NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Apa Nona ingin makan?" tanya Susi yang sedang berdiri di samping pintu.

Ayang mengangguk.

"Tunggu sebentar, saya segera menyiapkannya." Susi pun segera berlalu, bahkan sebelum bibir Ayang mengucapkan kata terimakasih.

Ayang menoleh pada Dani yang menggerakkan kedua alis.

"Hebat lu, Ay! Udah seperti Nyonya besar aja lu sekarang."

Reflek saja tangan Ayang mencubit lengan Abangnya.

"Awhhh.... Sakit Ay!" Dani meringis kesakitan sambil mengusap lengan bekas cubitan adiknya.

Ayang mengerucutkan bibir.

"Ya udah, ayo kita makan. Gue juga lapar banget nih."

Ayang mengangguk, lalu membawa Dani ke ruang makan.

.

.

.

Dani menyudahi makannya dengan bersendawa panjang.

Aggggh!

"Kenyang banget Gue, Ay."

Dani memperhatikan Ayang yang belum juga menghabiskan makanannya. "Ay, itu makanan kenapa cuma lu aduk-aduk saja?"

Ayang menoleh, lalu ia meletakkan sendok diatas piring yang masih berisi makanan. Raut wajahnya pun berubah sedih.

"Lu kenapa sih Ay? Kalau Lu ada masalah, cerita sama Gue." kata Dani menatap lekat adiknya yang kini tengah menunduk.

Ayang diam, ia takut jika Dani mengetahui dirinya hamil, pasti Abangnya itu akan marah ataupun mengutuknya nanti. Hamil di luar nikah adalah aib besar yang begitu memalukan, itu lah yang sering di tanamkan almarhum ibundanya dahulu.

"Aya!" panggil Dani melihat adiknya hanya diam menunduk.

Ayang mengangkat kepala menatap sendu pada Dani, lalu ia menggeleng.

"Lu gak mau cerita sama Gue?"

Lagi-lagi Ayang menggeleng.

Dani berdecak. "Ya udah lebih baik Gue pulang aja."

Kemudian Dani berdiri dari duduknya.

Ayang ikut berdiri dan menahan tangan Dani.

"Malas Gue, kalau Lu gak mau cerita," ucap Dani seperti orang yang tengah merajuk.

"Iya, nanti Ayang cerita."

Dani bisa mengetahui apa yang di katakan Ayang melalui gerak bibirnya.

"Ya sudah, habisin dulu makanan Lu, Gue mau merokok di luar sebentar," ucap Dani, kemudian ia berjalan menuju pintu utama.

.

.

.

Lepas menghisap asap cerutu, Dani kembali masuk rumah menemui Ayang.

"Ay, sekarang Lu ceritain sama Gue, sebenarnya Lu kenapa?"

Ayang diam, menatap tangannya yang trngah meremas ujung pakaian.

Dani menggeser duduknya, kemudian menangkup kedua pipi Ayang, hingga kedua mata Ayang menatap padanya. "Lu gak mau cerita sama Gue?"

Ayang masih saja diam, matanya kini tampak berkilat-kilat.

Dani menghembuskan nafas berat. "Ya sudah kalau Lu gak mau cerita sama Gue." Dani melepaskan tangannya dari pipi Ayang.

Ayang meraih tangan Dani, matanya pun kini sudah basah.

"Ck! Malah menangis." Dani berdecak pelan

"Sudahlah Gue mau pulang, udah malam juga," ujarnya bersiap akan berdiri.

Ayang memperkuat pegangan tangannya di lengan Dani.

"Ayang ikut." Ayang menatap sendu, memohon pada Dani agar membawanya.

"Tapi, gimana caranya Ay? Gak mungkin gua bawa Lu pergi begitu saja. Bisa mati Gue nanti," ucap Dani beralasan.

Ayang meminta Dani menunggunya sebentar diruang tamu, sementara ia pergi menemui Susi, meminta izin pada wanita itu agar membolehkannya pergi dengan Dani.

Bik, boleh ya, Ayang pulang dengan Abang Dani. Hanya sekali ini saja, Bik. Ayang memperluhatkan tulisannya pada Susi dengan wajah memelas.

"Maaf Nona, saya tidak bisa membiarkan Nona pergi tanpa izin Tuan Daniel," kata Susi tanpa ekspresi.

Hanya sekali ini saja, Bik. Ayang mohon. Ayang terus memohon.

