Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr.K 9.
Entah mengapa, sejak saat itu. Terjadi perubahan yang sangat besar dalam hidup seorang Kenzo, dan itu juga membuat semua orang-orangnya merasa aneh.
"Tuan, salah satu dari orang kita telah tewas. Sepertinya ada pihak yang telah mengetahui transaksi senjata kita." Ujar Ricky saat berhadapan dengan Kenzo.
"Cari tahu segera apa yang terjadi, urus santunan untuk keluarganya dan lakukan pemakaman yang layak. Persiapkan anggota untuk segera berangkat." Kenzo dalam diamnya telah mempersiapkan segala sesuatu.
"Baik tuan." Ricky beserta yang lainnya bersiap menuju lokasi.
Dalam perjalanan menuju ke tempat tersebut, laju kendaraan mereka mendapatkan sedikit hambatan. Saat iringan mobil milik Kenzo berada di wilayah yang cukup rawan, terdapat beberapa mobil juga yang mengikuti dan masuk dalam iringan mereka.
"Tuan, ada yang mengikuti." Teriak Ricky.
"Serang saja, kita tidak punya banyak waktu." Balas Kenzo dengan menyiapkan beberapa senjata yang akan ia gunakan.
Bagi yang lainnya, mereka telah mempersiapkan serangan untuk para penyusup dengan pengalihan target. Pergerakan dari orang-orang Kenzo cukup cepat, terlihat dari mobil para penyusup yang mulai melamban.
Kenzo beserta Ansel terus melaju menuju titik lokasi target mereka, dan yang lainnya melakukan penyelesaian untuk para penyusup. Saat mobil Kenzo dan Ansel sudah menjauh, dengan mudahnya Vero menembakkan beberapa peluru dari senjatanya dan mengenai ban dari mobil lawannya. Dan hal itu membuat mobil lawan mereka menjadi tidak terkendali, lalu Ricky dan juga Andre menyerang para orang-orang didalam mobil tersebut dengan bidikkan yang cukup akurat.
Namun sayangnya, ada dua mobil lagi yang berhasil menyusul mereka. Melihat akan hal itu, membuat Vero memutar kedua bola matanya dengan malas. Ia mengambil sebuah bongkahan seperti bola, menarik bagian atasnya lalu melemparkannya ke arah mobil tersebut. Dalam hitungan detik sejak bongkahan kecil itu terlempar, suara ledakan terdengar dan menghancurkan kedua mobil tersebut.
"Boom! Aku menang." Seru Vero dengan begitu gembiranya.
Mendapati para lawan mereka telah hancur, mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat yang telah ketahui. Begitu pula dengan Kenzo, saat mereka tiba disana. Dengan pergerakan cepatnya, ia keluar dari mobil miliknya dan juga Ansel mengikutinya.
"Lakukan dengan rapi, Sel. Kali ini, aku ingin mereka musnah." Seringai itu begitu jelas terlihat.
"Baik tuan." Mereka pun bergerak menuju tempat tersebut.
Terdapat beberapa bangunan yang cukup kuno dan juga kumuh disana, tanpa ragu. Kenzo berjalan memasuki wilayah tersebut, terdapat penjagaan yang cukup ketat. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat Kenzo mundur, yang ada malah Kenzo semakin bergerak maju.
"Penyusup!" Teriak dari para orang yang berjaga disana ketika mendapati keberadaan Kenzo dan juga Ansel.
Terjadilah aksi saling serang diantara mereka, hanya berdua dengan Ansel. Tanpa takut dan menyerah, keduanya menyerang orang-orang tersebut dengan cukup cepat dengan senjata yang mereka miliki. Pihak lawan yang mengetahui adanya penyusup, mereka menambah anggotanya untuk membuat pertahanan.
"Ada apa di luar?" Ujar pimpinan dari klan tersebut.
"Maaf tuan, ada penyusup yang datang. Kami belum mengetahui siapa mereka." Lapor salah satu orang kepada pimpinan mereka.
"Perketat keamanan, pastikan mereka tidak dapat menjangkau ruang rahasia." Liam Madava, sang pemimpin klan 'thorns' mengintruksi para anggotanya.
"Baik tuan." Seluruh anggota klan tersebut mengikuti perintah yang diberikan.
Di luar dari bangunan tersebut, Kenzo dan juga Ansel hampir menguasai situasi saat itu. Walaupun hanya berdua, mereka dapat mengimbangi serangan dari pihak lawan. Namun tanpa mereka duga, serangan dari arah terdekat membuat mereka berdua memilih untuk bersembunyi.
Serangan menggunakan senjata beracun menghampiri mereka, begitu pula dengan beberapa anggota dari Dark Black yang sudah berada disana terkena senjata itu.
"Sial! Rupanya pria tidak waras itu yang melakukannya, awas kau Liam!" Erang Kenzo yang mengetahui siapa dalang di baling serangan tersebut.
"Heh, sahabat lama anda kembali tuan." Ansel menyeringai tipis.
"Tidak puas dia mengusikku terus-terusan, aku pun sudah muak padanya." Kenzo menghela nafas beratnya.
Ketika suasana semakin tegang, Kenzo pun kembali melakukan penyerangan. Dengan tibanya Vero dan yang lainnya, membuat pertahanan mereka menjadi lebih cukup.
Prok prok prok.
Suara tepukan tangan bergema, menghentikan pergerakan Kenzo. Terlihat seseorang pria berjalan menunjukkan diri, dia adalah Liam.
"Salam jumpa, Mr. Kenzo yang terhormat. Sungguh kehormatan bagi kami, dengan kedatangan anda." Senyuman itu membuat amarah Kenzo semakin membesar.
"Bre***k kau Liam!" Erang Kenzo mengepalkan kedua telapak tangannya.
"Hahaha, sorry Mr. Kenzo. Senjata anda terlalu menarik untuk aku miliki dengan gratis, bisakah kau memproduksinya lagi dan memberikannya kepadaku?" Senyuman Liam begitu merendahkan lawannya.
Disaat itu, para anggota klan thorns kembali menyerang. Membuat ketiga serangkai (Vero, Andre dan Ricky) dan juga Ansel menjadi disibukkan dengan serangan tersebut, meninggalkan Kenzo yang masih berhadapan dengan liam.
"Ternyata kebaikanku dahulu sudah membuatmu menjadi manusia tidak tahu diri! Kali ini, aku tidak akan mengampunimu!" Balas Kenzo.
"Dengan senang hati aku akan membalas semua yang telah kau lakukan padaku, Kenzo!" Liam bersiap menyerang.
Kedua pun saling serang, dengan senjata yanh dimiliki oleh masing-masing. Membuat pertahanan keduanya begitu kuat, apalagi dengan kemampuan beladiri yang ada pada keduanya.
Namun begitu liciknya Liam, ia menggunakan trik yang cukup membuat Kenzo terlena.
"Sofia!" Teriak Liam mengalihkan perhatian Kenzo dan itu berhasil.
Mendengar nama itu, membuat Kenzo tidak fokus dengan apa yang ia lakukan saat ini. Nama tersebut cukup berpengaruh untuk serangan Kenzo, ketika dirinya lengah. Dengan mudahnya Liam menghantamkan tendangan dan juga gesekan senjata tajam miliknya pada tubuh Kenzo.
"Argh!" Teriak Kenzo bergema.
Tubuh itu terhempas dengan begitu kuat menghantam dinding, terdapat luka yang cukup panjang dan dalam pada punggung Kenzo. Dan itu membuat Liam berkesempatan untuk kabur, ia merasa puas telah melukai musuh lamanya.