memeluk Victor dari belakang. "Gue bisa bantu lo biar adik lo itu jadi lemes lagi."

Victor yang wajahnya sudah memerah dan berkeringat sangat banyak pun akhirnya tahu, Marsha telah menjebaknya. "Lo ngasih sesuatu ke minuman gue?!"

"Kita emang bukan pacar, tapi gak ada yang salah 'kan kalau kita lakuin itu. Lagian pasti lo belum pernah ngelakuin itu sama Seruni. Lo butuh pengalaman biar bisa puasin Seruni."

"Lo gila! Lo gak war..." Ucapan Victor terjeda karena tiba-tiba Marsha menyentuh miliknya. Bibir Marsha pun mulai menjelajah di leher belakang Victor. Dan sentuhan-sentuhan itu membuat Victor semakin tak berdaya.

"Gue gak akan ngomong apa-apa sama Seruni." Lirih Marsha.

"Enggak!" Tolak Victor, berusaha tetap berada dengan akal sehatnya.

Namun Marsha yang sudah tak sabar akhirnya membalikkan tubuh Victor dan seketika mencumbu Victor dengan ganasnya. Victor yang sudah dikuasai hsrtnya pun tak bisa melawan lagi. Hingga terjadilah peristiwa pengkhianatan itu.

Setelah kejadian itu Victor mencoba melupakannya. Ia bersikap biasa dan menutupi semuanya dari Seruni, meskipun dalam hati ia begitu menyesal dan merasa sangat bersalah pada Seruni.

Hingga setelah dua minggu kabar buruk pun datang.

"Gue hamil." Ucap Marsha dengan terisak.

Pernyataan itu benar-benar membuat Victor merasa seperti hatinya dihujam ribuan pisau.

"Gue bakal gugurin. Lo gak usah khawatir. Tapi lo harus bantu gue, Vic. Kita harus buang bayi ini! Gue masih pengen kuliah! Gue belum siap jadi ibu!" Marsha begitu histeris. Ia pun sangat terpukul. Marsha tak menyangka hal yang sudah ia rencanakan itu membuatnya mengandung. Ia sama sekali tak menginginkan ini terjadi.

Akhirnya mereka berdua pun mendatangi sebuah rumah sakit untuk menggugurkannya. Namun saat dokter akan melakukan tindakan, Marsha berubah pikiran. "Gue gak bisa, Vic!"

"Tapi, Sha. Lo sendiri yang bilang..."

"Gue gak mau! Gue takut!"

"Lo harus gugurin, Sha! Gue gak mau khianatin Seruni lebih dari ini!"

"Lo emang tega buat ngebunh bayi lo sendiri? Bayi ini gak berdosa Vic!"

Kata-kata itu membungkam Victor. Hatinya pecah berkeping-keping. Penyesalan terus menggerogotinya. Ia bahkan tak memiliki keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Seruni.

Akhirnya pilihan pahit pun ia tempuh. Victor memilih bungkam dan menghilang dari hidup Seruni dan membiarkan Seruni berada di dalam kebingungan.

Victor akhirnya menikahi Marsha, dan senantiasa menemani Marsha hingga ia melahirkan seorang anak laki-laki yang mereka beri nama, Jason.

Namun setelah itu hari-hari Victor menjadi semakin kacau. Victor menyaksikan sendiri pepatah yang mengatakan bahwa, semua wanita bisa melahirkan, tapi tidak semua bisa menjadi ibu. Setelah Marsha pulih pasca melahirkan, ia menyerahkan semua tanggung jawab merawat putra mereka kepada Victor.

"Gue udah ngelahirin dia setengah mati. Sekarang giliran lo ngerawat dia." Cetus Marsha.

Setelah itu Marsha lebih sibuk bersama dengan teman-temannya dan juga kuliahnya. Sedangkan Victor, setiap hari harus membagi fokusnya untuk kuliah, dan juga merawat bayinya.

1
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
Asep Saepudin
sebel sama Victor,masih meladeni Marsha udh tau Marsha bermuka dua...knpa g d hindari aja,sibuk ya seruni jauh dr Victor,dr PD makan hati terus sama Victor dan Marsha blum ma emran
Asep Saepudin
Marsha bnr2,ular.sbl bgtu,lagian Victor ngapain baikn Marsha,ular d pelihara
Asep Saepudin
rasain tuh Marsha,bermuka dua
Asep Saepudin
pasti ulah Marsha sama rapael
Asep Saepudin
smga Marsha g berniat jahat LG sama seruni
Soeharti Rifangi
apa salahnya menjadi orang miskin pak emran ,semua org pasti ingin menjadi org kaya tp semua kan kembali kpd takdir kita ,kaya maupun miskin dimata Tuhan kan sama derajatnya ..dasar kakek tua /Grimace/
Asep Saepudin
masih saja pa emran keras kepala,..
Soeharti Rifangi
menantu yg kau puja puja wahai pak emran dia hanya tukang selingkuh ,wanita bermuka dua hanya krn dia kaya kau bela mati " an ,apa org miskin seperti seruni tdk berhak bahagia ?hey bp emran ..jadi gemes sendiri aku sama si emran /Frown/
Alisa Erlani
emang emran ngga tahu menantu kesayangan nya pernah selingkuh ko malah mendukung menantunya harusnya dia thu menantu seperti apa marsha itu
Asep Saepudin
Marsha bermuka dua,smga Victor tau kelakuan Marsha terhdp seruni
Alisa Erlani
masrha harus nya thu dri yg mulai ngegoda dluan wktu kuliah kan dia yg hrus nya seruni yg ngomong dia ngerebut viktor dri seruni terus marsha selingkuh sm laki2 lain seolah dia yg tersakiti pas udhd campakan bru ngejer2 suami
Asep Saepudin
seruni bimbang lagi sama perasannya,smga Victor bs melindungi seruni dari marsa sama ayahnya
Asep Saepudin
seruni hamil Viktor,geregt ma Viktor kenapa g bs melindungi seruni dr ayah nya,kn Victor udh g SMA..
Soeharti Rifangi
2 garis merah ,,fiks kamu hamil seruni semoga ada jalan keluar utk permasalahan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!