"Maaf Nona, saya tidak bisa mengizinkan. Tapi kalau Nona mau, saya bisa menghubungi Tuan, Nona bisa bicara sendiri dengannya."

Ayang berpikir sejenak, kemudian menulis lagi. Apa dia akan mengizinkan Ayang pergi? 

"Tidak ada salahnya Nona coba dulu."

Ayang mengangguk.

"Kalau begitu Nona duduklah disini." Susi kemudian mengeluarkan ponsel dan mulai melakukan panggilan video dengan tuannya. Setelah terhubung, Susi meletakkan ponsel pada penyangga dengan kamera menghadap ke Ayang.

"Akhem!" Suara deheman Daniel di ujung sana, membuat Ayang seketika meremas jemarinya.

"Kenapa kau hanya menunduk?"

Sejak tadi Ayang memang belum berani menatap pria yang menakutkan baginya itu.

"Apa ada yang ingin kau katakan? Katakanlah cepat," ucap Daniel dingin.

Ayang masih menunduk diam.

"Kalau tak ada yang ingin kau katakan, aku putuskan sambungan telepon ini."

Ayang seketika mengangkat kepalanya, menatap layar ponsel yang menampilkan wajah Daniel.

Daniel menyeringai tipis. "Sekarang katakanlah apa yang kau inginkan?"

Ayang mulai menulis. Tuan, izinkan malam ini saya pulang kerumah saya bersama Abang Dani. Ayang menunjukkan tulisannya pada Daniel.

"Baiklah, tapi Susi harus ikut."

Ayang menggeleng, kemudian menulis lagi.  Saya tidak mau, saya hanya ingin pulang bersama Abang Dani saja. 

"Apa kau ingin lari dariku?" tanya Daniel penuh curiga.

Ayang kembali menggeleng.

"Apa jaminan kau tidak akan lari dariku?"

Ayang kembali menulis. Setelah ini saya janji akan menuruti perintah Tuan. 

Daniel tertawa. "Itu bukan jaminan. Saya ingin sebuah jaminan, jika kau tidak akan kabur."

Saya mau kabur kemana? Saya tak ada keluarga lagi, hanya Abang Dani keluarga saya. tulis Ayang di kertas itu.

"Hm, baiklah. Kau boleh pergi malam ini. Tapi ingat, setelah itu kau akan tinggal bersamaku!"

Ayang berpikir sejenak kemudian mengangguk.

Setelah video call dengan Daniel berakhir, Ayang segera menarik tangan abangnya yang sedang menghisap asap tembakau di luar.

"Maaf Nona, Nona ridak kami izinkan keluar dari pekaranganini," cegat pengawal yang menjaga gerbang rumah.

"Biarkan dia pergi, Tuan Daniel sudah mengizinkannya," ucap Susi yang mengikuti Ayang keluar dari rumah.

Pengawal menatap Susi. "Kau yakin, Sus?"

"Iya, Nona sudah meminta izin pada Tuan, pulang bersama abangnya. Jaminannya adalah Abangnya sendiri."

Dani tersentak, menoleh pada Ayang yang memeluk erat lengannya.

"Baiklah, mari kami antar Nona."

Ayang menggeleng.

"Biarkan saja, malam ini Nona tidak ingin ada orang yang mendampinginya."

"Tapi Sus..?"

"Apa perlu kutelpon Tuan, agar kalian yakin?" potong Susi .

Pengawal tampak berpikir sejenak, setelahnya barulah pintu pagar di buka. "Silahkan Nona."

Ayang menarik tangan Dani, ingin lekas meninggalkan tempat itu.

"Tunggu Ay, Gue ambil motor dulu."

Ayang menoleh kebelakang, melihat Dani yang tengah menunggangi motor empat silinder. Sejak kapan Abang punya motor? Dari mana dia dapat uang? Ayang membatin dalam hati.

Dalam perjalanan pulang Dani mengajak Ayang agar malam ini tinggal di kosannya. Tapi Ayang menolak, ia meminta Dani membawanya pulang kerumah ia dan bundanya biasa tinggal.

.

.

.

Tiba di rumah, Ayang menanyakan perihal motor yang di gunakan Dani, pertanyaan yang sejak dalam perjalanan tadi ingin di tanyakannya.

"Ini motor Gue, Ay," jawab Dani dengan bangganya sembari mengelus motornya.

Kening Ayang berkerut kuat memikirkan dari mana Dani mendapatkan uang untuk membeli motor, karna biasanya semasa almarhum bundanya masih hidup, Dani hanya pulang untuk meminta uang saja, setelah itu ia akan pergi lagi.

