Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.
Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Rp.50.000.000 Tambahan
Liana terpikir sesuatu dan berkata "Rian, bagaimana kamu jadi pacarku saja."
"HAH?" Rian yang sedang minum hampir tersedak mendengar ucapan itu.
"Santai aja," Liana tersenyum. "Kita cuma pacaran bohongan buat yakinin Ayah aku"
Rian masih ragu. "Tapi —"
"Yaudah deh," potong Liana cepat. "Nanti aku kasih kamu satu permintaan. Apa pun, aku bakal tepati!" Ucap Liana membujuk Rian.
"Tapi jangan yang aneh-aneh, ingat!" tambahnya cepat sebelum Rian bisa berpikir macam-macam.
"Iya, aku tahu kok liana" Ucap Rian langsung takut di cap laki - laki bejat.
Rian menimbang keputusannya. Sebenarnya, ini cukup mendadak dan agak aneh tiba-tiba jadi pacar bohongan, tapi di sisi lain, dia juga tidak melihat alasan kuat untuk menolak apalagi sisi baiknya bisa meminta 1 permintaan, yang berarti 'UANG GRATIS' Itulah dipikirkan oleh Rian saat ini.
Rian mulai menekan kegembiraannya dan memakai kesan seperti sebelumnya.
"Yaudah deh," kata Rian akhirnya dengan santai. "Baiklah, saya terima kalo gitu liana."
Liana tersenyum puas. "Bagus! Mulai sekarang, kita pacaran bohongan, ingat bohongan!
Rian mengangkat bahu. "Iya, iya. Tapi kalau aku minta permintaan nanti, jangan kabur ya."
Liana mendengus. "Selama bukan permintaan aneh-aneh, aku bakal tepati!" Ucap Liana menekankan lagi.
Rian mengangguk mengerti dan setelah beberapa saat ia pun bertanya untuk memastikan "Kalo minta bantuan uang bisa?"
Rian terpikir untuk mengembangkan usaha yang kategori makanan di sistem dengan toko sewa yang baru karena mungkin tak bakal muat dan terkesan aneh jika digabungkan.
Liana langsung menyipitkan mata, menatap Rian curiga. "Kamu mau minta bantuan uang, ya?"
Rian terkekeh. "Hehe, cuma nanya. Serius bisa atau nggak nih?" Rian bertanya lagi
Liana menghela napas, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. "Tergantung jumlahnya. Kalau wajar, masih bisa lah. Tapi kalau kamu tiba-tiba minta miliaran, ya jelas enggak!"
Rian tertawa kecil.
"Santai aja, aku bukan orang yang matre, aku buat ngembangin usaha aku." Ucap Rian
"Oh? Usaha apa?" tanya Liana, sedikit tertarik.
"Usaha makanan sih," jawab Rian santai.
"Dan aku ketemuan sama kamu ini juga sekalian mau nyewa toko di mall ini buat usaha pakaian."
"Jadi kalau udah dapet modal dari kamu, aku rencananya buat usahanya lebih besar. Soalnya aku udah memperkirakan harga jualnya bisa lebih murah dari yang lain karena supplier-nya teman lama." lanjut Rian.
Liana mengangguk pelan mengerti "Berapa modal usaha segitu?" Liana kembali bertanya kepada Rian.
"Hmm... Kalau buat usaha makanan dari awal lagi, mungkin sewa ruko satu lagi cocok kali, ya? 50 juta mungkin cukup kali," pikirnya dalam hati.
Ia lalu mengangkat tangannya, mengeluarkan lima jari. "Kalau 50 juta?" tanyanya sambil melirik Liana.
Liana tertawa kecil. "Kecil, itu mah. Gampang!" Liana sebelumnya mengira akan mengeluarkan uang ratusan juta mengingat ia sedang memakai tas Luxya dan rian akan memanfaatkannya tetapi ternyata tidak.
Tas Luxya ialah tas yang harganya satunya saja berharga minimal Rp.10.000.000 dan paling tinggi bisa menyentuh Rp. 400.000.000 dan Lian sedang memakai tas seharga yang sedang yaitu di harga Rp. 150.000.000.
Rian tak menyadari Liana yang memakai tas Luxya, lagi pula ia tak mengenalnya karena ia baru akan berkecimpung di dunia bisnis.
Rian tersenyum senang, tapi sebelum sempat berkata apa-apa, Liana telah menambahkan kembali,
"Tapi ya tetap, kamu harus ikutin rencana pacaran kita dulu. Kalau berhasil, nanti aku bayar. Soalnya kalau nggak berhasil, kartu aksesku nggak bisa dipakai buat ambil uang, hehe." Ucapnya.