"Kenapa memangnya? Lu gak percaya ini motor Gue."

Tak ingin berdebat, Ayang menyodorkan tangannya meminta kunci rumah pada Dani.

"Buka saja, gak di kunci kok."

Ayang melayangkan tatapan tajam pada Dani. Bagaimana bisa dia keluar rumah tanpa mengunci pintu. Ayang membatin dalam hati, lalu membuka pintu rumahnya. Lagi-lagi Ayang di buat kaget melihat ke adaan rumah yang begitu berantakan.

Ayang kembali menatap Dani meminta penjelasan.

"Sebenarnya semenjak Bunda gak ada, Gue baru sekali datang kerumah ini. Waktu itu Gue ingin melihat keadaan Lo. Tapi Lunya malah gak ada di rumah, tahunya udah tinggal di rumah kalangan elite saja."

Ayang mendengus kesal mendengar jawaban Dani, lalu ia masuk ke dalam kamar almarhum bundannya.

Setelah menyalakan lampu, Ayang mengedarkan pandangannya ke seluruh isi di dalam kamar. Ia berjalan, lalu duduk diatas ranjang sembari mengelus bantal yang bisa di gunakan almarhum. Ayang menangis, melepaskan kerinduannya pada sang bunda melalui bantal yang sering di gunakannya.

"Ay, Gue mau keluar sebentar. Lu dirumah dulu ya. Gue gak lama kok." Dani berkata dari ambang pintu.

Ayang tidak menjawab atau pun menoleh ia pelum puas melepaskan rindunya pada barang peninggalan sosok orang yang begitu di cintainya.

1
Miki Yovita
mantap dan menghibur
Eka 'aina
jngn kejam² to nil kamu tu manusia apa iblis to jane
Eka 'aina
kurang seru harusnya ktmu Danil dulu sblm lahiran buat Daniel yg dampingin biar tau perjuangan wanita melahirkan biar segera sadar dari kejahatannya
Eka 'aina
keterlaluan sih kasarnya dasar psikopat GK ada lembut²nya sama perempuan elu lahir dari batu ya kok GK punya hati gitu dasar mafia kejam
Eka 'aina
mulut lu bang pengen gue sumpel pake sandal
Hasmina Nita
😁😁om dahat
Hasmina Nita
semangaattt naga😁
Hasmina Nita
sukaaaaa,, happy ending😍
Hasmina Nita
akhirnya. buka,, buka,,😍
Hasmina Nita
nil isa aeee/Grin//Facepalm/
Brendan Markus
"anda tidak perlu takut nyonya, mereka orang-orangku."
Enak kedengaran nya thorr kalo kau dan tanpa menyebut kata nyonya pemilik rumah harus nya bahasa halus dong bukan pake bahasa kasar gak sopan.
Hasmina Nita
smgat k udin,, org baik byk disayang/Drool/
Dede Bleher
jujur aja ya,se cadelnya anak kecil tp tidak seperti yg di tulis di kisah ini.
aku punya anak 3.
si sulung walaupun cadel ketika umur 1 thn.
tp dia lancar ucapkan kata kata!
pun ponakan ku di Indonesia, mereka walaupun cadel tp bhsnya bisa di mengerti!
Ayu
Tamat sdh crita nya ya thor.. berakhir dgn kebhgiaan. pdhl Udin blm dpt jodoh nya lho. mksh thor crita nya bagus. amgr trs. smg sukses
Sasa Sasa: masih ada lanjutannya kak, jangan lupa mampir
total 1 replies
Ayu
Bastian mgkn ya yg bebaskan mereka
Ayu
Waduh.. Ayang sdh teejebak dlm penyamaran pak Bambang
Ayu
Oh.. crita nya begitu to. jdi mmg Bastian anak dr ayah nya Ayang. dan mereka saudara. kini mlh Bambang yg gila sendiri istri nya selingkuh. pdhl dia sendiri yg suruh
Ayu
Mungkin Bastian bkn anak kandung pak Bambang. pak Bambang bilang ibu Roudiah selingkuh. mk nya pak Bambang dendam sm bu Roudiah. mgkn kah Bastian sm Ayang saudara beda ibu ya
Ayu
Siapakah wanita yg lihat album foto dan menyalah kan ibu Rodiah.
Ayu
Kok bs ya Alexander msh hidup. bkn nya mobil nya terbakar masuk jurang. kok bs ketemu sm Bambang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!