Rian menghela napas, lalu tersenyum kecil. "Yaudah deh, berarti aku harus jadi pacar pura-pura yang baik, nih?"
Liana mengangguk dengan percaya diri. "Tentu saja! Selamat berperan, pacarku ganteng." Katanya menjahili Rian.
Pak Surya memasuki kafe Awan Putih, langkahnya tenang sementara matanya menyapu ruangan mencari seseorang.
Di saat yang sama, Rian sedang asyik mengobrol dengan Liana ketika ponselnya bergetar. Ia melirik layar, lalu mengangkat teleponnya.
"Kamu di mana, Rian?" terdengar suara di seberang.
Rian menoleh ke arah jendela dan menjawab santai, "Sini, sebelah kiri, dekat jendela."
Pak Surya segera melangkah ke arah yang disebut Rian, sementara Liana memperhatikan dengan rasa penasaran.
Pak Surya melangkah mendekati meja tempat Rian dan Liana duduk. Setelah memastikan orang yang ia cari, ia bertanya, "Kamu Rian yang tertarik nyewa?"
Rian mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Pak. Saya yang kemarin tanya soal toko di mall ini."
Pak Surya menarik kursi dan duduk di hadapan mereka. "Baik. Jadi, kamu serius mau sewa? Sudah siap dengan dananya?"
Rian menjawab, "Rencananya sih begitu, Pak. Saya sudah hitung-hitung dan udah punya saldonya tinggal bahas detailnya aja sekarang."
Liana tersenyum kecil dan ikut menyimak pembicaraan mereka.
Pak Surya menyenderkan punggungnya di kursi cafe itu untuk beristirahat, ia terlambat datang karna telat terbangun dari mimpi nyenyaknya.
Saat Pak Surya menoleh ke arah sisi kanan berlawanan dari arah jendela.
Di sebelah Rian, Terlihatlah seorang perempuan muda bernama Liana, dan seketika matanya sedikit membesar karena terkejut. Ia langsung mengenali wajah gadis itu anak dari pemilik mal ini! Namun, sebelum reaksinya terlihat jelas, Liana dengan cepat mengedipkan mata, seolah memberi isyarat agar ia tetap bersikap biasa saja.
Pak Surya segera mengontrol ekspresinya dan kembali bersikap profesional. Ia berdehem pelan sebelum berkata, "Baiklah, kalau sudah menyanggupinya kita lanjut bahas soal sewa tokonya." tanyanya sambil menatap Rian, berusaha bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.
Pak Surya menyerahkan dokumen ke Rian yang berisi tulisan penyewaan toko, "Ini kontrak sewanya. Selama 1 tahun, harganya Rp35.000.000. Lokasinya tepat di sebelah toko Awan Putih, alias di sebelah."
Rian membaca sekilas kontraknya,
"Isi kontraknya udah bener nih, ada nomer rekening penerimaan, matrai 10.000 dan bahkan ada kop surat dari gubernur." Pikirnya.
Ia lalu mengangguk. "Baik, kalo begitu saya terima." Ucap Rian.
Setelah beberapa saat, Rian membuka ponselnya yang bernama aplikasi banking
"Udah ya, Pak. Saya sudah transfer ke rekening yang tertera di kontrak."Lanjut Rian.
Pak Surya mengecek ponselnya sebentar, memastikan dana sudah masuk. Setelah melihat konfirmasi transaksi, ia mengangguk.
"Baik, sudah diterima. Dengan ini, kamu resmi menyewa toko itu selama satu tahun."
"Senang berbisnis dengan anda" lanjutnya Pak Surya berjalan ke luar dari cafe Awan Putih.
Liana tersenyum kecil, senang melihat semuanya berjalan lancar. "Bagus, berarti kamu sudah resmi punya tempat untuk usaha. Tinggal urus persiapan toko kan?"
"Iya benar persiapan toko" Ucap Rian.
Liana mengangguk dan kembali menyandarkan punggungnya ke kursi, tampak berpikir. "Jadi, konsepnya bakal seperti apa? Kamu udah ada rencana buat dekorasi atau produk pakaian yang mau dijual?"
Ia menatapmu dengan penuh antusias, seolah ingin membantu jika diperlukan.
"Aku udah ada gambaran. Toko ini bakal fokus jualan pakaian kasual, tetapi tidak semua, toko aku juga menyediakan pakaian khusus dari budaya negara lain untuk perempuan dengan kualitas premium seperti Hanfu wanita mengingat budaya cina sudah mulai trend di negara kita."
Liana mengangguk paham.
Rian melanjutkan perkataannya "dan aku juga mau bikin rak etalase buat jualan aksesori kayak topi, jam tangan, dan kacamata begitu." Jelas Rian mengenai rancangan usahanya nanti.
mohon maaf lahir dan batin